Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG KONSEP PERILAKU DAN

PROSES PEMBENTUKAN

Disusun Kelompok 2 :

1. Azis Aiko Sucipto (P051202210

2. Melsa Putri (P05120221030)

3. Tenri Al- mirah (P05120221044)

4. Winda Sari (P05120221049)

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

D III KEPERAWATAN BENGKULU

TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Makalah ini berisikan informasi tentang Konsep perilaku dan proses


pembentukan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang konsep perilaku dan proses pembentukannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bengkulu, 12 Januari 2022

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan perilaku merupakan suatu kesatuan, bisa diartikan sebagai


perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh manusia setiap harinya. Perilaku
manusia ini bersifat unik, artinya setiap manusia mempunyai karakter,
kepandaian, sikap dan minat yang berbeda-beda. Perilaku merupakan sebuah
pencerminan dari diri kita sendiri.

Munculnya perilaku (yang dapat diamati), merupakan hasil dari tiga daya pada
diri organisme (manusia), yaitu pertama daya seseorang untuk selalu
mengulangi pengalaman yang tidak menyenangkan dan cenderung untuk
menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan atau disebut conditioning
atau pragmatisme. Yang kedua daya rangsangan (stimulus) atau respon
terhadap seseorang untuk menanggapi, sering dikenal dengan “ stimulus
respons theory” dari Skinner. Dan yang ketiga adalah daya individual, sudah
dimiliki dalam diri manusia atau kemandirian. Sehingga pada hakikatnya
skinner merumuskan bahwa perilaku adalah sebuah respons atau reaksi
organisme terhadap sebuah rangsangan (stimulus). Perilaku dimulai dari
adanya proses stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut
meresponnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari konsep perilaku ?


2. Apa saja teori konsep perilaku ?
3. Apa ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dengan makhluk lain?
4. Bagaimana proses pembentukan perilaku ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ?
6. Apa saja bentuk perilaku ?
7. Apa domain konsep perilaku ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :


1. Mengetahui Definisi dari konsep perilaku
2. Mengetahui Teori-Teori Konsep perilaku
3. Mengetahui Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dengan makhluk
lain
4. Mengetahui Faktor pembentukan perilaku
5. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
6. Mengetahui Bentuk-bentuk perilaku
7. Mengetahui Domain konsep perilaku
BAB II

PEMBAHASAN

I. Definisi Konsep Perilaku


Secara etimologis kata perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri
mempunyai arti cara berbuat atau tindakan perbuatan, dan laku berarti
perbuatan, kelakuan, dan cara menjalankan. Skinner mengelompokkan
perilaku menjadi 2 aspek, yang pertama perilaku alami (innate behaviour),
yaitu perilaku yang dibawa manusia sejak lahir seperti refleks-refleks dan
insting. Perilaku kedua adalah operan (operant behaviour) yaitu perilaku
yang diciptakan dari proses pembelajaran. Pada sebagian besar manusia
perilaku operan inilah yang dominan, perilaku pada dasarnya dibentuk,
diperoleh dan perilaku dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak
(kognitif).
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia
itu sendiri (Soekidjo, N., 1993: 55).
Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo, N.,
1993: 58).
Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi
organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut
rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu (Notoatmodjo, S., 1997: 60).
Robert Kwick (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo, S., (1997),
perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari.
Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu
dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah
makhluk hidup (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990: 1).
II. Teori Perilaku
Teori perilaku menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), empat
determinan seseorang dalam berperilaku yaitu :
a. Teori insting Teori ini dikemukakan oleh McDougall, Menurut
McDougall perilaku itu disebabkan kare insting. Insting merupakan
perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan mengalami
perubahan karena pengalaman.

b. Teori dorongan (drive theory)


Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa individu mempunyai
dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan
dengan kebutuhan kebutuhan organisme yang mendorong individu
berperilaku. Bila seseorang mempunyai kebutuhan, dan ingin memenuhi
kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri orang tersebut.
Bila individu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan
terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut. Karena
itu teori ini menurut Hull (Hergenhahn, 1976) juga disebut teori drive
reduction.

c. Teori insentif (insentive theory)


Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku manusia disebabkan
karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong manusia berbuat
atau berperilaku. Insentif ada yang positif dan negatif. Yang positif adalah
berkaitan dengan hadiah sedangkan yang negatif berkaitan dengan
hukuman. Yang positif akan mendorong manusia dalam berbuat,
sedangkan yang akan dapat menghambat dalam manusia berperilaku.
Berarti perilaku timbul karena adanya insentif.

d. Teori atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku manusia.
Apakah perilaku itu disebabkan disposisi internal (misal motif, sikap)
ataukah oleh keadaan eksternal.
e. Teori kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana mesti dilakukan,
maka pada umumnya yang ber sangkutan akan memilih alternatif perilaku
yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang
bersangkutan. Ini disebut sebagai model subjective expected utility (SEU)
(lih. Fishbein dan Ajzen, 1975). Dengan kemampuan memilih ini berarti
faktor berfikir berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan
kemampuan berpikir seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi
sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi
pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan
terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentingan pribadi
yang menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang
kepentingan pribadi dapat disingkirkan.

