Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Diajukan Untuk Mememuhi Salah Satu Tugas Stase XI Praktik Manajemen Dalam
Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh :

ENDRIANY MAULANI
P20624820006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROFESI KEBIDANAN
2021

KATA PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas Garuda“ dengan baik dan tepat waktu.
Laporan pendahuluan ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas praktik
profesi bidan stase XI Praktik Manajemen Dalam Pelayanan Kebidanan. Dalam
penyusunan Laporan Pendahuluan ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Helmi Diana, SST, M.Keb selaku pembimbing stase XI dan
selaku penguji stase XI, dan Bidan Sukmawati, Amd.Keb, selaku mentor yang juga
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
.
Penulis,

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi hak dasar rakyat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan tercantum dalam Undang-Undang
No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 126 No (1) Upaya kesehatan ibu harus
ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi
yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. (4) Ketentuan
lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama ini bertujuan
untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indonesia, dan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang
sistem kesehatan Kota Bandung dan juga Peraturan daerah Nomor 14 Tahun
2009 mengenai pembentukan dan susunan organisasi rumah sakit khusus ibu dan
anak Kota Bandung.
Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa sehat merupakan
kebutuhan dan hak azasi manusia. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan bagian yang penting dan strategis dalam upaya membangun manusia
yang handal dan berkualitas, karena kesehatan menjadi salah satu faktor dalam
menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan
perekonomian.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh
potensi Bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Dalam
hal ini Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motor, motivator dan
memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar
berdampak positif terhadap kesehatan. Pada fungsi kedua, Puskesmas ikut
memberdayakan masyarakat agar masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga
dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Sedangkan sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas wajib
melaksanakan program pokok yang bersifat nasional dan bersifat lokal sesuai
dengan permasalahan dan kebutuhan daerah.
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS

A. Data Umum
Dalam hal ini berisikan mengenai gambaran umum Puskesmas Garuda
Kota Bandung di tahun 2020 terdiri dari Karakteristik Wilayah,
Kependudukan. Pemerintahan, Pendidikan, Sosial dan Ekonomi. Penjelasan
mengenai gambaran umum Puskesmas Garuda Kota Bandung ditujukan
untuk memberikan informasi yang utuh mengenai kesehatan masyarakat.
Derajat Kesehatan masyarakat sesungguhnya bukanlah hanya mengenai
upaya kesehatan semata akan tetapi berbagai faktor erat berhubungan
dengannya.
B. Data Wilayah
Puskesmas Garuda Kota Bandung terletak pada 107° Bujur Timur dan 6°
Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata dari atas permukaan laut ±
791m, titik terendah ± 675m berada di sebelah Selatan dan titik tertinggi ±
1.050 m berada di sebelah Utara dan UPT Puskesmas Garuda berada di
ketinggian ± 700m dari permukaan laut. Suhu rata-rata 28,5°C dengan
curah hujan rata-rata 2,045 mm, jumlah hari hujan rata-rata 15 hari per
bulan dan tingkat kelembaban (76,5%).
UPT Puskesmas Garuda adalah salah satu UPT Puskesmas yang ada di
Kota Bandung. Secara administrasi UPT Puskesmas Garuda terletak di
Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir. Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Garuda meliputi 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Campaka, Kelurahan
Maleber, Kelurahan Garuda dan Kelurahan Dungus Cariang.
UPT Puskesmas Garuda di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Cicendo, sebelah timur dengan Kecamatan Sumur Bandung, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Bandung Kulon, dan sebelah barat dengan
Kota Cimahi.
Luas Wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda 370,7 Ha terdiri atas 35 RW
dan 222 RT.
Tabel 2.1 menunjukkan data geografis wilayah kerja UPT Puskesmas
Garuda dan jarak tempuh masyarakat ke fasilitas kesehatan terutama UPT
Puskesmas Garuda. Wilayah terluas adalah Kelurahan Dungus Cariang dan
jangkauan terjauh adalah Kelurahan Dungus Cariang dan Kelurahan
Campaka, namun demikian UPT Puskesmas Garuda mudah dicapai dengan
sarana transportasi umum. Letak UPT Puskesmas Garuda cukup startegis
karena dekat dengan jalan Rajawali dan jalan Garuda yang memiliki akses
transportasi umum dari berbagai jurusan. Oleh karenanya masyarakat
pengunjung UPT Puskemas Garuda banyak berasal dari luar wilayah
terutama yang berbatasan dengan Kecamatan Andir.
C. Data Kependudukan
Kependudukan memegang peranan penting dalam peningkatan kesadaran
mengenai kesehatan juga penularan penyakit. Mobilitas yang tinggi
memungkinkan distribusi penyakit lebih mudah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kependudukan antara lain; kepadatan penduduk, sebaran
penduduk berdasarkan jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, agama
dan seterusnya.
Dari gambar 2.2 dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk terbanyak
berdasarkan golongan umur yaitu kelompok umur 15-44 tahun (48%)
Dimana pada kelompok umur ini merupakan usia produktif. Sebagian lagi
yaitu sekitar 25% merupakan kelompok usia pra lansia dan lansia yang
berumur 45 tahun ke atas, dimana pada usia ini berhubungan dengan
berbagai penyakit degeneratif, penyakit metabolik ataupun penyakit non
infeksi kronis yang berpengaruh kuat terhadap besarnya biaya pengobatan
yang ditanggung terutama dalam hal pembiayaan subsidi pengobatan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
D. Data Khusus
1. Derajat kesehatan
Untuk memberikan gambaran kondisi kesehatan masyarakat
disuatu wilayah diperlukan tolak ukur yang digunakan dalam
pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya
berkesinambungan, terpadu dengan lintas sektor dalam rangka
pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang kesehatan. Beberapa
ukuran derajat kesehatan masyarakat yakni angka kematian bayi, ibu
dan anak, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
1. Mortalitas
Kasus kematian dan penyebab spesifiknya yang terjadi di suatu
populasi perlu dicatat, dilaporkan, dan ditelaah guna menentukan
kebijakan kesehatan seperti akses, kualitas pelayanan kesehatan, dan
program kesehatan.
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi menjelaskan kemungkinan kematian bayi
dalam 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam periode tertentu.
Angka kematian bayi selalu digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan di suatu wilayah. Oleh sebab itu, banyak program kesehatan
yang menitikberatkan pada upaya penurunan jumlah kematian bayi.
Sepanjang tahun 2020 di Puskesmas Garuda Kota Bandung tercatat
sejumlah 114 kasus kematian bayi
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (AKABA) adalah besaran permasalahan
kematian Balita yang digambarkan dengan jumlah kematian anak
berumur 0 -59 bulan dibagi dengan populasi Balita pada setiap 1.000
Balita pada periode tertentu. Jumlah kematian balita (12 – 59 bulan)
tahun 2019 sebanyak kasus 27
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu didefinisikan kematian selama kehamilan, ketika
persalinan, atau dalam 42 hari periode setelah berakhirnya kehamilan
yang diakibatkan oleh semua penyebab oleh kondisi kehamilan dan
penanganannya, selain karena disebabkan oleh kecelakaan. AKI
dihitung sebagai jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup di
wilayah tertentu pada periode tertentu. Terjadi 29 kasus kematian ibu
sepanjang tahun 2020 di Puskesmas Garuda Kota Bandung.
2. Morbiditas
Gambaran kesakitan yang diderita oleh masyarakat menunjukan
tingkat kesehatan masyarakat khususnya dalam lingkup KIA

2. Ketenagaan
No Jenis Tenaga/Jabatan Jumlah
1 Kepala UPT Puskesmas 1
2 Kepala Sub Bag Tata Usaha 1
3 Dokter Gigi 4
4 Perawat Gigi 3
5 Sanitarian 1
6 Nutrisionis 1
7 Perawat 14
8 TU 4
9 LAB 3
10 Bidan 13
11 dokter umum 7
12 Adm Keuangan 1
13 Asisten Apoteker 2
14 Apoteker 2
15 Skm 5
16 Rekam Medis 2
17 Akuntan 1
18 CS 3
19 Sopir 6
20 IT 1
21 Juru Masak 1
22 Satpam 4
Jumlah

3. Sarana kesehatan yang ada


4. Peran serta masyarakat
E. Struktur Organisasi Puskesmas
BAB III KEGIATAN PUSKESMAS
A. Hasil Kegiatan Puskesmas Tahun Sebelumnya
B. Program Pokok Puskesmas
C. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
D. Analisa Masalah
E. POA
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai