Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 2 :

● Alfian Afryamirta (2006527720)


● Biancavai Irama (2006534335)
● Melani Lutfiana (2006592871)
● Nada Salsabilla (2006467766)
● Soni Maulana Yusup (2006524284)
● Riezkita Gholiya (2006467596)

Ringkasan Pengantar Psikologi tentang Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan yang relatif permanen dalam kecenderungan


berperilaku yang dihasilkan oleh pengalaman. Ada tiga tipe dalam belajar, yaitu ​classical
conditioning, operant conditioning​, dan ​social learning.​

Classical Conditioning

Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi pertama kali mencetuskan tentang ​conditioning​.
Dalam ​classical conditioning, ​respons manusia atau hewan terkait dengan stimulus baru.
Pavlov menemukan tipe baru dalam pembelajaran, yaitu classical conditioning secara
kebetulan. Penemuan ini terjadi saat ia sedang mempelajari sistem pencernaan. Ia
menemukan bahwa saat aroma makanan semakin dekat maka air liur anjing akan semakin
banyak.

Pavlov memulai penelitiannya dengan mendentingkan garpu lalu menaruh makanan


pada mulut anjing sebagai rangsangan netral. Semakin sering hal itu dilatih, air liur anjing
keluar sebelum makanan diberikan. Pavlov menyebut hal ini sebagai conditioned response.
Dibawah ini adalah istilah yang digunakan setelah penelitian Pavlov.

● Unconditioned s​ timulus: makanan anjing


● Unconditioned response​: air liur anjing yang muncul karena makanan
● Conditioned​ stimulus: dentingan garpu
● Conditioned response​: air liur anjing yang muncul karena dentingan garpu
❏ General Principle of Classical Conditioning
● Acquisition
Dikarenakan ​conditioned stimulus yang dimunculkan terus menerus sebelum
dimunculkan ​unconditioned stimulus mengakibatkan munculnya ​conditioned
response​ yang menjadi kebiasaan.

● Generalization and discrimination

Generalization ​adalah respons yang sama terhadap rangsangan yang serupa.


Contoh dalam penelitian Pavlov, anjing dikondisikan untuk mengeluarkan air liur saat
melihat wadah makanan berbentuk lingkaran, anjing tersebut akan mengeluarkan air
liur juga saat melihat wadah makanan yang berbentuk oval.

Discrimination ​adalah respons serupa hingga berbeda terhadap stimulus yang


berbeda. Contoh misalkan seseorang takut dengan bunyi bor dokter gigi hingga
menjadi takut dengan bunyi bor alat lain. Setelah ​conditioning​, seseorang itu akhirnya
bisa membedakan bunyi bor dokter gigi dengan bunyi bor alat lain dan tidak takut
terhadap bunyi bor alat lain.

● Extinction and Spontaneous Recovery

Extinction ​didefinisikan sebagai hilangnya ​conditioned response ​secara


bertahap ketika ​conditioned stimulus ​berulang kali diberikan tanpa ​unconditioned
​ avlov menemukan bahwa jika dia berhenti menyajikan makanan setelah
stimulus. P
bunyi garpu, suara itu secara bertahap kehilangan pengaruhnya pada anjing. Setelah
berulang kali memukul garpu tanpa memberikan makanan, anjing tersebut tidak lagi
mengaitkan suara dengan datangnya makanan — suara garpu tidak lagi menyebabkan
respons air liur. Pavlov menyebut efek ini punah karena CR secara bertahap mati.
Sedangkan ​spontaneous recovery ​adalah ​munculnya kembali ​conditioned response
setelah masa istirahat atau periode respons yang berkurang.

Contoh lain dari ​extinction and spontaneous recovery dapat terjadi jika kita
terlibat dalam kecelakaan mobil. Setelah kecelakaan itu, mungkin pada awalnya kita
akan sulit untuk kembali mengemudi, atau bahkan kesulitan membuka pintu dan
masuk ke dalam mobil. Saat mendekati mobil, muncul reaksi seperti tangan dan lutut
gemetar, bahkan detak jantung yang meningkat. Setelah beberapa hari, hal tersebut
sudah tidak terlalu mengganggu. Beberapa bulan berlalu dan ketakutan akan mobil
dan kecelakaan itu telah sirna. Suatu hari, beberapa bulan kemudian, muncul reaksi
lagi seperti jantung yang berdetak cepat dan lutut serta tangan yang gemetar. Hal
inilah yang disebut ​spontaneous recovery d​ ari reaksi ketakutan.

❏ Classical Conditioning and Human Behavior

Classical conditioning membantu hewan dan manusia memprediksi apa yang


akan terjadi, dan memberikan informasi yang mungkin membantu kelangsungan
hidup mereka. Belajar yang terkait dengan ​classical conditioning dapat membantu
hewan dalam menemukan makanan atau membantu manusia menghindari rasa sakit
atau cedera. Misalnya, orang tua dapat mengkondisikan bayi untuk menghindari
bahaya seperti outlet listrik dengan berteriak "TIDAK!" dan mengejutkan bayi setiap
kali dia mendekati outlet. Bayi tersebut takut teriakan orang tua dan akhirnya takut
dengan outlet listrik bahkan ketika orang tua tidak berteriak.

● Taste Aversions

Kecenderungan untuk menghindari atau membuat asosiasi negatif dengan


makanan yang dikonsumsi tepat sebelum merasa sakit. Hal ini adalah contoh dari
classical conditioning ​yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku, bahkan hanya
karena satu insiden yang terjadi.

Operant Conditioning

Operant conditioning atau pengkondisian operan terjadi ketika konsekuensi yang


mengikuti suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut
terjadi lagi. Pada dasarnya, pengkondisian operan adalah belajar dari konsekuensi perilaku.
Istilah operan digunakan karena subjek beroperasi atau menyebabkan beberapa perubahan
lingkungan. Hal ini menghasilkan hasil yang memengaruhi apakah subjek akan beroperasi
atau merespons dengan cara yang sama di masa mendatang. Bergantung pada efek perilaku
operan, akankah mengulangi atau menghilangkan perilaku ini untuk mendapatkan hadiah
atau menghindari hukuman.

❏ Reinforcement (​ Penguatan)

Seorang psikolog bernama Burrhus Frederic (B.F) Skinner percaya bahwa


perilaku dipengaruhi oleh riwayat penghargaan dan hukuman seseorang. Penguatan
dapat didefinisikan sebagai rangsangan atau peristiwa yang meningkatkan
kemungkinan terulangnya perilaku tersebut. Misalnya saat ingin mengajari anjing
berjabat tangan, salah satu caranya dengan memberi hewan itu camilan setiap kali ia
mengangkat tangannya. Perlakuan itu disebut “positive reinforcement” atau
penguatan positif. Dalam contoh ini, anjing pada akhirnya akan belajar berjabat
tangan untuk mendapatkan hadiah. Namun, anjing akan berhenti bersalaman tangan
ketika kita lupa untuk memberi hadiah. Hal ini akan terjadi karena penguatan ditahan,
namun akan memakan waktu lama.

● Penguat Primer dan Sekunder

Penguat primer memenuhi kebutuhan biologis seperti rasa lapar, haus, atau
tidur. Penguat sekunder telah dipasangkan dengan penguat primer dan, melalui
pengkondisian klasik, memperoleh nilai dan penguatan. Dengan pengkondisian,
hampir semua rangsangan dapat memperoleh nilai dan menjadi penguat sekunder.

Seorang peneliti (Wolfe 1936) mendemonstrasikan hal ini pada simpanse.


Pelaku eksperimen memberikan chip poker yang tidak memiliki nilai bagi simpanse.
Pelaku eksperimen memberi hewan-hewan itu “Simpanse-O-Mat” yang membagian
kacang atau pisang, ini merupakan penguat primer. Untuk mendapatkan makanan,
simpanse harus mendapatkan chip poker tersebut dengan berbagai cara.

