Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364

Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan


Sikap Remaja Putri tentang Anemia

Empowerment of Cadres in an Effort to Increase Knowledge and Attitudes of


Adolescents about Anemia

Yusni Podungge1*, Sri Nurlaily Z2, Sri Yulianti W. Mile3


Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
*Penulis Korespondensi
1
yusnipodungge31@gmail.com, 2srinurlailyz@gmail.com,
3
sriyuliantimile@poltekkesgorontalo.ac.id
Riwayat Artikel: Dikirim 19 Februari 2022; Diterima 27 April 2022; Diterbitkan 31 Mei 2022

Abstrak

Menurut WHO, 2015 anemia diakibatkan oleh defisiensi zat besi, dimana kelompok yang berisiko tinggi salah
satunya adalah remaja. Di negara berkembang remaja putri yang mengalami anemia pada umur rata-rata 10-18
tahun mencapai 41,5%. Begitu juga di Indonesia remaja putri yang mengalami anemia defisiensi zat besi yaitu
sebanyak 51,7%. Penyelenggaraan kegiatan Posyandu remaja di Kabupaten Bone Bolango bertujuan agar
masyarakat khususnya remaja mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap resiko yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan
remaja. Berdasarkan studi pendahuluan di Posyandu Remaja Puskesmas Botupingge Kabupaten Bone Bolango
didapatkan bahwa total jumlah remaja sebanyak 220 orang, dan yang terdeteksi anemia hanya berjumlah 12
orang. Keadaan ini menunjukkan bahwa masih rendahnya cakupan kunjungan posyandu remaja sehingga tidak
terdeteksi kejadian anemia pada remaja. Penjaringan deteksi dini kejadian anemia oleh tenaga kesehatan dan
masyarakat lebih difokuskan kepada ibu hamil. Adapun pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia pada
remaja sudah pernah dilakukan di Posyandu Remaja, namun dalam pelaksanaan dan penerapannya tidak
berjalan dengan efektif. Oleh sebab itu sangat diperlukan penyegaran kader Posyandu khususnya tentang
anemia. Sasaran pengabdian kepada masyarakat adalah kader Posyandu dan remaja puteri. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk penyegaran materi pada kader remaja melalui ceramah, diskusi, demonstrasi, praktik
identifikasi tanda dan gejala anemia, pendampingan kader melalui whatssapp group, pelayanan Posyandu
Remaja dan evaluasi pengetahuan melalui kuesioner dan lembar observasi.

Kata Kunci : Anemia, Kader, Pemberdayaan, Remaja

Abstract

According to WHO, 2015 anemia is caused by iron deficiency, where one of the high-risk groups is adolescents. In developing
countries, adolescent girls who experience anemia at an average age of 10-18 years reach 41.5%. Likewise in Indonesia, young
women who experience iron deficiency anemia are as much as 51.7%. The implementation of youth Posyandu activities in Bone
Bolango Regency aims to make it easier for the community, especially teenagers, to get health services in an effort to increase awareness
and preparedness for risks that can cause adolescent health problems. Based on a preliminary study at the Posyandu at the
Botupingge Health Center, Bone Bolango Regency, it was found that the total number of adolescents was 220 people, and only 12
people detected anemia. This situation shows that the coverage of youth posyandu visits is still low so that anemia is not detected in
adolescents. The screening for early detection of anemia by health workers and the community is more focused on pregnant women.
The provision of health education about anemia in adolescents has been carried out at the Youth Posyandu, but in its implementation
and implementation it is not running effectively. Therefore, it is very necessary to refresh Posyandu cadres, especially regarding
anemia. The targets of community service are Posyandu cadres and young women. This activity was carried out in the form of
material refresher for youth cadres through lectures, discussions, demonstrations, practice of identifying signs and symptoms of anemia,
cadre assistance through WhatsApp groups, Youth Posyandu services and knowledge evaluation throug questionnaires and
observation sheets.

