Prosedur
Petunjuk yang perlu diperhatikan petugas kamar operasi pada saat pencukuran adalah
sebagai berikut:
1. Waktu yang tepat untuk melakukan pencukuran adalah segera sebelum operasi
dimulai.
2. Dokter harus menulis atau menyampaikan perintah untuk mencukur.
3. Pasien harus menandatangani persetujuan operasi.
4. Daerah yang dicukur harus berupa daerah persegi dengan batas luarnya kira-kira 2-3
cm daerah insisi sebenarnya.
5. Semua pencukuran dilakukan setelah kulit pasien dibasahi.
6. Gunakan cairan desinfektan/ foam pencukur atau betadine juga dapat merupakan
pilihan, tetapi pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap cairan desinfektan atau
foam tersebut.
7. Jaga rahasia pribadi pasien (patients privacy) dengan membatasi tirai dan hanya
daerah yang akan dicukur diperlihatkan.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Cukur rambut menggunakan alat cukur elektrik/clipper rambut dengan gerakan yang
tegas ke arah tumbuhnya rambut dan kulit jangan tergores atau melipat karena
mikroorganisme dapat diam pada kulit yang pecah.
10. Setelah pencukuran selesai, keringkan daerah tersebut dengan menggunakan handuk
atau waslap, angkat semua rambut yang lepas (menggunakan plester agar lebih
mudah dan bersih), dan tinggalkan pasien dalam keadaan rapi dan nyaman.
11. Setelah selesai pencukuran tulis dan paraflah pada lembar terintegritas pada status
pasien setelah selesai pencukuran.
12. Buang sarung tangan, mata pisau clipper, kassa yang telah digunakan pada tempat
sampah yang sesuai, bersihkan baki, clipper dan kembalikan pada tempat semula.
Perhatian :
Jangan melakukan pencukuran tanpa adanya perintah tertulis.
Waktu melakukan pengkajian awal pada kulit pasien laporkan bila sudah ada luka
atau goresan ataupun setiap ruam yang ditemukan sebelum memulai persiapan
prabedah pada pasien.
Setiap luka atau goresan pada pasien perlu dilaporkan kepada dokter bedah dan dibuat
laporan kejadian.
Semua pencukuran di daerah kepala dilakukan dengan hati-hati.
Semua pencukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan persiapan operasi.
3. Informed Concent
Informed concent terdiri atas kata informed artinya telah mendapatkan informasi dan consent
berarti persetujuan (izin). Berdasarkan Permenkes No.585/1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medik informed consent adalah suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang
diberikan secara bebas, sadar, dan rasional setelah memperoleh informasi yang lengkap, valid,
dan akurat yang dipahami dari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan medis yang
akan diperolehnya. Informed consent adalah pernyataan setuju (consent) atau izin dari
seorang (pasien) yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien sesudah mendapatkan informasi
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud. Guwandi (2004).
Adapun fungsi dan tujuan Informed Concent. Dilihat dari fungsinya, informed
consent memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi bagi pasien dan fungsi bagi dokter. Dari sisi
pasien, informed consent berfungsi untuk :
Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memutuskan secara bebas pilihannya
berdasarkan pemahaman yang memadai
Proteksi dari pasien dan subyek
Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan
Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan introspeksi diri
sendiri (self-Secrunity)
Promosi dari keputusan-keputusan yang rasional
Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi sebagai suatu nilai sosial
dan mengadakan pengawasan penyelidikan biomedik). Guwandi (I), 208 Tanya Jawab
Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent). (Jakarta : FKUI, 1994), hal.2