Anda di halaman 1dari 15

Tindakan keperawatan pre operatif

(membersihka daerah operatif,mencukur


daerah operatif,menyiapkan pelaksaan
informat consent)

FIRA YULIA
18112184 / IIB
PRODI D-III KEPERAWATAN
Membersihkan Daerah Operatif

Mebersihkan daerah yang akan dioperasi sangat


penting untuk persiapan operasi karena jika
daerah yang akan di operasi kotor dapat
merupakan sumber kuman dan bisa
mengakibatkan infeksi.
Persiapan Alat

A. Alat-alat steril

• Pinset anatomis 1 buah

• Pinset sirugis 1 buah

• Gunting bedah/jaringan 1 buah

• Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya

• Kassa desinfektan dalam kom tertutup

• Handsoon 1 pasang

• Korentang/forcep

b.  Alat-alat tidak steril

• Gunting perban 1 buah

• Plester 

• Pengalas

• Kom kecil 1 buah "bila dibutuhkan

• Kapas alcohol

• sabun cair anti septik

•  Aceton

• NaCL

• Cairan antiseptic "bila dibutuhkan

• Handsoon 1 pasang

• Masker 

• Bengkok
Lanjutannya...

C.Persiapan lingkungan.
1.Menutup sampiran
2.Membuat pasien merasa nyaman.
3.Menjaga privasi pasien.

D.Persiapan pasien
1.Memberi salam
2.Memperkenalkan diri.
3.Menjelaskan maksd dan tujuan serta meminta izin pada pasien.
Tahap pelaksanaan
1) Perawat cuci tanggan
2) Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
3) Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
4) Letakkan pengalas dibawah area luka
5) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset
anatomi, buang balutan bekas kedalam bengkok. Jika menggunakan plester lepaskan plester
dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya,setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (bila masih terdapat issa perekat diklit,dapat
dihilangkan dengan aceton/bensin)
6) Bila balutan melekat pada jaringan dibawah,jangan dibasahi ,tapi angkat balutan dengan
berlahan.
7) Letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang kekantong plastik,hindari kontaminasi dengan
permukaan luar wadah
8) Kaji lokasi,tipe,jmlah jahitan atau bau dari luka
9) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan
memperhatikan teknik aseptik
10) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
11) Membersihkan luka dengan sabun anti septic NaCl 9 %
12) Memberikan obat atau antibiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi )
13) Menutup luka dengan cara:

a.balutan kering
 Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit
 Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
 Lapisan ketiga kassa kering steril yang tebal pada bagian luar

b.Baluan basah-kering
 Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau untuk menutupi area luka
 Lapisan kedua kassa steril yang lembab yang sifatnya menyerap
 Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar

C.Balutan basah-basah
 Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan fisiologik untuk menutupi luka
 Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
 Lapisan ketiga (paling luar)kassa steril yang sudah dilembabkan dengan cairan fisologi

14) Plester dengan rapi

15) Buka sarung tangan dan maskan kedalam kantong plastic tempat sampah

16) Lepaskan masker

17) Atur dan rapikan posisi pasien

18) Buka sampiran

19) Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih,kering dan rapi

20) Perawat cuci tangan

Tahap evaluasi

Evaluasi keadaan umum pasien

Tahap dokumentasi

Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan


Mencukur daerah operasi

Pengertian: pencukuran rambut dilakukan untuk


menghilangkan rambut tubuh yang menjadi tempat
mikroorganisme dan menghambat pandangan lengan
pembedahan

Tujuan:
1) Mencegah terjadinya infeksi
2) Menurunkan angka terjadinyaa injuri saat operasi
Lanjutannya...

Persiapan alat:
1. Alat cukur listrik
2. Ganting,handuk
3. Bola kapas
4. Larutan antiseptic (tidak menjadi keharusan)
5. Lampu portable
6. Selimut mandi
7. Bengkok
lanjutannya

Persiapan klien
a) Ucapkan salam
b) Bina hubungan saling percaya perawat dengan klien
c) Klien diberitahu maksud,tujuan,dan lngkah-langkah pencukuran
d) Buat kontak waktu pencukuran
e) Atur posisi klien