Uang adalah contoh dari penguat sekunder dalam masyarakat. Uang dikaitkan
dengan membeli makanan atau barang-barang materi. Contoh lain dari penguat
sekunder termasuk pujian, status, dan prestise. Semua ini dikaitkan dengan penguat
utama dan memiliki nilai yang diperoleh, sehingga memperkuat jenis perilaku tertentu
saat digunakan.
● Jadwal Penguatan

Salah satu faktor penting dalam pengkondisian operan adalah waktu dan
frekuensi penguatan. Perilaku yang diperkuat setiap kali itu terjadi dikatakan sebagai
jadwal penguatan yang berkelanjutan. Mungkin banyak yang mengira bahwa perilaku
sebaiknya dipertahankan dengan memperkuat setiap respons. Namun, ketika
penguatan positif terjadi hanya sebentar-sebentar atau sebagian, respons umumnya
lebih stabil dan bertahan lebih lama setelah dipelajari. Seseorang atau hewan yang
terus menerus dikendalikan untuk suatu perilaku cenderung mempertahankan perilaku
itu hanya jika penguatan diberikan. Jika penguatan berhenti, perilaku cepat hilang.

Penguatan dapat muncul pada:

1. Pada ​jadwal rasio tetap​, penguatan bergantung pada jumlah respons tertentu,
seperti memberi penghargaan pada setiap respons keempat. Misalnya, siswa yang
menerima nilai bagus setelah menyelesaikan sejumlah pekerjaan tertentu dan
pegawai yang dibayar setiap 10 pizza yang dibuat. Hal ini membuktikan bahwa
orang cenderung bekerja keras pada jadwal rasio tetap.
2. Jadwal rasio variabel tidak mengharuskan sejumlah respons tetap atau set
dibuat untuk setiap penguatan, seperti dalam jadwal rasio tetap. Sebaliknya,
jumlah respons yang diperlukan untuk penguatan berubah dari satu waktu ke
waktu berikutnya. Contohnya, mesin slot diatur untuk membayar setelah berbagai
upaya menarik pegangan. Karena penguatan tidak dapat diprediksi, biasanya
tidak ada jeda setelah hadiah karena ada kemungkinan hadiah akan muncul pada
respons berikutnya.
3. Pada jadwal interval tetap, ​tanggapan benar pertama setelah jangka waktu
tertentu diperkuat. Interval waktunya selalu sama. Karena tidak ada penguatan
yang terjadi selama jangka waktu tertentu, apa pun perilakunya, mereka belajar
untuk berhenti merespons segera setelah penguatan diberikan dan kemudian
mulai merespons lagi menjelang akhir interval. Hasilnya adalah periode
ketidakaktifan yang teratur dan berulang diikuti dengan respons singkat.
Misalnya ketika dosen memberikan tes kecil dengan jadwal interval tetap,
kemungkinan besar kita akan tergesa-gesa belajar sehari sebelum ujian tetapi
setelah itu kita belajar lebih sedikit.
4. Pada ​jadwal interval variabel, waktu di mana penguatan diberikan berubah.
Ketika kita mencoba menelepon teman tetapi salurannya sibuk, kita akan terus
mencoba. Penguat akan diperoleh saat pertama kali kita menelepon dan setelah
teman kita menutup telepon, tetapi kita tidak tahu kapan itu akan terjadi.

Kesimpulannya, jadwal rasio didasarkan pada jumlah respons, sedangkan


jadwal interval didasarkan pada waktu. Respon lebih tahan terhadap kepunahan bila
diperkuat pada variabel daripada pada jadwal tetap. Namun, agar paling efektif,
penguatan harus konsisten untuk jenis perilaku yang sama, meskipun mungkin tidak
terjadi setiap kali perilaku tersebut terjadi.

❏ Shaping and Chaining

● Shaping

Shaping ​adalah proses di mana penguatan digunakan untuk membentuk


perilaku baru. Seorang pelaku eksperimen menggunakan metode ini untuk mengajari
tikus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan tidak akan
pernah dilakukannya jika dibiarkan sendiri. Ia bisa melakukan ​shaping​, misalnya
mengibarkan miniatur bendera ataupun mengajari tikus untuk memasukkan bola kecil
ke dalam miniatur ring basket. Untuk mengawali ​shaping i​ ni, kita dapat memberikan
rewarding k​ etika kegiatan yang diinginkan dilakukan, kemudian melakukan
reinforcement ​untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan secara berulang.

