Anda di halaman 1dari 16

A.

Latar belakang
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan ( SIPB ) sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. ( Imamah, 2012 :
01)   untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan kebidanan secara
mandiri (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/
MENKES / SK / III / 2002). Praktek Kebidanan adalah implementasi
dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom,
kepada  perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode
etik bidan. Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Ini merupakan
penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau
masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, masa
persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Peran aktif bidan dalam pelayanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana sudah sangat diakui oleh semua pihak.
Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa
masyarakat semakin menyadari perlunya meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan, sosial dan ekonomi di masyarakat
sehingga semakin maju tingkat pendidikan yang kemudian membuat
masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap apa yang
mereka butuhkan. Begitu kompleksnya masalah kehidupan sekarang ini
menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan
penting. Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan yang bermutu
semakin dicari. Untuk memenangkan persaingan2008, secara
nasional jumlah Bidan Prakte Swasta yang memiliki ijin aktif adala
83.457, sedangkan di Jawa Timur berjumla 4.612 dan di Kabupaten
Kediri terdapat 34 (Dinkes Jatim, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa
Bidan Praktek Swasta merupaka sarana pelayanan kesehatan yang
jumlahny cukup banyak. Akan tetapi, kuantitas yan cukup tinggi belum
tentu diikuti denga kualitas yang baik. Angka kunjunga merupakan tolak
ukur sukses tidaknya suat Bidan Praktek Swasta dalam menila efektivitas
dan efisiensi pelayananan yan diberikan apakah sesuai dengan harapan
pasien atau belum.Berkaitan dengan pelayanan yang bermutu atau
berkualitas yang dihubungka dengan kepuasan, maka menurut Zeitham
dan M.T.Bitner juga Adrian Palmer (2001 yang dikutip Irene D. (2008 :
54), ada lim faktor yang mempengaruhi mutu pelayana yaitu keandalan
(reliability), ketanggapa (responsiveness), jaminan (assurance) empati
(empathy) dan keberwujuda (tangibles). Inilah faktor penentu
kepuasan pelanggan dimana pelanggan aka membandingkan antara
kenyataan (kinerja institusi dari faktor keandalan (reliability),
ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empaty (empathy)
dan keberwujudan (tangibles) dibandingkan dengan harapan pelanggan
terhadap semua faktor tersebut. Hal ini dilakukan agar Bidan Praktek
Swasta dapat tetap exist  di masyarakat

B. Tujuan
Merancang praktik mandiri bidan dengan kualitas yang memuaskan sehingga
meningkatkanya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan meningkatnya kunjungan pasien ke praktik mandiri bidan

C. Manfaat
1. Bagi Bidan
Dapat menjadi pedoman khususnya bagi bidan yang akan membuka bidan
praktik mandiri untuk menunjang fasilitas pelayanan menjadi lebih baik
2. Bagi mahasiswa
Memberikan gambaran berupa pengetahuan terkait pelayanan praktik bidan
mandiri
3. Bagi masyarakat
Meningkatnya kepuasan masyarakat terkait pelayanan atau praktik bidan
mandiri

BAB II
A. Pengertian Bidan Praktek MandiriBidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan
bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nidan kepada
pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran
kesehatan atau program. (Imamah, 2012)Bidan Praktek Mandiri memiliki
berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan prakteknya, seperti tempat
atau ruangan praktek, peralatan, obat-obatan. Namun pada kenyataannya
BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek
serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang
lengkaptindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat
dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan
bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea,2011). Menurut
Permenkes nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan, Bidan memiliki kewenangan untuk meberikan pelayanan kesehatan
ibu, pelayanankesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana.
B. Persyaratan Pendirian Bidan Praktik Mandiri
1. Menjadi anggota IBI
2. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
3. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah setempat Praktek
4. Surat Persyaratan tidak sedang dalam sanksi profesi/hokume)Surat
Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
5. Persiapan peralatan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan
pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatang
6. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulish
7. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a) Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan
kesehatan
b) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal
5 tempat tidur
c) Memiliki peralatan minimal sesuai denganketentuan dan
melaksanakanprosedur tetap (protap) yang berlaku.
d) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.
e) Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan izin praktik
bidannya atau foto copy praktiknya diruang praktik, atau tempat yang
mudah dilihat.
f) Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain,
yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
g) Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
h) Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktk bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan
8. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankandan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling
tukarinformasi dengan sesama bidan.
b) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademisdanpelatihan sesuai
dengan bidangtugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun oleh organisasiprofesi.
c) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.

