Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI

PADA An. N UMUR 34 TAHIN G2P1A0AH1 UK 38+2 MINGGU


DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

LAPORAN KASUS

Nur Ain Desta Sulasdi 161010104009


Innaa Sri Wahyuningrum 1610104072
Novia Hernawati 1610104088
Elisina Titin Novita L 1610104089
Novi Revorta Sari 1610104090
Restiami Indri W 1610104092
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
 Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37
minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu
banyak. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan
kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan
meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba, 2009).
 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari
585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia
menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003/2004
Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng menyebutkan
pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup.
 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah
kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 22 kasus
dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 25.739. Penyebab AKI terdiri dari
penyebab langsung dan tidak langsung,penyebab langsung dari AKI
disebabkan oleh komplikasi pada masa hamil,bersalin dan nifas atau kematian
yang disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi akibat-
akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas,
seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklamsia),
infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Beberapa komplikasi
persalinan salah satunya adalah persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat, seperti pendidilkan,
sosial ekonomi dan budaya (Dinkes Jateng, 2009).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
mengetahui “Bagaimanakah proses “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Patologi Pada Ny. N umur 34 Tahun Uk 38+2 Minggu Di RS PKU
Muhammadiyah Gamping”.
3. Tujuan Umum
Agar bidan dapat memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin Patologi
pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2 Minggu Di RS PKU Muhammadiyah
Gamping.
4. Tujuan Khusus
 Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2 Minggu
dengan ketuban pecah dini.
 Merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2 Minggu
dengan ketuban pecah dini.
 Merumuskan diagnosa / masakah potensial pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2 Minggu
dengan ketuban pecah dini.
 Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2
Minggu dengan ketuban pecah dini.
 Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny. N umur 34 tahun
Uk 38+2 Minggu dengan ketuban pecah dini.
 Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. N umur 34 tahun Uk 38+2
Minggu dengan ketuban pecah dini.
 Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny. N
umur 34 tahun Uk 38+2 Minggu dengan ketuban pecah dini.
Bab II Tinjauan Teori

1. Persalinan
a. Definisi 2. Ketuban Pecah Dini
b. Tanda-tanda persalinan a. Definisi
c. Tahapan persalinan
d. Faktor-faktor yang b. Etiologi
mempengaruhi d. Patofisiologi
persalinan e. Tanda dan Gejala
e. Kebutuhan dasar selama
f. Diagnosa
persalinan
g. Komplikasi pada KPD
Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini dalah pecahnya ketuban sebelum waktu dibuat atau sebelum inpartu
pada pembukaan 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir masa kehamilan.
Ketuban pecah dini yang berkaitan dengan kehamilan kurang bulan dan 16 memiliki
konstribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan
(Nugroho, 2012).

Patofisiologi :
Faktor Resiko: 1) Adanya hipermotilitas rahim yang Komplikasi :
1) Polihidramnion (cairan sudah lama terjadi sebelum ketuban 1)Partus Prematur
ketuban berlebihan). pecah. Penyakit seperti pielonefritis, 2)Berkembangnya infeksi
2) Riwayat ketuban pecah sistitis ervisitas dan vaginitis yang serius pada plasenta
dini sebelumnya. 2) Selaput ketuban terlalu tipis, Infeksi yang menyebabkan
3) Kelainan di au (ammionitis atau korioamnionitis). korioamnionitis
kerusakan selaput ketuban. 3) Faktor lain yang merupakan 3)Abrupsio plasenta
4) Kehamilan kembar. predisposisi adalah multipara, malposisi,
disproporsi, serviks tidak kompeten
4)Kompresi talipusat
5) Trauma.
5)Infeksi pospartum
BAB III ASUHAN KEBIDANAN DENGAN SOAP
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI
PADA An. N UMUR 34 TAHIN G2P1A0AH1 UK 38+2 MINGGU
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Pembahasan
 Diskusi Pada bab ini kami akan membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. N
Bagaimana cara mengaktifkan kebidanan langkah menurut varney, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi serta ada tidaknya antara teori dengan praktik yang menghasilkan penulis saat dilapangan.
 Pengkajian Pada Langkah ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium. Menurut Nugroho
(2012) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus Ketuban Pecah Dini adalah
Pemeriksaan Laboratorium yaitu Cairan yang keluar dari vagina perlu dipernis, pengujian, bau dan
pHnya, Tes lakmus (tes nitrazin), Mikroskopik (tes pakis). memeriksa mikroskopik. Pada pertemuan
data subjektif Ny. N Tanggal 4 April 2019, datang ke RS pukul 08.15 WIB pembukaan 2 cm dan
membuka kenceng-kenceng, keluar cairan bening pukul 05.00 WIB . Pada data objektif keadaarn
umum, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg. Nadi 82 xmenit, Suhu 36,5 ° C, respirasi
20 x / menit. Pengeluaran pervaginam keluar cairan berwama jemih dan menghabiskan khas. Hasil VT
vulva vagina tenang, portio tebal, pembukaan 2 cm, ketuban jernih merembes, UUK belum dapat
diselesaikan, penurunan kepala Hodge III Pemeriksaan Laboratorium termasuk pemerik saan darah.
 Pada langkah pertama ini, penulis tidak menemukan adanya perbedaan antara teori dengan kasus yang
terjadi dilapangan
Interpretasi Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Masalah
yang timbul karena ibu tampak cemas dalam kesulitan persalinan karena keluar cairan merembes dari jalan lahir kesulitan khas
dan bewarna jermih, kesulitan pengetahuan dan informasi tentang ketuban pecah dini (Tucker dalam Norma, 2013). Kebutuhan
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini ibu tentang keadaan persalinannya dengan ketuban pecah dini dan beri dukungan
mental pada ibu (Sujiyatini, 2009).
Diagnosis kebidanan pada kasus ini adalah Ny. N G2P1AoAH1 berumur 34 tahun, umur kehamilan 38+2 minggu, janin tunggal,
hidup intrauterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala inpartu kala 1 fase aktif dengan ketuban pecah dini.
Masalah dalam kasus ini ibu merasa cemas dengan kondisi sekarang. Kebutuhan yang diberikan pada ibu adalah dukungan
mental dari bidan dan keluarga.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan perbedaan antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan.
Diagnosa Potensial, pada langkah Ini digunakan untuk memperbaiki masalah atau Diagnosa potensi berdasarkan kumpulan
masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, jika perlu dilakukan. Pada ketuban pecah dini berpotensi terjadi
infeksi pada ibu dan bayi, kelahiran prematur, prolaps tali pusat (Norma, 2013) Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensi
pada ibu dan bayi, yang telah dilakukan penatalaksaan yang benar. Pada langkah ini, penulis tidak menemukan perbedaan
antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu kasus obstetri yang menjadi penyebab terbesar persalinan prematur dengan
berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini didukung juga oleh
penelitian Siti Aisyah dan Aini Oktariana yang berjudul “Perbedaan Kejadian Ketuban Pecah Dini Antara Primipara dan
Multipara”. Hasil penelitian didapatkan data bahwa hampir seluruh (80 %) responden pada ibu bersalin multipara mengalami
kejadian ketuban pecah dini (KPD). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu bersalin multipara hampir seluruhnya mengalami
ketuban pecah dini; Pada multipara sebelumnya sudah terjadi persalinan lebih dari satu kali yang dapat mempengaruhi
berkurangnya kekuatan otot uterus dan abdomen; keadaan ini mempengaruhi kekuatan membrane untuk menahan cairan
ketuban sehingga tekanan intra uterin meningkat dan menyebabkan selaput cairan ketuban lebih rentan untuk pecah. KPD pada
multipara juga disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu pendidikan, usia dan pekerjaan atau aktifitas.
Pelaksanaan, pada langkah ini merupakan implementasi dari rencana lengkap seperti yang telah diselesaikan pada
langkah-langkah, dilaksankan secara efisien dan aman (Varney, 2009). Pelak pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
lebih awal yaitu pada kasus ini penulis bertindak asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. N G 2P1 AoAH1 yaitu :

