PENDAHULUAN
Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi
milyar,dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. Anemia gizi besi
masih merupakan masalah gizi yang utama di Indonesia. Kelompok yang beresiko
tinggi menderita anemia adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil, anak usia
dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 g /dl. Remaja putri
dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl. Angka anemia gizi besi di Indonesia
orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja putri,
Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia subur
sebesar 26,9%, pada ibu hamil sebesar 40,1% dan pada balita sebesar 47,0%. (2)
1
2
sampai remaja. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap otak terutama pada
reseptor syaraf, jika kepekaan reseptor syaraf berkurang dapat berakibat hilangnya
reseptor tersebut sehingga daya konsentrasi dan daya ingat berkurang serta
dibandingkan remaja putri yang tidak anemia. Selain itu remaja putri yang
sehatsebagai calon ibu akan melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh .
berat lahir rendah (BBLR), konsekuensi logis dari tingginya masalah anemia gizi
sumber daya manusia, maka penanggulangan anemia perlu dilakukan sejak dini,
sebelum remaja putri menjadi ibu hamil, agar kondisi fisiknya siap menjadi ibu
yang sehat. Strategi untuk mengatasi masalah anemia pada remaja putri adalah
strategi jangka panjang yang penting namun tidak dapat diharapkan dapat berhasil
pemberian tablet Fe, dimana dinas akan membagikan tablet Fe kepada remaja
3
putri yang ada di kota Bandung. Hal ini dikarenakan dengan masih banyaknya
remaja putri di kota Bandung yang menderita anemia dimana penderita anemia
pada remaja di Bandung mencapai 5%. Dengan adanya program ini dapat
lebih baik dibandingkan dengan kondisi mereka pada tahun 2007. Temuan ini
serupa dengan studi remaja umur 15-24 tahun di 4 provinsi yang dilaksanakan
persen remaja wanita dan pria memiliki persepsi kurang benar bahwa “anemia
pada risiko pengalaman kesehatan reproduksi mereka kelak. Risiko anemia pada
remaja lebih tinggi terjadi pada waktu seorang wanita hamil. Anemia
anemia yang mengalami pendarahan berat, juga risiko memiliki berat bayi lahir
rendah (BBLR) dan bayi dengan kelainan bawaan lahir. Risiko anemia tidak
adalah kategori lainnya dan tidak tahu sama sekali apa penyebab anemia.
4
Responden wanita dan pria kelompok umur 20-24 tahun memiliki pengetahuan
sedikit lebih baik dibandingkan dari mereka pada kelompok umur 15-19 tahun. (6)
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, tahun 2016 bahwa
daerah yang memiliki angka anemia pada remaja yang cukup tinggi terdapat di
SMAN 26 Bandung merupakan salah sau sma yang ada di kota bandung,
terletak di Jl. Sukaluyu no 26. SMA tersebut memiliki jumlah siswa sebanyak
530 siswa orang sebanyak 279 laki- laki dan 251 perempuan dengan renta umur
yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung tentang Program pemberian tablet
penyakit yang sering dialami ketika tubuh kekurangan asupan zat besi, yang dapat
terhadap anemia gizi besi pada remaja putri mengingat mereka adalah generasi
penerus bangsa. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan
diharapkan prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri dapat menurun dan
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis di atas,
anemia dan konsumsi tablet Fe untuk mencegah dan mengatasi anemia dan
penelitian selanjutnya