● Combining Responses: Chaining

Untuk mempelajari suatu keterampilan, seseorang harus mampu


mengumpulkan berbagai respons baru. Respons yang mengikuti satu sama lain secara
berurutan digabungkan ke dalam ​respons chain (​ rantai respons). Setiap respons
menghasilkan sinyal untuk respons berikutnya. Misalnya, keterampilan renang
memiliki tiga rantai utama yang digabungkan untuk membentuk pola renang.
Pertama, rantai membelai lengan. Kedua, rantai pernapasan. Ketiga, rantai untuk
menendang kaki. Setelah banyak berlatih, kita tidak lagi harus memikirkan tentang
langkah-langkah yang berbeda. Perilaku tersebut memiliki ritme sendiri sehingga
rantai respons berjalan dengan sendirinya segera setelah kita menyelam ke dalam air.

❏ Aversive Control
Penguatan mengacu pada apa pun yang meningkatkan frekuensi perilaku
sebelumnya. Konsekuensi yang merugikan, atau tidak menyenangkan, memengaruhi
banyak perilaku kita sehari-hari. Kontrol aversif mengacu pada jenis pengondisian
atau pembelajaran ini. Ada dua cara di mana peristiwa yang tidak menyenangkan
dapat memengaruhi perilaku kita, yaitu ​negative reinforcement (​ penguat negatif) dan
punishment ​(penghukum).

1. Negative Reinforcement

Dalam penguatan negatif, stimulus yang menyakitkan atau tidak


menyenangkan dihilangkan. Penghapusan konsekuensi yang tidak menyenangkan
meningkatkan frekuensi perilaku. B.F. Skinner memberikan contoh ini: Jika berjalan
dengan batu di sepatu Anda menyebabkan Anda pincang, mengeluarkan batu
(meniadakannya) memungkinkan Anda berjalan tanpa rasa sakit. Contoh lain dari
penguat negatif adalah rasa takut dan mengalami ketidaksetujuan atas perilaku yang
tidak diinginkan.

Dua penggunaan penguatan negatif yang telah dipelajari para psikolog secara
rinci adalah ​escape conditioning (​ pengondisian pelarian) dan ​avoidance conditioning
(pengondisian penghindaran). ​Escape conditioning ​merupakan suatu usaha untuk
menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan​. ​Avoidance conditioning adalah
Contohnya, ketika seorang ibu memasak makanan yang tidak disukai oleh anaknya,
kemudian anaknya menangis. Kondisi anak yang menangis karena ibu memasak
makanan yang tidak disukainya bisa dinamakan dengan ​avoidance conditioning.​

2. Punishment

Bentuk ​aversive control yang paling jelas adalah ​punishment (​ hukuman).


Dalam hukuman, konsekuensi yang tidak menyenangkan terjadi dan mengurangi
frekuensi perilaku yang menghasilkannya. ​Negative reinforcement ​dan ​punishment
adalah suatu hal yang berlawanan. Di dalam ​negative reinforcement​, ​escape
conditioning ​atau ​avoidance conditioning diulangi dan frekuensinya meningkat.
Dalam hukuman, perilaku yang dihukum berkurang atau tidak diulangi. Dalam
hukuman, perilaku yang dihukum berkurang atau tidak diulangi.

● Kerugian dari Hukuman


Psikolog menemukan beberapa kelemahan dalam menggunakan
rangsangan permusuhan (hukuman) untuk mengubah perilaku. Untuk satu hal,
rangsangan permusuhan dapat menghasilkan efek samping yang tidak
diinginkan seperti kemarahan, agresi, dan ketakutan. Kemudian, alih-alih
harus mengubah hanya satu perilaku bermasalah, mungkin ada dua atau lebih
perilaku masalah. Misalnya, anak-anak yang orang tuanya mengandalkan
pukulan untuk mengendalikan ketidaktaatan mungkin juga harus menghadapi
masalah peningkatan agresivitas anak-anak mereka terhadap anak-anak lain.

Masalah kedua dengan hukuman adalah bahwa orang belajar untuk


menghindari orang yang memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Anak-anak belajar untuk menjauh dari orang tua atau guru yang sering
menghukum mereka. Salah satu akibatnya adalah berkurangnya kesempatan
orang tua dan guru untuk mengoreksi perilaku anak yang tidak pantas. Selain
itu, hukuman kemungkinan besar hanya akan menekan, tetapi tidak
menghilangkan, perilaku semacam itu. Perilaku yang dihukum kemungkinan
besar terjadi di waktu lain atau di tempat lain.

