Anda di halaman 1dari 3

Pitirim A Sorokin

Kehidupan Pitirim A Sorokin


Pitirim Sorokin adalah ilmuwan Rusia yang mengungsi ke Amerika Serikat sejak Revolusi
Komunis 1917. Ia lahir di Rusia pada tahun 1889 dan memperoleh pendidikan di Universitas St
Petersburg. Kemudian Sorokin mengajar disana yang kemudian Ia mendirikan Departemen
Sosiologi.

Karir Sorokin terganggu karena adanya Revolusi Komunis, hal ini dikarenakan Ia sebagai
pejuang anti komunisme. Ia sempat ditahan dan dijatuhi hukuman mati, yang kemudian hukuman
ersebut di ganti dengan hukuman pembuangan ke Cekoslovakia. Stetlah beberapa tahun Ia hidup
dipengasingan, pada tahun 1924 Ia kemudian pergi ke Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, Sorokin bergabung dengan Universitas Harvard dan kemudian mendirikan
Center for Creative Altruism.

Karya-karya Pitirim A Sorokin


1. Social Cultural and Dynamics (1941),
2. The Crisis of Our Age (1941),
3. Society, Culture and Personality (1947).

Teori Siklus Perubahan Sosial


Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai,
norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga
menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa
masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.

Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat
arti, nilai, norma hukum yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-
kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-
budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.

Sorokin mengemukakan teori yang berlainan, ia menerima teori siklus seperti hukum fatum ala
Oswald Spengler dalam karya yang berpengaruhnya Der Untergang des Abendlandes (Decline
of the West) atau Keruntuhan Dunia Barat/Eropa. Spengler meramalkan keruntuhan Eropa yang
didasarkan atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam. Dalil Spengler
ialah bahwa kehidupan sebuah kebudayaan dalam segalanya sama dengan kehidupan tumbuhan,
hewan, manusia dan alam semesta. Persamaan itu berdasarkan kehidupan yang dikuasai oleh
hukum siklus sebagai wujud dari fatum.

Sorokin menilai gerak sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya raya dipermudah,
dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus. Sorokin menyatakan bahwa
gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age, yaitu naik turun, pasang surut, timbul
tenggelam. Ia menyatakan adanya cultural universal dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat
masyarakat dan aliran kebudayaan. Di alam yang luas ini terdapat 3 tipe yang tertentu, yaitu:
a. ideational, mempunyai dasar pemikiran bahwa kenyataan itu bersifat nonmaterial,
transenden dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Dunia dianggap sebagai suatu ilusi,
sementara, dan tergantung pada dunia transenden atau sebagai aspek kenyataan yang tidak
nyata , tidak sempurna, tidak lengkap. Kenyataan adalah sesuatu yang berhubungan dengan
Tuhan atau nirwana. Kata kunci adalah kerohanian, ketuhanan, keagamaan, kepercayaan
b. sensate, dasar pemikirannya adalah dnia materil yang ada disekitar kita adalah satu-satunya
kenyataan yang ada. Keberadaan kenyataan yang adi insrawi atau yang trasenden disangkal.
Kata kunci adalah serba jasmaniah, mengenai keduniawian, berpusat pada panca indera
c. perpaduan antara ideational-sensate, dasar pemikirannya adalah perpaduan antara kedua hal
diatas (Ideational dan Sensate). Kata kunci adalah suatu kompromis.

Ideational
1. Menyatakan bahwa Tuhan sebagai realitas tertinggi dan nilai terbenar
2. Dunia dipandang sebagai ilusi, sementara, dan tak lengkap.
3. Sistem ini terbagi atas:
 Ideasional asketik, mengurangi kebutuhan duniawi supaya mudah diserap ke dalam dunia
transenden.
 Ideasional aktif, mengurangi kebutuhan duniawi sekaligus mengubahnya agar selaras
dengan dunia transenden.

Sensate
1. Dunia nyata adalah realitas tertinggi, satu-satunya kenyataan yang ada.
2. Sistem ini terbagi atas:
 Inderawi aktif, usaha aktif utk mengubah dunia fisik guna memenuhi kepuasan dan
kesenangan manusia.
 Inderawi pasif, menikmati kesenangan duniawi tanpa memperhatikan tujuan jangka
panjang.
 Inderawi sinis, pengejaran tujuan duniawi dibenarkan oleh rasionalisasi idealistic.

Ideational-Sensate
1. Suatu usaha Kompromis.
2. Sistem ini terbagi atas:
 Kebudayaan Idealistis, dasar pemikiran antara ideational dan sensate secara sistematis
dan logis saling berhubungan.
 Kebudayaan Ideasional Tiruan, kedua dasar pemikiran antara ideasional dan sensate
saling berlawanan tidak teritegrasi secara sistematis namun hidup berdampingan.

Tiga jenis kebudayaan adalah suatu cara untuk menghargai atau menentukan nilai suatu
kebudayaan. Menurut Sorokin tidak terdapat hari akhir seperti pendapat Agustinus, tidak ada
pula kehancuran seperti pendapat Spengler. Ia hanya melukiskan perubahan-perubahan dalam
tubuh kebudayaan yang menentukan sifatnya untuk sementara waktu.

Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi dari sensate dan sifat idealistic ditempatkan
diantaranya, maka terdapat gambaran naik-turun, timbul-tenggelam dan pasang-suruta dalam
gerak sejarah tidak menunjukkan irama dan gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam
menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia
hanya melukiskan prosesnya atau jalannya gerak sejarah.

Rujukan

Budiyanto, Hari. (2008) Perkembangan Teori Sejarah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah


Surakarta
Johnson, Doyle Paul. (1986).Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Gramedia

Anda mungkin juga menyukai