Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli

Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Skiner (1938)
seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
(Sunaryo.2004).

Di kutip dari Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-


reaksi organisme terhadap lingkungannya. Dan dari Notoatmodjo, perilaku baru
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang
disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu (Sunaryo.2004).

Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, menurut mereka
perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)
pada objek tersebut.

2.2 Teori Yang Mendasari Perilaku (SOR)


Menurut Skinner (1983) perilaku adalah respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus. Teori Skinner disebut teori SOR (stimulus-organisme-respos).
Ada 2 jenis respons menurut teori SOR :
1. Respondent respon : respon yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu &
menimbulkan respons yang relatif tetap.
2. Operant respon : respons yang timbul & berkembang kemudian diikuti oleh
stimuli yang lain.

1
Berdasarkan teori SOR, perilaku manusia dibagi 2 kelompok:
1. Perilaku tertutup, yaitu perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain.
Contoh : perasaan, persepsi, perhatian.
2. Perilaku terbuka, yaitu perilaku yang dapat diamati oleh orang lain berupa
tindakan atau praktek.

2.3 Tahapan Perubahan Perilaku


Tahapan perubahan perilaku menurut Roger (1974)

1.Tahap awarness (Kesadaran)


Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan
perubahan di perlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada
kesadaran untuk berubah. Maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2.Tahap interest (Tertarik)
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat
terhadap perubahan yang dikenal. Timbul minat yang mendorong dan menguatkan
kesadaran untuk berubah.
3. Tahap evaluasi (Menilai)
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap suatu yang baru agar tidak terjadi
hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini
dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4. Tahap trial (Mencoba)
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap suatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan suatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai
dengan kondisi atau situasi yang ada dan memudahkan untuk diterima oleh
lingkungan.
5. Tahap adoption (Menerima)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap suatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari suatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

2
 Jadi tahap berubah menurut Roger
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih
kompleks dari tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada setiap
individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat diterima,mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah
perubahan tersebut dirasakan  sebagai hal yang menghambat keberadaannya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya selalu untuk berkembang dan maju serta
mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.

2.4 Domain Perilaku


Menurut Benyamin Bloom (1908) membagi perilaku manusia itu ke dalam 3
domain yaitu:

1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:

1. Pengetahuan (knowledge)
2. Sikap (attitude)
3. Tindakan (practice)

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif. Oleh karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek
tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek
terhadap objek yang diketahui itu. Misalnya pada kasus tersebut, walaupun sudah
diberi tahu pengetahuan baru mengenai rokok, alkohol, maupun gaya hidup yang
tidak baik. Sebagai bentuk respon terhadap itu ia menghiraukannya , oleh karena
itu seharusnya pemberian pengetahuan itu harus dilakukan terus menerus sampai
mendapat respon yang baik. Pada akhirnya, rangsangan yakni objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi yaitu berupa tindakan (action). misalnya pada kasus tersebut, setelah

3
diberikan objek tersebut terus menerus, akhirnya ia tersadar terutama jika itu
berkaitan dengan penyakitnya, maka ia akan mengambil tindakan berupa
meninggalkan perilakunya yang buruk. Setelah dilakukan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu dan sudah ia rasakan manfaatnya, maka ia akan
melakukannya terus menerus (practice) dan menjadi perilaku barunya yang
positif.

2.5 Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang
lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.

1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (SOR)


Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources).

Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar,


proses tersebut menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang terdiri
dari:

a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau


ditolak.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia


mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c.Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan


untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka


stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).

4
Perubahan perilaku di dasari oleh: Stimulus-Organisme-Respons.

a. Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak


rangsangan (stimulus).

b. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning
process).

c. Materi pembelajaran adalah stimulus.

2. Teori Festinger (Dissonance Theory)


Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan
terjadi ketidak seimbangan (dissonance).

Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan


melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya
kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan


ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha
untuk mencapai keseimbangan kembali. Dissonancete jadi karena dalam diri
individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapa tatau
keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap
yang berujung perubahan perlaku.

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger: Terjadinya perubahan


perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen
tidak seimbang. Contoh:

1. Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa
bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia
memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanyadari merokok, tapi
dari banyak hal. Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).

5
2. Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena
ketidakseimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran
perikasa hamil).
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi
karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat
mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau
obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi yakni:

a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).

b.  Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapilingkungan (bilahujan,


panas).

c. Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap gejala
sosial).

