Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
menjual, mulai menawarkan ide hinggá komoditas yakni layanan jasa. Sebagai
pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk
mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri
dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana
usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi
yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal
selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola
manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui syarat mendirikan usaha.
2. Untuk mengetahui bidang usaha pelayanan kebidanan
3. Untuk mengetahui managemen SDM
4. Untuk mengetahui managemen pemasaran/promosi
5. Untuk mengetahui managemen keuangan, rancangan pembukuan dan
laporan keuangan
6. Untuk mengetahui managemen resiko/pengendalian

C. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi usaha-usaha dibdiang praktek pelayanan


kebidanan
2. Mahasiswa dapat merancang rencana tempat praktek pelayanan kebidanan
3. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
4. Memberi peluang melakukan perubahan
5. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
6. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin
7. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
8. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Syarat Mendirikan Usaha


Menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan, BPS diselenggarakan oleh perorangan dengan
persyaratan sebagai berikut:
Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
1) Memiliki tempat tidur dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan
2) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal
5 tempat
3) Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku
4) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku
5) Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat
yang mudah dilihat
6) Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus
memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
7) Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat
prakteknya
8) Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan
9) Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan
dan meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan:
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar
informasi dengan sesama bidan
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun oleh organisasi profesi
10) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik
11) Selain itu jugan harus memenuhi persyaratan bangunan yang
meliputi:
a. Papan nama
1) Untuk membedakan identitas maka setiap bentuk pelayanan
medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat
diambil dari nama yang berjasa di bidang kesehatan, atau yang
telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.
2) Ukuran papan nama seluas maksimal 1 x 1,5 meter
3) Tulisan balok warna hitam, dan dasarnya berwarna putih
4) Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas
terbaca oleh masyarakat
b. Tata Ruang
1) Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter
2) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang
periksa, ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu, dan kamar mandi / WC masing-masing 1 buah
3) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan /
pencahayaan
c. Lokasi
1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh
Pemerintah Daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan
kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat
hiburan dan sejenisnya
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan yang
sejenisnya dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang
salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
d. Hak Guna Pakai
1) Mempunyai surat kepemilikan bangunan (surat hak milik /
surat hak guna pakai)
2) Mempunyai surat hak guna pakai (surat kontrak bangunan)
minimal 2 tahun
3)Perizinan
SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang seterusnya akan disampaikan laporannya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan
kepada organisasi profesi setempat.
4) Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana, Dan Prasarana
Bidan Praktek Swasta
1. Administrasi
a. Memiliki papan nama bidan praktek swasta
b. Mempunyai SIPB dan masih berlaku
c. Ada visi dan misi
d. Ada falsafah
e. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan
f. Ada buku pelayanan KB
g. Ada buku standar pelayanan kebidanan neonatal
h. Ada buku register pasienAda format catatan medic
· Antenatal
· Persalinan
· Nifas
· Bayi Baru Lahir
· Keluarga Berencan
· Bayi Sehat
· Rujukan
· Laporan
· Surat Kelahiran
· Surat Kematian
· Partograf
· Informed Consent
· Formulir Permintaan Darah

2.   Peralatan
No Peralatan Tidak Steril Peralatan Steril Peralatan Habis
Pakai
1 Tensimeter  klem pean Kapas
2 Termometer ½
 klem kocher Kain kasa
3 Stetoskop Korentang Plester
4 Timbangan bayi Gunting tali pusat Handuk
5 Timbangan dewasa Gunting benang Pembalut wanita
6 Pengukur panjang bayi Kateter
7 Penghisap lendir Pincet
8 Pita mengukur Kocher tang
9 Sterilisasi Pincet chirurgic
10 Oksigen dengan Cocor bebek
regulator
11 Strilisator Mangkok metal
12 Bak instrumen Pengikat tali pusat
13 Sahli Pengisap lendir
14 Masker Tampon tang
15 Bengkok Tampon vagina
16 Gunting ferband Pemegang jarum
17 Spatel lidah Jarum kulit & otot
18 Jam detik Sarung tangan
19 Reflek hamer Benang sutura
20 Apron Catgur
21 Pengaman mata Doek steril
22 Sarung kaki plastik Sims
23 Semprit disposible
24 Tempat placenta
25 Senter kecil
26 Pakaian ibu dan bayi
27 Sarung tangan karet
28 Tempat kotoran
29 Tempat kain kotor
30 Selimut
31 Kertas lakmus
32 Gelas ukur 500ml
3.     Peralatan pencegahan infeksi
a. Wadah anti tembus
b. Tempat sampah basah dan kering
c. Ember
d. Ember plastik tertutup
e. Ember plastik dan sikat
f. DTT set
g. Tempat penyimpanan peralatan
4.    Formulir yang disediakan
a.    Formulir Informed Consent
b.    Formulir ANC
c.    Partograf
d.    Formulir persalinan / nifas dan KB
e.    Formulir rujukan
f.     Formulir surat kelahiran
g.    Formulir permintaan darah
h.    Formulir kematian
5. Media penyuluhan kesehatan
a.     Ada poster di dinding
1)     Pesan-pesan ASI Ekslusif
2)     Pesan Immunisasi
3)     Pesan Vitamin A
4)     Persalinan
5)     Tanda Bahaya
b.    Ada leaflet
c.    Ada booklet
d.    Ada majalah bidan dan lainnya
6.    Sarana
a.    Rumah terbuat dari tembok
b.    Lantai keramik
c.    Ruang tempat periksa
d.    Ruang perawatan
e.    Dapur
f.     Kamar mandi
g.    Ruang cuci pakaian/alat
h.    Ruang tunggu
i.      Wastafel
j.      Tempat sampah dan tempat parkir