C. Kelengkapan Administrasi, peralatan, sarana, dan prasarana Bidan Pratik


mandiri

ADMINISTRASI PERALATAN STERIL


1. Memiliki papan nama bidan 1. Klem pean
praktik mandiri 2. Klem kocher
2. Mempunyai SIPB yang masih 3. Korentang
berlaku 4. Gunting tali pusat
3. Ada visi dan misi 5. Gunting benang
4. Ada falsafah 6. Gunting episiotomy
5. Memiliki buku standar 7. Kateter karet/metal
pelayanan kebidanan 8. Pinset anatomis
6. Ada buku pelayanan KB 9. Pinset chirugic
7. Ada buku standar pelayanan 10. Speculum vagina
neonatal 11. Pengikat tali pusat
8. Ada buku register pasien 12. Pengisap lendir
9. Ada f 13. Tampon tang dan tampon
vagina
PERALATAN DAN OBAT – 14. Pemegang Jarum-
OBATAN 15. Jarum kulit dan
1. Peralatan tidak steril 16. Sarung tangan
 Tensimeter 17. Benang suter C 'atgut- 
 Stetoskop biokuler %ek steril

 Stetoskop monokuler
 Timbangan dewasa
 Timbangan bayi
BAHAN HABIS PAKAI
 Pengukuran panjang bayi
 Kapas
 Thermometer
 Kain kasa
 Oksigen dalam regulator
 Plester
 Ambu bag dengan masker
 Handuk
resusitasi (ibu+bayi)
 Pembalut wanita
 Penghisap lendir
FORMULIR YANG
 Lampu sorot
DISEDIAKAN
 Penghitung nadi
 Formulir informed consent
 Sterilisator
 Formulir ANC
 Bak instrument dengan
tutup  Partograf
 Reflek hammer  Formulir persalinan/nifas
 Alat pemeriksaan HB dan KB
Sahli  Formulir rujukan
 Set pemeriksaan urine  Formulir surat kelahiran
(protein+reduksi)  Formulir permintaan darah
 Pita ukur  Formulir kematian
 Plastic penutup OBAT – OBATAN
instrument steril  Vaksin
 Sarung tangan karet untuk  Syok anafilak
mencuci  Adrenalin 1:1000
 Apron/clemek  Anti histamine
 Masker  Hidrokortison
 Pengaman mata  Aminophilin 230 mg/10
 Sarung kaki plastic ml’
 Infus set  Dopamine
 Standar infus  Sedatife
 Tempat kotoran/sampah  Antibiotic
 Tempat kain kotor  Uterotonika
 Tempat plasenta  Antipiretika
 Bengkok  Koagulantika
 Sikat sabun dan  Anti kejang
tempatnnya  Glyserin
 Kertas lakmus  Cairan infus
 Semprit glyserin  Obat luka
 Gunting perban  Cairan desinfektan
 Spateln lidah  Obat penanganan asphiksia
 IUD kit pada BBL
 Implant kit ASUHAN BAYI ROOMING-
 suction IN/RAWAT GABUNG MEDIA
TANDA BAHAY PENYULUHAN KESEHATAN
 Terdapat leaflet  Ada poster di dinding
 Ada booklet  Pesan pesan ASI Ekslusif
 Ada majalah bidan  Pesan imunisasi
 Dan lainnya  Pesan vitamin A
SARANA  persalinan
 Rumah terbuat dari tembok
 Lantai keramik
 Ruang tempat periksa
 Ruang perawatan
 Dapur
 Kamar mandi
 Ruang cuci pakaian/alat
 Ruang tunggu
 Westfel
 Tempat sampah
 Tempat parker

