Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan tema Penerapan Konsep Determnen
Sosial kesehatan ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Ilmu Sosial dan Prelaku.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
Penyusun harapkan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
Dalam The Health Field Concept atau konsep bidang kesehatan ini memiliki 4
elemen besar yaitu:
1. Human Biology
Elemen Human Biology mencakup semua aspek kesehatan, baik fisik atau mental
yang ada dalam tubuh manusia . Elemen ini termasuk warisan genetik individu,
proses pertumbuhan dan penuaan dan organ dalam tubuh lainnya. Tubuh manusia
4
memiliki system organisme yang rumit. Masalah kesehatan yang berasal dari
dalam tubuh manusia akan memakan biaya yang banyak dalam berbagai jenis
perawatan dan pengobatan.
2. Environment
3. Lifestyle
dapat diperiksa di bawah empat elemen untuk menilai signifikansi relatif dan
interaksinya), memungkinkan pembagian lebih lanjut dari faktor, memberikan
perspektif baru tentang kesehatan. (Lalonde, 1975)
Secara umum, memiliki pekerjaan lebih baik untuk kesehatan daripada tidak
memiliki pekerjaan. Tetapi bukti menunjukkan bahwa stres di tempat kerja
memainkan peran penting dalam berkontribusi pada perbedaan status sosial
yang besar dalam kesehatan, ketidakhadiran karena sakit, dan kematian dini.
6. Unemployment ( pengangguran)
Pola makan yang baik dan persediaan makanan yang cukup sangat penting
untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Kekurangan makanan dan
kurangnya variasi menyebabkan penyakit kekurangan gizi dan defisiensi.
Kemiskinan pangan terjadi berdampingan dengan kelimpahan pangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Konsumsi Jamu Ibu Hamil sebagai Faktor Risiko Asfiksia Bayi Baru Lahir
3.2 Kata Kunci
Jamu merupakan obat tradisional yang dibuat dengan cara mengolah bahan
alamiah yang mempunyai khasiat obat dengan beberapa bahan campuran. Efektivitas
dan efek samping pengobatan tradisional sebagai upaya pelayanan kesehatan masih
perlu dibuktikan, khususnya jika digunakan oleh ibu yang sedang hamil.
3.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jamu pada ibu
hamil terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Bekasi tahun 2008.
3.6 Metodologi Penelitian
Desain penelitian adalah kasus control dengan metode kuantitatif dan kualitatif.
3.7 Hasil Penelitian
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 25% bayi lahir dengan diagnosa
asfiksia dan 75% adalah bayi baru lahir tanpa asfiksia. Sebanyak 22,6% responden
yang mengonsumsi jamu, sebesar 61,7% mengatakan rutin mengonsumsi jamu
selama hamil dan 60,64% responden mengonsumsi jamu pada usia kehamilan
trimester ketiga. Demikian pula untuk variabel frekuensi ANC 4 _ 8 kali yang
memiliki nilai OR = 1,68, ibu hamil dengan frekuensi ANC 4 _ 8 kali mempunyai
risiko 1,68 kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu hamil dengan
frekuensi ANC lebih dari 8 kali. Ibu hamil dengan frekuensi ANC kurang dari 4 kali
mempunyai risiko 3 kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu dengan
9
frekuensi ANC lebih dari 8 kali. Menurut para informan, seorang ibu hamil biasanya
mengonsumsi jamu karena faktor kebiasaan dalam keluarga dan budaya, khususnya
masyarakat suku Jawa, serta faktor sosial ekonomi dan pengetahuan. Menurut
informan, sebaiknya minum jamu pada usia kehamilan 5 bulan sampai lahir, namun
informan tidak memberikan alasan kenapa harus pada usia kehamilan tersebut dan
menurutnya jamu yang dibuat bebas dari efek samping.
3.8 Manfaat Penelitian yang di dapat pada Jurnal Bagi Kesehatan
Ibu yang mengonsumsi jamu selama hamil mempunyai risiko 7 kali lebih besar
untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu yang tidak mengonsumsi jamu
selama kehamilan setelah dikontrol oleh variabel frekuensi ANC. Ibu hamil dengan
frekuensi ANC kurang dari 4 kali selama kehamilan mempunyai risiko 3 kali untuk
melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu dengan frekuensi ANC lebih dari 8 kali.
Demikian juga untuk ibu dengan frekuensi ANC 4 _ 8 kali mempunyai risiko 1,68
kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu dengan frekuensi ANC lebih
dari 8 kali. Ibu hamil perlu standardisasi penggunaan jamu untuk ibu hamil,
khususnya jamu berbungkus (jamu dari produsen obat tradisional yang sudah
teregistrasi), mengingat animo masyarakat yang cukup besar dalam pemanfaatan
jamu khususnya yang biasa dikonsumsi oleh ibu hamil.
4.1 Kesimpulan
10
11
DAFTAR PUSTAKA