EVIDENCE BASED
Disusun Oleh:
MEDAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk
mata kuliah Asuhan Kebidanan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah
satu EBM yaitu Baby Friendly atau asuhan kasih sayang bayi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
dan memberikan manfaat bagi setiap pihak terutama bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…….………………………………………………….……. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Baby Friendly.............................................................3
B. Pemberian ASI dini dan Ekslusif.................................................3
C. Sejarah 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui.................4
D. 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui..............................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................12
B. Saran...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidence-Based Medicine (EBM), suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada paradigma baru untuk mengambil keputusan medis. Asuhan
bayi baru lahir dan balita berdasarkan evidence based merupakan suatu
kegiatan asuhan yang dilakukan pada bayi baru lahir dan balita berdasarkan
pengambilan keputusan klinik yang telah ditetapkan oleh medis untuk
menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien.
Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan
keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode
yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan
intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti
(evidence-based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui
berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan
masalah dan terfokus pada pasien (Prawirohardjo Sarwono, 2009)
Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan
evidance based kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan
mengikuti perkembangan dalam bidang kesehatan salah satunya adalah EBM
Baby Friendly.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian baby friendly?
2. Bagaimana pemberian ASI dini dan Ekslusif
3. Bagaimana sejarah 10 langkah menuju keberhasilan menyusui?
4. Apa saja 10 langkah menuju keberhasilan menyusui?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian baby friendly.
2. Untuk memulai pemberian ASI dini dan Ekslusif
3. Untuk mengetahui sejarah 10 langkah menuju sukses menyusui.
4. Untuk mengetahui 10 langka menuju sukses menyusui.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak
mencari payudara. (Roesli Utami, 2008)
Protokol evidence base yang baru telah diperbaharui oleh WHO dan
UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan
bahwa:
1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam
2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat
mengenali bahwa bainya siap untuk menyusu serta member bantuan jika
diperlukan
3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru
lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut,
seperti: memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, Obat tetes
mata, dan lain-lain. (Tim Ed. 3 (revisi), 2008)
Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan
secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat terpotong, letakkan
bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan
kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih
sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi
topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan
membantu ibu selama proses bayi menyusu dini. Ibu diberi dukungan untuk
mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (Tim
Ed. 3 (revisi), 2008).
4
kemudian, lebih dari 18.000 rumah sakit dan lebih dari 152 negara telah
mempunyai Rumah Sakit Sayang Bayi. Mereka telah melaksanakan sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui ini, dan dengan tambahan bagian yang
relevan dari Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI, membantu mereka
untuk bertahan terhadap promosi susu formula kepada tenaga kesehatan dan
kepada masyarakat.
Dalam rangka menerapkan sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui sebagai kesepakatan Deklarasi Innocenti tahun 1990, pemerintah
dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 Tanggal 7 April 2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif Pada bayi di Indonesia.
Namun pelaksanaannya belum optimal, karena belum melibatkan suami,
keluarga, masyarakat, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
padahal suami, keluarga, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan mempunyai peran sangat penting dalam mendukung ibu mencapai
keberhasilannya menyusui. Bentuk dukungan suami, keluarga, masyarakat,
fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan bagi ibu dalam mencapai
keberhasilan menyusui bayinya merupakan salah satu upaya mencapai
kesetaraan gender.
5
d. Kebijakan yang disusun minimal memuat tentang Inisiasi Menyusu
Dini, pelarangan promosi susu formula dan larangan menggunakan
dot/kempeng, rawat gabung, penatalaksanaan menyusui yang benar,
managemen menyusui saat bayi sakit.
e. Kebijakan yang telah disusun harus selalu dikomunikasikan kepada
seluruh tenaga kesehatan.
6
dan peran aktif suami dalam ikut menentukan keberhasilan ibu untuk
menyusui bayinya.
b. Yang memberikan penjelasan adalah tenaga kesehatan dan
pendamping ibu dan keluarga yang telah dilatih.
c. Materi yang dijelaskan antara lain tentang Inisiasi Menyusu Dini,
bahaya susu formula dan dot/kempeng, rawat gabung, penatalaksanaan
menyusui yang benar termasuk mengatasi kesulitan menyusui,
managemen menyusui saat bayi sakit.
d. Informasi ini dapat disampaikan pada saat kunjungan pemeriksaan
kehamilan, masa persalinan hingga masa nifas.
7
5. Membantu ibu melakukan cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.
Langkah Pelaksanaan :
a. Yang membantu ibu untuk menyusui dengan benar adalah tenaga
kesehatan, atau suami dan keluarga.
b. Memastikan posisi ibu dan perlekatan bayi pada dada ibu sudah
benar.
c. Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman untuk ibu
menyusui.
d. Membantu ibu bagaimana cara mengatasi kesulitan saat menyusui
bayinya.
e. Membantu ibu mengenali bayi yang sudah kenyang, tersedak, atau
kurang mendapat ASI.
f. Mendorong ibu untuk tetap menyusui walaupun ibu dan bayi harus
dirawat terpisah atas indikasi medis.
g. Meningkatkan peran suami dalam mendukung ibu tetap dapat
menyusui.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi
baru lahir
Langkah Pelaksanaan :
a. Memberikan penjelasan kepada ibu, ayah dan keluarga bahwa :
- Bayi hanya memerlukan ASI saja
- ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak
b. Memberikan penjelasan tentang bahaya susu formula dan
c. makanan/minuman lain selain ASI pada bayi baru lahir kecuali atas
indikasi medis.
d. Menjamin pemenuhan gizi ibu agar dapat menyusui dengan optimal.
8
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
Langkah pelaksanaan :
a. Mengupayakan penyediaan ruang rawat gabung dengan sarana dan
prasarana yang memadai.
b. Mempraktekkan rawat gabung ibu bersama bayi selama 24 jam
sehari kecuali ada indikasi medis bayi harus dirawat secara
terpisah.
c. Menjamin kebersihan dan kenyamanan ruangan rawat gabung.
d. Menjamin ketertiban dalam hal jam kunjung bagi ibu dan bayi.
e. Mengupayakan agar ibu tetap dapat menyusui walaupun bayinya
harus dirawat terpisah atas indikasi medis.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
Langkah pelaksanaan:
a. Memberikan penjelasan kepada ibu, ayah dan keluarga tentang bahaya
penggunaan dot/kempeng. Kempeng atau dot mempunyai beberapa
9
bahaya/kerugian antara lain menyebabkan bayi memiliki
ketergantungan pada kempeng (misal agar bisa tenang/tidur harus
selalu memakai kempeng), bayi mengalami gangguan pada
pertumbuhan gigi geligi, bayi menjadi kurang berkembang dalam
kemampuan verbalnya, selain itu infeksi telinga tengah juga meningkat
pada bayi yang sering memakai kempeng.
b. Memberikan penjelasan kepada ibu, ayah dan keluarga bahwa yang
dibutuhkan bayi hanya ASI.
c. Melarang promosi dot/kempeng baik di fasilitas pelayanan kesehatan
dan di masyarakat.
10
h. Melibatkan laki-laki/suami/tokoh masyarakat/tokoh agama di dalam
setiap kegiatan KP-ASI.
Dengan demikian, mengajak semua orangtua dan calon orang tua untuk
meminta haknya mendapat pelayanan diatas.Caranya dengan mencari faskes
dan nakes yang menerapkan 10 langkah tersebut.
Bahwa ibu dapat meminta 10 hak-haknya:
1. Untuk dijelaskan manfaat menyusui
2. Untuk diajarkan cara menyusui yang tepat
3. Untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusu dini ketika persalinan
4. Untuk tidak memberikan asupan apapun selain asi kepada bayi baru lahir
5. Untuk bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya
6. Untuk mendukung ibu memberikan asi kapanpun
7. Untuk tidak memberikan dot atau kempeng
8. Untuk petugas kesehatan tidak memberikan bingkisan yang berasal dari
produsen susu formula
9. Untuk fasilitas kesehatan tidak menempelkan logo produsen susu formula
pada poster, leaflet, banner, box bayi, selimut, dan semua material ibu dan
bayi
10. Untuk dibina atau dirujuk kepada kelompok pendukung ibu menyusui
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baby friendly atau Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah
suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun
1991 untuk mempromosikan, melindungi, dan mendukung inisiasi dan
kelanjutan menyusui.Baby Friendly Hospital Maternity (BFHM) berfokus
pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka
awal kehidupan yang baik.Penerapan inisiatif tersebut memiliki dampak yang
terukur dan terbukti, meningkatkan kemungkinan bayi yang ASI eksklusif
selama enam bulan pertama.
B. Saran
Sebagai seorang bidan diharapkan wajib untuk ikut serta mempromosikan,
melindungi, dan mendukung inisiasi menyusui. Dan diharapkan tidak
mempromosikan ibu susu formula serta memberikan susu formula pada bayi.
Karena bagaimana pun ASI merupakan nutrisi yang paling baik bagi bayi
12
DAFTAR PUSTAKA
Br Sembiring, Julina. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish.
Dwienda R., Octa, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak
Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.
Rini, Susilo dan Feti Kumala.2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based
Practice. Yogyakarta: Deepublish.