DISUSUN OLEH:
ADE ANJAR WATI P05140320051
ADESTINA P05140320052
AIDA FIKHRIATI P05140320053
ANGGI PUSPITA SARI P05140320054
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gender merupakan suatu konsepsi yang selama ini disebut sebagai penyebab
ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan, dimana pihak perempuan
berada pada status sosial yang lebih rendah daripada pihak laki-laki. Di Indonesia
sendiri, kasus keadilan di seputar kesetaraan gender masih menjadi isu yang hangat
bahkan tidak jarang menjadi polemik di masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa hal, contohnya, pada saat Indonesia menanggapi isu-isu
bias gender secara tidak tuntas.
Dapat dilihat dari banyaknya wanita yang menuntut adanya pemberlakuan
keadilan di antara mereka yang tidak setara apabila dibandingkan lawan jenisnya,
yakni kaum pria. Di Indonesia, pendekatan gender telah dilakukan dalam rangka
peningkatan status sosial perempuan melalui peningkatan peran perempuan dalam
pembangunan.
Peran perempuan memang menjadi satu topik diskusi yang sangat menarik
untuk dibahas karena selama ini peran perempuan di dalam pembangunan masih
dapat dikategorikan terbelakang bahkan sering dipandang sebelah mata. Partisipasi
politik yang dilakukan oleh kaum Hawa misalnya, di Indonesia sendiri masih
terbilang minim. Bidang ini masih dianggap sebagai bidang yang hanya cocok
dilakukan oleh kaum Adam.Pada kenyataannya hak politik merupakan hak semua
warga negara Indonesia. Hak politik memberikan peluang bagi setiap individu untuk
memilih dan dipilih, maka dari itu hak politik tidak hanya milik golongan tertentu
atau gender tertentu saja, namun termasuk juga kaum perempuan. Kaum perempuan
juga mempunyai hak politik yang sama dengan kaum pria, tanpa terkecuali.
Dikarenakan hal itu, munculah gerakan Feminis yang bertujuan untuk
memperjuangkan hak-hak perempuan agar kaum perempuan lebih didengar yang
nantinya dapat berujung kepada tercapainya kesetaraan gender.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Bagaimana peran gender
2. Bagaimana evaluasi pelayanan kebidanan dalam multiperspektif
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat memaham kebijakan gender
dalam kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di
puskesmas, polindes, posyandu dan praktik bidan, memimpin dan mengelolah
bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Perannya
sebagai pengelola anatara lain :
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan dalam bidang kesehatan secara
dasarnya bidan harus mengetahui bagaimana pencatatan, pengelahan dan
analisis data. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau
hipotesis atau hasil analisisnya. Berdasarkan data tersebut bidan dapat
menyusun rencana atau tindakan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.
Bidan juga harus dapat melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukan
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta
memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek
bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai
pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
B. Saran
Mansour Fakih, 2013, “Analisis Gender & Transformasi Sosial”, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, hal 7