Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU

NAMA : HELDA FITRIANI

NIM : 11194862211493

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2023
BAB I

PEMBAHASAN

A. TEORI PERUBAHAN PERILAKU

Dalam perkembangannya, perilaku seseorang dapat berubah-ubah sesuai dengan


hal-hal yang memungkinkan perubahan itu terjadi dalam perkembangannya di kehidupan,
perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor intern dan ekstern yang
memungkinkan suatu perilaku mengalami perubahan. Berikut beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan perilaku pada manusia.

1. Faktor internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor
yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor internal yang dimaksud antara lain: jenis ras/keturunan,
jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat dan intelegensia.
2. Faktor Eksternal
Beberapa diantaranya yang mempengaruhi perubahan perilaku melalui eksternal,
diantaranya: pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan, sosial ekonomi.
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari promosi
kesehatan atau pendidikan kesehatan sebagi penunjang program – program kesehatan
lainnya. Banyak teori perubahan perilaku ini antara lain akan diuraikan di bawah ini:

1. Teori Stimulus Organisme (SOR)


Perubahan perilaku merupakan sebuah respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab
terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas ransang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources)
misalnya kredibilitas kepemimpinan, dan gaya berbicara sangat menentukaan
keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Perilaku
manusia dapat terjadi melalui proses: StimulusOrganismeRespons, kemudian
Skinner menyebutkan teori ini menjadi teori ”SO-R” (stimulus-organisme-respons).
Hosland, et, al (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah
sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada individu yang terdiri dari:
a) Stimulus (ransang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak.
Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak
efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini. Tetapi bila
stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus
tersebut efektif.
b) Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya
c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar – benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat menyakinkan organisme. Dalam menyakinkan organisme faktor
reinforcement memegang peranan penting.

Berdasarkan teori ”S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan


menjadi dua , yaitu :

a. Perilaku tertutup (Cover behavior)


b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
c. Teori Festinger (Dissonance Theory)

2. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu
tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti
dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatar
belakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz berasumsi bahwa:
a. Perilaku memiliki funsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif
terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat
memenuhi kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif. Misalnya, orang mau
membuat jamban apabila jamban tersebut benar – benar sudah menjadi
kebutuhannya.
b. Perilaku berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahan diri dalam
menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan –
tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman – ancaman yang datang dari luar.
Misalnya, orang dapat menghindari penyakit demam berdarah karena penyakit
tersebut merupakan ancaman bagi dirinya
c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti. Dalam perannya
dengan tindakan itu seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dengan tindakan sehari – hari tersebut seseorang melakukan
keputusan – keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.
Pengambilan keputusan mengakibatkan tindakan – tindakan tersebut dilakukan
secara spontan dan dalam waktu yang singkat. Misalnya, bila seseorang merasa
sakit kepala maka secara cepat, tanpa berpikir lama, ia akan bertindak untuk
mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan kemudian
meminumnya, atau tindakan – tindakan lain.
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
suatu situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu, perilaku dapat merupakan layar
dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang
marah, gusar dan sebaginya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya. Teori ini
berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar
individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak
terus menerus dan berusaha secara relative.

3. Definisi Perilaku Individu


Perilaku individu adalah perilaku atau interaksi yang dilakukan oleh manusia
atauindividu di lingkungannya, perilaku setiapindividu sangatlah berbeda dan hal
inidipengaruhi oleh lingkungan dimana individutersebut tinggal.Perilaku yang berbeda
mengakibatkanberbedanya kebutuhan setiap individu, untukitu perlunya suatu organisasi
agar kebutuhanyang berbeda tersebut dapat terpengaruhidengan bekerja sama antar
individu. Dasar-Dasar Perilaku Individu Semua perilaku individu pada dasarnyadibentuk
oleh kepribadian danpengalamannya. Sajian berikut ini akandiarahkan pada empat
variabel tingkat-individual, yaitu :
a. Karakteristik Biografis
b. Kemampuan
c. Kepribadian
d. Pembelajaran

1. The Theory of Planned Behavior


Theory of planned behavior
pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini
disusun menggunakan asumsi dasar bahwa
manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informas
i yangtersedia. Dalam teori ini, Ajzen (2005) dalam Jogiyanto (2007) menyatakan
bahwaseseorang dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung
dari niatyang dimiliki oleh orang tersebut. Lebih lanjut, Ajzen (2005) dalam
Jogiyanto (2007)

2. Transtheoretical modela.
Pengertian Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan
individuuntuk memiliki tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau
proses perubahan untuk memandu individu untuk berperilaku sehat melalui tahapa pe
rubahan dan pemeliharaan kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana individu
memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan memperoleh perilaku positif.
Transtheorical model adalah model yang fokus pada pembuatan keputusanoleh
individu. Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya individu tidak dapatmerubah
perilaku dalam waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang menjadikebiasaan
sehari-hari. Terdapat lima tahapan menuju perubahan bagi individu:
a. Pre-contemplation
b. Contemplation
c. Preparation
d. Action,
e. Maintanance

4. TEORI DIFFUSI INNOVASI


Suatu proses dimana perilaku baru merupakan suatu inovasi yang
dikomunikasikan melalui suatu saluran oleh sumber (pembawa inovasi) kepada
kelompok sasaran.
1950Tim eksplorasi Amerika Serikat ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sebagian
petani di sana mengadopsi teknik-teknik baru dalam pertanian dan sebagian lainnya tidak.
1962Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “ Diffusion of Innovations
“Landasan pemahaman tentang inovasiMengapa orang mengadopsi inovasi?Faktor-faktor
sosial apa yang mendukung adopsi inovasi?Bagaimana inovasi tersebut berproses di
antara masyarakat?
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN ADOPSI
a. Persepsi terhadap faktor-faktor inovasi
b. Jenis inovasi keputusan
c. Saluran komunikasi
d. Sifat alami sistem social
e. Tingkat perubahan, agen promosi & usaha
2. PERSEPSI TERHADAP FAKTOR – FAKTOR INOVASI :
a. Keuntungan relatif ( misalnya dl hal ekonomi, prestise, resiko, kenyamanan, &
hasil kongkrit yang didapat)
b. Compatibility ( kesesuaian dengan tradisi, nilai2 dan kepercayaan yg ada
dimasyarakat)
c. Complexity/ kerumitan dari inovasi bila dilaksanakan oleh sasaran
d. Triability/dpt diujicobakan, setiap inovasi yg dibawa dpt diujicoba dulu o/ sasaran
sehingga dpt dilanjutkan / tidak tergantung dari persepsi sasaran terhadap inovasi
tsb.
e. Observability, mninjau apkah s/ inovasi sdh byk diadopsi.
3. JENIS KEPUTUSAN INOVASi
KEPUTUSAN INOVASI DAPAT MERUPAKAN:Keputusan individual : -
Optional- kolektif Keputusan otoritasKeputusan optional, prosesnya sbb:Tahap
kesadaran (awarenes)Tahap menaruh minat (interest)Tahap penilaian
(evaluation)Tahap percobaan (trial)Tahap penerimaan (adoption)
4. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DIPENGARUHI OLEH :Faktor antecedent2. Proses3. Konsekwensi
TAHAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN:
1. Pengenalan
2. Persuasi
3. Keputusan
4. Konfirmasi
REFERENSI

1. Hovland, Calrl I, Irving K. janis, and Harold H, Kelley, 1953. Communication and Persuasion, New
Haven: CT. Yale University Press.
2. Festinger, L. A. 1957. Theory of Cognitive Dissonance, Evanston, Il: Row Peterson
3. Katz, Daniel, and Ezra Stotland, 1960. A Statement of a Theory of Attitude Structure and Change,
New York: McGrawhill.
4. Irwan, Dr. 2017, Etika dan perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE MEDIA
nd
5. Bartholomew L.K., Parcel G.S., Kok G., Gottlieb N.H., Planning Health Promotion Programs 2
ed., 2006, John Wiley & Sons, Inc., San Francisco
6. Glanz K., Lewis F.M., Rimer B.K., Health Behavior and Health Education, 1997, Jossey-Bass Inc.,
San Francisco
7. Tones K., Green J. (2008). Health Promotion Planning and Strategies. London: SAGE Publication,
Ltd.
8. World Health Organization. (2014). Health in All Policies: Helsinki Statement, Framework for
Country Action. Geneva: WHOPress.
9. Guttmacher S., Kelly PJ., Ruiz Y. 2010. Community-based Health Intervention: principles and
applications. Jossey-Bass, San Francisco.
10. Rogers, Evereet, M. 1962. Difusion and Innovation. The Free Press: New York.

Anda mungkin juga menyukai