Keywords: Anemia, Cadre, Empowerment, adolescents

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
199
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

PENDAHULUAN lainnya (Fikawati.dkk, 2017) dalam


Anemia merupakan masalah gizi (Subratha & Ariyanti, 2020).
yang banyak terdapat di seluruh dunia yang Remaja putri rentan mengalami
tidak hanya terjadi di negara berkembang anemia yang disebabkan oleh adanya
tetapi juga di negara maju. Penderita menstruasi setiap bulannya sehingga dapat
anemia diperkirakan dua milyar dengan menyebabkan banyak kehilangan darah,
prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan pengetahuan tentang anemia yang masih
Afrika. Menurut WHO, 2015 anemia yang kurang dan juga pengetahuan dalam
dialami diakibatkan oleh defisiensi zat besi, mengkonsumsi makanan yang
dimana kelompok yang berisiko tinggi mengandung zat besi masih banyak yang
salah satunya adalah remaja. Di negara kurang tepat, sehingga asupan dan
berkembang remaja putri yang mengalami penyerapan zat besi di dalam tubuh
anemia pada umur rata-rata 10-18 tahun mengalami hambatan dan tidak maksimal
mencapai 41,5%. Begitu juga di Indonesia (Amareta & Ardianto, 2018; Resmi &
remaja putri yang mengalami anemia Setiani, 2020).
defisiensi zat besi yaitu sebanyak 51,7%. Remaja putri anemia akan merasakan
Hasil Riskesdas (2013) menunjukan bahwa lesu, menurunkan kemampuan daya ingat
proporsi anemia di Indonesia pada sehingga prestasi akademik menjadi tidak
kelompok umur 5-14 tahun adalah sebesar optimal dan juga dapat berdampak lebih
26,4%. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan serius, mengingat remaja merupakan calon
proporsi anemia pada kelompok umur 15- ibu yang akan hamil dan melahirkan bayi,
24 tahun sebesar 32%, sedangkan proporsi sehingga memperbesar risiko kematian ibu,
anemia pada perempuan (27,2%) lebih melahirkan bayi premature dan berat bayi
tinggi dibandingkan pada laki-laki (20,3%) lahir rendah (BBLR). Oleh karena itu,
(Jho, Ping, & Natalia, 2020; Maharani, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango
2020; Nisa, Chikmah, Andari, Muslich, & menyelenggarakan kegiatan Posyandu
Amalia, 2020; Resmi & Setiani, 2020; remaja agar masyarakat khususnya remaja
Yuanti, Damayanti, & Krisdianti, 2020). mudah mendapatkan pelayanan kesehatan
Anemia didefinisikan sebagai kadar dalam upaya meningkatkan kewaspadaan
hemoglobin (Hb) yang lebih rendah dari dan kesiapsiagaan terhadap resiko yang
nilai normal di dalam darah untuk dapat menimbulkan terjadinya gangguan
kelompok orang menurut umur dan jenis kesehatan remaja.
kelamin (WHO, 2015) (Amalia & Berdasarkan studi pendahuluan
Tjiptaningrum, 2016; Fauziah, Lutfiasari, & melalui wawancara di Posyandu Remaja
Aminah, 2020; Sari et al., 2020; Yuanti et Puskesmas Botupingge Kabupaten Bone
al., 2020). Anemia juga dapat didefinisikan Bolango didapatkan bahwa total jumlah
sebagai suatu keadaan dimana kadar Hb remaja sebanyak 220 orang, sedangkan
kurang dari normal yaitu <12 gr/dl pada yang terdeteksi anemia di Posyandu Remaja
remaja khususnya putri (WHO, 2011) dan hanya berjumlah 12 orang. Keadaan ini
(Udiyono, Saraswati & Adi, 2017) (Jho et menunjukkan bahwa masih rendahnya
al., 2020; Resmi & Setiani, 2020). cakupan kunjungan posyandu remaja
Hemoglobin adalah protein yang karena tidak terdeteksinya kejadian anemia.
membawa oksigen ke seluruh jaringan Penjaringan deteksi dini kejadian anemia
tubuh. Ketika seseorang tidak memiliki oleh tenaga kesehatan dan masyarakat lebih
cukup sel darah merah maka tubuh tidak difokuskan kepada ibu hamil. Adapun
bisa mendapatkan oksigen sesuai pemberian pendidikan kesehatan tentang
kebutuhannya sehingga orang tersebut anemia pada remaja sudah pernah
akan merasa lelah atau menderita gejala dilakukan di Posyandu Remaja, namun
dalam pelaksanaan dan penerapannya tidak

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
200
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

berjalan dengan efektif. Oleh sebab itu HASIL DAN PEMBAHASAN


sangat diperlukan penyegaran kader Kegiatan Penyegaran Kader
Posyandu khususnya tentang anemia. Kegiatan penyegaran kader
Melalui kegiatan pengabdian kepada dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2021 di
masyarakat, diharapkan Kader dapat Kantor Desa Timbuolo, dilaksanakan oleh
mengidentifikasi kejadian anemia di tim pengabdian kepada masyarakat
masyarakat dan bekerja sama dengan (pengabmas) yang terdiri dari Dosen dan
petugas Posyandu untuk penatalaksanaan Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes
kasus anemia pada remaja. Kemenkes Gorontalo. Tim Dosen
berperan sebagai narasumber, fasilitator
METODE dan instruktur atau pembimbing dalam
Tempat dan Waktu. Kegiatan kegiatan.
Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan pengabmas diawali dengan
dilaksanakan di wilayah Puskesmas pembukaan kegiatan yang dihadiri
Botupingge pada tanggal 9 Juli – 20 langsung oleh Kepala Puskesmas, Bidan
November 2021. Koordinator, Bidan Pelaksana Posyandu
Remaja, Kepala Desa Timbuolo serta
Khalayak Sasaran Kader Posyandu Remaja yang merupakan
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini perwakilan Kader dari setip Desa yang ada
adalah kader Posyandu Remaja berjumlah di wilayah Puskesmas Botupingge
9 orang dan remaja puteri yang menagalami berjumlah 9 orang. Sebelum pemberian
anemia berjumlah 18 orang. materi, diberikan kuesioner pretest kepada
kader untuk menilai sejauh mana
Metode Pengabdian pengetahuan tentang anemia dan kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam reproduksi remaja. Penyegaran materi
bentuk penyegaran materi pada kader menggunakan metode ceramah, diskusi
remaja melalui ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Materi yang diberikan
demonstrasi, praktik identifikasi tanda dan adalah anemia, Kesehatan Reproduksi
gejala anemia, pendampingan kader melalui Remaja (KRR) serta peran dan tugas kader
whatssapp group dan pelayanan Posyandu dalam Posyandu Remaja. Kemudian
Remaja. dilakukan dengan demonstrasi cara
mengidentifikasi anemia pada remaja
Indikator Keberhasilan puteri. Setiap kader dibimbing sampai
Dilakukan evaluasi terhadap capaian mampu melakukan praktik identifikasi
target yaitu penurunan angka kejadian tersebut. Kader diberikan tugas untuk
anemia pada remaja sebesar 100%, mengidentifikasi secara langsung kejadian
Peningkatan pengetahuan dan anemia pada remaja puteri yang ada di
keterampilan kader dalam melakukan wilayah kerjanya masing-masing.
deteksi dini anemia pada remaja, Tim pengabmas melakukan
Peningkatan pengetahuan dan sikap remaja pendampingan kader melalui whatssapp
tentang anemia. group sebagai wadah koordinasi terkait
kegiatan pelayanan Posyandu Remaja.
Metode Evaluasi Metode evaluasi dilakukan menggunakan
Dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh informasi
kuosioner yang diberikan sebelum (pre) terkait pengetahuan dan sikap terkait
dan setelah (post) serta lembar observasi anemia pada remaja serta menggunakan
identifikasi anemia dan pemeriksaan Hb. lembar observasi berupa ceklist identifikasi
anemia oleh kader.

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
201
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Gambar 1. Kegiatan Posyandu Remaja


Kegiatan Pembukaan Kegiatan Setelah kegiatan penyegaran materi,
Pengabmas kader diwajibkan untuk mempraktikkan
secara langsung cara mengidentifikasi
anemia di setiap Desa yang menjadi wilayah
kerjanya. Adapun target sasaran adalah
setiap kader minimal memperoleh 2 remaja
puteri yang mengalami anemia. Remaja
puteri tersebut kemudian dibawa ke
Posyandu Remaja untuk pemeriksaan
Haemoglobin (Hb). Hasilnya, seluruh
remaja terdiagnosis anemia ringan dan
anemia sedang, sehingga dilanjutkan
Gambar 2. dengan pemberian tablet Fe berjumlah 4
Pemberian Materi Oleh Narasumber Pada
tablet untuk dikonsumsi selama 1 bulan.
Hari Pertama Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
pendampingan melalui whatssapp group
kepada remaja puteri yang mengalami
anemia sehingga memudahkan dalam
pemberian materi, diskusi dan evaluasi
konsumsi tablet Fe.

Gambar 4.
Kegiatan Posyandu Remaja

Gambar 3.
Praktik Identifikasi Tanda dan Gejala
Anemia

Keberhasilan Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan 1 bulan
sesudah Posyandu Remaja, yaitu dilakukan
dengan kunjungan rumah untuk melakukan
pengukuran kembali Hb. Hal ini dilakukan
untuk menilai keefektifan konsumsi tablet
Fe.

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
202
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Gambar 5. Tabel 2 di atas menunjukkan


Kunjungan Rumah untuk pengukuran Hb sebagian besar remaja dengan anemia
akhir ringan sebanyak 15 orang (83,3%).

b. Haemoglobin Akhir

Tabel 3.
Haemoglobin Akhir
Klasifikasi Frekuensi %
Anemia 0 0,00
Tidak 18 100,0
Anemia
Total 18 100,0

Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Tabel 3 di atas menunjukan seluruh


Pengabdian kepada masyarakat remaja tidak mengalami anemia sebanyak
dilakukan sejak bulan Juni sampai dengan 18 orang (100%).
November 2021 di Puskesmas Botupingge.
Adapun hasil pelaksanan kegiatan disajikan 3. Pengetahuan Kader
dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.
1. Distribusi Sasaran Pengetahuan Kader Sebelum diberikan
materi
Tabel 1. Pengetahuan Frekuensi %
Umur Cukup 1 11,1
Umur Frekuensi % Baik 8 88,9
11-14 Tahun 5 27,8 Total 9 100,0
15-17 Tahun 11 61,1
18-21 Tahun 2 11,1 Tabel 4 di atas menunjukkan
Total 18 100,0 pengetahuan kader sebelum diberikan
materi Deteksi Dini Anemia pada Remaja
Tabel 1 di atas menunjukkan sebagian besar dengan pengetahuan baik
sebagian besar Remaja dengan kelompok yaitu sebanyak 8 orang (88,9%).
umur 15-17 tahun sebanyak 11 Remaja
(61,1%). Tabel 5.
Pengetahuan Kader Sesudah diberikan
2. Analisis Univariat materi
a. Haemoglobin Awal Pengetahuan Frekuensi %
Cukup 0 0,00
Tabel 2. Baik 9 100,0
Haemoglobin Awal Total 9 100,0
Klasifikasi Frekuensi %
Tabel 5 di atas menunjukkan
Anemia Ringan 15 83,3 pengetahuan kader sesudah diberikan
Tidak Anemia 3 16,7
materi Deteksi Dini Anemia pada Remaja
Total 18 100,0
semuanya dengan pengetahuan baik yaitu
sebanyak 9 orang (100%).