B. Bidang Usaha Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan ditujukan kepada ibu dan anak. Pelayanan kepada
ibu diberikan masa pra nikah, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas
dan masa antara (periode interval). Pelayanan kebidanan kepada anak
diberikan pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa
pra sekolah.
1. Pelayanan kepada ibu meliputi :
a. Penyuluhan dan konselin
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu
hamildengan abortus iminens, hyperemesis gravidarum tingkat I, pre
eklampsi ringan dan anemi ringan
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sunsang,
partus macet, kepala didasar panggul , tanpa infeksi, perdarahan post
partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post term
dan pre term
g. Pelayanan pada ibu nifas normal yang mencakup retensio plasenta,
renjatan dan infeksi ringan.
h. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi
keputihan, perdarahan yang tidk teratur dan perdarahan haid.

2. Pelayanan kebidanan pada anak meliputi :


a. pemeriksaan bayi baru lahir
b. perawatan tali pusat
c. perawatan bayi
d. resusitasi pada BBL
e. pemantauan tumbang anak
f. pemberian imunisasi
g. pemberian penyuluhan

3. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk


:
a. Memberikan obat dan kontrasepsi oral, suntikan dan AKDR, AKBK
dan kondom
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontraseps
c. Melakukan pencabutan ala kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
d. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi dalam rahim
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga
berencana dan kesehatan masyarakat

4. Bidan dalam memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat berwenang


untuk :
a. Membina peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak
b. Memantau tumbuh kembang
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komuniti
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama,
merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (PMS),
penyalah gunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) serta
penyakit lainnya.

C. Managemen SDM

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh
karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang
dikenal dengan manajemen sumber daya manusia. (Hariandja, 2002: 2)
Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,
manajer dan tenaga-tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas
organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Unsur MSDM adalah manusia. Bagian atau unit yang mengurusi SDM adalah
HRD (Human Resource Department), manajemen sumber daya manusia
adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok
suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya
manusia. Adalah tugas MSDM untuk mengelola unsur manusia secara baik
agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Dengan demikian
kita dapat mengelompokkan tugas MSDM atas tiga fungsi. (Umar, 1998: 3)
        1.Fungsi manajerial : perencanaan. Pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian
  2. Fungsi operasional : pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan  pemutusan hubungan kerja.
   3. Kedudukan MSDM dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan
secara terpadu.
Dari penjelasan diatas serta pendapat ahli tentang definisi MSDM, penulis
mencoba mengartikan definisi MSDM sebagai suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan
hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan
secara terpadu. (Umar, 1998: 3)

Kegiatan dari tiap tahap proses di atas terlukis dalam tabel dibawah ini.

Proses Masuk ke Organisasi → Proses di Dalam Organisasi → Proses Keluar


Organisasi

Perencanaan SDM Produktivitas Pelatihan dan Pemberhentian


Analisis Pekerjaan Pengembangan Pekerjaan
Rekrutmen, Prestasi Kerja Kompensasi
Seleksi dan Perencanaan karier
Orientasi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

Dari gambar tabel diatas jelas tampak bahwa proses untuk mendapatkan
pegawai dimulai dari menentukan kebutuhan pegawai, lalu menentukan
pekerjaan apa yang membutuhkan pegawai beserta syarat-syarat calon
pegawai yang dapat diterima beserta proses rekrutmen, seleksi dan jika
diterima akan dimulai dengan orientasi bagi pekerja untuk berkenalan dengan
tugas yang akan mereka kerjakan. Selama pegawai bekerja, hendaknya
perusahaan memperhatikan hak-hak pegawai seperti kompensasi,
perencanaan karier, keselamatan kerja dan kesehatan serta pelatihan dan
pengembangan. Dengan terpenuhinya hak-hak mereka, diharapkan
produktivitas dan prestasi kerja mereka akan menghasilkan laba bagi
perusahaan. Selanjutnya, setelah pegawai bekerja, mau tidak mau suatu saat
ia harus berhenti. Mekanisme pemberhentian sering disebut PHK. (Umar,
2000: 116)

D. Managemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis,
perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai
tujuan – tujuan organisasi.
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran, yang meliputi:
a. Analisis
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan
mencari institusi yang dapat yang dapat membantu dan bekerja sama.
Sasaran pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur,
wanita usia menopause, dan lanjut usia.
b. Melakukan riset
Tujuan melakukan riset yaitu untuk mengetahui tanggapan masyarakat
terutama kelompok sasaran terhadap jasa pelayanan yang akan
diberikan.
c. Menyusun strategi pemasaran
Strategi yang digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu
menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1) Faktor micro, yaitu perantara pemasaran, pesaing dan masyarakat.
2) Factor macro, yaitu demografi/ ekonomi, politik hukum,
teknologi/fisik dan sosial/ budaya.
3) Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual :
a) Tempat yang strategis
b) Produk yang bermutu
c) Harga yang kompetitif
d) Promosi yang gencar
4) Strategi pemasaran dari sudut pandang pembeli/ pelanggan :
a) Kebutuhan dan keinginan pelanggan
b) Biaya
c) Kenyamanan
d) Komunikasi
5) Monitoring dan evaluasi
Kegiatan monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau
kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan
kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah
tercapai atau belum
6) Pelaksanaan proses pemasaran
Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk
menunjang program melalui pesa- pesan sehingga mudah diingat oleh
masyarakat luas atau konsumen

E. Managemen Keuangan, Rancangan Pembukuan Dan Laporan


Keuangan

1. Definisi Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang memiliki arti
masing-masing dan di satukan menjadi satu kesatuan yang komplit.
Menurut G.R.Terry, manajemen adalah “Suatu proses atau kerangka
kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasianal atau maksud-maksud
yang nyata”.
Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut:
a. Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha untuk
menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat
atau memperoleh aktiva.
b. Suad Husnanmengatakan manajemen keuangan adalah 
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c. Grestenberg mengatakan, manajemen keuangan adalah ” how
business are organized to acquire funds, how they acquire
funds, how the use them and how the prof ts business are
distributed.
d. James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan
adalah  segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,
pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyantomengatakan bahwa manajemen keuangan
adalah  keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan
biaaya yang minimal dan syarat syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin.
Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan.

2. Tujan Manajemen Keuangan


Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual,
maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang
manajemen  juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar
terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. Namun, Manajemen
keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan
sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono:
2000, 3) yaitu, tujuan normatif manajemen keuangan adalah
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan, seperti :
a. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham
dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai perusahaan.
b. Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
c. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik,
kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
d. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih
menekankan pada aliran kas dari pada laba bersih dalam
pengertian akuntansi.
e.  Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial,
seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan
keamanan produk.
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan sangat berperan
penting dalam menjalankan fingsinya dalam berbagai kegiatan
keuangan, berikut adalah penjelasan singkat dari fungsi-fungsi
manajemen keuanagan, yaitui :
a. Perencanaan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi untuk membuat rencana
pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya
untuk periode tertentu.
b. Penganggaran Keuangan
manajemen keuangan berfungsi menjadi tindak lanjut dari
perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran
dan pemasukan.
c.  Pengelolaan Keuangan
dengan adanya manajemen keuangan maka perusahaan dapat
menggunakan dana untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan
dalam hal ini, manajemen keuangan berfungsi mencari dan
mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
e. Penyimpanan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi mengumpulkan dana
perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
f. Pengendalian Keuangan
Dalam hal ini manajemen keuangan berfungsi untuk
melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem
keuangan pada paerusahaan.
g. Pemeriksaan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan audit
internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi
penyimpangan.
4. Fungsi Utama Manajemen Keuangan
a. Keputusan investasi (Investment decision)
Merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akn dikelola oleh
lembaga.
Aktiva = asset yang digunakan untuk menjalankan operasional.
Pasiva = sumber (hutang dan modal)
Aktiva didanai oleh pasiva
Yang temasuk Aktiva ialah Segala asset yang digunakan untuk
operasional, yang termasuk Pasiva ialah Modal + Hutang.
Keputusan investasi ini merupkan keputusan yang paling penting
di antara ketiga bidang keputusan karena akan berpengaruh
langsung terhadap:
 Besarnya rentabilitas investasi.
Rentabilitas: kemampuan untuk pengembalian investasi
 Aliran kas lembaga
Bahwa ternyata setiap keputusan investasi mempengaruhi
arus kas di waktu yang akan datang
b. Keputusan pendanaan (Financing Decision)
Financing decision adalah keputusan berkaitan dengan penetapan
sumber dana yang diperlukan dan penetapan perimbangan
pembelanjaan yang terbaik (struktur modal yang optimal).
c. Keputusan pengelolaan asset (Aset management decision)
Assets management decision adalah keputusan berkaitan
penggunaan dan pengelolaan aktiva (kata bijak: lebih mudah
membangun daripada mengelola.
Saat ini fungsi manajeen keuangan dapat dilakuakn dengan
status BLU/BLUD sedangkan dulu, masih awing-awang. Dan
sering bermasalah, karena terkadang tidak disetor seluruhnya,
karena kalau disetor semua akan menjadi masalah ketika
kekurangan dana. Dan Rumah sakit tidak mungkin menolak
pasien. Sehingga sering ada pendapatan yang dikelola sendiri dan
diluar tariff.
5. Tugas Pokok Manajemen Keuangan
Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi
keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer
keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan
menyangkut empat aspek, yaitu:
a. Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana
manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain
yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum
perusahaan.
b. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada
berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal
yang berkaitan dengannya.
c. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para
manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi
seefisien mungkin.
d.  Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal,
manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar
keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga
perusahaan dapat diperdagangkan.
Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa
tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan
investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya,
tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan
pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
6. Tujuh Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bukan hanya berkutat pada seputar
pencatatan akutansi. Dia merupakan bagian penting dari manajemen
program  dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri
yang  menjadi bagian dari pekerjaan orang keuangan.
Ada 7 Prinsip dari manajemen yang harus diperhatikan.
a. Konsistensi (consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari
waktu ke waktu. Ini tidak berarti  bahwa sistem keuangan tidak
boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi.
Pendekatan yang tidak konsisten tehadap manajemen keuangan
merupakan suatu tanda bahwa manipulasi di pengelolaan keuangan.
b.  Akuntabilitas(accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban ,moral atau hukum, yang melekat
pada individu, kelompok atau organisasi. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa
yang telah dia capai sebagai pertanggumg jawaban kepada
pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
c. Transparansi (transparancy)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan
pekerjaannya,menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan
aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk
didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap,
dan tepat waktu serta dapat dengan mudah dpat diakses oleh
pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi
tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang
disembunyikan.
d. Kelangsungan hidup (integrity)
Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi ditingkat stratejik
maupun operational harus sejalan /disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup atau (viability)merupakan suatu
ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi.
e.  Integritas (integrty)
Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya ,  individu yang
terlibat harus mempunyai integritas yang baik. selain itu, laporan
dan catatan keuangan harus tetap dijaga integritasnya melalui
kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
f.  Pengelolaan (stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh  dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