Hukuman saja tidak mengajarkan perilaku yang pantas dan dapat


diterima. Tanpa bimbingan dan teladan yang positif, anak mungkin tidak akan
pernah mempelajari perilaku yang benar atau memahami apa yang menurut
orang tua adalah perilaku yang dapat diterima dalam situasi tertentu.

Social Learning

Albert Bandura melakukan penelitian mengenai perilaku agresif anak-anak pada


tahun 1961 untuk menunjukkan bahwa anak-anak mempelajari perilaku agresif hanya dengan
melihat model yang melakukan perilaku tersebut. Studi tersebut menggambarkan jenis
pembelajaran ketiga, yang disebut pembelajaran sosial. Ahli teori pembelajaran sosial
memandang pembelajaran sebagai tujuan — melampaui respons mekanis terhadap
rangsangan atau penguatan. Kedua jenis pembelajaran sosial tersebut adalah pembelajaran
kognitif dan pemodelan.

❏ Behavior Modification
Mengacu pada penerapan sistematis dari prinsip-prinsip pembelajaran untuk
mengubah tindakan dan perasaan seseorang. Modifikasi perilaku melibatkan
serangkaian tahap yang didefinisikan dengan baik untuk mengubah perilaku.
Keberhasilan setiap tahap dievaluasi dengan cermat untuk menemukan solusi yang
terbaik. Biasanya dimulai dengan mendefinisikan masalah secara konkret.
Prinsip-prinsip pemodelan, pengkondisian operan, dan pengkondisian klasik juga
telah digunakan dalam hal modifikasi perilaku. Pemodelan sering digunakan dalam
mengajarkan perilaku yang diinginkan. Pengkondisian operan diterapkan pada
masalah sehari-hari. Pengkondisian klasik berguna untuk mengatasi rasa takut dan
menangani gangguan psikologis.

● Computer-Assisted Instruction

CAI adalah penyempurnaan dari konsep instruksi terprogram yang


diperkenalkan oleh SL Pressey (1933) dan disempurnakan oleh BF Skinner pada
tahun 1950-an. Konsep penting dari program ini didasarkan pada pengkondisian
operan. Di mana, materi yang akan dipelajari dibuat menjadi lebih sederhana menjadi
unit-unit yang disebut bingkai. Prinsipnya yaitu setiap kali siswa telah mempelajari
informasi yang ada di dalam bingkai, maka siswa akan diberi penguatan positif dalam
bentuk informasi baru, pilihan, atau hadiah berupa poin yang serupa dengan yang
digunakan dalam video game. Setiap pertanyaan dibuat berdasarkan informasi yang
sudah dikuasai. Kemudian komputer menyimpan dengan tepat apa yang siswa pahami
berdasarkan jawaban mereka. Beberapa prinsip pembelajaran diterapkan di CAI.
Misalnya siswa mempelajari materi yang kompleks melalui rantai tanggapan. Lalu
materi yang dia dapat diperkuat secara konstan dan secara otomatis pengetahuannya
sedang dibentuk dengan cara yang sistematis dan dapat diprediksi. Akhirnya siswa
mampu berdialog dengan instruktur pada setiap materi yang ada.

● Token Economies

Dalam ​token economies​, orang secara sistematis dibayar untuk bertindak


dengan tepat. Misalnya di rumah sakit jiwa yang penuh sesak, satu-satunya cara agar
beberapa pasien bisa mendapatkan perhatian adalah dengan melakukan sesuatu yang
diinginkan. Hal itu karena anggota staf yang punya banyak pekerjaan tidak memiliki
waktu untuk mengurusi orang-orang yang tidak menimbulkan masalah. Oleh karena
perhatian dari staf menjadi lebih intens kepada pasien ini, akhirnya orang-orang diberi
penghargaan atas perilaku yang diinginkan tersebut. Dengan secara sistematis
menghargai tindakan yang diinginkan, token economies telah meningkatkan kondisi
di penjara, rumah sakit jiwa, rumah singgah, dan ruang kelas.

● Self Control

Self control ialah mengatur sistem penghargaan dan hukuman bagi seseorang
untuk membentuk diri mereka sendiri dari segi pikiran dan tindakan. Langkah
pertama dalam pengendalian diri adalah menentukan masalahnya. Para peneliti
mengatakan bahwa hanya dengan menggunakan langkah ini sering kali sudah bisa
membuat seseorang mengubah dirinya. Langkah selanjutnya yaitu membuat kontrak
perilaku. Kontrak perilaku melibatkan pilihan penguat dan membuatnya bergantung
pada tindakan yang kurang diinginkan tetapi perlu, seperti berangkat kerja tepat waktu
ataupun membersihkan dapur. Contoh lain yaitu misalnya saja seorang pencinta soda
yang kesulitan belajar memutuskan bahwa dia akan mengizinkan dirinya minum soda
hanya setelah dia belajar selama setengah jam. Akibatnya, kecanduan sodanya tetap
kuat, tetapi waktu belajarnya meningkat secara drastis di bawah sistem ini.

● Improving Your Study Habits

Penting untuk dicatat bahwa pengkondisian klasik dan operan serta


pembelajaran sosial tidak beroperasi secara independen dalam kehidupan kita. Ketiga
bentuk pembelajaran tersebut berinteraksi dengan cara yang kompleks untuk
menentukan apa dan bagaimana kita belajar. Contohnya yaitu seorang psikolog
merancang program untuk membantu siswa meningkatkan kebiasaan belajar mereka.
Sekelompok siswa sukarelawan disuruh untuk mengatur waktu ketika mereka hendak
pergi ke sebuah ruangan di perpustakaan yang belum pernah mereka gunakan
sebelumnya. Kemudian, mereka akan belajar hanya selama mereka tertarik. Begitu
mereka sudah gelisah, melamun, atau menjadi bosan, mereka akan membaca satu
halaman sebelum mereka meninggalkan ruangannya. Keesokan harinya, mereka
diminta untuk mengulangi prosedur yang sama, tetapi dengan menambahkan jumlah
halaman yang mereka baca sebelum mereka meninggalkan ruangannya. Di hari
ketiga, mereka menambahkan halaman yang dibaca, begitupun hari-hari seterusnya.
Hasilnya, siswa yang mengikuti prosedur ini menemukan bahwa mereka dapat belajar
dengan lebih efisien dan untuk waktu yang lebih lama jika mereka terbiasa dengan
prosedur yang ada.

❏ Cognitive Learning ​(Pembelajaran Kognitif)


Pembelajaran kognitif berfokus pada bagaimana informasi diperoleh, diproses,
dan diatur. Pembelajaran seperti itu berkaitan dengan proses mental yang terlibat
dalam pembelajaran. Pembelajaran laten dan ketidakberdayaan yang dipelajari adalah
contoh pembelajaran kognitif.

● Latent Learning and Cognitive Maps


Pada tahun 1930-an, Edward Tolman berpendapat bahwa pembelajaran
melibatkan lebih dari sekedar respon mekanis terhadap rangsangan. Tolman
melakukan penelitian dengan menaruh tikus di labirin dan menempatkan makanan di
ujung labirin. Kemudian ia mencatat jalur mana yang diambil tikus untuk mencapai
makanan tersebut. Tikus itu dengan cepat belajar mengambil rute terpendek menuju
makanan.
Tolman percaya bahwa tikus telah mengembangkan peta kognitif labirin. Peta
kognitif adalah gambaran mental suatu tempat, seperti labirin. Tolman menyebut jenis
pembelajaran tersebut dengan pembelajaran laten tikus. Pembelajaran laten tidak
menunjukan perubahan perilaku yang langsung dapat diamati pada saat pembelajaran.
Meskipun pembelajaran biasanya terjadi tanpa adanya penguat, hal itu mungkin tidak
akan ditunjukkan sampai penguat muncul.

● Learned Helplessness
Psikolog telah menunjukkan bahwa strategi pembelajaran umum dapat
mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan. Misalnya, jika seseorang
memiliki banyak pengalaman di mana tindakannya tidak berpengaruh, dia mungkin
mempelajari strategi umum ketidakberdayaan atau kemalasan.
Untuk dapat berusaha keras, orang harus belajar bahwa tindakan mereka
berpengaruh. Jika imbalan datang tanpa usaha, seseorang tidak akan pernah belajar
bekerja (belajar kemalasan).
Martin Seligman percaya bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari adalah
salah satu penyebab utama depresi. Dia beralasan bahwa ketika orang tidak dapat
mengontrol peristiwa dalam hidup mereka, mereka umumnya merespons dengan salah
satu cara berikut: (1) mereka mungkin kurang termotivasi untuk bertindak dan dengan
demikian berhenti mencoba; (2) mereka mungkin mengalami rasa harga diri yang
rendah dan berpikir negatif tentang diri mereka sendiri; atau (3) mereka mungkin
merasa tertekan..
Seligman mengidentifikasi tiga elemen penting dari ​learned helplesness​:
stabilitas, globalitas, dan internalitas.