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
203
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Tabel 6 Tabel 9
Pengaruh Pengetahuan Kader sebelum Pengaruh Pengetahuan Remaja sebelum dan
dan sesudah diberikan Materi sesudah Pemberian <ateri

Test Sig (2- Test Sig (2-


z z
Statisticsa Tailed) Statisticsa Tailed)

Pre Test -1.000b .317 Pre test -3.874b 0,000

Post Test -3.873b 0,000 Post test -3.873b 0,000


b
Uji Wilcoxon
Tabel 6 di atas setelah dilakukan uji
Wilcoxon hasil analisis data menunjukkan Tabel 9 di atas setelah dilakukan uji
rata-rata pengetahuan kader sebelum dan Wilcoxon hasil analisis data menunjukkan
sesudah pemberian materi Anemia rata-rata pengetahuan remaja sebelum dan
diperoleh bahwa nilai Z sebesar -1.000b. sesudah pemberian materi Anemia, serta
Secara statistik pengaruh tersebut tidak hasil pemeriksaan Hb awal remaja dan Hb
signifikan (p-value = .317 > 0,05). akhir remaja diperoleh bahwa nilai Z
sebesar -3.874b dan -3.873b. Secara statistik
4. Pengetahuan Remaja pengaruh tersebut signifikan (p-value =
0,000 < 0,05).
Tabel 7
Tabel 10
Pengetahuan Remaja Sebelum diberikan Pengetahuan Kader sebelum diberikan materi
Materi Anemia Pengetahuan Frekuensi %
Pengetahuan Frekuensi % Cukup 1 11,1
Cukup 6 33,3 Baik 8 88,9
Baik 12 66,7 Total 9 100,0
Total 18 100,0
Tabel 10 di atas menunjukkan
Tabel 7 di atas menunjukkan pengetahuan kader sebelum diberikan
pengetahuan remaja sebelum diberikan materi Deteksi Dini Anemia pada Remaja
materi sebagian besar dengan pengetahuan sebagian besar dengan pengetahuan baik
kurang yaitu sebanyak 6 orang (33,3%). yaitu sebanyak 8 orang (88,9%).

Tabel 8 Tabel 11
Pengetahuan Remaja Sesudah diberikan Pengetahuan Kader Sesudah diberikan materi
Materi Anemia Pengetahuan Frekuensi %
Pengetahuan Frekuensi % Cukup 0 0,00
Cukup 0 0,00 Baik 9 100,0
Baik 18 100,0 Total 9 100,0
Total 30 100,0
Tabel 11 di atas menunjukkan
Tabel 8 di atas menunjukkan pengetahuan kader sesudah diberikan
pengetahuan remaja setelah diberikan materi Deteksi Dini Anemia pada Remaja
materi Anemia semuanya dengan semuanya dengan pengetahuan baik yaitu
pengetahuan baik sebanyak 18 orang sebanyak 9 orang (100%).
(100,0%).

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
204
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Tabel 12 karena mengingat remaja putri merupakan