g. Standar akutansi (accounting standarts)


Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn organisasi harus
sesuai dengan prinsip dan standart akutansi yang berlaku umum.
7. Aktivitas manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
a. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.  Alokasi dana
berbentuk:
 Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas
berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai
hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertifikat
deposito, atau obligasi.
 Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah,
bangunan, peralatan.
b.  Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan
sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana
eksternal perusahaan.
c. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien
mungkin.
8. Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya
Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang
sangat penting bagi manajemen keuangan. Analisis ini bermanfaat
untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana
tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan
penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui
kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan
proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana
adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk
dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-
masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau
penggunaan dana. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa
dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :
1.     Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
pendeknya.
2.     Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam
proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur
perusahaan.
3.     Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya.
Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
4.     Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur
efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
5.     Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya
pertumbuhan ekonomi dan industri.
6.     Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi
perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut
mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio
hasil pengembalian.
9. Rancangan Pembukuan Dan Laporan Keuangan
1. Pembukuan
Pembukuan adalah hal yang sangat penting bagi kelangsungan
suatu bisnis. Bagi seorang wirausaha, kemampuan mencatat
seluruh transaksi keuangan, paling tidak dengan cara yang paling
sederhana, merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki.
Pencatatan kegiatan keuangan tidak berarti harus menyewa atau
mempekerjakan tenaga ahli atau khusus untuk kegiatan tersebut.
Untuk para pemula (wirausaha baru), pencatatan transaksi
keuangan dapat dilakukan sendiri, karena dari kebiasaan inilah
akan diperoleh manfaat pengendalian usaha khususnya dari sisi
finansial.
Beberapa kegunaan pembukuan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai alat kontrol keuangan usaha
2) Sebagai alat pengambilan keputusan
3) Sebagai alat penghitungan pajak
4) Sebagai alat bila diperlukan hubungan dengan pihak ketiga
(pada saat usaha akan dijual, pada saat pengajuan kredit ke
bank, dll).
Dalam menjalankan usaha, kegiatan pencatatan keuangan
yang utama dilakukan antara lain adalah penyusunan
aliran/arus kas (cash flow) dan laporan rugi laba. Selanjutnya
untuk melihat kondisi keuangan pada suatu periode atau saat
tertentu maka diperlukan neraca.
Beberapa trik menyusun pembukuan bagi wirausaha baru
adalah sebagai berikut:
Susunlah proyeksi cash flow sebelum memulai usaha. Hal
ini akan memudahkan Anda melihat prospek usaha yang akan
dijalankan. Dalam prakteknya,diperlukan persiapan cadangan
modal yang lebih besar dari yang diasumsikan dalam proyeksi
arus kas tersebut. Hal ini sangat diperlukan untuk
mengantisipasi hal-hal tak terduga dalam menjalankan usaha
tersebut.
Sekecil apapun bisnis yang dijalankan, jangan perlah
lakukan pencampuradukan keuangan usaha dan keuangan
usaha lain. Hal ini diperlukan disiplin tinggi, sehingga
rekening di bank pun harus dipisahkan.Jangan pernah lupa
mencatat setiap transaksi keuangan yang dilakukan. Secara
sederhana, pisahkan dua buku catatan: pemasukan dan
pengeluaran. Buatlah arsip (file) yang rapi.Selalu
mengupayakan adanya bukti setiap transaksi.
2. Jenis Pembukuan Sederhana yang Wajib Dimiliki
a. Buku Pengeluaran.
Berisi catatan sehari-hari untuk setiap pengeluaran yang terjadi
di bisnis Anda. Mulai dari beli barang sekecil klip, hingga
memenuhi kembali stok barang jualan Anda di gudang.

b. Buku Pemasukan.
Setiap sen yang keluar dan masuk ke dalam bisnis Anda
HARUS dicatat ke dalam buku arus kas Anda. Buku
pemasukan berisi tentang catatan setiap uang yang masuk ke
dalam bisnis Anda sehari-harinya.
c. Buku Arus Kas.
Arus kas bisnis Anda harus terus menerus dikontrol agar Anda
tahu apakah perusahaan Anda masih punya cadangan biaya
untuk beroperasi, atau justru sudah lama pailit. Maka,
pencatatan dan pelaporan harus dilakukan dengan seksama dan
teliti.
d. Buku Catatan Stok.
Dengan catatan ini, Anda bisa mengawasi operasional sehari-
hari bisnis Anda. Anda bisa membandingkan antara
pemasukan, pengeluaran untuk stok, dan jumlah barang yang
keluar dari gudang. Apabila tidak sesuai, maka ada beberapa
hal yang patut Anda curigai.
e. Buku Inventaris Barang.
Dengan catatan ini, Anda bisa menjaga setiap aset yang Anda
miliki tetap ada di bawah kendali Anda. Caranya, catat setiap
barang yang Anda beli di sini, setelah Anda mencatatnya pada
buku pengeluaran. Secara berkala, bandingkan antara aset
Anda di buku inventaris dengan buku pengeluaran Anda. Buku
ini sangat efektif untuk bisnis restoran. Misalnya untuk
mengetahui dengan pasti jumlah peralatan masak dan peralatan
makan yang Anda miliki.
f. Buku Laba Rugi.
Buku laba rugi adalah pembukuan sederhana pada suatu
periode akuntansi yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur
seperti pendapatan dan beban perusahaan. Dari sini, Anda bisa
mengetahui laba (atau justru rugi) bersih yang dihasilkan
bisnis Anda.
3. Cara Membuat Pembukuan Sederhana
a. Membuat Catatan Khusus untuk Transaksi Pengeluaran
b. Membuat Catatan Khusus untuk Transaksi Pemasukan
c. Membuat Estimasi Arus Kas
d. Membuat Catatan Stok
e. Membuat Catatan Inventaris Barang
f. Membuat Buku Laba Rugi
g. Neraca
F. Manajemen Resiko/Pengendalian
1.  Pengertian Manajement resiko
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa
manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu
rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian resiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.  Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari
resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi resiko tertentu.  Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen
semua wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai
metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas
menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua
aktivitas.  Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan
cara mengatasi resiko.  Sasarannya untuk menambah nilai maksimum
berkesinambungan (sustainable) organisasi.  Tujuan utama untuk
memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang dapat
memberikan dampak bagi organisasi.  Manajemen resiko meningkatkan
kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan
ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.
Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan
mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi
organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen resiko
seharusnya ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai
dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas dalam
suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi
dengan kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin
beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan
sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian
tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon secara
menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan pekerja
memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.Manajemen resiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari
semua tingkatan.

2. Sasaran manajement resiko


Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk
mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang
telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.  Hal ini
dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi, dan politik.  Di sisi lain, pelaksanaan
manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia,
khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff, organisasi)
3.  Kategori resiko
Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :
a. Resiko nonsistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau
dikurangi melalui suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan
penanggulangan resiko.
b. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau
dikurangi melalui diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar
atau kejadian yang dapat secara sistematis akan mempengaruhi
posisi pasar (Iban Sofyan, 2004)
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :

1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
memberikan kerugian.  Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal
dengan istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya
menguntungkan atau malah investasinya merugikan.  Resiko
yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan.  Salah satu contoh adalah kebakaran,
apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan
tersebut akan menderita kerugian.  Kemungkinan yang lain
adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran
hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-
maksud tertentu. Resiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan.  Salah satu cara menghindarkan
resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya
kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko murni kadang
dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan
( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko spekulatif
dengan resiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak,
untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung
sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari
perkiraan.  Artinya ada kemungkinan penyimpangan yang
menguntungkan maupun merugikan.  Jika kedua kemungkinan
itu ada, maka dikatakan resiko itu bersifat spekulatif.
Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah resiko murni,
yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai
kemungkinan keuntungan.  Manajer resiko tugas utamanya
menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif,
kecuali jika adanya resiko spekulatif memaksanya untuk
menghadapi resiko murni tersebut.
Menentukan sumber resiko adalah penting karena
mempengaruhi cara penanganannya.  Sumber resiko dapat
diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik, dan resiko
ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko
atau ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut:
1.  Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan
2.  Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri

4. Mengidentifikasi resiko
Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk
menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas resiko
(kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan
kerugian potensial.  Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian
kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property
losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan
kerugian personalia (personnel losses).  Checklist yang dibangun
sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis
kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan
dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk
mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
a. Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)
b. Metode laporan Keuangan (financial statement method)
c. Metode peta aliran (flow-chart)
d. Inspeksi langsung pada objek
e. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
f. Catatan statistik dari kerugian masa lalu
g. Analisis lingkungan

5. Menganalisa resiko
Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya
adalah pengukuran resiko dengan cara melihat seberapa besar potensi
terjadinya kerusakan (severity) dan probabilitas terjadinya resiko
tersebut.  Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah
subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman.  Beberapa resiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan
probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.  Sehingga, pada
tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik
supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam
implementasi perencanaan manajemen resiko.
Kesulitan dalam pengukuran resiko adalah menentukan
kemungkinan terjadi suatu resiko karena informasi statistik tidak selalu
tersedia untuk beberapa resiko tertentu.  Selain itu, mengevaluasi
dampak kerusakan (severity) sering kali cukup sulit untuk asset
immaterial.

6. Monitoring resiko dan evaluasi


Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu resiko
merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek.  Namun,
manajemen resiko tidaklah berhenti sampai di sini saja.  Praktek,
pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan
dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah
penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi
resiko dan pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang
telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun
berubah.  Sehingga, ketika suatu resiko terjadi maka respon yang dipilih
akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
7. Konsep resiko
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan.  Istilah resiko memiliki beberapa
definisi.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian, atau keadaan
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisas
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin,
peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer
resiko dapat mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu,
keberhasilannya dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama
yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
Manajer resiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses
mengidentifikasikan resiko, yaitu agen asuransi, broker, atau konsultan
manajemen resiko. Hal ini tentunya memiliki kelemahan, di mana mereka
membatasi proses hanya pada resiko yang diasuransikan saja.  Dalam hal ini
diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi
metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi
a. Faktor Penyebab Resiko
Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya
(hazards). Banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi
merupakan contoh-contoh bencana yang secara langsung dapat
menimbulkan kerugian. Sementara bahaya terbagi atas beberapa jenis
:
1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan
dengan fasilitas bangunan suatu perusahaan,
2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran
atau ketidakdisiplinan.
3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak
hati-hati ataupun kurangnya perhatian dari pihak-pihak
terkait dalam suatu perusahaan.
4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard)
misalnya akibat mengabaikan undang-undang atau peraturan
yang telah ditetapkan.
Selain resiko yang di atas ada juga bahaya resiko lain yakni
bahaya resiko moral.      Contohnya pada kasus akibat moral dari para
pegawai suatu badan/perusahaan misalnya yang terjadi pada kasus
Citibank Indonesia yang terlibat pada permasalahan penggelapan
dana nasabah. Akibatnya bank tersebut tidak hanya menderita
kerugian finansial, tapi juga resiko reputasi, bahkan kepatuhan.
Resiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan
keberlangsungan perusahaan daripada resiko finansial.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan membuat bank
tersebut kehilangan dana karena masyarakat akan menarik kembali
seluruh dana yang telah tertanam di bank tersebut karena takut akan
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik tersebut
sebenarnya digunakan untuk menjalankan kegiatan perbankan,
namun kerena ada penarikan sejumlah dana dan ketidakinginan
masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut dapat terancam
likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan intervensi
dengan menutup bank.

b. Sumber Penyebab Resiko   


Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis :
1. Resiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya
tindakan orang-orang menciptakan penyimpangan yang dapat
merugikan. Misalnya : pencurian, huru-hara, peperangan.
2. Resiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah
laku manusia. Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik,
kematian maupun kerusakan harta.
3. Resiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.
8. Mengevaluasi Resiko
Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka
disusunlah urutan prioritas resiko.  Mulai dari resiko dengan tingkat resiko
tertinggi, sampai dengan resiko terendah.  Resiko yang tidak termasuk
dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan resiko yang
menjadi prioritas untuk segera ditangani.  Setelah diketahui besarnya
tingkat resiko dan prioritas resiko, maka perlu disusun peta resiko.

9. Menangani Resiko
Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan rencana
tindakan untuk meminimalisir kemungkinan dampak terjadinya resiko dan
personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tindakan. 
Cara menangani resiko berupa memindahkan resiko melalui asuransi dan
kontrak kerja kepada pihak ketiga, mengurangi tingkat kemungkinan
terjadinya resiko dengan cara menambah/meningkatkan kecukupan
pengendalian internal yang ada pada proses bisnis perusahaan, dan
mengeksploitasi resiko bila tingkat resiko dinilai lebih rendah dibandingkan
dengan peluang terjadinya peristiwa yang akan terjadi. Pemilihan cara
menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat,
yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan rencana tindakan lebih
rendah daripada manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak kerugian
resiko.
Seluruh resiko yang diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dan ditangani
dimasukkan ke dalam register resiko yang memuat informasi mengenai
nama resiko, uraian mengenai indikator resiko, faktor pencetus terjadinya
peristiwa yang merugikan, dampak kerugian bila resiko terjadi, pengendalian
resiko yang ada, ukuran tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko
setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana tindakan
untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, serta
personil yang bertanggung jawab melakukannya.

10.   Memantau Resiko


Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan
resiko baru bagi perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko, dan cara penanganan resikonya.  Sehingga setiap resiko yang
teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu dipantau
perubahannya.

11. Mengkomunikasikan Resiko


Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan
resiko dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan
terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk memastikan bahwa
tujuan manajemen resiko dapat tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang
berkepentingan.  Pihak yang berkepentingan berasal dari internal perusahaan
(manajemen, karyawan) dan eksternal perusahaan (pemasok, pemerintah
daerah/pusat, masyarakat sekitar lingkungan perusahaan, dan konsumen air
bersih).
12. Cara pengendalian resiko
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perbankan dalam mengatasi resiko
ataupun mencegah terjadinya resiko yang sama ke depannya
1. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan
pengimplementasian tanggung jawab dan keseuaian kompetensi
masing-masing pihak yang terkait. Misalnya seperti Dewan Komisaris,
Direksi, Risk & Capital Committee (RCC), unit risk
managementdan unit business yang telah berinteraksi dan bersinerji
secara optimal.
2. Bank Mandiri menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil
Resiko, dan digunakan sebagai laporan. Dengan demikian, dapat
memusatkan perhatiannya pada jenis-jenis resiko yang memiliki
tendensi memburuk atau melebihi kebijakan toleransi pada resiko
tertentu.
3. mempersiapkan tenaga profesionalnya di bidang resiko. Sekaligus
melakukan persiapan untuk mengimplementasikan Basel II Accord
yang menjadi penanggung jawab dari seluruh inisiatif strategis terkait
kepatuhan pegawai.
4. menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas. Misalnya dengan
pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan
penetapan limit resiko likuiditas, merancang analisis scenario
dan contingency plan, penetapan strategi pendanaan dan
mempertahankan kapasitas dana yang cukup di pasar (Masyhud Ali,
2006).
BAB III
HASIL KUNJUNGAN

1. Nama Klinik/BPM, Nama Pemilik dan Alamat tempat usaha


Bunda memberi nama BPM nya yaitu BPM Yati Suheli,Amd.Keb
dengan SIPB:500/3483/BPPTPM/IV/2016 yang beralamat di Jl. Kalimantan
No.32 RT 06 RW 02 Kampung kelwai Bengkulu.

2. Usaha praktik pelayanan kebidanan


Adapun Usaha praktik pelayanan kebidanan di bidan yati suheli
Awalnya Bunda membuka BPM karena kebutuhan diwilayahnya, dulu bunda
membuka BPM di curup kemudian pindah ke Bengkulu, dan di tempat
praktiknya melayani ANC,pasien berobat dan suntik KB dan sunat karena
zaman dahulu orang melahirkan ingin melahirkan dirumahnya sendiri,pada saat
itu biaya untuk melahirkan jasanya tidak di patok terserah dengan pasien bunda
juga membatu persalinan dirumah-rumah.
Tahun 2013 bidan yati tidak menerima atau melayani pasien yang ingin
melahirkan dirumah jadi jika ada pasien ingin melahirkan harus datang ke
tempat praktiknya. Menurutnya sebagai seorang bidan yang mendirikan tempat
praktik tidak membenarkan cara promosi seperti cara orang promosi suatu
barang. Tapi cara promosinya melalui pasien, dengan pelayanan terbaik yang
diberikannya akan membuat pasien tersebut datang kembali dan pasien
tersebutlah yang akan promosi melalui mulut kemulut. Karena dia yakin dengan
pelayan terbaik dan memenuhi standar maka pasien akan datang kembali dan
puas dengan pelayan yang telah dia berikan sampai sekarang.

3. Struktur Organisasi praktek pelayanan kebidanan


Bidan Y merupakan pemilik utama dari BPM Y yang beralamatkan di, Jl.
Kalimantan No.32 RT 06 RW 02 Kampung kelwai Bengkulu.
beliau memiliki 1 asisten dan menerima mahasiswa kesehatan kebidanan
yangmagang di BPMnya, Beliau juga bekerja di Puskesmas Beringin Raya Dan
bekerja di Ruangan Poli Anak, dan beliau adalah seorang PNS.

BIDAN

ASISTEN BIDAN

MAHASISWA

POLTEKKES UNEIVERSITA STIKES TRI


KEMENKES S BENGKULU MANDIRI SAKTI

4. Managemen SDM/Tenaga yang dimiliki


Menurut hasil wawancara yang telah kami lakukan Bidan Y memiliki asisten
berjumlah 2 orang, dalam pereqrutan tenaga kerja bunda tidak melihat
berdasarakan dari pengalaman kerja yang dimiliki, bunda hanya menilai ada
tidaknya kemauan yang keras dan disertai pendidikan atau ijazah.
5. Managemen Pemasaran/Promosi
Bidan Y tidak melakukan pemasaran atau promosi melalui media cetak ataupun
media sosial, melaikan proses pemasaran ini belangsung dari pasien yang dari
mulut kemulut atau berdasakan dari pengalaman orang yang dikenal

6. Managemen Resiko/pengendalian
Selama BPM Y mendirikan BPM alhamdulilah belum pernah mengalami Resiko
yang mengakibatkan kerugian, BPM Y tidak pernah mendapati pasien yang
meninggal di BPMnya, tidak ada komplen dari masyarakat sekitar mengenai
BPM nya, Selama Bidan Y mendirikn BPM di wilayah Rawa makmur
tanggapan dari masyarakat atau aparat Desa sangat positif dan mereka sangat
senang karena dapat membantu masyarakat sekitar.

7. Managemen Keuangan
Dalam proses managemen keuangan bunda rata-rata penghasilan berbulan sekiar
>10 juta, dan sekitar 160 pasien, kemudian dari hasil yang diperoleh
dimanfaatkan untuk keperluan BPM seperti Obat-obatan spuit cairan infuse
sesuai kebutuhan BPM dan juga untuk mengaji asisten bunda, gaji asisten
dihitung 10% dari pendapatan BPM perbulan tidak dipatok dengan nominal
perbulannya. Pengeluaran bunda rata-rata perbulan sekitar 4-5 juta.
8. Rancangan pembukuan sederhana
a. Laopran harian
Rancangan pembukuan di catat setiap hari di buku ANC,Buku Berobat,
KB,Laporan Surat Masuk dan Keluar, Buku Catatan persalinan, Buku
Imunisasi dan Buku kas.
b. Laporan Bulanan
Setiap ANC,Persalinan, Imunisasi, Ibu nifas,pelayanan kesehatan Neonatus
dan Asektor KB setiap bulannya dilaporkan ke puskesmas Beringin Raya.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pembahasan
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. (Imamah, 2012 :
01)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan  prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –
obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan
yang kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan
bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan
kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea, 2011 : 01)
Pelayanan yang diberikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan
kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara,
asuhan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB (IUD,
AKBK, Suntik, Pil), imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja,
perawatan pasca keguguran. Selain itu, bidan praktek mandiri melayani
pemeriksaan untuk orang yang sakit, kemudian memberi pelayanan kesehatan
terhadap WUS (wanita usia subur ) serta LANSIA (lanjut usia). (Imamah, 2011 :
01)
Tingginya  permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan.
Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan
kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Karena hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik
dan terjangkau yang diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada
individu, keluarga dan masyarakat dapat tercapai. (Ambarwati, 2010 : 0l)
Dengan demikian bunda memberi nama BPM nya yaitu BPM Yati
Suheli,Amd.Keb yang beralamat di rawa makmur. Selain membuka PMB bidan
Yati juga bekerja di puskesmas Beringin Raya,Bidan Yati memiliki dua orang
asisten, dan sistem pembagian gaji 10% setiap bulannya, bidan yati menerima
mahasiswi magang dari seluruh instansi akan tetapi untuk saat ini ada tiga
instansi yang bekerjasama bersama bidan yati.
Bidan yati tidak memasangkan iklan pada media sosial dan media cetak akan
tetapi melalui pelayanan yang baik, tanpa membeda- bedakan setiap pasien,
maka melaui pasien secara tidak langsung telah di promosikan atas pelayanan
yang memuaskan.
Bidan Yati sudah memiliki surat izin kepemilikan bangunan,surat tanda
registrasi dan surat izin praktek bidan, Bidan Yati tidak memasang tarif. Bidan
Yati memiliki 2 tempat tidur bersalin, 2 tenpat tidur perawatan, ruang tunggu
keluarga pasien, ruang pendaftaran,ruang obat, kamar mandi, dan dapur.
Untuk pembuangan limba Bidan Yati memisahkan limba medis dan limba
non medis. Limba medis di bawah kepuskesmas untuk diolah lebih lanjut.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Bidan Praktek
Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan dasar.
Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki
Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada
sarana kesehatan atau program.

B. Saran
Adapun saran kami untuk bidan “Y” tetaplah menjadi bidan yang
profesional dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipercayai. dan
untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak,
Serta memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang Bidan Praktek Mandiri
sehingga mahasiswa menjadi lebih tahu dan bisa menjadi calon bidan yang
berguna juga kelaknya.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai