(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Sosiologi Modern II)
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
JURUSAN SOSIOLOGI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya, terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
kami sampaikan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kita contoh
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari berupa sunnahnya dan Al-Qur’an yang dijadikan pedoman hidup
kita selaku ummat-Nya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Teori Sosiologi
Modern II. Layaknya fitrah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan masukan yang konstruktif dalam penulisan makalah ini. kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.kami sangat
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya, baik itu bagi penulis ataupun pada
para pembaca.
Penulis
2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULIAN.......................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
A. Biografi Fredrich Jameson: Kapitalisme Lanjut dan Postmodernisme.......................................2
B. Teori Postmodernisme..............................................................................................................3
C. Kritik Terhadap Teori Postmodernisme.....................................................................................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Postmodernisme............................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posisi dominan mengenai isu posmodernitas adalah jelas bahwa terdapat keterpisahan
antara modernitas dan posmodernitas. Namun, ada sebagian teoretisi posmodern yang
berpendapat bahwa meskipun posmodern memiliki sejumlah perbedaan penting dengan
modernitas, tetap ada kontinuitas di antara kedua hal itu. Pendapat yang paling dikenal
berkenaan dengan gagasan tersebut diajukan oleh Fredrich Jameson (1984; Kellner,2005b)
dalam sebuah esai yang berjudul Posmodernisme, atau logika budaya dari kapitalisme
terbaru, dan juga di kemudian hari dalam kumpulan sebuah esai dengan judul yang sama
(Jameson, 1991). Judul itu jelas mengindikasikan posisi Jameson yang Marxis bahwa
kapitalisme yang saat ini berada dalam fase akhir tetap menjadi fitur dominan dalam dunia
kini, tetapi telah menyebabkan tumbuhnya sebuah logika baru—posmodernisme. Dengan
kata lain, walaupun logika budaya telah mengalami perubahan, struktur ekonomi yang
mendasari merupakan kelanjutan dari bentuk awal kapitalisme. Lebih lanjut, kapitalisme
tetap melakukan muslihat lama, yakni melahirkan sebuah logika budaya untuk membantu
mempertahankan dirinya sendiri. Dalam pembahasan ini, akan mengupas tuntas pembahasan
mengenai biografi Fredich Jameson, Teori Postmodernisme, Kritik terhadap teori ini dan
kelebihan serta kekurangan teori postmodern.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Fredrich Jameson: Kapitalisme Lanjut dan Postmodernisme
Fredrich Jameson adalah seorang kritikus budaya paling penting dalam tradisi
berbahasa Inggris sekarang ini dan dikenal sebagai penyokong utama tradisi teori kritis
Marxisme Barat. Ia dikenal juga sebagai teoritisi politik Marxis, sekaligus seorang
kritikus sastra.
Jameson lahir di Cleveland, Ohio pada tahun 1934. Setelah kuliah di Haverford
College pada tahun 1954, ia berpergian ke Eropa dan mampir di Aix-en Provence,
Munich dan Berlin untuk belajar perkembangan baru filsafat kontinental termasuk
strukturalisme. Berselang kemudian dia pindah ke Amerika dan mengambil studi
doktoral di Yale pada tahun 1960 dan menggarap disertasinya dengan judul Sartre: The
Origins Of a Style, dibawah bimbingan Erich Euerbach, seorang ahli fisiologi Jerman
yang juga pernah menulis sejarah style, yang lalu sangat berpengaruh pada Jameson.
Awalnya, minat besar Jameson terhadap karya-karya Sartre membuatnya tertarik
untuk mempelajari teori sastra Marxian. Meskipun Karl Marx telah mendapat tempat
semakin penting dalam kajian ilmu sosial di Amerika Serikat, sebagian juga karena
pengaruh para pemikir Eropa yang pindah ke Amerika setelah pecah Perang Dunia II
seperti Theodor Adorno, karya-karya beraliran Marxian masih jarang dikenal di dunia
akademik Amerika hingga akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an.
Pergeseran minat Jameson menuju paham Marxisme juga didorong oleh
hubungan politik pribadinya yang semakin meningkat dengan tokoh-tokoh gerakan Kiri
baru. Tema-tema penelitiannya kemudian terfokus pada tokoh seperti Kenneth Burke,
Gyorgy Lukacs, Ernst Bloch, Theodor Adorno, Walter Benjamin, Herbert Mercuse,
Louis Althusser dan Sartre, yang melihat kritik kebudayaan sebagai ciri yang melekat
kuat dalam teori Marxian. Dalam banyak hal, Jameson bersama dengan pemikir kritik
kebudayaan Marxian lainnya yaitu Terry Eagleton, berusaha menjelaskan peran penting
pandangan Marxisme terhadap trend filsafat dan sastra kontemporer. Setelah pindah ke
University of California, San Diego pada tahun 1967, Jameson menerbitkan judul
Marxism and Form: Twentieth-Century Dialectical Theories of Literature (1971) dan
5
The Prison-House of Language; A Critical Account of Structuralism and Russian
Formalism (1972).
6
Menurut Emmanuel, postmodernisme adalah keseluruhan usaha yang bermaksud
merevisi kembali paradigma modern (Emmanuel, 2006: 93).
7
ekonomi, politik dan sejarah yang menandai gejala-gejala sosial mutakhir sejak 1950-an
seiring dengan munculnya struktur masyarakat baru dengan nama beragam.