f. Teori S-O-R
Teori SOR ini menyatakan bahwa adanya sebuah reaksi/respon karena
adanya sebuah stimulus/rangsangan terhadap organisme/manusia. Proses
perubahan perilaku ini menggambarkan proses belajar pada individu yang
terdiri dari:
1. Stimulus (rangsangan), diterima atau tidaknya stimulus ini
menandakan efektif dan tidaknya rangsangan tersebut untuk
menimbulkan suatu respon organisme.
2. Apabila stimulus tersebut mendapatkan perhatian maka stimulus
yang diterima efektif, dapat dipahami, menarik dan kemudian membawa
organisme ini untuk melakukan sebuah tindakan
3. Dari stimulus yang direspon organisme tersebut akhirnya terjadi
sebuah perubahan perilaku

g. Teori Snehandu B.Kar


Teori ini menganalisis perilaku kesehatan dengan berprinsip bahwa
perilaku merupakan fungsi dari:
1. Dukungan sosial dari lingkungan atau masyarakat sekitar (social
support).
2. Niat seseorang untuk bertindak (Behaviour Intention)
3. Fasilitas kesehatan (Accessibility of information
4. Otonomi pribadi (Personal autonomy)
5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation)

h. Teori Dukungan Sosial (Social Support Theory)


Menurut Glanz Karen, teori dukungan sosial ini merupakan sebuah
dukungan atau bantuan berupa informasi, saran, tindakan tingkah laku
yang nyata dari lingkungan sosialnya atau orang-orang terdekat subyek
yang dapat memberikan pengaruh baik secara emosional dan perubahan
perilaku.

Dukungan sosial mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain.


merawatnya atau menghargainya. Selain itu dukungan sosial adalah
adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan
bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh dari
orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan. Dukungan sosial
dapat berupa pemberian informasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi
yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu
merasa diperhatikan, bernilai, dan dicintai (A.Heaney Catherine and
Barbara A. Israel, 2008).
Menurut Stanley faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
meliputi:
1. Kebutuhan fisik, berupa sandang, pangan dan papan
2. Kebutuhan sosial, orang yang mudah bersosialisasi dengan
lingkungannya makan akan mempunyai lebih banyak kenalan Dengan
mudahnya orang tersebut bersosialisasi maka dukungan sosial yang
didapat lebih banyak
3. Kebutuhan psikis, ketika seseorang sedang sakit, seperti habis
melahirkan perlu mendapatkan dukungan informasi kesehatan, rasa
nyaman, dukungan perawatan hal hal tersebut tidak mungkin terpenuhi
sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.

i. Teori Social Cognitive of Self-Regulation


Teori kognitif sosial (SCT) dikenal pertama kali sebagai teori
pembelajaran sosial, teori ini dikemukakan oleh Bandura. Teori ini
menganalisis proses proses yang mendasari penentuan nasib sendiri,
altruisme, dan moral perilaku. SCT determinisme timbal balik
menekankan pada interaksi antara orang dan lingkungan mereka.
Kebanyakan teori-teori perilaku dan sosial fokus pada individu, sosial, dan
faktor lingkungan yang menentukan perilaku individu atau kelompok
(misalnya, hambatan, penghargaan dan hukuman, dan norma norma sosial
yang digambarkan dalam komunikasi massa).

III. Ciri-ciri prilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain


Menurut SarlitoWirawan Sarwono (1983) dalam bukunya pengantar
umum psikologi, ciri-ciri perilaku manusia y ang membedakan dari
makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi
pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Secara
singkat dapat uraikan sebagai berikut:
1. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan
perilakunya sesuai pandangan dan harapan orang lain.
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan
dan bekerja orang lain. Perilaku manusia adalah situasional, artinya
perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.

2. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku
yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru
lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia
terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta merta.
Jadi, sebenarnya perilaku manusia tidak perna berhenti pada suatu
saat. Perilaku pada masa lalu merupakan persiapan bagi perilaku
kemudian dan perilaku kemudian merupakan kelanjutan perilaku
sebelumya. Fase-fase berkembangan manusia bukanlah suatu fase
perkembangan yang berdiri sendiri, terlepas dari perkembangan
lain dalam kehidupan manusia.
3. Orientasi pada tugas
Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi
pada suatu tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar
menuntut ilmu, orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan tertentu. Demikian juga individu yang bekerja,
berorientasi unutk menghasilkan sesuatu
4. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan
sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang
tidak ingin diperjuangkan. Jadi, sebanarnya manusia memiliki cita-
cita yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya
berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.
5. Tiap-tiap individu manusia adalah unik
Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda
dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia sama persis
di muka bumi ini, walaupun iya dilahirkan kembar. Manusia
mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi
tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan
pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-cita
nya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa
kini yang berbeda-beda pula.

IV. Proses pembentukan perilaku


Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan .
Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan
dasar, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok
utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan seks.
Apabila kebtuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi
ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang
menimbulkan sesak nafas dan kekurangan H2O dan elektrolit yang
menyebabkan dehidrasi.
b. Kebutuhan rasa aman, misalnya :
 Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan,
perampokan, dan kejahatan lain.
 Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan,
peperangan, dan lain-lain.
 Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
 Rasa aman memperoleh perlindungan hokum
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :
 Mendambakan kasih saying/cinta kasih orang lain baik dari
orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.
 Ingin dicintai/mencintai orang lain.
 Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
d. Kebutuhan harga diri, misalnya :
 Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
 Adanya respek atau perhatian dari orang lain.
 Toleransi saling menghargai dalam hidup berdampingan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya :
 Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
 Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.
 Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier,
usaha, kekayaan, dan lain-lain.

V. Faktor perangsang dan penguat


Untuk meningkatkan motivasi berperilaku dapat dilakukan dengan 4 cara
sebagai berikut :
a. Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam,
hadiah, promosi pendidikan, dan jabatan.
b. Kompetisi atau persaingan yang sehat.
c. Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara (pace making).
d. Memberi informasi keberhasilan kegiatan yang
telah dilakukan, untuk mendorong agar lebih
berhasil.
VI.
VII. Iughgjkh
VIII. iuhgjhj

Anda mungkin juga menyukai