Anda di halaman 1dari 22

Devi Risma, M.

Si, Psi

PENGANTAR ILMU PERILAKU

PERILAKU

PSIKOLOGI

ILMU JIWA

ILMU PERILAKU

PERILAKU
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku sebagai manifestasi dari kehidupan kejiwaan (Walgito, 2002). Perilaku adalah aktivitas organisme atau makhluk hidup Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (Skiner) Perilaku terdiri dari perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (covert behavior), yang meliputi aktivitas motorik, kognitif dan emosional.

Jenis Respon
Respondent respons (Reflexive respons) Respon yang ditimbulkan oleh stimulus tertertu yang disebut ecliting stimuli karena menimbulkan respon yang relative tetap Operant respons Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli lain (Reinforcing stimuli/reinforce)

Jenis Perilaku
Perilaku yang tampak/terbuka (overt behavior) Perilaku yang terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan yang dapat diamati oleh orang lain. Perilaku yang tidak tampak/tertutup (covert behavior) Perilaku yang terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Covert behavior dapat diukur : pengetahuan, sikap,dll

Domain Perilaku
Menurut (Notoatmodjo, 2003), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karekteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang


Menurut Sunaryo (2004) ada 2 : 1. Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen)

2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu


Faktor yang berasal dari luar individu, seperti : lingkungan, pendidikan, dll

3. Faktor-faktor lain: Susunan saraf pusat, Persepsi, Emosi

Faktor genetik atau faktor endogen


Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan. Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu.

Faktor eksogen/ dari luar individu


Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok. Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, beraksi, dan berperilaku individu. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. Kebudayaan.,Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

PEMBENTUKAN PERILAKU
Pembentukan Perilaku dengan Kondisioning atau Kebiasaan Membentuk perilaku melalui kondisioning atau pembiasaan atau latihan perilaku yang diharapkan, sehingga akan terbentuk perilaku yang diharapkan tersebut dalam diri seseorang. Cara ini dikemukan oleh Pavlov dan Thorndike yang terkenal dengan teorinya teorinya Classical Conditioning (pembiasaan klasik), serta Skinner dengan Teori Operant Conditioning (kondisioning Instrumental). Misalnya, anak dibiasakan bangun pagi, menggosok gigi sebelum tidur, dll.

PEMBENTUKAN PERILAKU
Pembentukan Perilaku dengan Pengertian (Insight) Pembentukan perilaku dengan cara pengertian didasarkan pada teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai pengertian (insight). Misalnya, Naik motor harus menggunakan helm, karena helm dapat melindungi diri apabila ada kecelakaan, dsb.

PEMBENTUKAN PERILAKU
Pembentukan Perilaku dengan Menggunakan Model Pembentukan perilaku dengan menggunakan model didasarkan atas teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Model yang digunakan adalah orang-orang yang menjadi panutan atau orang yang berarti dalam hidup seorang individu.

Proses Adopsi Perilaku


Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan Apabila penerimaan perilaku atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).

Proses Adopsi Perilaku

Awareness

Interest

Evaluation

Trial

Adoption

ILMU PERILAKU DALAM KESEHATAN


Pendidikan kesehatan bertujuan mengubah perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat, yaitu perilaku yang berdasarkan pada prinsip-prinsip sehat atau kesehatan. Menurut Mico & Ross (Azrul, 1983) bahwa pendidikan kesehatan adalah penerapan ilmu perilaku untuk memperbaiki proses perubahan dan pemecahan masalah kesehatan. Sehingga, perlu dipelajari ilmu perilaku yaitu psikologi agar dapat membuat teknik perubahan perilaku, sebagai upaya untuk mengubah perilaku yang belum sesuai dengan prinsip kesehatan yang ada.

PERANAN ILMU PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Blum (dalam Machfoedz & Suryani, 2007) mengemukakan bahwa tidak hanya perilaku yang mempengaruhi sehat atau tidaknya seseorang. Ada faktor-faktor lain, yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku itu sendiri. Dengan demikian, faktor perilaku hanyalah sebagian masalah yang harus diupayakan untuk menjadi individu dan masyarakat menjadi sehat.

BEBERAPA TEORI PERILAKU

TEORI INSTING TEORI DORONGAN (DRIVE THEORY) TEORI INSENTIF TEORI ATRIBUSI TEORI KOGNITIF

TEORI INSTING
Teori ini dikemukan oleh McDougall, yang menyatakan bahwa perilaku disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku bawaan dan akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori ini mendapat tanggapan dari F. Allport yang berpendapat bahwa perilaku manusia disebabkan oleh banyak faktor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.

TEORI DORONGAN (DRIVE THEORY)


Teori ini berdasarkan pada pandangan bahwa orgnisme mempunyai dorongan-dorongan tertentu. Dorongan-dorongan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendorong organisme tersebut berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila kebutuhan telah terpenuhi, maka dorongandorongan tadi akan berkurang, sehinggga disebut juga drive theory.

TEORI INSENTIF
Teori didasarkan bahwa perilaku manusia disebabkan karena adanya insentif (reinforcement). Reinforcemen ada yang postif dan ada yang negatif. Reinforcement positif akan menguatkan perilaku tertentu, sedangkan reinforcement negatif akan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

TEORI ATRIBUSI
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebabsebab perilaku seseorang. Apakah disebabkan karena disposisi internal (motif, sikap, dsb) atau oleh keadaan eksternal. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga atribusi eksternal.

TEORI KOGNITIF
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang harus dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi inidvidu tersebut. Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampun berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai pertimbangannya dalam memilih dan dapat beripikir resiko apa yang akan dihadapi dari pilihannya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai