Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PELAYANAN KEBIDANAN DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


“FAKTOR DETERMINAN DALAM KESEHATAN”

DISUSUN OLEH:
ADE ANJAR WATI P05140320051
ADESTINA P05140320052
AIDA FIKHRIATI P05140320053
ANGGI PUSPITA SARI P05140320054

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan


hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Pelayanan Kebidanan
Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan “Faktor Determinan Dalam Kesehatan”.
            Penyusun menyadari Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu 
penyusun berharap kritik dan saran membangun untuk memperbaiki laporan ini di lain
kesempatan demikian saya sampaikan dan terimakasih

Bengkulu, Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... iv
C. Tujuan ..............................................................................................................................iv

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Faktor Determinan Dalam Kesehatan ...............................................................................1
1. Gaya Hidup (Life Style) ............................................................................................1
2. Lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya) .........................................................2
3. Pelayanan Kesehatan ................................................................................................4
4. Faktor Genetik (Keturunan) ......................................................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................................................6
B. Saran .................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan menurut teori Henrik L. Blum dipengaruhi oleh empat faktor
utama yaitu: 1) lingkungan (environment), 2) keturunan (heredity), 3) pelayanan
kesehatan (health care services), dan 4) perilaku (lifestyles/ behavior). Perilaku
merupakan salah satu faktor yang menjadi fokus utama dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat (Durch, Bailey dan Stoto, 1997).
Determinasi diri merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan karena
merupakan salah satu faktor yang memungkinkan individu untuk: (1) memiliki
kemampuan dan kesempatan dalam berkomunikasi serta membuat keputusan pribadi; (2)
memiliki kemampuan untuk mengemukakan pilihan, melatih kendali terhadap jenis dan
intensitas dukungan yang diterima; (3) memiliki kekuasaan untuk mengendalikan
sumber-sumber dalam dirinya agar memperoleh hasil yang diinginkan dari suatu
tindakan; (4) memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan berkontribusi terhadap
lingkungan; dan (5) dapat mengadvokasi diri sendiri dan orang lain melalui berbagai
aktivitas (Wehmeyer, dkk. 2010, dalam Loman, dkk. 2010; Vansteenkiste & Sheldon,
2006).
Pada dasarnya determinasi diri dimiliki oleh setiap individu, determinasi diri
merupakan kemampuan yang dapat ditemukan, dipelajari dan dikembangkan, karena
individu memiliki kebutuhan akan kompetensi yang berhubungan .
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi Determinasi dalam kesehatan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Dererminasi dalam kesehatan?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Determinasi Dalam kesehatan
2. Mengetahui Faktor Determinasi dalam Kesehata

iii
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. FAKTOR DETERMINAN DALAM KESEHATAN

Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang.
Namun, kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai permasalahan yang
dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Padahal, kesehatan merupakan modal awal
bagi perkembangan potensi individu dalam hidup.

WHO menyatakan aspek-aspek determinan kesehatan adalah lingkungan sosial dan


ekonomi, fisik dan karakter serta perilaku individu itu sendiri. Berdasarkan Permenkes
nomor 64 tahun 2015 menyatakan aspek-aspek analisis determinan kesehatan terdiri dari
analisis perilaku, kesehatan inteligensia dan lingkungan strategis, termasuk di dalamnya
analisis politik kesehatan, sosial serta ekonomi.

Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi


derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya hidup (life style); 2) lingkungan
(sosial, ekonomi, politik, budaya); 3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik
(keturunan). Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status
kesehatan seseorang.

1. Gaya Hidup (Life Style)


Menurut WHO (2010) gaya hidup adalah cara hidup seseorang berdasarkan pola
perilaku yang dipengaruhi oleh karakter individual, interaksi sosial, sosek & kondisi
lingkungan, dan diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan gagasan. Dari sudut
pandang antropologi, gaya hidup merupakan hasil penyaringan dari berbagai interaksi
sosial dan kebudayaan.
Gaya hidup dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu yang menerapkan
kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan disebut memiliki gaya hidup sehat.

1
2

Gaya hidup yang tidak sehat akan dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai
penyakit & masalah kesehatan. Gaya hidup juga dapat berubah seiring perkembangan
sosial ekonomi.
Gaya Hidup Berpengaruh Thd Kesehatan Depkes (2002) membagi gaya
hidup,Kebiasaan merokok, Pola makan, Aktivitas fisik. Becker (1989) merumuskan
indikator gaya hidup, Pola makan,Olahraga, Perilaku merokok, Konsumsi minuman
keras dan narkoba, Durasi tidur dan Stres.
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan.

Lingkungan sangat bervariasi, digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu yang


berhubungan dengan aspek fisik dan social, Lingkungan yang berhubungan dengan
aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan, dsb.

Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,


pendidikan, ekonomi, dsb. Lingkungan ditinjau dari kondisi fisik, lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit

Determinan lingkungan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana dan parasarana, dan sebagainya), dan
lingkungan non fisik,seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagianya.

Derajat kesehatan dalam pengertian tersebut di atas jelas dibedakan antara derajat
kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena derajat
kesehatan perorangan (individu), kelompok dan masyarakat memang
berbeda.Determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas mungkin sama, tetapi
untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, juga faktor internal
individu juga berperan, misalnya :umur, gender, pendidikan, dan sebagainya,
disamping faktor herediter.

Determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan


manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung
3

atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti,
disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum
tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya
kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Faktor-faktor atau determinan-
determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok
atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter) disebut prasyarat untuk
kesehatan (prerequisites for healt).

Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikan prasayarat untuk kesehatan ini dalam


9 faktor, yakni:

a) Perdamaian atau keamanan ( peace)


b) Tempat tinggal (shelter)
c) Pendidikan (education)
d) Makanan (food)
e) Pendapatan (income)
f) Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)
g) Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resource)
h) Keadilan sosial (social justice)
i) Pemerataan (equity)

Dengan memahami prasyarat terjadinya kesehatan dapat disimpulkan, kesehatan


tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi, lingkungan fisik,
perilaku dan gaya-hidup individu. Hubungan tersebut memberikan pemahaman yang
holistik dan sistemik tentang kesehatan. Holistik dalam arti kesehatan individu yang
ingin ditingkatkan meliputi aspek biopsikososial. Sistemik dalam arti kesehatan
individu dan populasi dipengaruhi oleh faktor-faktor pada berbagai level, yang tertata
dalam suatu sistem di masing-masing level, dan lintas level, suatu paradigma yang
disebut “eko-epidemiologi” (Susser dan Susser, 2001). Implikasi bagi kebijakan,
diperlukan kebijakan publik yang sehat (“healthy public policy”), yakni kebijakan
publik yang secara langsung maupun tidak langsung (melalui perubahan dan perbaikan
4

determinan kesehatan pada level makro) dapat meningkatkan kesehatan individu dan
kesehatan kolektif komunitas, serta menciptakan distribusi kesehatan yang adil.

3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak.
Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat
membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya
untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama
untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti
ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat
besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat
sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan
dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-
program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka
banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam
berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung
karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah
asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan
dan kesehatannya.
5

Peranan pelayanan kesehatan


a) Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b) Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber
daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Genetik / Keturunan (Heriditas)
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah
perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. oleh sebab
itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi
masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya
dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan
terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi, buta warna dll.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap
aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan
lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari,
bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positifyang menekankan
pada sumber-sumber sosial dan personal.
Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk,
dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara
memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku
dan pelayanan kesehatan.
B. SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka
perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Penyedia
layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan
pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar.


http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/.
Nairobi Menuju Rakyat Sehat, Pusat Promkes Depkes RI & Departemen Pendidikan Kesehatan
dan Ilmu Perilaku FKM- UI 2019
Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa – Jakarta
Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai