Keb
Mata Kuliah : Praktik Profesional Bidan
Identitas Mahasiswa
Nama Mahasiswa : Syamsinar
NIM : 2021092178
Program Studi : S1-Kebidanan
3. Dalam pelayanan kebidanan bidan memiliki 4 peran yaitu sebagai peneliti, pelaksana,
pengelola dan sebagai pendidik. Menurut saudara , yang manakah yang menjadi
tanggung jawab bidan dalam berbagai tatanan pelayanan Kesehatan, lingkup praktis dan
legislasi ?
Jawaban :
Menurut saya, yang menjadi tanggung jawab bidan dalam berbagai tatanan pelayanan
Kesehatan yaiitu sebagai bidan pelaksana
Peran pelaksana dilakukan dengan tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Berikut beberapa penjelasan tugas pokoknya.
Adapun tugas mandiri bidan :
Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan
Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan
mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan
bersama klien.
Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien / keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien / keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
dan pelaporan asuhan.
Tugas kolaborasi:
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko
tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
Tugas ketergantungan:
Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga.
Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif dan
objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak
lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi sebagai bahan
tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain seperti referensi
serta penelitian. Manajemen juga tidak dapat lepas dari adanya praktik pelayanan
kebidanan. Tanpa adanya manajemen, pelayanan kebidanan tidak akan dapat
memperoleh hasil capaian yang maksimal.
5. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan, resilensi sangat diperlukan seorang bidan.
Jelaskan secara singkat pengertian resilensi menurut saudara?
Jawaban :
Resilensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat
atau masalah yang terjadi dalam kehidupan ,menjelaskan bahwa dalam pemamfaatan
sebagai seperangkat motifasi untuk mengubah seseorang agar tidak membalas dendam dan
meredakan dorongan untuk memelihara kebencian terhadap pihak yang menyakiti serta
meningkatkan dorongan untuk konsulasi hubungan dengan pihak yang menyakiti.
6. Berikan contoh Resilensi seperti apakah yang harus seorang bidan miliki?
Jawaban :
Adapun contoh sikap seorang bidan saat menghadapi resilensi
Ubah persepsi tentang kegagalan
Seorang bidan perlu meyakini bahwa kegagalan adalah suatu hal yang wajar dalam
usaha untuk mencapai cita-cita. Dengan mengubah persepsi kegagalan menjadi hal
yang lebih positif seperti mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih matang
dan mampu memaknai kesuksesan secara lebih, dapat membantu kita untuk lebih
termotivasi dibandingkan mengurung diri dalam keterpurukan.
Bangun kepercayaan diri
Kepercayaan diri penting bagi pribadi yang ingin resilien. Dengan kepercayaan diri
kita akan memiliki keyakinan bahwa kita akan sukses suatu saat nanti
Belajar untuk relaks
Ketika kita menjaga pikiran dan tubuh kita, kita akan lebih mampu untuk mengatasi
tantangan dalam hidup secara lebih efektif. Beberapa caranya adalah dengan
membiasakan diri untuk tidur cukup, olahraga, meditasi, dan refreshing.
Kontrol respons diri
Ingat bahwa kita semua pernah mengalami hari-hari berat. Tetapi kita memiliki
pilihan dalam menanggapi. Kita bisa memilih reaksi yang panik dan pesimis
ataupun tenang dan optimis. Pribadi yang resilien mampu memilih respons yang
tepat dari masalah yang dihadapi yaitu dengan tetap tenang dan optimis.
Bersikap fleksibel
Pribadi yang resilien memahami bahwa segala sesuatunya berubah, bahkan rencana
yang sudah dibuat dengan hati-hati pun bisa gagal ataupun dibatalkan. Namun, hal
tersebut dapat diatasi dengan memahami masalah atau dengan memilih jalur lain.
7. Indonesia merupakan negara dengan berbagai adat istiadat dan budaya yang beraneka
ragam, dalam melaksanakan praktik kebidanan terkadang dihadapkan pada masyarakat
yang percaya dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadatnya. Bagaimanakah
intelegensia emotional kita sebagai seorang bidan dalam menjalankan praktik?
Jawaban :
Seperti contohnya pemberian makanam padat pada anak dibawah usia 6 bulan,didalam
kebidanan pemberian makanan dibawaah 6 bulan belum diperbolehkan karna usu bayi
belum bisa mencerna makanan padat, atau bisa juga bayi belum bisa mengunyahnya
dengan baik, Namum pemberitahuan atau penyampain kita kepad ibunya ,tidak henti’nya kt
melakukan pendekatan kepada ibu si bayi tersebut,atau kita mencari tau siapa yang
dianggap dituakan dikeluarga tersebut supaya, si ibu bayi tersebut bisa merubah pola hidup
budaya dengan baik atau bisa jua melibatkan tokoh-tikoh masyarat lain seperti kepala desa,
aparat babinsa,babinkatikmas,dan beberapa hari kemudian kita dapat mengevaluasi hasil
kerja kita
8. Dalam menjalankan asuhan kebidanan terkadang menghadapi hambatan faktor budaya.
Berikan contoh hambatan faktor budaya masyarakat yang pernah anda alami dan
bagaimana cara anda menghadapi hal tersebut serta hasil yang anda dapatkan?
Jawaban :
Contoh kasus budaya yaitu pada kemiskina pada ibu hamil yang belum memiliki kartu
BPJS. Apabila ada seorang ibu yang ingin melahirkan tetapi betul – betul miskin bisa ke
kantor desa untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu.atau bisa juga
melaporkaannya ke aplikasi E-KOHOR KEMENKES, Ada juga bantuan dari pemerintah
berupa bantuan BLT bagi masyarakat yang kurang mampu.
9. Dalam menjalankan praktik kebidanan perlu dilakukan evidence based practice midwife
(EBM) atau praktik berdasarkan bukti, apakah anda pernah melakukan evidence based
dalam pelayanan kebidanan, jika ya EBM seperti apa yang telah anda lakukan dan jika
tidak, EBM seperti apa yang seharusnya anda lakukan?
Jawaban :
Tidak.Evidence Based Praktic(EBC)Tiga kemampuan EBP Yaitu keahlian klinis,riser
terbaru terkait isu tertentu dan perspektif klien /pasien. Dalam asuhan kebidanan proses
kontinu dalam pengkajian hingga mengevaluasi pasien,dalam proses, ini melibatkan
perawat dan bidan,dengan perawat ,keluarga pasien dan bidan