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
situasi (marah, senang).

4. Teori Kurt Lewis


Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilakuadalah merupakan suatu
keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan
penahan (restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi 
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang


yakni :

a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.

b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

c. Kekuatanpendorongmeningkat, kekuatanpenahanmenurun.

6
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusiaadalah suatu keadaan seimbang antara
driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces (kekuatan-
kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan
perilaku :

Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 

Contoh :

1. seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya tidak


mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan,
dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya kepuskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang
pentingnya deteksi dini kusta. 

Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 

Misalnya pada contoh di atas ,dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan
penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjadi perubahan
perilaku.

Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.

Misalnya pada contoh di atas dua-duanyadilakukan.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan


Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor)


Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi dan sebagainya.

7
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas
ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan.
c. Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama dan para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pada Kasus Tersebut


 Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi dan pekerjaan.
 Dari kasus tersebut:
Haikal merupakan mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya raya dan
memiliki gaya hidup yang luar biasa. Segala keinginannya dapat
terwujud di tambah dengan dia tidak mendapat perhatian dari orang
tua. Haikal dapat melakukan hal-hal sesukannya tanpa adanya batasan,
Haikal dapat merokok sesuka hatinya dan mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan. Ditambah dengan kemungkinan ia berperilaku
buruk tersebut dari lingkungannya. Biasanya orang-orang dari
kalangan ekonomi atas bertindak borjuis dan dianggap tidak keren jika
tidak merokok dan minum alkohol.

8
 b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.

2.8 Reward Dan Punishment Dari Kasus Tersebut


 Definisi Reward
sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan,
baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya
diberikan dalam bentuk material atau ucapan.
 Definisi Punishment
sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan
tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman
diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan
oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak
memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan.
 Jadi dari kasus tersubut:
Reward yang dapat diberikan kepada Haikal tersebut adalah orang
tuanya menjanjikan Haikal sebuah bentuk benda material atau ucapan
yang bisa memotivasikan Haikal untuk jadi yang lebih baik lagi dan
kekasihnya selalu perhatikan kehidupan Haikal dan menjanjikan Haikal
untuk hidup sehat.
Kekasihnya dan kedua orang tuanya menjadi lebih perhatian lagi terhada
Haikal agar tidak ada lagi kebiasaan-kebiasaan buruk terhadap Haikal.
Punishment yang dapat diberikan kepada Haikal adalah dari kasus
tersebut sudah dijelaskan, jika Haikal tidak merubah perilakunya tersebut
dan menyukai atau mengkonsumsi hal-hal yang negatif kekasihnya akan
meninggalkannya. Dan jika kedua orang tua Haikal tetap sibuk tidak

9
memperdulikan/ memperhatikan maka perilaku Haikal masih sama
seperti sebelumnya.

2.9 Unsur Proses Adopsi Perilaku, Faktor Perilaku Kesehatan, Perubahan


Perilaku Kesehatan Dan Prosedur Untuk Mengubah Kebiasaan
Buruknya
 Proses perubahan perilaku:
a. Awareness ( kesadaran )
b. Interest
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya)
d. Trial
e. Adaption
 Faktor perilaku kesehatan
a. Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan.
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat
c. Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama dan para petugas kesehatan.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B = f (PF, EF, RF)


 
dimana :

B = Behavior

PF = Predisposing factors

10
EF = Enabling factors

RF = Reinforcing factors

 Perubahan perilaku

1. Perubahan Alamiah ( Natural Change )

2. Perubahan terencana ( Planned Change )

3. Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to Change )

 Strategi perubahan perilaku

1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan

2. Pemberian informasi

3. Diskusi partisipasi

2.10 Strategi Perubahan Perilaku (WHO)


Strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut oleh WHO
dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Menggunakan Kekuatan (Enforcement)
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan.
Cara ini dapat ditempuh menggunakan cara-cara kekuatan baik fisik maupun
psikis, misalnya dengan cara mengintimidasai atau ancaman-ancaman agar
masyarakat atau orang mematuhinya. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang
cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena
perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran
sendiri.
2. Menggunakan kekuatan peraturan atau hokum (Regulation)
Perubahan-perubahan perilaku masyarakat melalui peraturan,
perundangan, atau peraturan-peraturan tertulis ini sering juga disebut “law
enforcement” atau “regulation”. Artinya masyarakat diharapkan berprilaku,