D. Pelayanan yang diberikan pada praktek mandiri


1. Penyuluhan kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal care( senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan persalinan
5. Perawatan nifas (senam nifas)
6. Perawatan bayi
7. Pelayanan KB(IUD,AKBK,Suntik,pil)
8. Imunisasi (ibu dan bayi)
9. Kesehatan reproduksi remaja
10. Perawatan pasca keguguran
BAB III

A. Prosedural pembangunan
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pelayanan kesehatan terutama di bidang pelayanan khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, Supaya masyarakat pengguna
jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu adalah
unggulan Bidan Praktik Mandiri (BPM) Ratna. Suasana Bidan Praktik
Mandiri (BPM) yang didesain layaknya rumah yang nyaman dan jauh dari
kesan ‘rumah sakit’, membuat klien merasa nyaman dan tidak sama sekali
merasa bahwa sedang berada di klinik  bersalin yang selalu identik dengan
bau obat dan tempat orang sakit  berkumpul. Suasana Bidan Praktik Mandiri
(BPM) yang homey ini sangat nyaman bagi pasien ataupun masyarakat
yang akan berkunjung.
 
2. Daerah Pemasaran
Bidan Praktik Mandiri (BPM) berdiri di Bandung jawa barat yakni tepatnya
di harmony park blok D 3 Ciwastra kota bandung, berada sangat dekat
dengan pemukiman warga dan daerah pusat perbelanjaan. Di sekitar
kelurahan mekarjaya ini terdapat rumah sakit, namun masyarakat
diharapkan lebih nyaman berada di BPM sehingga warga masyarakat sekitar
akan lebih mudah untuk mengakses klinik ini ketimbang datang ke Rumah
Sakit.
3. Pasar Sasaran
Sasaran yang dipilih Bidan Praktik Mandiri (BPM) dalam menawarkan jasa
di antaranya:

a) Klien yang membutuhkan pelayanan persalinan yang nyaman dengan


suasana rumah  
b)  Klien yang membutuhkan pelayanan kesehatan berupa informasi
kesehatan seputar keluhan klien  
c) Klien yang membutuhkan pelayanan dari ANC, Persalinan, KB,
Kesehatan Reproduksi, dan Lansia yang berkualitas tinggi dan biaya
terjangkau
d) Pelayanan kesehatan di bidang khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak, supaya masyarakat pengguna jasa layanan
bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dengan berlandaskan
asuhan sayang ibu yang lebih menekankan pada kenyamanan dan
ketentraman hati dari klien yang merupakan suatu konsep dari Bidan
Praktik Mandiri (BPM) yang sangat berkualitas di Kabupaten Jetis.
Desain
e)  bangunan yang dibuat menyerupai rumah yang nyaman dan kebebasan
keluarga untuk mengabadikan momen pada proses kelahiran, menjadikan
Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini sangat berbeda dari penyelenggara
layanan kesehatan lainnya
4. Pelayanan kesehatan di bidang khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak, supaya masyarakat pengguna jasa layanan  bidan
memperoleh akses pelayanan yang bermutu dengan berlandaskan asuhan
sayang ibu yang lebih menekankan pada kenyamanan dan ketentraman hati
dari klien yang merupakan suatu konsep dari Bidan Praktik Mandiri (BPM)
yang sangat berkualitas di Kabupaten Jetis. Desain

 bangunan yang dibuat menyerupai rumah yang nyaman dan kebebasan


keluarga untuk mengabadikan momen pada proses kelahiran, menjadikan
Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini sangat berbeda dari penyelenggara layanan
kesehatan lainnya

B. Aspek Teknik Produksi dan Teknologi


 
1. Desain Produk
Desain produk yang akan dihadirkan merupakan pertolongan  persalinan yang
bermutu tinggi, aman, nyaman, menyenangkan, dan tak terlupakan.
2. Aspek Manajemen SDM 1.
Kepemilikan ; Dinda Atikah, S.Tr.Keb.Bd
Struktur Organisasi
a. Ketua Bidan: Dinda Atikah, S.Tr.Keb.Bd
b. Tenaga Kerja/Karyawan : Bidan D III : 2 orang

C. Aspek Hukum dan Legalitas


1. Surat izin mendirikan bangunan
2. Surat izin lingkungan
3. Surat tanda register bidan
4. Surat izin praktik bidan
 
D. Aspek Sosial
Terbukanya lapangan kerja baru bagi tenaga kesehatan dan tenaga kerja lainnya.
Selain itu, dengan berdirinya Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini, maka akan
memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar yakni bertambah ramainya
orang yang berkunjung ke daerah Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini  berdiri.
Keberadaan Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yakni dengan cara mudahnya mengakses  pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi dan sangat berkualitas
E. Aspek Keuangan dan Ekonomi
Strategi Pemasaran Menurut Zethaml, et al. (2013) terdapat sepuluh penilaian
kualitas  jasa/pelayanan, yakni:
1. Tangible (nyata/berwujud)  
2. Reliability (keandalan)
3. Responsiveness (Cepat tanggap)
4. Competence (kompetensi)
5. Access (kemudahan)
6. Courtesy (keramahan)
7. Communication (komunikasi)
8. Credibility (kepercayaan)
9. Security (keamanan)  
10. Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
Sepuluh penilaian kualitas jasa/pelayanan ini harus diterapkan dalam
pengemasan produk jasa yang akan dijual di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
ini. Hal tersebut dilakukan dalam rangka membuat klien merasa puas setelah
mendapatkan jasa selama di Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini. Penyusunan
anggaran yang diperlukan :
a) Modal
Modal pribadi Rp. 500.000
Modal pinjaman Rp. 300.000
Total

b) Rencana anggaran pengeluaran

Perizinan Rp 200.000
Pengobatan Rp 50.000.000
Tananh Rp. 200.000.000
Bangunan Rp. 150.000.000
Alat kesehatan Rp 200.000.000
Tempat tidur Rp 10.000.000
Brankar Rp 3.000.000
Perlengkapan rumah tangga Rp 5.000.000
Barang elektronik penunjang Rp 8.000.000
Pengelolaan limbah Rp 3.000.000
Barang habis pakai Rp 2.000.000
Peralatan kantor Rp 2.000.000
Total 433.000.000,-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha pelayanan kesehatan di bidang khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yang bermutu dengan
berlandaskan asuhan sayang ibu yang lebih menekankan pada
kenyamanan dan ketentraman hati dari klien, masih sangat jarang di
Kabupaten Mekarjaya. Desain bangunan praktik mandiri yang dibuat
se’ homey’ mungkin, membuat klien merasakan seperti sedang
berada di rumah sendiri sehingga klien tidak merasa tertekan atau
stres ketika datang. Tidak hanya itu, BPM ini  juga menambah mutu
dan kualitas pelayanan sehingga kepuasan dari pelanggan dapat
dijamin. Berdasarkan uraian di atas, hal-hal tersebut menjadi peluang
yang sangat besar bagi Bidan Praktik Mandiri (BPM) untuk menjadi
yang pertama mempelopori kenyaman ibu dalam bersalin, serta
layanan kesehatan lainnya di Kota bandung
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk mengetahui berbagai hal tentang studi
kelayakan bisnis untuk Bidan Praktek Mandiri mulai dari
pelayanan, manajemen, serta persyaratan pendirian BPM.
2. Bagi Bidan
Diharapkan untuk memperhatikan segala aspek dalam
memberikan  pelayanan, terutama pada mutu pelayanannya.
3. Bagi Institusi
Di harapkan institusi lebih memberikan pengalaman serta
pengetahuan tentang Bidan Praktek Mandiri sehingga mahasiswa
menjadi lebih ta

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir & Jakfar. 2012.


Studi Kelayakan Bisnis.
Jakarta: Kencana Prenada Grup. Upiyoadi, Rambat & Handayani A. 2009
. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi  Kedua
. Jakarta. Alemba Empat Zethaml, Valarie, Mary Jo Bitner, Dwayne D. Gremler. 2013.
Service Marketing 
. McGraw-Hill International Edition.

Anda mungkin juga menyukai