Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HIDUP DAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL”

NAMA KELOMPOK:

1. DESTI KARTIKA
2. DYAS PUTRI PRESTILANI
3. ELA SINTIA
4. ELZA DESRIANTI
5. FITRIA NUR NUGRAHENI
6. FOURTIYA MAYU SARI
7. IKE AYULESTARI

POLTEKES KEMENKES BENGKULU


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Perilaku Manusia”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar.
Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,  kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan kami menyadari mungkin terdapat
kekurangan pada makalah ini oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap kepada
pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
                                                           
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi
dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara
individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu,
perubahan perilaku dan proses belajar sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan
hasil dari proses belajar.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain: susunan
syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan untuk
bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil daqri dorongan dan gerakan inilah yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku,
Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya.
Tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan. Baik itu
stimulus eksternal maupun stimulus internal (Walgito, 1991).
Perilaku dapat dioservasi, baik langsung seperti tertawa, minum dan lain sebagainya
maupun secara tidak langsung seperti pikiran dan perasaan.
Perilaku masyarakat terbentuk dari lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung
cukup lama dan mungkin pula hingga saat ini. Bahkan bisa saja perilaku yang sama turun
temurun dari generasi ke generasi di masyarakat. Hal ini bisa menjadi kebudayaan suatu
masyarakat suatu daerah.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja konsep perilaku manusia.
1. Mengetahui pengertian perilaku
2. Mengetahui perilaku menurut skinner
3. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku
4. Mengetahui domain perilaku
5. Mengetahui alasan manusia berperilaku
6. Mengetahui perubahan perilaku manusia
7. Mengetahui perilaku kesehatan

BAB II
KONSEP PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu,
dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang
sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing –
masing.
a. Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo,1993).
b. Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai sebagai suatu aksi-reaksi organisme
terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan
tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,1997).
c. Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari.
d. Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati dari bahwa dia adalah makhluk hidup
(Kusmiyati & Desminiarni, 1990).
e. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku
Manusia”, menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar,
seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk
aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan
pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika
seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang
berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal,
sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia.

2. Perilaku menurut skinner


Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespon, maka teori Skinner disebut teori “S-O-R”atau Stimulus – Organisme – Respon.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Skinner membedakan adanya dua proses, yaitu:

A. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh


rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing
stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap. Misalnya :
makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang
menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup
perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,
lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

B. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini
disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya
apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon
terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari
atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi
dalam melaksanakan tugasnya.

3. Bentuk-Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
(Notoatmodjo, 2003):
1.  Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai