Anda di halaman 1dari 16

POSTMODERNISME DALAM STUDI ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi studi islam
Dosen pengampu Anggi Ahmad Nazroel Hasibuan M.H

Disusun oleh:

Pahmi Sinaga

Nim : 0204213180

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita nikmat
iman dab islam sehingga kita masih dapat menjalani hidup di dunia ini dengan
kesehatan yang baik.
Sholawat serta salam kita ucapkan kepada keharibaan nabi besar Muhammad
SAW. Yang insha Allah kita sebagai orang yang mendapatkan syafaatnya di yaumul
akhir nanti.
Disini pemakalah mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
membantu atas terciptanya makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………………………ii

DAFTAR ISI………………………………......iii

BAB I

PENDAHULUAN………………………..…….1

A. Latar belakang…………………………..2
B. Tujuan pembahsan……………….…...…2

BAB II

PEMBAHASAN………………………………..3

A. Pengertian postmodernisme…...……...…3
B. Contoh postmodernisme………..……….7
C. Tantangan postmodernisme bagi islam….7
D. Strategi muslim………………..………...9

BAB III

PENUTUP……………………………...……..12

A. Kesimpulan…………………/…………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar belakang

Postmodernisme merupakan gerakan kontemporer yang kuat dan modis yang


mengandung banyak ketidakjelasan. Meskipun istilah postmodernisme ini diselimuti
ketidakjelasan, selalu saja orang – orang cenderung untuk membicarakannya. Pada
kesempatan ini penulis akan mencoba memaparkan sedikit banyak tentang istilah
postmodernisme ini dengan segala ketidakjelasannya yang dengan ini penulis akan
mengangkat sosok Akbar S.Ahmed sebagai tokoh yang membahas problem
postmodernisme dengan karya tulisnya yang berjudul islam dan postmodernisme.1

Postmodernisme pada dasarnya dianggap sebagai salah satu istilah yang cukup
dikenal pada abad ke-20. Istilah ini dalam sejarahanya keluar sebagai lanjutan dari arti
modernisasi tepatnya pada tahun 1930 dengan salah satu tokoh terkenalnya ialah
Federico de Onis.

Sebagai penjelasan dalam bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat,


tentusaja sangat penting untuk memahami seluk beluk yang ada di dalam
postmodernisme.

1
Ernest Gellner, menolak Posmoderisme antara fundamentalisme Rasionalis dan Fundamentalisme
Religius, Mizan, 1994,hal 39.

1
B . Rumusan masalah

• Apakah pengertian dari postmodernisme


• Ciri ciri dan contoh postmodernisme
• Tantangan postmodernisme bagi islam
• Bagaimana Stategi kaum muslim dalam menghadapi postmodernisme

C . Tujuan pembahasan

• Memahami pengertian ciri ciri dan contoh postmodernisme


• Dan agar para pembaca memahami postmodernisme dalam studi islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A . Pengertian postmodernisme

Postmodernisme adalah serangkaian paradigma mengenai kritik terhadap


karakteristik masyarakat modern dan terhadap kegagalan yang dilakukan dalam semua
janji-janjinya, sehingga postmodernisme terdapat kecenderungan yang digambaran
sebagai segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas atau berbalik dengan
modernitas yang terjadi.2

Secara etimologis, postmodern merujuk pada sebuah kehidupan setelah


modernisme. Secara filsafat, istilah postmodern merujuk pada dua hal yaitu
ketidakpercayaan tentang metanaratif dan akhir sejarah. Postmodernisme sendiri
memiliki banyak sekali interpretasi yang berbeda-beda, dan masing-masing
menawarkan sudut pandangnya.

Metodologi postmodernisme peka terhadap praktek lokal dan keyakinan rakyat,


dan khususnya peka terhadap makna dan tujuan yang ironis. Sementara Alwi Shihab
menyatakan bahwa postmodernisme adalah suatu gerakan kultural intelektual baru
akibat rasa cemas terhadap janji – janji gerakan modern yang dianggap gombal.
Gerakan posmodern secara tidak langsung menghidupkan kembali pamor agama,
namun gerakan ini mencakup spektrum luas dari berbagai kelompok yang ragam
pemikiran, walaupun bersatu pada rasa kecemasan terhadap kehidupan masa kini. Sisi
gelap dari gerakan ini menggambarkan rasa putus asa, yang berbicara tentang
kehancuran yang tak terelakkan dan kebenaran serta kepastian yang tidak mungkin
dicapai. Sisi cerah dari gerakan ini tetap melihat celah – celah optimisme dalam
kehidupanmasadepan.

Budhy Munawar Rachman menyatakan bahwa postmodernisme didominasi


pengertian – pengertian dan konsep-konsep mengenai pluralisme, fragmentaris,

2
Dosen sosiologi.com, pengertian postmodernisme, ciri ciri, dan contoh lengkap.

3
heteroganitas, indeterminasi, skeptisisme, dekonstruksi perbedaan-perbedaan,
ambiguitas dan ketidakpastian dalam usaha – usaha sintesis berbagai pemikiran
kontemporer.

Setelah melihat beberapa defenisi / batasan postmodernisme selanjutnya kita


akan melihat bagaimana seorang Ahmed mendefenisikan postmodernisme tersebut.3
Akbar S. Ahmed mencoba mendefenisikan postmodernisme dengan terlebih dahulu
memahami modernisme yang akan memungkinkan mengukur postmodernisme.

Modernisme diartikan sebagai fase terkini sejarah dunia ditandai dengan


percaya pada sains, perencanaan, sekularisme dan kemajuan. Keinginan untuk simetri
dan tertib, keinginan akan keseimbangan dan otoritas, telah juga menjadi karakternya.
Periode ini ditandai oleh keyakinannya terhadap masa depan, sebuah keyakinan bahwa
utopia bisa dicapai.Gerakan menuju industrialisasi dan kepercayaan yang fisik,
membentuk ideologi yang menekankan materialisme sebagai pola hidup. Formulasi
kontemporer postmodernisme menurut Ahmed merupakan fase khusus menggantikan
modernisme, berakar pada dan diterangkan sejarah terakhir barat yang berada pada inti
dominasiperadabanglobalabadini.

Terhadap hal ini Ahmed mencoba mengidentifikasikan beberapa ciri utama


postmodernisme dengan menekankan watak sosiologisnya. Ciri – ciri utamanya adalah
sebagaiberikut:4

Berusaha memahami era postmodernisme berarti mengasumsikan pertanyaan


tentang, hilangnya kepercayaan pada modernitas, semangat pluralisme, skeptisisme
terhadap ortodoksi tradisional, dan akhirnya penolakan terhadap pandangan bahwa
dunia adalah sebuah totalitas universal, pendekatan terhadap harapan akan solusi akhir
dan jawaban sempurna.

3
Bryan S. Turner, Orientalisme posmoderisme dan globalisme, Riora Cipta, 2002, hal 12.
4
Akbar S.Ahmed, Posmodernisme bahaya dan harapan bagi islam, Mizan, Cet.IV,1996, Bandung, hal
22

4
• Postmodernisme bersamaan dengan era media, dalam banyak cara yang bersifat
mendasar, media adalah dinamika sentral, ciri pendefenisi dari
postmodernisme.

• Kaitan postmodernisme dengan revivalisme etno religius atau fundalisme perlu


ditelaah oleh ilmuan sosial dan politik.

• Walaupun apokaliptiknya klaim itu, kontinuitas dengan masa lalu tetap


merupakan ciri kuat postmodernisme.

• Karena sebagian penduduk menempati wilayah perkotaan, dan sebagian lebih


besar lagi masih dipengaruhi oleh ide – ide yang berkembang dari wilayah ini.

Maka metropolis menjadi sentral bagi postmodernisme.

• Terdapat elemen kelas dalam postmodernisme dan demokrasi adalah syarat


mutlak bagi perkembangannya.

• Postmodernisme memberikan peluang bahkan mendorong penjajaran wacana,


eklektisme berlebih – lebihan, percampuran berbagai citra.

• Ide tentang bahasa sederhana terkadang terlewatkan oleh posmodenis,


meskipun mereka mengklaim dapat menjangkaunya.

Berdasarkan ciri-ciri utama postmodernisme, maka dapat dilihat bahwa


kecenderungan yang ditekankan dalam literatur postmodernisme adalah rasa anarkinya,
ketidakmenentuan dan keputusasaannya. Namun perlu bagi kita untuk
menginterpretasikan postmodernisme dari segi positifnya yang berupa keberagamaan,
kebebasan meneliti dan kemungkinan untuk mengetahui dan memahami satu sama lain.
Postmodernisme tidak perlu dipandang sebagai kesombongan intelektual, diskusi
akademik yang jauh dari kehidupan nyata, tetapi sebagai fase historis manusia yang
menawarkan kemungkinan yang belum ada sebelumnya kepada banyak orang, sebuah
fase yang memberikan kemungkinan lebih mendekatkan beragam orang dan kultur
ketimbang sebelumnya.