Persiapan lingkungan
f) Jaga privasi klien dengan cara memasang sampiran atau penutup korden
pembatas pada ruangan.
g) Atur pencahayaan umum
h) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
prosedur
Fase kerja:
1. Cuci tangan mengurangi transmisi infeksi
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi pembedahan.pemotongan rambut dan persiapan
kulit dapat memerlukan waktu beberapa menit.
3. Keringkan area yang dipotong dengan handuk.menghilangkan kelembaban,yang mempengaruhi
kebersihan potongan dari pemotongan.
4. Pegang pemotongan pada tangan dominan,sekitar 1 cm di atas kulit,dan gnting rambut pada arah
tubhuhnya.mrncegah penarikan rambut dan abrasi klit.
5. Atur selimut sesuai kebutuhanmencegah pemanjangan bagian tubuh yag tidak perlu
6. Dengan ringan,sikat rambt yang tercukur dengan handuk.menghilangkan rambt yang terkontaminasi dan
meningkatkan kenyamanan klien memperbaiki terhap area yang dipotong
7. Bila memotong area diatas permukaan tubuh (misalnya umbilicus atau lipat paha)bersihkan lipatan
dengan aplikator berujung kapas yang telah dicelupkan ke arah larutan antiseptik,kemudian
dikerigkan.menghilang secret,kotoran dan sisa potongan rambut yang menjadi tempat pertumbhan
mikroorganisme
8. Berikan klien bahwa prosedur telah selesai.menghilangkan ansietas klien
9. Bersihkan dan rapikan peralatan sesuai kebijakan instruksi,buang sarung angan,pembuangan peralatan
yang kotor sesuai tempatnya mencegah penyebaran infeksi dan mengurangi risiko cidera
10. Inspeksi kondisi kulit setelah menyelesaikan pemotongan rambut.menentukan bila terdapat sisa rambut
atau bila kulit terpotong
Lanjutannya...

Tahap terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu kegiatan selanjutannya
4. Mengucapkan salam
Pro interaksi
5. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
6. Mencuci tangan
7. Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah
dilakukan pada lembar atau caatan keperawatan pasien
Menyiapkan pelaksaan informat consent

Pengertian:
Informed consent tindakan medis adalah suatu penjelasan kepada pasien dan
keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis,dimana penjelasan
diberikan oleh petugas rumah sakit.

Tujuan :
Sebagai acuan dalam langkah-langkah memberikan informasi dan penjelasan
kepada pasien sebagai bukti kekuatan hukum
Prosedur :

1.Setelah pasien diperiksa status kesehatnnya oleh dokter,bila diperlukan suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan
informasi selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan klien

2.Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter hars menjelaskan mengenai:

a.Diagnosis penyakit

b.Sifatt dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan

c.Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut

d.Resiko dan komplikasi yang muncul terjadi

e.Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat dilakukan

f.Konsekuensi apabila tidak dilakukan tindakan medis tersebut

g.Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau tidak dilakukan

h.Hari depat dari akibat penyakit tindakan medis tersebu

i.Keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan medis tersebut.

3.Pelaksanaan informed consent tersebut dianggap bener bila persetujuan atau penolkan tindakan medis:

a.Berikan tanpa paksaan

b.Berikan setelah mendapatkan informasi dan penjelasan yang diperlukan.

c.Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental (lebih dari 21 tahun )

d.Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua /wali atau orag tua /wali berhalangan hadir,maka
persetuujuan diberikan oleh keluar dekat atau induk samang dengan menandatangani format yang disediakan .

4 . Persetujuan tindakan medis ini diperlihatkan untuk tindakan medis bedah yang menggunakan narkose umm,tindakan medis yang berisiko
tinggi,tindakan medis pada pasein gawat darurat yang tidak sadar.

5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis terhadapnya setelah diberi penjelasan yang cukup,maka pasien harus mendatangani surat
penolakan tindakan medis

6.Pada tindakan berisiko tinggi dan tindakan medis bedah,informed consent harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri,dokter yang bertanggung
jawab dan dua orang sanksi.
Lanjutannya...

7.Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara
medis berada dalam keadaan gawat darurat yang perlu tindakan medis segera untuk
kepentingannya,maka lemar persetujuan dapat ditandatangani oleh dua orang dokter yang
menangani pasien tersebut atas sepengeahuan direktur rumah sakit.
8.Perluasan tindakan medis atau operasi selain tindakan medis yang telah disetujui,tidak
dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun jika kecuali apabila perluasan tindakan medis
tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.
9.Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagaimana tersebut diatas dilakukan,dokter
harus memberikan informasi kepada pasien atau keluarganya.
10.Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan,apabila berhalangan maka informasi
dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakili pada dokter lain dengan sepengetahuan
dokter yang bersangkutan.
11.dalam hal tindakan medis yang bukan bedah (operasi)dan tindakan non invansif
ainnya,maka informasi dapat diberikan oleh dokter lainata perawat dengan sepengetahuan
atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.

Unit yang terkait :direktur RS,Dokter,perawat

Dokumen terkait : surat persetujuan tindakan medis,surat pernyataan tindakan medis


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai