PENDAHULUAN
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat,sikap emosi,nilai,etika,kekuasaan,persuasi,dan genetika.
Perubahan bisa terjadi setiap saat,dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan.Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula.Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidaka ada dorongan.Setiap orang dapat
memberikan perubahan pada orang.
Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
respon.Perilaku dibagi menjadi 3 domain yaitu kognitif,afektif,dan psikomotor.
Kognitif dikukur dari pengetahuan, afektif diukur dari sikap psikomotor,dan
tindakan (keterampilan).
Upaya pemahaman dan perubahan tingkah laku samapi saat ini masih terus
dikembangkan.Seperti yang kita semua tau perilaku seseorang sebagian muncul
karena stimulus dari ingkungannya dan sebagian lagi adalah faktor internal dari
manusianya sendiri.Kondisi individu yang berperilaku buruk dan menyimpang
diharapkan akan dapat diubah dengan penerimaan isyarat atau rangsangan yang
dipogram.
PEMBAHASAN
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku tersebut dirasa
kurang tepat mengganggu fungsi adaptif, atau suatu perilaku tidak dapat diterima oleh
budaya setempat karena bertentangan dengan norma yang berlaku. Terapi dengan
pendekatan perilaku adalah suatu terapi yang dapat membuat seseorang berperilaku
sesuai dengan proses belajar yang telah dilaluinya saat dia berinteraksi dengan
lingkungan yang mendukung (Chambless dan Goldstein, 1979).
Asumsi dasar yang dapat menyatakan bahwa terdapat masalah perilaku apabila
terjadi pembelajaran yang tidak adekuat dan perilaku tersebut dapat dibenahi dengan
pembelajaran yang tepat. Prinsip terapi perilaku yang masih dianut hingga saat ini
berdasarkan dua lmuwan besar yaitu pengondisian klasik (lassical conditioning) oleh
Pavlov (1927) dan pengondsian operant (operant conditioning) oleh Skinner (1938).
Hal tersebut terjadi karena anjing sudah pernah belajar bahwa makanan
yang dilihat itu dapat merangsang kelenjar air liurnya saat dimakan. Lalu
dihadirkan bunyi bel kepada anjing tersebut dan tidak menimbulkan respons
apa-apa (anjing tidak mengeluarkan liur). Selanjutnya, dihadirkan bunyi bel
bersamaan dengan makanan, hal itu ternyata membuat anjing berliur (respons
yang dikondisikan-conditioned response). Di waktu yang lain, dihadirkan
bunyi bel tanpa menghadirkan makanan dan anjing tersebut mengeluarkan air
liur (respons yang dikondisikan-conditioned response).
A. Pembentukan (Shaping)
Teknik ini menyatakan bahwa respons yang sering terjadi (R,) dapat dibuat
menjadi sebuah penguatan positif untuk respons yang lebih jarang untuk
dilakukan (R) atau kata lain R, dapat dijadikan sebagai hadiah bila R, telah
dilakukan Contohnya, Silfy, seorang gadis berusia 13 tahun, jarang sekali
mengerjakan pekerjan rumahnya,karena la lebih memilih menelepon
temannya. Oleh karenanya, digunakan Prinsip Premarck. Silfy dizinkan
menelepon temannya bila pekerjaan rumahnya telah selesai dikerjakan.
D. Penghilangan (Extinction)
G. Time Out
Suatu teknik untuk membantu individu mengatasi rasa takutnya pada suatu
stimulus fobia. Disebut sistematis karena adanya hierarki aktivitas yang
membuat cemas Contoh hierarki tersebut pada kasus takut naik lift, yaitu
sebagai berikut :
5. Masuk ke dalam lift dengan orang yang dipercaya dan keluar sebelum
pintu lift tertutup
6. Masuk ke dalam lift dengan orang yang dipercaya, biarkan pintu lift
tertutup, lalu membuka lagi dan keluar dari lift
7. Mencoba naik lift ke satu lantai yang lebih tinggi dengan orang
dipercayai dan turun lagi ke lantai bawah lewat tangga.
8. Mencoba naik lift ke satu lantai yang lebih tinggi dan turun kembali ke
lantai bawah
L. Dibanjiri (Flooding)
Teknik ini disebut juga terapi implosif. Teknik ini juga digunakan untuk
desensitisasi individu terhadap stimulus fobia. Individu dibanjiri flooding)
terus-menerus untuk membayangkan stimulus fobia sampai tidak lagi merasa
cemas (Sundel dan Sundel 2005). Flooding akan lebih cepat memperlihatkan
efek dibandingkan desensitisasi sistematis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi perilaku adalah terapi psiologis singakat bertarget yag lebih menangani
gambaran terkini berbagai gangguan ketimbangan,mengurusi perkembangan
sebelumnya.Indikasi utama ialah gangguanfobik dan perilaku komplusif,disfungsi
sosial (misalnya impotensi dan frigiditas) dan deviasi seksual (misalnya
exhibisionisme).Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif,gangguan kebiasaan atau
pengawasan implus (misalnya gagap,enuresis,dan berjudio secara komplusif),
gangguan napsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi.Teripai perilaku
berusaha menghilangkan masalah perilaku-perilaku khusus secepat-cepatnya dengan
mengawasi perilaku belajar si pasien.
3.2 Saran