PEMBAHASAN
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Skiner (1938)
seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
(Sunaryo.2004).
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, menurut mereka
perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)
pada objek tersebut.
1
Berdasarkan teori SOR, perilaku manusia dibagi 2 kelompok:
1. Perilaku tertutup, yaitu perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain.
Contoh : perasaan, persepsi, perhatian.
2. Perilaku terbuka, yaitu perilaku yang dapat diamati oleh orang lain berupa
tindakan atau praktek.
2
Jadi tahap berubah menurut Roger
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih
kompleks dari tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada setiap
individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat diterima,mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah
perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaannya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya selalu untuk berkembang dan maju serta
mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Sikap (attitude)
3. Tindakan (practice)
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif. Oleh karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek
tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek
terhadap objek yang diketahui itu. Misalnya pada kasus tersebut, walaupun sudah
diberi tahu pengetahuan baru mengenai rokok, alkohol, maupun gaya hidup yang
tidak baik. Sebagai bentuk respon terhadap itu ia menghiraukannya , oleh karena
itu seharusnya pemberian pengetahuan itu harus dilakukan terus menerus sampai
mendapat respon yang baik. Pada akhirnya, rangsangan yakni objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi yaitu berupa tindakan (action). misalnya pada kasus tersebut, setelah
3
diberikan objek tersebut terus menerus, akhirnya ia tersadar terutama jika itu
berkaitan dengan penyakitnya, maka ia akan mengambil tindakan berupa
meninggalkan perilakunya yang buruk. Setelah dilakukan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu dan sudah ia rasakan manfaatnya, maka ia akan
melakukannya terus menerus (practice) dan menjadi perilaku barunya yang
positif.
4
Perubahan perilaku di dasari oleh: Stimulus-Organisme-Respons.
b. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning
process).
1. Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa
bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia
memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanyadari merokok, tapi
dari banyak hal. Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
5
2. Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena
ketidakseimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran
perikasa hamil).
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi
karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat
mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau
obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap gejala
sosial).
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
situasi (marah, senang).
c. Kekuatanpendorongmeningkat, kekuatanpenahanmenurun.
6
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusiaadalah suatu keadaan seimbang antara
driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-
kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan
perilaku :
Contoh :
Misalnya pada contoh di atas ,dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan
penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjadi perubahan
perilaku.
7
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas
ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan.
c. Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama dan para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan.
8
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
9
memperdulikan/ memperhatikan maka perilaku Haikal masih sama
seperti sebelumnya.
B = Behavior
PF = Predisposing factors
10
EF = Enabling factors
RF = Reinforcing factors
Perubahan perilaku
2. Pemberian informasi
3. Diskusi partisipasi
11
diatur melalui peraturan atau undang-udang secara tertulis. Misalnya, Peraturan
Daerah DKI Jakarta tentang merokok ditempat-tempat umum. Atau misalnya
dilingkup pemerintah desa atau kelurahan, dikeluarkannya aturan, keluarga-
keluarga yang istrinya tidak memeriksakan kehamilannya, maka tidak akan
diberikan surat keterangan lahir bagi bayi yang dilahirkan. Perubahan perilaku
menggunakan pendekatan peraturan, hukum, undang-undang, dan sebagainya
ini sering juga disebut “low enforcement”.
3. Pendidikan (education)
Perubahan perilaku kesehatan memalui cara pendidikan atau promosi
kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan.
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup
sehat, cara pemeligharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran
mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini
memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari oleh kesedaran mereka sendiri (bukan karena paksaaan).
Perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan yang
efektif bila dilakukan melalui metoda “Diskusi Partisipasi”. Cara ini adalah
sebagai peningkatan cara yang kedua yang dalam memberikan informasi tentang
kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan, bahwa Haikal datang ke dokter
gigi dan didiagnosis mengidap kanker mulut dengan keluhan:
13
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi karena
adanya kebutuhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-
menurut-ahli.html?m=1
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/07/konsep-perilaku.html
http://zharfashani.blogspot.co.id/2011/11/makalah-teori-perubahan-rogers.html
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-
dan-perubahan-perilaku.html?m%3D1&ei=H8rcDYUs&lc=id-
ID&s=1&m=499&host=www.google.co.id&ts=1481960080&sig=AF9NedlrTKy
gwykJ37nuqjpjqIXQyuwExA
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://dedikun.blogspot.com/2014/09/domain-perilaku-kesehatan.html?m
%3D1&ei=RZ0kETdd&lc=en-
ID&s=1&m=288&host=www.google.co.id&ts=1481960145&sig=AF9NedlCmob
LFtElpXz6EtQ58nqdkAdQgQ
http://elsetriana.blogspot.co.id/2012/08/teori-dan-konsep-perilaku.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2013/04/faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan.html?m=1
http://dokumen.tips/documents/strategi-perubahan-perilaku.html
http://irma-mintuna.blogspot.co.id/2013/05/penghargaan-reward-dan-
hukuman.html
https://www.google.co.id/search?q=definisi+rewaed&ie=UTF-8&oe=UTF-
8&hl=en-id&client=safari
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/05/proses-adopsi-perilaku.html?
m=1
15
http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/11/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi_27.html?m=1
https://gimbalkurangdarah.wordpress.com/kulyah/perubahan-perilaku-individual-
dan-cara-memprakarsai-perubahan/
16