❏ Modeling (​ Pemodelan)
Jenis pembelajaran sosial yang kedua adalah pemodelan. Saat pertama kali
menonton konser, Anda mungkin ragu-ragu ke mana harus pergi, kapan harus masuk
(terutama jika terlambat), kapan harus bertepuk tangan, bagaimana cara mendapatkan
kursi yang lebih baik setelah istirahat pertama, dan seterusnya. . Jadi Anda mengamati
orang lain, mengikuti mereka. Ini menggambarkan jenis pembelajaran ketiga —
observasi dan peniruan.
Istilah umum untuk pembelajaran semacam ini adalah modeling. Ini mencakup
tiga jenis efek. Dalam kasus yang paling sederhana — jenis pemodelan pertama —
perilaku orang lain hanya meningkatkan kemungkinan kita akan melakukan hal yang
sama.
Jenis pemodelan kedua biasanya disebut pembelajaran observasi, atau imitasi.
Dalam pembelajaran semacam ini, seorang pengamat mengamati seseorang
melakukan suatu perilaku dan kemudian dapat mereproduksinya dengan cermat,
meskipun pengamat tidak dapat melakukan ini sebelum mengamati model tersebut.
Jenis pemodelan ketiga melibatkan ​disinhibition ​(ketidakmampuan orang
dalam mengendalikan perilaku). Ketika seorang pengamat melihat orang lain terlibat
dalam aktivitas yang mengancam tanpa dihukum, pengamat mungkin akan lebih
mudah untuk terlibat dalam perilaku itu nanti. Misalnya, seseorang dengan fobia ular
mungkin melihat orang lain memegang ular. Pengamatan semacam itu dapat
membantu meringankan fobia. Prosedur ini digunakan dalam pekerjaan klinis.
Biological and Cultural Factors in Learning

❏ Biological Factors
● Instinctive Drift

Instinctive drift ​adalah kecenderungan beberapa hewan terlatih untuk kembali


ke perilaku naluriah. Dengan kata lain, mereka akan berperilaku sesuai tingkah laku
asli sebelum adanya pelatihan. Misalnya, seekor anjing dengan sifat menggonggong
pada pengunjung mungkin telah diajarkan untuk duduk dengan tenang ketika tamu
masuk. Namun, di bawah tekanan, dia akan mengabaikan perilaku yang dipelajari dan
menggonggong pada tamu.

● Preparedness and Taste Aversion

Beberapa orang belajar dengan mudah dalam satu situasi tetapi mengalami
kesulitan belajar dalam keadaan yang sedikit berbeda. Kesulitan mungkin diakibatkan
bukan dari beberapa aspek situasi pembelajaran kecenderungan. Kesiapsiagaan
biologis adalah spesies-spesifik kecenderungan untuk belajar dengan cara tertentu
tetapi tidak dengan cara lain.

Banyak bukti kesiapan berasal dari penelitian tentang keengganan rasa


(Garcia, 1989). Misalnya, suatu hari kita meminum susu kesukaan namun tidak lama
kita merasa mual. Beberapa minggu setelahnya kita meminum susu lagi, namun masih
merasa mual. Pengalaman ini melibatkan keengganan rasa, kendala biologis lain
dalam pembelajaran.

❏ Cultural Factors

Budaya berperan dalam bagaimana proses pembelajaran diterapkan. Setiap


wilayah dan generasi memiliki budaya yang berbeda dalam menerapkan ​conditioning.
Contoh pada zaman dahulu orang tua memberikan ​punishment ​jika anak mereka
berbuat nakal dalam proses pembelajarannya. Namun, masa sekarang orang tua
memberikan penghargaan kepada anak mereka jika berbuat baik dan pemahaman
kesalahan mereka jika berbuat nakal.

Anda mungkin juga menyukai