8
Ali Maksum menyatakan bahwa kritik atas postmodernisme antara lain: a)
Pemikir postmodernisme kurang tegas apakah mereka menciptakan teori atau mengarang
sastra; b) Habermas merasa argumen para postmodernis sarat dengan sentimen normatif,
namun sentimen mereka itu disembunyikan dari pembaca, Habermas mengemukakan
sentimen normatifnya (kebebasan, keterbukaan, komunikasi) yang dijadikan sumber
kritiknya terhadap masyarakat serta menjadi basis bagi praktis politiknya; c) Habermas
mengkritik postmodernisme sebagai perspektif yang gagal membedakan fenomena dan
praktik yang terjadi pada masyarakat modern. Contohnya tentang pandangan dunia yang
didominasi oleh kekuasaan dan pengawasan tidak memberikan peluang yang cukup baik
untuk melakukan analisis yang bermakna atas sumber nyata penindasan dalam kehidupan
modern; d) Pemikir postmodernisme dituduh mengabaikan praktik kehidupan dunia.
Kekeliruan ini merupakan kerugian ganda bagi pemikir postmodernisme. Di satu sisi,
mereka sumber penting perkembangan standar normatif. Sedangkan disisi lain, mereka
menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan akhir karya ilmu sosial (Maksum, 2014: 340,
345-346).
Beberapa kritik tajam terhadap teorii-teori sosial postmodern di atas patut menjadi
catatan untuk memahami masa depan teori-teori sosial postmodern secara lebih jernih
dan koheren. Setidaknya, diperlukan sikap kritis, reflektif dan obyektif dalam
memandang realitas sosial dan budaya kontemporer dewasa ini. Sikap ini diperlukan
sebagai filter agar tidak berkembang sikap a priori, fatalis dan nihilis terhadap
kebudayaan postmodern yang saat ini, bagaimanapun, sedang kita hidupi.
D. Kelebihan dan Kelemahan Postmodernisme
Kelebihan postmodernisme antara lain bahwa perspektif postmodernisme dapat
membuat kita peka terhadap kemungkinan bahwa wacana besar positif, prinsip-prinsip
etika positif, dapat diputar dan dipakai untuk menindas manusia. Martabat manusia harus
dijunjung tinggi, seperti kebebasan adalah nilai tinggi, tetapi bisa saja terjadi bahwa nama
kebebasan sekelompok orang mau ditiadakan. Postmodernisme ikut membuat kita sadar,
sebuah kesadaran bahwa semua cerita besar perlu dicurigai, perlu diwaspadai agar tidak
menjelma rezim totalitarianisme yang hanya mau mendengarkan suara diri sendiri dan
mengharuskan suara-suara yang berbeda dari luar (Zaprulkhan, 2006: 323-324). Menurut
Franz Dahler, postmodernisme memiliki segi positif, yaitu keterbukaan untuk
9
kebhinekaan masyarakat, untuk toleransi, perlawanan terhadap monopoli, dominan
agama, aliran dan ideologi tertentu, hingga menguntungkan demokrasi (Jalaladdin, 2013:
67).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Fredrick Jameson, postmodernisme memiliki dua ciri utama,
yaitu pastiche dan schizofrenia. Jameson mulai dengan menjelaskan bahwa
modernisme besar didasarkan pada gaya yang personal atau pribadi. Subjek
individual borjois tidak hanya merupakan subjek masa lalu, tapi juga mitos
subjek yang tidak pernah benar-benar ada, hanya mistifikasi, kata Jameson
yang tersisa adalah pastiche. Pastiche dari pastiche, tiruan gaya yang telah
mati. Kita telah kehilangan kemampuan memposisikan ini secara historis.
Postmodernisme memiliki konsep waktu yang khas. Jameson, menjelaskan
apa yang dimaksudkan dengan menggunakan teori schizofrena lacan.
Schizofrenik adalah pengalaman penanda material yang tepisah, terisolir, dan
gagal membentuk rangkaian yang koheren.
Kritik terhadap postmodernisme antara lain pemikir postmodernisme
kurang tegas terhadap membedakan apakah mereka menciptakan teori atau
mengarang sastra. Habernas merasa argumen para postmodenis sarat dengan
sentimen normatif.
Kelebihannya postmodernisme dapat membuat kita peka terhadap
kemungkinan bahwa wacana besar positif, prinsip-prinsip etika positif,
prinsip-prinsip etika positif, dapat diputar dan dipakai untuk menindas
manusia. Sedangkan kelemahan postmodernisme. Pertama. Postmodernisme
yang sangat semangat mempromosikan narasi-narasi kecil, ternyata buta
terhadap kenyataan bahwa banyak juga narasi-narasi kecil yang mengandung
banyak kebusukan. Kedua, postmodernisme tidak membedakan antara
ideologi, di satu pihak dan prinsip-prinsip universal etika terbuka, di pihak
11
lain. Ketiga, postmodernisme menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita
besar demi cerita kecil atau lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Medhy Aginta. 2019. Menimbang Teori-Teori Sosial Postmodern: Sejarah, Pemikiran, Kritik
dan Masa Depan Postmodernisme. Journal of Urban Sociology, Volume 2 No. 1
Smart, Barry. 1990. Modernity, Postmodernity and The Present, dalam Turner, Bryan S., (ed),
Theories of Modernity and Postmodernity. London: Sage
12