Anda di halaman 1dari 38

PERTEMUAN 2

KOMPLIKASI DALAM KEHAMILAN DAN


PERSALINAN SERTA PENANGANANNYA

Aprima Yona Amir, S.ST, M.Keb


1. Disproporsi Kepala Panggul
• DKP yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak
adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala
janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
sehingga tidak dapat melewati panggul atau kombinasi
keduanya
• Dalam kasus DKP, jika kepala janin belum masuk ke
dalam pintu atas panggul pada saat term, mungkin akan
dilakukan seksio sesarea karena resiko terhadap janin
semakin besar apabila persalinan tidak semakin maju
• EPIDEMIOLOGI
Disproporsi kepala panggul umumnya terjadi
di negara berkembang dan akibatnya berupa
partus macet dan komplikasi persalinanya
menjadi salah satu penyebab penting
kematian ibu
Kenapa kejadian ini lebih sering di ASIA ?
“ Karena orang-orang asia cenderung memiliki tinggi
badan yang lebih rendah dari orang barat, hal ini
akan meningkatkan resiko terjadinya DKP ”
• Penyebab
1. Faktor Panggul Ibu
 Terdapat panggul-panggul sempit yang
umumnya disertai perubahan dalam
bentuknya
- Defek nutrisi dan lingkungan
- Penyakit atau cidera
- Malformasi kongenital
• Kesempitan pintu masuk panggul
- Kesempitan pintu atas panggul
- Kesempitan pintu tengah panggul
- Kesempitan pintu bawah panggul
• Pembagian tingkat panggul sempit
• Pembagian tingkat kesempitan panggul
menurut tindakan
2. Faktor janin
• Janin besar
• Malpresentasi kepala
Pemeriksaan
1. Anamnesis
Menanyakan kepada pasien riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya untuk mengetahui risiko
disproporsi kepala panggul.
2. Inspeksi
Ibu terlihat pendek, skoliosis, kifosis, kelainan panggul, dll.
3. Palpasi
Menentukan bagian terbawah janin, pemeriksaan panggul
luar dan dalam.
4. Pelvimetri rongent
Pelvimetri rontgen digunakan untuk mengetahui
arsitektur panggul, baik dalam bentuk,
ukurannya, jenis panggul, maupun turunnya
bagian terbawah janin (kepala, bokong, atau
bahu).
5. Magnetik Resonance Imaging (MRI)
Tindakan
1. Partus percobaan
2. Seksio sesarea
3. Simfisiotomi
2. Obstruksive Labour
Persalinan terhambat, juga dikenal sebagai
distosia persalinan, adalah ketika bayi tidak
keluar dari panggul saat melahirkan karena
terhalang secara fisik, meskipun rahim
berkontraksi secara normal.
Distosia merupakan akibat dari 4 gangguan atau
kombinasi antara :

• Kelainan tenaga persalinan.


Kekuatan his yang tidak memadai atau tidak
terkordinasi dengan baik agar dapat terjadi dilatasi
dan pendataan serik (uterine dysfunction) serta
gangguan kontraksi otot pada kala II.
• Kelainan presentasi-posisi dan perkembangan janin.
• Kelainan pada tulang panggul (kesempitan panggul)
• Kelainan jaringan lunak dari saluran reproduksi yang
menghalangi desensus janin.
Penyebab
A. Faktor ibu
1. Dilatasi servik atau desensus tidak adekwat
•“Protracted Labor” – kemajuan persalinan lambat
•“Arrested Labor” – tidak terdapat kemajuan persalinan
•Usaha meneran pada kala II kurang memadai – proses
meneran tidak efektif
2. Disproporsi Fetopelvik
•Janin besar
•Kapasitas panggul kurang
•Kelainan letak janin
•Ketuban Pecah Dini yang tak segera diikuti
dengan proses persalinan
B. Faktor bayi
1.Fetal distress
2.Gangguan pernafasan
3.Posisi dan cara lahir tidak normal bayi
4.Kelahiran ganda
3. uterine rupture
 Kejadian ruptur uterus pada
seorang ibu hamil atau sedang
bersalin masih merupakan suatu
bahaya besar yang mengancam
jiwa ibu hamil dan janin yang
berada dalam kandungannya.

 Kematian ibu dan anak akibat


ruptur uterus masih tergolong
tinggi.
KLASIFIKASI
• Menurut waktu terjadinya
• Cedera atau Anomali Uterus yang Terjadi Sebelum Kehamilan
Sekarang
• Cedera atau Kelainan Uterus Selama Kehamilan Sekarang
• Menurut lokasinya
• Korpus uteri
• SBR
• Serviks uteri
• Kolpoporeksis -
kolporeksis
• Menurut robeknya peritoneum
• Kompleta
• Inkompleta

• Menurut etiologinya
• Ruptur uteri spontanea
• Ruptur uteri violenta
• Ruptur uteri bekas sectio

• Menurut gejala klinisnya


• Ruptur uteri imminens
• Ruptur uteri sebenarnya.
1. Robekan spontan pada rahim yang utuh

•Ruptur uteri spontan ialah ruptur uteri yang terjadi pada


uterus yang utuh (tanpa jaringan parut).
•Faktor utama yang menjadi penyebab hal ini ialah
persalinan yang tidak maju karena adanya hambatan,
misalnya panggul sempit (CPD), hidrosefalus, janin letak
lintang, dan sebagainya.
•Ruptur uteri terjadi saat regangan terus bertambah
melampaui kekuatan jaringan miometrium.
•Pada multipara, pada miometriumnya sudah banyak
terdapat jaringan ikat yang menyebabkan kekuatan dinding
uterus menjadi kurang, sehingga regangan yang sedikit lebih
mudah menimbulkan robekan.
•Pemberian oksitosin dalam dosis yang terlampau tinggi,
atau atas indikasi yang tidak tepat
2. Robekan Violent

