PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
risiko buruk pada perempuan, serta mempengaruhi setengah miliar wanita usia
reproduksi di seluruh dunia ( WHO 2014 ). Anemia pada remaja putri sampai saat
ini masih cukup tinggi, prevelensi anemia di dunia sekitar 40 -88%, angka
dari semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri disebabkan karena
(10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki, dan
49% perempuan (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan WHO, jika kadar hemoglobin
<12 gr% disebut dengan anemia remaja. Salah satu masalah gizi remaja putri di
Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira-kira 25-40% remaja
putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat. Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia di antara anak umur
5-12 tahun di Indonesia adalah 26%, 23% pada wanita umur 13-18 tahun, 23%
pada wanita umur 15-49 tahun, dan 37% pada ibu hamil. Prevalensi anemia pada
pria lebih rendah dari pada wanita, yaitu 12% pada pria umur 13-18 tahun dan
anemia sebanyak 75,9% pada remaja putri, pada ibu hamil 53,6%. Kriteria lain
1
2
orang terkena anemia apabila hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 13 gr%
untuk pria dan untuk wanita kurang dari 12 gr%. melaporkan bahwa prevalensi
anemia pada remaja dan wanita usia subur (WUS) di Indonesia masih tinggi, yaitu
26,5% pada remaja (15-19 tahun) dan 26,9% pada WUS. Sedangkan menurut
Surkesmas 2011 menunjukkan sebesar 21% remaja putra dan 30% remaja putri
Prevalensi anemia pada remaja putri usia 12-19 tahun di provinsi D.I.Yogyakarta
bahwa prevalensi anemia remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia
19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling
tinggi terutama pada remaja putri. Angka prevalensi anemia di Indonesia, yaitu
pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia subur sebesar 26,9%, pada
2014 (Bappenas, 2015) menunjukkan bahwa sejak tahun 2010 Indonesia telah
ke dalam tiga kategori: (a) target yang telah dicapai; (b) target yang telah
menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015;
dan (c) target yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya.
Didukung oleh analisa teknis, salah satu target yang masih memerlukan upaya
Goals (SDGs), dengan aksi 17 tujuan. Satu diantaranya adalah dalam rangka
meningkatkan kesehatan.
3
Remaja yang lebih sering mengalami anemia adalah remaja putri, karena
dalam usia reproduksi setiap harinya memerlukan zat besi tiga kali lebih banyak
dengan remaja putra. Hal ini disebabkan remaja putri mengalami menstruasi
setiap bulannya. Hal tersebut diperparah dengan pola konsumsi remaja putri yang
terkadang melakukan diet pengurusan badan sehingga semakin sedikit asupan zat
Kesehatan seorang remaja puteri sebagai calon seorang ibu dan sekaligus
sebagai penerus bangsa perlu menjadi perhatian utama. Hal ini berkaitan juga
dengan target SDGs yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya,
yaitu kesehatan ibu melahirkan. Dalam siklus hidup, tahap masa remaja terutama
remaja puteri sangat penting, karena pada masa ini terjadi proses tumbuh
kembang, sehingga bila proses ini berlangsung secara optimal akan menghasilkan
remaja puteri yang sehat dan pada akhirnya akan menghasilkan calon ibu yang
sehat pula. United Nations Population Fund (UNFPA) menyatakan bahwa ketika
untuk merealisasikan potensi, maka remaja dapat mengelola dengan baik masa
(pemberi warna merah dan pengakut oksigen darah) per unit volume darah di
bawah kadar normal yang sudah di tentukan untuk usia dan jenis kelamin tertentu.
Ketentuan WHO (2014) mengenai anemia ialah di bahwa 12 gm Hb/dl darah bagi
bawah 34%.