Memberitahu hasil memeriksa pada ibu


Melakukan pengawasan kemajuan persalinan (DJJ, HIS setiap 30 menit, TTV, KU dan kemajuan
persalinan setiap 4 jam.
Melakukan inform consent atas tindakan yang akan dilakukan,
Mengijinkan ibu untuk total tempat tidur dan tidur miring kiri sesuai kenyamanan ibu
Memberitahu ibu teknik relaksasi yang benar
Meminta ibu untuk tidak meneran sebelum membuka lengkap
Melakukan pendokumentasian partograf.
Evaluasi Langkah ini merupakan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah rencana Asuhan ini benar-
benar terpenuhi sesuai dengan asuhan Kebidanan dalam diagnosa dan masalah (Muslihatun, 2009). Evaluasi pada ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini merupakan ibu mendapat terapi infeksi, DJJ baik / tidak ada gawat janin (Turker
dkk, 2009). Ibu dan bayinya selamat (Ida Ayu, 2010). Persalinan dapat berjalan dengan baik (Ida Ayu, 2010). Evaluasi
pada kasus ini yaitu pertolongan persalinan mulai dari kala 1 sampai 4 yaitu keadaan umum baik, kesadaran
komposisional, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 x / menit, respirasi 20 x / menit, suhu 36,5 ° C, ibu dan bayi
selamat pada langkah ini penulis tidak ditemukan antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan.
 
Kesimpulan

 Setelah melaksanakan kebuhananan ibu bersalin pada Ny.N dengan ketuban


pecah dini dengan menerapkan manajemen mengatakan mengeluarkan cairan
dari jalan lahir yang berwama jernih dan dikeluarkan khas. Data objektif
keadaan umum baik, Suhu 36, 5 ° C Pengeluaran cairan berwujud jernih dan
rumit vulva vagina tenang, portio tebal, pembukaan 3 cm, cairan ketuban
jemih, pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan darah
 Data interprestasi diperoleh diagnosa kebidanan yang dilakukan dari hasil
pengkajian yang diperoleh Ny.S G2P1AoAH1 berumur 34 tahun hamil 38+2
minggu, fase fase aktif dengan ketuban pecah dini 8 jam. Masalah dalam
kasus ini ibu memerlukan cemas dengan sebab dari jalan lahir keluar cairan
yang merembes. Kebutuhan yang diberikan pada ibu adalah memberi
informasi dan dukungan mental dari bidan dan keluarga.
Saran
 Bagi  Lahan Praktik
Bagi Rumah Sakit Diharapkan dengan adanya ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini, Rumah sakit dapat lebih
meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang optimal melalui penanganan yang cepat dan
tepat.
 Bagi institusi pendidikan
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam memberikan pendidikan pada mata kuliah
asuhan kebidanan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
 Bagi Responden
Bagi pasien Diharapkan dapat mempelajari tentang tanda
bahaya ketuban pecah dini, dapat memungkinkan
memeriksakan diri
Terimakasih
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai