Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

REFLEKSI KASUS

Dosen Pembimbing : Belian Anugrah Estri, S.ST

Disusun oleh:

Lely Agitha Maharani : 1610104077

Tasya Firdausia R : 1610104087

Novia Hernawati : 1610104088

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020

REFLEKSI KASUS

N TAHAPAN URAIAN SINGKAT


O
1 Deskripsi Di salah satu bidan praktik mandiri (BPM),
ada seorang ibu hamil usia 25 tahun G1P0A0
dalam proses bersalin. Saat ini ibu sudah
dipimpin bersalin selama 60 menit akan
tetapi bayi belum berhasil dilahirkan,
sehingga ketika itu bidan di BPM tersebut
berinisiatif untuk memberikan uterotonika
sebagai induksi dalam meningkatkan
kontrakasi pada ibu. Ketika setelah diberikan
induksi selama 30 menit, ternyata bayi tidak
juga lahir. Akhirnya bidan memutuskan
untuk merujuk pasien tersebut ke salah satu
rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit
tempat rujukan, bidan tersebut di tegur oleh
bidan dan dokter di rumah sakit tersebut
karena memberikan induksi tanpa intruksi
dari dokter dan terlambat dalam melakukan
rujukan. Sehingga pada saat bayi sudah
berhasil dilahirkan, bayi mengalami asfiksia
berat dan perlu perawatan yang intensif
selama beberapa hari di rumah sakit.

2 Emosi terhadap kasus Merasa kurang cekatan dalam mengambil


keputusan dan kurangnya peran aktif dalam
ikut membantu dalam menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi
3 Pengalaman baik dan buruk - Pengalaman baik : dapat memberikan
asuhan sayang ibu kepada ibu yang
sedang melakukan persalinan, dapat
melihat secara langsung ketika pasien
mengalami keadaan darurat dan
tindakan yang akan dilakukan
- Pengalaman buruk : tidak dapat
membantu secara maksimal dalam
memberikan tindakan medis dan
belum dapat ikut berperan aktif dalam
mengambil keputusan
4 Analisis Yang dapat dipelajari dari kasus ini yaitu
bagaimana seorang bidan untuk segera
mengambil keputusan tepat dalam
memberikan tindakan darurat sesuai dengan
kewenangan yang ada
5 Kesimpulan Tindakan yang dilakukan tidak ada yang
berbeda dalam penanganan kasus persalinan
kala II memanjang, hanya saja kurang tepat
dalam memberikan penanganan darurat yang
hanya dapat dilakukan sesuai dengan
instruksi dokter
6 Tindak lanjut Apabila menemukan kembali kasus serupa,
maka harus lebih cekatan dan peka terhadap
kebutuhan pasien terutama pasien dalam
keadaan gawat darurat dan tidak memberikan
tindakan di luar kewenangan seorang bidan
7 Kesimpulan berdasarkan teori Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 28 tahun 2017 pasal 18
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, bidan berwenang dalam menolong
persalinan normal dan melakukan perujukan
ketika terjadi kegawatdaruratan

Anda mungkin juga menyukai