4
defisiensi zat besi. Hal ini terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak
protein zat besi, vitamin, mineral dan lain lain. Pola konsumsi makanan juga
mempunyai andil besar terhadap kejadian anemia serta kebiasaan makan sehari
yang menyebabkan keletihan, sulit konsentrasi sehingga remaja pada usia bekerja
menjadi kurang produktif. Remaja membutuhkan lebih banyak zat besi terutama
remaja putri, karena setiap bulannya mengalami haid yang berdampak kurangnya
asupan zat besi dalam darah sebagai pemicu anemia (Istiany & Rusilanti, 2013)
2017 yang berfokus pada tiga kegiatan salah satunya yaitu konsumsi buah dan
sadar akan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur, Mengkonsumsi buah dan
(Kemenkes,2017)
Darah (TTD) ke sekolah sekolah. Prevalensi remaja putri yang mendapat TTD
5
disekolah 80,9% dan yang tidak mendapat 19,1%, sedangkan prevalensi yang
mengkonsumsi TTD hanya 1,4% yang tidak mengkonsumsi TTD yaitu 98,6%
diminati, karena efek samping dari tablet Fe yaitu mual muntah dan feses berwara
adalah dengan mengonsumsi buah bit. Buah Bit yang mengandung vitamin A, B,
dan C dengan kadar air yang tinggi. Selain vitamin, umbi bit juga mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak yang berguna untuk kesehatan tubuh. Mineral
lainnya juga terkandung dalam umbi bit seperti zat besi, kalsium dan fosfor
(Puslitbangkes,2013)
Surakarta, yang menyebutkan bahwa konsumsi buah bit (dalam bentuk jus)
jus buah bit pada remaja putri dengan anemia. Penelitian di wilayah Kabupaten
Sleman menunjukan prevalensi anemia pada remaja putri 69,6% oleh Nindita Ayu
Stikes Jendral Achmad Yani cukup tinggi menunjukan prevalensi anemia 45,2%
yang sebagian besar disebabkan menstruasi 46,6% kurangnya asupan zat besi
Melihat dari fenomena diatas, anemia merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia, yang cukup menonjol pada anak anak sekolah khususnya
6
remaja. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki karena alasan pertama remaja putri
setiap bulan mengalami siklus menstruasi dan alasan kedua karna memiliki
kebiasaan makan yang salah, hal ini terjadi karena para remaja putri ingin terlihat
makan, akan tetapi diet yang dijalankan merupakan diet yang tidak seimbang
Chenopodiaceae. Yang artinya, buah bit masih satu keluarga dengan sayuran
lobak dan sayuran berakar lainnya. Umumnya buah ini hanya digunakan akarnya
saja yang terasa manis untuk obat kesehatan, namun lama kelamaan, daging buah
Kandungan betasianin pada buah bit bermanfaat sebagai anti kanker, karena zat
tersebut dapat menghancurkan sel tumor dan kanker. Buah bit juga bermanfaat
jantung, memperkuat daya tahan tubuh, mengeluarkan racun dari dalam tubuh,
mengobati infeksi dan radang, sebagai penghasil energi bagi tubuh serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Buah bit merupakan salah satu buah yang
memiliki kandungan nutrisi yang komplit dan sangat baik untuk dikonsumsi
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kenjale, dkk (2011)
di Amerika yang menyebutkan bahwa konsumsi buah bit (yang sudah dibuat jus)
7
akan meningkatkan konsentrasi plasma nitrat pada pasien dengan kelainan arteri,
dimana pasien ini mengalami kegagalan penambahan suplai darah dan oksigen
untuk jaringan selama bekerja sehingga mengakibatkan rasa nyeri saat berjalan.
Klien yang telah mengkonsumsi jus buah bit ini mengalami peningkatan plasma.
