LAPORAN KASUS
1. Persalinan
a. Definisi 2. Ketuban Pecah Dini
b. Tanda-tanda persalinan a. Definisi
c. Tahapan persalinan
d. Faktor-faktor yang b. Etiologi
mempengaruhi d. Patofisiologi
persalinan e. Tanda dan Gejala
e. Kebutuhan dasar selama
f. Diagnosa
persalinan
g. Komplikasi pada KPD
Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini dalah pecahnya ketuban sebelum waktu dibuat atau sebelum inpartu
pada pembukaan 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir masa kehamilan.
Ketuban pecah dini yang berkaitan dengan kehamilan kurang bulan dan 16 memiliki
konstribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan
(Nugroho, 2012).
Patofisiologi :
Faktor Resiko: 1) Adanya hipermotilitas rahim yang Komplikasi :
1) Polihidramnion (cairan sudah lama terjadi sebelum ketuban 1)Partus Prematur
ketuban berlebihan). pecah. Penyakit seperti pielonefritis, 2)Berkembangnya infeksi
2) Riwayat ketuban pecah sistitis ervisitas dan vaginitis yang serius pada plasenta
dini sebelumnya. 2) Selaput ketuban terlalu tipis, Infeksi yang menyebabkan
3) Kelainan di au (ammionitis atau korioamnionitis). korioamnionitis
kerusakan selaput ketuban. 3) Faktor lain yang merupakan 3)Abrupsio plasenta
4) Kehamilan kembar. predisposisi adalah multipara, malposisi,
disproporsi, serviks tidak kompeten
4)Kompresi talipusat
5) Trauma.
5)Infeksi pospartum
BAB III ASUHAN KEBIDANAN DENGAN SOAP
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI
PADA An. N UMUR 34 TAHIN G2P1A0AH1 UK 38+2 MINGGU
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Pembahasan
Diskusi Pada bab ini kami akan membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. N
Bagaimana cara mengaktifkan kebidanan langkah menurut varney, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi serta ada tidaknya antara teori dengan praktik yang menghasilkan penulis saat dilapangan.
Pengkajian Pada Langkah ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium. Menurut Nugroho
(2012) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus Ketuban Pecah Dini adalah
Pemeriksaan Laboratorium yaitu Cairan yang keluar dari vagina perlu dipernis, pengujian, bau dan
pHnya, Tes lakmus (tes nitrazin), Mikroskopik (tes pakis). memeriksa mikroskopik. Pada pertemuan
data subjektif Ny. N Tanggal 4 April 2019, datang ke RS pukul 08.15 WIB pembukaan 2 cm dan
membuka kenceng-kenceng, keluar cairan bening pukul 05.00 WIB . Pada data objektif keadaarn
umum, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg. Nadi 82 xmenit, Suhu 36,5 ° C, respirasi
20 x / menit. Pengeluaran pervaginam keluar cairan berwama jemih dan menghabiskan khas. Hasil VT
vulva vagina tenang, portio tebal, pembukaan 2 cm, ketuban jernih merembes, UUK belum dapat
diselesaikan, penurunan kepala Hodge III Pemeriksaan Laboratorium termasuk pemerik saan darah.
Pada langkah pertama ini, penulis tidak menemukan adanya perbedaan antara teori dengan kasus yang
terjadi dilapangan
Interpretasi Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Masalah
yang timbul karena ibu tampak cemas dalam kesulitan persalinan karena keluar cairan merembes dari jalan lahir kesulitan khas
dan bewarna jermih, kesulitan pengetahuan dan informasi tentang ketuban pecah dini (Tucker dalam Norma, 2013). Kebutuhan
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini ibu tentang keadaan persalinannya dengan ketuban pecah dini dan beri dukungan
mental pada ibu (Sujiyatini, 2009).
Diagnosis kebidanan pada kasus ini adalah Ny. N G2P1AoAH1 berumur 34 tahun, umur kehamilan 38+2 minggu, janin tunggal,
hidup intrauterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala inpartu kala 1 fase aktif dengan ketuban pecah dini.
Masalah dalam kasus ini ibu merasa cemas dengan kondisi sekarang. Kebutuhan yang diberikan pada ibu adalah dukungan
mental dari bidan dan keluarga.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan perbedaan antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan.
Diagnosa Potensial, pada langkah Ini digunakan untuk memperbaiki masalah atau Diagnosa potensi berdasarkan kumpulan
masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, jika perlu dilakukan. Pada ketuban pecah dini berpotensi terjadi
infeksi pada ibu dan bayi, kelahiran prematur, prolaps tali pusat (Norma, 2013) Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensi
pada ibu dan bayi, yang telah dilakukan penatalaksaan yang benar. Pada langkah ini, penulis tidak menemukan perbedaan
antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu kasus obstetri yang menjadi penyebab terbesar persalinan prematur dengan
berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini didukung juga oleh
penelitian Siti Aisyah dan Aini Oktariana yang berjudul “Perbedaan Kejadian Ketuban Pecah Dini Antara Primipara dan
Multipara”. Hasil penelitian didapatkan data bahwa hampir seluruh (80 %) responden pada ibu bersalin multipara mengalami
kejadian ketuban pecah dini (KPD). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu bersalin multipara hampir seluruhnya mengalami
ketuban pecah dini; Pada multipara sebelumnya sudah terjadi persalinan lebih dari satu kali yang dapat mempengaruhi
berkurangnya kekuatan otot uterus dan abdomen; keadaan ini mempengaruhi kekuatan membrane untuk menahan cairan
ketuban sehingga tekanan intra uterin meningkat dan menyebabkan selaput cairan ketuban lebih rentan untuk pecah. KPD pada
multipara juga disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu pendidikan, usia dan pekerjaan atau aktifitas.
Pelaksanaan, pada langkah ini merupakan implementasi dari rencana lengkap seperti yang telah diselesaikan pada
langkah-langkah, dilaksankan secara efisien dan aman (Varney, 2009). Pelak pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
lebih awal yaitu pada kasus ini penulis bertindak asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. N G 2P1 AoAH1 yaitu :