Beberapa pendapat para ahli tentang defininisi potsmodernisme:

5
1. Kvale (2006), Pengertian postmodernisme adalah pengistilahan yang jauh berbeda
dalam posmodern, hal ini dikarenakan postmodernisme memiliki karektristik yang
luas, kontroversial, dan ambigu. Akan tetapi yang pasti Kvale berpendapat bahwa
postmodernisme tersusun dari istilah postmodernitas dan posmodernism.

2. Anthony Giddens, Definisi postmodernisme menurut Anthony Giddens yang


bersumber di dalam bukunya ’The Consequences of Modernity’ adalah munculnya
gerakan mengenai agenda sosial dan agenda politik dengan kosentrasi pada
lingkungan, hingga akhirnya istilah ini menjadi penggantidaripada sistem
kapitalisme dengan sosialisme yang berkembang pada saat ini.

3. Lyotard, Arti postmodernisme adalah munculnya rasa ketidakpercayaan terhadap


permasalahan yang besar di dalam melegitimasikan perkembangan ilmu
pengetahuan.

4. Josh McDowell dan Bob Hostetler, Postmodernisme adalah persefrektif terhadap


dunia yang dicirikhasi dengan munculnya suatu keyakinan mengenai kebenaran
yang diciptakan bukan kembenaran yang berasal dari sifat kebudayaan yang ada
dalam masyarakat.

5. Marvin Harris, Makna postmodernisme adalah peregrakan menculnya


keintelektualan yang berbalik dengan istilah modernisme. Postmodernisme
memberi titik fokus dalam pemahaman unsur budaya dan juga penelitian
yangdianggap lebih istimewa.

6. Eagleton, Definisi postmodernisme adalah pengambilan mengenai ide dari


modernisme dengan mempertajam terhadap kritik dan jarak, karena
postmodernisme dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pemecahan atas
penyebab masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, termasuk di dalamnya
adalah masalah kebudayaan.

7. Habermas, Pengertian postmodernisme adalah terjadinya keberadaan terhadap


kebudayaan elit yang justru dihancurkan pada masa masa modernisme.

6
B . Contoh postmodernisme

Adapun contoh dari postmodernisme yaitu:

1. Paradigma

Paradigma dianggap sebagai pengganti istilah dalam teori yang ada di antara
masyarakat modernisasi. Istilah paradigma ini terus menerus dikembangkan hingga
memunculkan bahwa arti paraidgma yang ada dalam ilmu pengetahuan di era
postmodernisme memberikan gembaran mengenai proses berfikir terhadap
masalahmasalah yang dikaji dan keluar jauh dari pandangan terhadap perekonomian.

Oleh karena itulah pada postmodernisme jarang dikenal dengan pandangan


masyarakat kapitalis atau sosialis, pada postmodernisme sejatinya memberikan
penjelasan mengenai paradigma yang tidak menunjukan pada proses perkonomian akan
tetapi dalam proses budaya dan sosial.

2. Pendidikan

Aspek pendidikan yang menjadi bagian daripada contoh adanya


postmodernisme ialah terkait adanya pandangan tentang kesetaraan antara wanita dan
pria dalam memperoleh beragam aspek pengetahuan. Kesetaraan ini kemudian
memunculkan emansipasi yang artinya semua individu dan kelompok antara laki-laki
dan perempuan ialah setara.

C . Tantangan postmodernisme bagi islam

Akbar S.Ahmed dalam bukunya postmodernisme dan islam dalam sub judul
iblis jahat: media sebagai majikan mengatakan bahwa media sebagai pokok
postmodernisme. Dalam sejarah, tak ada yang telah mengancam kaum muslim seperti
media barat, tidak mesiu senjata abad pertengahan, yang digunakan dengan terampil
oleh kaum muslim di medan perang sehingga di india berdiri Dinasti Mughal, tidak
juga kereta api dan telepon, yang telah membantu menjajah mereka, bahkan tidak juga
pesawat udara yang mereka kuasai untuk penerbangan nasional. Media barat selalu ada
dimana – mana, tak pernah berhenti dan tak pernah memberikan kesempatan. Media

7
menyelidiki dan menyerang tanpa henti, tanpa memperlihatkan kasih sayang terhadap
yang lemah.5

Selanjutnya perlu bagi kita untuk memahami sifat dari media ini yang dalam
bukunya Ahmed selalu menyebutnya dengan kata – kata iblis. media tidak setia dan
tidak ingat teman, mungkin salah satu karakter terpenting media adalah tidak setia.
Karena itu, media membuat adanya perasaan mendua. Kita tahu massa media berarti
kekuatan, penegasan superioritas kultural, dan perluasan filsafat politik. Media adalah
senjata sangat pentingdigudang persenjataan setiap negara. Kita juga tahu bahwa belum
ada sebelumnya dalam sejarah, sebuah adikuasa begitu heran melihat senjatanya
sendiri dimanipulasi oleh musuh.

Media memperhatikan warna kulit dan pada lahirnya bersifat rasis. Pahlawan
media haruslah berkulit putih, atau jika coklat, harus disamak supaya putih. Mata biru
dan rambut pirang disukai. Yang menjadi penjahat selalulah orang asia. Si hitam masih
merupakan streotip. media adalah pengabadian diri dan sangat bersifat sumbang. Bagi
seorang bintang sebuah film yang sukses akan diperbincangkan di Televisi, akan
disusul wawancara diberbagai harian dan majalah dan penampilan diberbagai iklan,
soundtrack lagu akan memperluas pemasaran produk. Kemudian disusul skandal sang
bintang di berbagai tabloid, akan semakin banyaklah publisitas. Media tak henti –
hentinya mengasuh para favoritnya. 6 massa media telah menaklukkan kematian.
Kematian seorang bintang tidak berdampak pada karir di media. Kematian dipandang
sebagai tindakan profesional yang bijaksana. Ketika Elvis meninggal dunia, dia
dikatakan telah membuat karir terbaiknya. pada dasarnya media bersifat demokratis
dan mewakili masyarakat umum. Media telah membuat fakta lebih asing daripada fiksi,
sehingga fiksi lebih enak dilihat dan di dengar. Berita televisi disajikan dengan cara
yang hampir menandingi drama dan fiksi terbaik, seringkali berlangsung satu jam,
dengan musik dramatik, pembaca berita terkenal dengan status bintang, dengan film
dan laporan langsung dari pojok dunia yang paling jauh, berita menjadi menarik.

5
Ibid. hal 229.
6
Ibid. hal 232.

8
Amedis dapat mengubah situasi sehari – hari yang biasa menjadi pertunjukan. media
dengan bersifat netral terhadap posisi – posisi moral dan pesan – pesan spiritual. Media
bisa menayangkan gambar semaraknya perayaan natal di Amerika satu detik dan pada
detik berikutnya orang – orang eropa yang kelaparan. Beberapa detik tersebut sungguh
tidak menggambarkan kompleksitas masyarakat amerika dan afrika. Ini menimbulkan
pertanyaan : bagaimana kita menghubungkan gambar – gambar ini satu sama lain.7
Dan bagaimana posisi kita dalam menghubungkannya dengan semua itu media kuat
karena teknologi tinggi, tetapi lemah karena antropologi kultural. Perang teluk adalah
kasus. Sementara teknologi tinggi memaparkan kejadian dari menit ke menit di teluk
dari segi militer sejumlah serangan udara mendadak, perilaku para serdadu, gerakan
tank dan kapal komentarnya memperlihatkan jurang yang besar dalam
menginterpretasikan makna sosial dan kultural peristiwa – peristiwa tersebut. dalam
dunia kita dunia memainkan peran kunci dalam masalah internasional dan akan
meningkatkan peran ini. Para ahli media memilih dan mengirim pesan – pesan yang
mereka ingin kita menerimanya. Dengan melihat beberapa ciri media diatas, maka
dapat di mengerti mengapa kaum muslim memandang postmodernisme sebagai
nihilisme dan anarki.

D . Strategi muslim

Respon orang muslim terhadap postmodernisme sama dengan yang terjadi pada
satu abad yang lalu : mundur, yang disertai pengungkapan menggebu – gebu keimanan
dan kemarahan. Dari sanusi di afrika utara, hingga mahdi di sudan, orang muslim
tampil menantang imperialisme eropa dan karena diserang, lalu kembali ke padang
pasir dan pegunungan. Di pegunungan dan padang pasir mereka dapat meloloskan diri
dari kolonialisme eropa, disana terdapat kekuatan tradisi, integritas adat, dan harapan
pembaharuan. Bagi orang eropa, orang muslim, di padang pasir dan pegunungannya,
memperoleh tempat yang aman,bebas dari kekuasaan dan pemerintah eropa, orang
muslim kembali ke masa lalu, seakan – akan masa sekarang tak pernah ada.

7
Ibid. hal 233-249.

9
Tetapi sekarang ada satu perbedaan yang penting. Jika satu abad yang lalu
orang muslim dapat mundur untuk mempertahankan integritas kehidupan mereka,
sekarang wilayah mereka sudah dipenetrasi, kemajuan teknologi tidak memungkinkan
lagi untuk meloloskan diri, satelit di angkasa dapat pemantau setiap unta yang melintasi
padang pasir arab. Yang juga dapat dipenetrasi adalah kehidupan kota kelas menengah
muslim yang aman, nyaman dan abadi.

Orang muslim sekarang perlu menghadapi fakta bahwa tidak ada jalan untuk
menghindar, tidak ada jalan untuk mundur, tidak ada tempat untuk bersembunyi, dari
sang iblis. Zaman posmodernis pada tahun 1990-an menghantam pintu ijtihad muslim,
orang muslim mengabaikan agama yang sedang terancam bahaya, sebelum membuka
paksa pintu itu, orang muslim harus tahu kekuatan dan sifat zaman dan untuk itu harus
memahami siapa yang mempresentasikannya. Yang lebih penting, orang muslim harus
memahami mengapa figur – figur madonna dapat mempresentasekan zaman ini.
Serangan datang pada saat kaum – kaum muslim berada pada keadaan terlemah, para
penguasa yang korup, para administrator yang tidak becus, dan para pemikir yang
lemah, menandai masyarakat mereka. Sekalipun ada bentuk simbolik dan retorik,
namun semangat islam sering kali tidak ada dalam usaha mereka, sementara lebih dari
sebelumnya, ijtihad sangat dibutuhkan yang melibatkan wanita, pendidikan dan politik.
Akhirnya, diam dan menghindar bukanlah tugas yang mudah dalam zaman ini. Yang
diberikan zaman posmodernis pada kita melalui defenisinya adalah potensi,
kemungkinan, visi tentang keselarasan melalui pemahaman. Dalam teori, dalam postur,
bahkan melalui logika asal-muasalnya, postmodernisme mmenganjurkan toleransi.
Pada permulaan abad ke-21, konfrontasi antara islam dan barat menimbulkan dilema
internal bagi keduanya. Ujian bagi muslim adalah bagaimana melestarikan esensi pesan
– pesan al-quran, tentang adl dan ahsan, ilm dan shabr,tanpa mereduksinya menjadi
sekedar nyanyian kuno dan kosong dalam zaman kita, bagaimana berpartisipasi dalam
peradaban global tanpa menghapus identitas mereka. Itu adalah ujian yang paling berat.
Kaum muslim berada di persimpangan jalan, jika mengambil satu jalan, mereka bisa
memanfaatkan vitalitas dan komitmen mereka untuk dapat memenuhi tujuan meereka
dipentas dunia, jika mengambil yang lain, mereka bisa menghamburkan energi mereka

10
melalui perselisihan kecil : harmoni dan harapan versus perpecahan dan kekacauan.
Selanjutnya harapan yang di kehendaki dari barat adalah agar barat menggunakan
kekuatan besarnya yang mencakup media untuk membantu menyelesaikan berbagai
problem yang telah berlarut-larut dalam masyarakat muslim. Berbagai problem yang
terkait antara muslim dan non muslim, termasuk diantaranya masalah wanita, anak-
anak dan lain – lain perlu diperhatikan. Tidak akan ada tatanan dunia yang adil dan
bergairah, apalagi tata dunia baru jika kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi tidak
diperbaiki.

11
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Posmodernisme ditakdirkan sebagai ‘tukang kritik’ atas semua bentuk
kemapanan, termasuk kemapanan dalam agama. Karya Akbar S Ahmed,
Postmodernism and Islam: Predicament and Promise menjadi salah satu inspirasi. Judul
karya ini sudah menyimpan dua makna yang delimatis: antara bahaya dan harapan. Itu
artinya, posmodernisme sebagai suatu tata pikir dan nilai harus dibaca secara kritis bagi
pembacanya.
Postmodernisme menurut Akbar S.Ahmed merupakan suatu fase kelanjutan
dari modernisme. Dalam bukunya beliau menyatakan bahwa media sebagai ciri pokok
dari postmodernisme, yang banyak mengandung bahaya terhadap orang muslim. Di
balik itu dalam kesimpulannya ia memandang bahwa postmodernisme juga
mengandung harapan yang hanya mungkin jika ada toleransi yang universal.

12
DAFTAR PUSTAKA
 Akbar S. Ahmed, postmodernisme bahaya dan harapan bagi islam,
Mizan, cet. IV, Bandung,1996.
 Alwi Shihab, Islam Inklusif, Mizan,1999.
 Bryan S Turner, Orientalisme postmodernisme dan globalisme,Riora
Cipta, 2002.
 Budhy Munawar Rachman, Islam Pluralis wacana kesetaraan kaum
beriman,Paramadina, Jakarta, 2001.
 Ernest Gelner, Menolak postmodernisme antara fundamentalisme
rasionalis dan fundamentalisme religius, Mizan, 1994.

13

Anda mungkin juga menyukai