dalam buah bit sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain sebagai pembersih
membangun sel darah merah karena kandunga asam folat dan B12 dalam buah bit
sehingga darah dapat membawa zat gizi ke seluruh tubuh sehingga jumlah sel
darah merah tidak akan berkurang. Bit sudah sangat dikenal di Eropa Timur
tenaga kesehatan yang paling dekat dengan perempuan, peran ini tertulis dalam
Keluarga Sehat yaitu Bidan memberikan penyuluhan kesehatan dengan hasil yang
diharapkan adalah masyarakat dan perorangan sadar akan tentang anemia. Standar
nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yag
kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari
kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik. Satndar
8
secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia,
dengan melakukan pemeriksa kadar Hb dan bila terdapat tanda – tanda anemia
berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak
mata sangat pucat, segera rujuk untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya
(Mufdilah,2012)
dan Edukasi (KIE), Focus Group Discussion (FGD), dan penyuluhan langsung ke
masyarakat, perlukan KIE yang tepat dan berbasis masyarakat. Pendidikan dan
Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi
9
pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi
(Kemenkes RI 2014)
masyarakat tentang anemia agar kesadaran tentang bahaya anemia dapat menjadi
motivasi dalam melakukan skrining atau deteksi dini terjadinya anemia dengan
merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan sebagai strategi promosi
kesehatan baik dalam level primer, sekunder maupun tersier sesuai dengan
untuk kesembuhan dengan izin Allah SWT. Pada masa sekarang ini mestinya
yang secara terbukti secara ilmiah bisa mengobati penyakit, dan bagian tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun, batang, akar, rimpang,
bunga, bauh, dan bijinya, tercantum dalam (QS Asy-Syu’ara’/26:7) yang berbunyi
:
10
melihat gejala yang tampak, meliputi melihat konjunctiva merah muda atau pucat,
pucat pada wajah, kuku dan telapak tangan, serta keluhan mudah lelah, lemas, dan
mengalami anemia. Karna merasa baik – baik saja dan tidak pernah melakukan
hampir semua mengetahui seperti apa itu buah bit, namun tidak mengetahui pasti
manfaat buah bit bagi tubuh. Harapannya mahasiswi mengetahui manfaat buah
bit dan sadar akan pentingnya Kadar Hb dalam tubuh dan tahu bahaya anemia
paling dekat dengan perempuan, calon bidan di harapkan sadar akan kesehatan
penelitian tentang pengaruh pemberian jus buah bit dalam peningkatan Kadar
B. Rumusan Masalah
masalah sebagai berikut, “Adakah pengaruh pemberian jus bit dalam kenaikan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah bit dalam kenaikan kadar
‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan dan wawasan tentang pola makan dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
2. Manfaat Praktis
12
‘Aisyiyah Yogyakarta
b) Bagi Responden
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah manfaat buah bit dalam
pemberian jus bit, adalah salah satu upaya dalam penanganan anemia.
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penelitian Perbedaan
No Judul Metode analisis, populasi, sampel Hasil
Tahun Persamaan
1. Artathi Eka Perbandingan Metode : Penelitian ini Tingkat Hb pada ibu hamil Perbedaan: dengan
Suryandari, Kenaikan Kadar menggunakan pre-test dan kontrol sebelum diberikan Fe di peneliti adalah jenis
Ossie Hb Pada Ibu Hamil post-test group design. wilayah Puskesmas Purwokerto penelitian, waktu,
Happinasari Yang Diberi Fe Populasi : Ibu hamil di wilayah Selatan adalah 8,40 g%, Hb tempat, dan jumlah
(2015) Dengan Fe Dan kerja Puskesmas Purwokerto pada ibu hamil sebelum responden.
Buah Bit Di Selatan diberikan Fe dan Buah Bits di Persamaan: Pada
WilayaKerja Sampel : Sampel dalam penelitian wilayah puskesmas Purwokerto metode penelitian,
Puskesmas diambil menggunakan teknik Selatan adalah 9,70 g%
Purwokerto Selatan purposive sampling
2. Meriska Efek Antianemia Metode : Pre test dan kontrol post Kandungan Gizi Pada Buah Bit Perbedaan: peneliti
Cesia Putri Buah Bit (Beta test kontrol. dapat membantu memperbaikai adalah jenis
(2016) Vulgaris L.) Populasi : Remaja Putri sel darah dan menjadi bahan penelitian, waktu,
Sampel : Sampel dalam penelitian pembuat sel darah. tempat, dan jumlah
ini menggunakan Purposive responden.
sampling Persamaan :
Metode penelitian
3. Siskha Edukasi Manfaat Metode : Metode dengan Bit bekerja merangsang system Perbedaan :
Sabilla Buah Bit Bagi memberikan Kuisioner peredaran darah dan Metode penelitian ,
(2015) Penderita Anemia Populasi : Penderita Anemia membantu, membangun sel waktu penelitian,
Sampel : Jumlah Sampel 50 orang, darah merah, karena tempat, dan jumlah
sampel diambil dengan purposive kandungan, Asam folat dan responden
sampling B12 dalam buah Bit membantu Persamaan :-
perkembangan eritrosit
14