11
diatur melalui peraturan atau undang-udang secara tertulis. Misalnya, Peraturan
Daerah DKI Jakarta tentang merokok ditempat-tempat umum. Atau misalnya
dilingkup pemerintah desa atau kelurahan, dikeluarkannya aturan, keluarga-
keluarga yang istrinya tidak memeriksakan kehamilannya, maka tidak akan
diberikan surat keterangan lahir bagi bayi yang dilahirkan. Perubahan perilaku
menggunakan pendekatan peraturan, hukum, undang-undang, dan sebagainya
ini sering juga disebut “low enforcement”.
3. Pendidikan (education)
Perubahan perilaku kesehatan memalui cara pendidikan atau promosi
kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan.
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup
sehat, cara pemeligharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran
mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini
memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari oleh kesedaran mereka sendiri (bukan karena paksaaan).
Perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan yang
efektif bila dilakukan melalui metoda “Diskusi Partisipasi”. Cara ini adalah
sebagai peningkatan cara yang kedua yang dalam memberikan informasi tentang
kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan, bahwa Haikal datang ke dokter
gigi dan didiagnosis mengidap kanker mulut dengan keluhan:

 Sariawan yang tidak kunjung sembuh


 Muncul penebalan dan pembengkakan pada dinding mulut
 Nyeri menusuk pada daerah mulut
 Mulut terasa kaku
 Kadang sulit membuka mulut
 Gigi mobility
 Tenggorokan merasakan nyeri

Dari anamnesa dokter gigi, diketahui perilaku Haikal yaitu merokok,


mengkonsumsi alkohol, tidak pernah olahraga, pola makan buruk serta oral
hygiene yang tidak dijaga.

Untuk merubah perilaku tersebut berdasarkan teori perubahan perilaku yaitu :

1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku


tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources).

2. Teori Festinger (Dissonance Theory)


Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab
atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi
stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
ketidak seimbangan (dissonance).

13
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi karena
adanya kebutuhan.

4. Teori Kurt Lewis


Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu keadaan
yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan
(restraining forces).

Dan sebagai rewardnya adalah orang tuanya menjanjikan Haikal sebuah


bentuk benda material atau ucapan yang bisa memotivasikan Haikal untuk jadi
yang lebih baik lagi dan kekasihnya selalu perhatikan kehidupan Haikal dan
menjanjikan Haikal untuk hidup sehat.

Sedangkan jika ia tidak bisa berubah diperlukan punishment yaitu jika


Haikal tidak merubah perilakunya tersebut dan menyukai atau mengkonsumsi hal-
hal yang negatif kekasihnya akan meninggalkannya. Dan jika kedua orang tua
Haikal tetap sibuk tidak memperdulikan/ memperhatikan maka perilaku Haikal
masih sama seperti sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-
menurut-ahli.html?m=1

http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/07/konsep-perilaku.html

http://zharfashani.blogspot.co.id/2011/11/makalah-teori-perubahan-rogers.html
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-
dan-perubahan-perilaku.html?m%3D1&ei=H8rcDYUs&lc=id-
ID&s=1&m=499&host=www.google.co.id&ts=1481960080&sig=AF9NedlrTKy
gwykJ37nuqjpjqIXQyuwExA
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://dedikun.blogspot.com/2014/09/domain-perilaku-kesehatan.html?m
%3D1&ei=RZ0kETdd&lc=en-
ID&s=1&m=288&host=www.google.co.id&ts=1481960145&sig=AF9NedlCmob
LFtElpXz6EtQ58nqdkAdQgQ
http://elsetriana.blogspot.co.id/2012/08/teori-dan-konsep-perilaku.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2013/04/faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan.html?m=1
http://dokumen.tips/documents/strategi-perubahan-perilaku.html

http://irma-mintuna.blogspot.co.id/2013/05/penghargaan-reward-dan-
hukuman.html
https://www.google.co.id/search?q=definisi+rewaed&ie=UTF-8&oe=UTF-
8&hl=en-id&client=safari
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/05/proses-adopsi-perilaku.html?
m=1

15
http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/11/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi_27.html?m=1
https://gimbalkurangdarah.wordpress.com/kulyah/perubahan-perilaku-individual-
dan-cara-memprakarsai-perubahan/

16

Anda mungkin juga menyukai