•Ruptur uteri traumatik merupakan ruptur uteri yang


disebabkan oleh trauma.
•Hal ini dapat terjadi karena pasien jatuh, kecelakaan
lalu lintas seperti tabrakan, dan lain sebagainya.
•ruptur uteri traumatik jarang terjadi karena otot
uterus cukup kuat untuk menahan trauma yang berasal
dari luar. Kausa lain ruptur uteri traumatik adalah
persalian dengan forceps yang sulit, ekstraksi bokong,
dan pembesaran janin yang tidak lazim, misalnya pada
hidrosefalus.
PATOFISIOLOGI. . .
Rumus mekanisme
terjadinya ruptur uteri:

R=H+O

dengan keterangan, yakni:


•R = Ruptur
•H = His Kuat (tenaga)
•O = Obstruksi (halangan)
• Gejala yang bisa didapatkan pada pasien dengan
ruptur uteri adalah :

1.Penderita pucat dan perdarahan vaginal;


2. Pada saat terjadi ruptur penderita kesakitan sekali
dan merasa ada robekan di perutnya;
3. gejala kolaps dan kemudian syok.
DISTOSIA BAHU
Definisi
• Ketidakmampuan kelahiran bahu secara
spontan
• Angka kejadian 0,2 % s.d 2 %
• > 42 % oleh karena macrosomia
• Terlambat 5 menit : kematian mencapai 60 %
• Keberhasilan McRobert : 70 %
Signs :
• Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
• Kepala melekat erat ke vulva atau bahkan
tertarik kembali (Turtle sign)
• Kegagalan putaran paksi luar
• Kegagalan kelahiran bahu depan dengan
tarikan biparietal secara normal
• Dagu ganda
Hindari 4 P
• Do not :
– Pull (jangan menarik kepala secara curam) :
fraktur tulang klavikula dan humerus, kerusakan
plexus brachialis
– Push (jangan mendorong fundus uteri) : ruptur
uteri, kerusakan plexus brachialis
– Panic (jangan panik)
– Pivot (jangan melakukan putaran paksi luar) :
fraktur tulang klavikula dan humerus, kerusakan
plexus brachialis
Langkah Penanganan
A_L_A_R_M_E_R, yaitu:
A: Ask for help
-Meminta pertolongan pada orang sekitar
-Suami/ orang terdekat
-Perawat
-Dokter pengganti atau tim paramedis lainnya
L: Lift The Bottocks and Leg
-Manuver Mc Robert
-Fleksikan paha kearah abdomen
-Membutuhkan assisten
-70% dapat diselesaikan dengan maneuver ini
A: Anterior Dysimpact
-Massanti Manuver (suprapubic pressure)
-Tidak boleh menekan fundus
-Penanganan abdomen: penekanan suprapubic dengan ujung
genggaman tangan pada bagian belakang bahu depan untuk
membebaskannya
-Rubin Manuver
-Pemeriksaan vagina: abduksi bahu depan dengan menekan
bagian belakang bahu (bahu didorong ke arah dada, tidak boleh
menekan fundus)
R: Rotation of the posterios shoulder
-Woods Screw Manuver
-menekan bagian belakang bahu Anterior dan bagian depan
bahu posterior dan merotasikan bahu 180 derajat,bisa dilakukan
bersamaan dengan disimpaction.

M: Manual removal of posterior arm


-Fleksikan tangan pada siku dengan menekan fossa antecubital
untuk memfleksikan tang
-Usapkan tangan sepanjang dada, raih lengan depan, keluarkan
tangan 
E: Episiotomi
R: RoLL Over
 
Algoritma penanganan distosia bahu :
Ask for help

– Peralatan dan personnel


– Asisten yang menopang dibelakang ibu
– Persiapan resusitasi neonatus
– Persiapan penanganan laserasi/ atonia uteri
Lift/ hyperflex Legs (Manuver McRobert)

– Lepaskan bantal, posisi tubuh ibu flat


– Hiperfleksikan kedua kaki
Anterior Shoulder Disimpaction
• Penekanan suprapubic
mempergunakan tungkai
telapak tangan disisi
posterior bahu anterior
untuk menghilangkan impact
(Manuver Mazzanti)

• Penekanan internal dengan


mempergunakan 2 jari atau
lebih tangan kanan dibagian
scapula bahu anterior
(Manuver Rubin)
Rotation of the posterior shoulder
– Penekanan pada bagian anterior bahu posterior
untuk memutar bahu posterior menjadi posisi
anterior (Manuver Woods/ screw like-manuver)
Manual Removal Posterior Arm

– Memasukkan jari dan telapak tangan ke vagina,


telusuri humerus, melakukan penekanan foss
antecubiti sehingga lengan bayi akan fleksi, kait
jari-jari tangan bayi mengusap dada, muka dan
kepala. (Manuver Dickson)
Episiotomy :

– Mediolateralis :
• Menghindari kerusakan kelenjar bartholini
• Menghindari laserasi ke anus
• Pangkal gunting di pertengahan fourchet, miringkan
sekitar 45 derajat (pertengahan tuber iskhiadika dan
anus)
– Memfasilitasi manuver woods dan Dickson
Roll Over Onto “all fours”

– Posisi ibu merangkak, untuk meningkatkan


dimensi rongga panggul. Penekanan lembut bahu
posterior atau mencoba melahirkan lengan
belakang (Manuver Gaskin)

Anda mungkin juga menyukai