Pengaruh Pengetahuan Kader sebelum dan calon ibu yang akan hamil dan melahirkan
sesudah diberikan Materi penerus bangsa, serta memperbesar resiko
Test z Sig (2- kematian ibu melahirkan, bayi lahir
Statisticsa Tailed) premature dan berat bayi lahir rendah
Pretest -1.000b .317 (BBLR) (Nurasiah, 2020).
Postest -3.873b 0,000 Dalam hal ini, pengetahuan remaja
diukur melalui kemampuan menjawab
Tabel 12 di atas setelah dilakukan uji pertanyaan pre dan post test yang diberikan
Wilcoxon hasil analisis data menunjukkan melalui kuesioner. Sebelum pemberian
rata-rata pengetahuan kader sebelum dan materi, Kader remaja sudah memiliki
sesudah pemberian materi Anemia pengetahuan yang cukup tentang anemia,
diperoleh bahwa nilai Z sebesar -1.000b. diperoleh saat pembentukan Kader
Secara statistik pengaruh tersebut tidak Posyandu serta disebabkan juga oleh
signifikan (p-value = .317 > 0,05). perkembangan ilmu teknologi yang
memudahkan seseorang memperoleh
Pembahasan informasi. Sesudah pemberian materi,
Masa remaja merupakan masa pengetahuan kader menjadi lebih baik. Hal
pertumbuhan yang sangat pesat, di mana ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
remaja mulai mengeksplorasi dan pemberian materi terhadap peningkatan
menegaskan identitas pribadi (Rachmi et pengetahuan tentang anemia.
al., 2019). Remaja sebagai penerus dan Penelitian ini sejalan dengan hasil
pemimpin masa depan negara Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Martini pada
mendapatkan hak dan peluang untuk tahun 2015 yang menyatakan bahwa remaja
mengoptimalkan pertumbuhan dan berpengetahuan kurang memiliki risiko 2,3
perkembangan, terjaminnya kelangsungan kali cenderung mengalami anemia
hidup dan terhindar dari berbagai gangguan dibandingkan remaja dengan pengetahuan
kesehatan (Rohaeti et al., 2018). Tingkat baik. Pengetahuan remaja mempengaruhi
pengetahuan yang dimiliki dapat pola pikir remaja seperti dari yang awalnya
mempengaruhi remaja dalam menerima tidak tahu dapat menjadi tahu. Pola pikir
suatu informasi. Pengetahuan yang dimiliki tersebut juga dapat berdampak pada
seseorang dapat dipengaruhi seberapa perilaku remaja sehari-hari. Semakin baik
banyak informasi yang diperolehnya baik pengetahuan remaja, maka akan semakin
secara langsung maupun tidak langsung besar remaja terbebas dari anemia.
(Harahap, 2018). Begitupun sebaliknya, remaja dengan
Tingkat Pengetahuan anemia pengetahuan kurang akan memiliki resiko
seseorang merupakan kemampuan dalam mengalami anemia (Harahap, 2018).
memahami kondisi anemia, seperti Saat ini banyak remaja yang sering
pemahaman bahwa anemia merupakan mengkonsumsi makanan kurang sehat
keadaan kurangnya sel darah merah, paham seperti pentol, gorengan, dan makanan
tentang tanda gejalanya serta faktor yang cepat saji lainnya, bahkan masih banyak
bisa menyebabkan anemia contohnya remaja yang tidak mau mengkonsumsi
dalam pemilihan makanan yang akan buah-buahan dan sayur-sayuran. Padahal
mempengaruhi keadaan gizi individu kecukupan gizi sangat penting bagi tubuh
tersebut (Astuti, Sinta Dewi, 2016; Taufiqa, untuk mencegah terjadinya anemia (Abdul
Ekawidyani, & Sari, 2020). Anemia pada Basith, Rismia Agustina, 2017).
remaja putri secara khusus lebih tinggi jika Hal ini juga berlaku pada orang
dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dengan obesitas. Mereka kurang
akan berdampak buruk dan lebih serius mengkonsumsi makanan yang banyak

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
205
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

mengandung mineral, protein dan vitamin, KESIMPULAN


melainkan lebih banyak mengkonsumsi 1. Pemberdayaan kader dapat
makanan yang mengandung lemak dan menurunkan angka kejadian anemia
karbohidrat tinggi. Kebutuhan zat besi pada remaja puteri.
seseorang bergantung pada berat 2. Pemberian materi mempengaruhi
badannya. Setiap berat badan bertambah 1 peningkatan pengetahuan dan sikap
kilogram, maka kebutuhan zat besi juga kader dalam melakukan deteksi dini
akan meningkat sebanyak 35 – 45 mg anemia pada remaja.
(Abdul Basith, Rismia Agustina, 2017). 3. Pemberian materi mempengaruhi
Zat besi berfungsi sebagai peningkatan pengetahuan dan sikap
metabolisme energi dalam tubuh. Zat besi remaja dalam mencegah anemia.
juga berfungsi meningkatkan prestasi
belajar. Kekurangan zat besi DAFTAR PUSTAKA
mengakibatkan kelelahan, penurunan daya Abdul Basith, Rismia Agustina, N. D.
konsentrasi, daya ingat dan kemampuan (2017). Faktor-Faktor Yang
belajar seseorang, serta dapat Berhubungan Dengan Kejadian
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi Anemia Pada Remaja Putri. Dunia
besi terutama pada remaja putri (Sartika & Keperawatan, 5(1), 1–10.
Anggreni, 2021). https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.62
Suplementasi FE berkorelasi dengan 5
peningkatan kadar Hb. Hal ini sejalan Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016).
dengan penelitian Saifuddin (2006) yang Diagnosis dan Tatalaksana Anemia
menyatakan bahwa Suplementasi Fe 60 Defisiensi Besi Diagnosis and
mg/hari yang diberikan pada seseorang Management of Iron Deficiency
dapat meningkatkan kadar Hb sebanyak Anemia. MAJORITY, 5(5), 166–169.
1gr% / bulan (Retnorini, Widatiningsih, & Amareta, D. I., & Ardianto, E. T. (2018).
Masini, 2017). Dalam hal ini tingkat Pendampingan Kader Kesehatan
kepatuhan remaja dalam mengkonsumsi Remaja dalam Pencegahan Anemia
tablet FE dapat mempengaruhi pada Remaja Putri. Prosiding Politeknik
peningkatan kadar Hb dalam darah dengan Negeri Jember, 152–155.
cepat (Wahyuni, Noviardhi, & Rahayuni, Astuti, Sinta Dewi, E. T. (2016). Faktor-
2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Umur, tingkat pendidikan dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
pekerjaan dapat mempengaruhi Wilayah Lampung Timur. Jurnal
pegetahuan seseorang. Seiring dengan Keperawatan, XII(2), 251.
perkemangan ilmu teknologi dan informasi Fauziah, I. N., Lutfiasari, D., & Aminah, S.
seperti internet dapat membantu seseorang (2020). Perbedaan Pengetahuan
dalam mengakses berbagai informasi tentang Anemia Pada remaja Putri di
penting sehingga tingkat pengetahuan Pondok Pesantren Al Ma’ruf Kota
mereka bisa lebih baik. Informasi dapat Kediri Tahun 2020. Jurnal Kesehatan
mempengaruhi tingkat pengetahuan Mahasiswa UNIK, 2(1), 84–91.
seseorang. Semakin banyak informasi yang Harahap, N. R. (2018). FAKTOR- Faktor
dimiliki, semakain baik pula tingkat Yang Berhubungan Dengan Kejadian
pengetahuan seseorang. Anemia Pada Remaja Putri. Nursing
Arts, 12(2), 78–90.
Jho, Y. L., Ping, M. F., & Natalia, E. (2020).
Indeks Massa Tubuh Remaja Putri
Pada Kejadian Anemia Di Asrama
Melanie Samarinda. MNJ (Mahakam

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
206
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207
Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-0364
Vol. 4 No. 2, Mei 2022, Hal. 199-207 e-ISSN: 2623-0569

Nursing Journal), 2(7), 305–310. Christanti, S., Florentine, M., Ginting,


https://doi.org/10.35963/mnj.v2i7.1 E., Zulaidah, H. S., … Risvayanti, E.
70 (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Maharani, S. (2020). Penyuluhan tentang Posyandu Remaja.
Anemia pada Remaja. Jurnal Abdimas Sari, D. P., Ridmadhanti, S., Erda, R.,
Kesehatan (JAK), 2(1), 1–3. Handayani, T. Y., Margiyanti, N. J., &
https://doi.org/10.36565/jak.v2i1.5 Tarigan, R. A. (2020). Deteksi Dini
1 Anemia pada Remaja di Pulau Nguan
Nisa, J., Chikmah, A. M., Andari, I. D., Kecamatan Galang Kota Batam
Muslich, A. F., & Amalia, E. Z. Tahun 2020. Jurnal Pelayanan Dan
(2020). Pemberdayaan Siswa PMR Pengabdian Masyarakat (PAMAS), 4(1),
Sebagai Kader Anti Anemia dalam 1–9. Retrieved from
Upaya Pencegahan Anemia http://ejournal.urindo.ac.id/index.p
Prakonsepsi. Jurnal ABDINUS : Jurnal hp/PAMAS/article/view/767
Pengabdian Nusantara, 4(1), 154–160. Sartika, W., & Anggreni, S. D. (2021).
https://doi.org/https://doi.org/10.2 Asupan zat besi remaja putri. Penerbit
9407/ja.v4i1.14208 NEM.
Nurasiah, A. (2020). Pelatihan Dan Subratha, H. F. A., & Ariyanti, K. S. (2020).
Pendampingan Kader Sebagai Upaya Gambaran Tingkat Pengetahuan
Optimalisasi Posyandu Remaja Di Remaja Putri Tentang Anemia Di
Desa Bayuning Kecamatan Kadugede Tabanan. Jurnal Medika Usada, 3(2),
Kabupaten …. IAKMI Jurnal 48–53. Retrieved from
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(2), http://ejournal.stikesadvaita.ac.id/in
75–80. dex.php/MedikaUsada/article/view/
Rachmi, C. N., Wulandari, E., Kurniawan, 75
H., Wiradnyani, L. A. A., Ridwan, R., Taufiqa, Z., Ekawidyani, karina rahmadia,
& Akib, T. C. (2019). Buku Panduan & Sari, T. P. (2020). Aku Sehat Tanpa
Siswa AKSI BERGIZI. In Kemenkes Anemia.
RI. Wahyuni, S., Noviardhi, A., & Rahayuni, A.
Resmi, D. C., & Setiani, F. T. (2020). (2017). Perbedaan Suplementasi
Literatur Review : Penerapan Terapi Tablet Fe Dan Tablet Fe Plus Vitamin
Non Farmakologis Terhadap C Terhadap Kenaikan Kadar
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Hemoglobin Pada Siswi Anemia Di
Remaja Putri Dengan Anemia. Jurnal Smpnegeri 4 Mandiraja Kabupaten
Ilmiah Kesehatan, 44–52. Banjarnegara. Jurnal Riset Gizi, 5(2),
Retnorini, D. L., Widatiningsih, S., & 72–78.
Masini, M. (2017). Pengaruh https://doi.org/10.31983/jrg.v5i2.43
Pemberian Tablet Fe Dan Sari 54
Kacang Hijau Terhadap Kadar Yuanti, Y., Damayanti, Y. F., & Krisdianti,
Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Jurnal M. (2020). Pengaruh Pemberian
Kebidanan, 6(12), 8–16. Tablet Fe Terhadap Kenaikan Kadar
https://doi.org/10.31983/jkb.v6i12. Hemoglobin Pada Remaja. Jurnal
1908 Ilmiah Kesehatan & Kebidanan, 9(2), 1–
Rohaeti, L. S., Laksmi, N. M. D. P., 11.

Pemberdayaan Kader dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Yusni Podungge, Sri Nurlaily Z., Sri Yulianti W. Mile
207
DOI: https://doi.org/10.26714/jsm.4.2.2021.199-207

Anda mungkin juga menyukai