Anda di halaman 1dari 15

SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT UNTUK MENERAPKAN PERILAKU

HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PROPOSAL

Disusun oleh:

Andriadi saia

20330102004

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRINITA MANADO

2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………3
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...4
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang………………………………………………………………..5
b. Perumusan Masalah…………………………………………………………6
BAB II Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan………………………………………………………………………....7
b. Manfaat………………………………………………………………………..7
BAB III Tinjauan Pustaka
A. Perilaku Kesehatan………………………………………………………….8
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga……………………….9
C. Materi Sosialisasi…………………………………………………………...11
BAB IV Rencana Kegiatan…………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...15

2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Interaksi perilaku kesehatan 9

3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rencana Kegiatan 14

4
BAB I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Ada begitu banyak masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik,
seperti masalah cacingan, diare, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Sosialisasi merupakan suatu proses dimana warga masyarakat dididik
untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Sutaryo, 2004).
Pengetahuan tentang derajat kesehatan individu atau masyarakat
merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia individu atau masyarakat yang bersangkutan,
oleh karena itu derajat kesehatan manusia menempati peranan penting dan
strategis di dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia.
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Menurut H.L. Blum (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat
macam faktor yaitu faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor
perilaku dan faktor lingkungan. Berdasarkan keempat faktor tersebut, faktor
perilaku merupakan factor yang mempunyai pengaruh dan peranan paling
besar terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat, oleh karena
itu perilaku sehat merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
Setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di Negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang
buruk (World Health Organization, 2011).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 melaporkan
persentase angka harapan hidup sehat/Healthy Life Expectancy (HALE) di
Indonesia yaitu 62,7 tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun
2012 di kota Manado persentase Rumah Tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat yaitu 64,7%, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi
dasar 85,7% dan keluarga yang memiliki akses air bersih yaitu 83,2% (Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2012).

5
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memilih
judul proposal yaitu Sosialisasi Kepada Masyarakat Untuk Menerapkan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Kota Manado tahun 2021.

b. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Di Tengah-Tengah Masyarakat?”

6
BAB II
Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi diharapkan masyarakat mampu
menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan sosialisasi tentang PHBS masyarakat
dapat:
- Mengetahui dan menjelaskan PBHS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).
- Memahami dan menjelaskan penyebab dan dampak jika tidak
dilakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
- Mendemonstrasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

b. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat serta cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang telah
dipelajari langsung kepada masyarakat dan melatih kemampuan untuk
berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Kesehatan
1. Definisi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
(Notoatmodjo dalam Luthviatin, 2012:6667).
- Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3
aspek:
1) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
2) Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
sehat.
3) Perilaku gizi (makanan dan minuman).
- Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior), adalah
upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau
kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri
sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
- Perilaku kesehatan lingkungan, adalah upaya seseorang merespons
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan
sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan
lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan seseorang dalam
mengelola lingkungannya sehingga telah menyebabkan sakit baik bagi
dirinya sendiri ataupun anggota keluarga yang lain serta masyarakat
sekitar. Misalnya, bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum,
tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya.

2. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan


Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah penggalaman yang dihasilkan melalui
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap
orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama.
Menurut Stooner dalam Notoatmodjo (2009:115) mendefinisikan bahwa
motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung
tindakan atau perilaku seseorang. Saparinah dalam Notoatmodjo
(2003:133) menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial
yang saling mempengaruhi setiap individu sejak lahir berada dalam suatu
kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka

8
kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota
kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku
aturan-aturan dan norma-norma sosial tertentu, maka perilaku setiap
individu anggota kelompok berlangsung didalam jaringan normatif.
Demikian pula perilaku tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan.
Gambaran hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling
mempengaruhi dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dapat
digambarkan pada gambar 1.1 sebagai berikut:

d
c
b

Gambar 1.1 Interaksi perilaku kesehatan


Keterangan:
a : Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya
dengan lingkungan.
b : Lingkungan keluarga: kebiasan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai
kesehatan.
c : Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat
sehubungan dengan kesehatan.
d : Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-
undang kesehatan, program-program kesehatan, dan sebagainya.
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
PHBS adalah kesadaran mempraktikkan perilaku bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari, baik dirumah, disekolah, dikantor dan sebagainya.

9
Manajemen Peningkatan PHBS:
1. Peningkatan PHBS di desa Siaga: Tatanan rumah tangga di seluruh
desa/kelurahan/nagari Ber-PHBS.
2. Rumah tangga di seluruh desa/kelurahan/nagari ber-PHBS seluruh
masyarakat Ber-PHBS.
Terdapat 10 indikator PHBS dalam rumah tangga yaitu:

1). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Pertolongan persalinan pertama pada balita termuda yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, paramedic lainnya) dalam proses
lahirnya janin dari kandungan ke dunia luar dimulai dari tanda-tanda
lahirnya bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.

2). Bayi mendapat ASI Eksklusif


Bayi termuda usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja sejak lahir
sampai 24 jam terakhir.

3). Menimbang bayi dan balita setiap bulan


Kebiasaan menimbang bayi atau balita setiap bulan mulai umur 1
bulan sampai 5 tahun di Posyandu atau sarana kesehatan pada tiga bulan
terakhir.

4). Ketersediaan air bersih


Rumah tangga dengan ketersediaan air bersih adalah rumah tangga
yang memiliki atau mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari meliputi air leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air
terlindungan dan penampungan air hujan. Sumber air dari pompa, sumur
dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat
penmpungan kotoran atau limbah.

5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Individu dalam rumah tangga yang berumur ≥ 10 tahun mempunyai
kebiasaan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan
atau menyuapi anak atau sebelum memegang makanan, sesudah buang
air besar, setelah membuang kotoran/sampah, setiap kali tangan kotor,
dan lain-lain.

6). Penggunaan jamban sehat


Rumah tangga dengan ketersediaan jamban adalah rumah tangga
yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan tangki
septik atau lubang penanmpungan kotoran sebagai pembuangan akhir.

7). Memberantas jentik di rumah


Individu dalam rumah tangga mempunyai kebiasaan menguras bak mandi
setiap satu minggu sekali, menutup bak penampungan air, mengubur
barang-barang bekas.

10
8). Makan buah dan sayur tiap hari
Cukup makan sayur dan buah setiap hari: penduduk 10 tahun ke atas
yang mengkonsumsi minimal 5 porsi kombinasi sayur dan buah dalam
setiap hari (2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya).

9). Melakukan aktivitas fisik secara aktif


Penduduk 10 tahun ke atas yang beraktivitas fisik sedang atau berat
paling sedikit 30 menit setiap hari. Rumah tangga melakukan aktivitas fisik
secara aktif.

10). Tidak merokok


Rumah tangga tidak merokok apabila tidak ada ART 10 tahun ke atas
yang merokok (setiap hari atau kadang-kadang) di dalam rumah atau
tatanan Institusi Pendidikan (sekolah).

C. Materi Sosialisasi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalah sendiri dalam rumah tangga agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan. Beberapa tatanan PHBS melibatkan beberapa
elemen yang merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini adalah 5 tatanan PHBS yang dapat menjadi simpul-
simpul untuk memulai proses pengetahuan tentang PHBS, yaitu:
1. PHBS di Rumah Tangga
2. PHBS di Sekolah
3. PHBS di tempat kerja
4. PHBS di sarana kesehatan
5. PHBS di tempat umum
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut
agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup. PHBS memiliki
tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
PHBS berada di lima tatanan, antara lain:
a. Sepuluh indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga
1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan

11
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah seminggu sekali
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
b. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah
1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2. Mengonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok
c. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja
1. Kawasan tanpa asap rokok
2. Bebas jentik nyamuk
3. Jamban sehat
4. Olahraga teratur
d. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum
1. Menggunakan jamban sehat
2. Memberantas jentik nyamuk
3. Menggunakan air bersih
e. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

Mencuci Tangan Pakai Sabun


Mencuci tangan merupakan satu tekhnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh, dimana tindakan ini dilakukan
dengan manfaat supaya tangan bersih, membasmi kuman dan
mikroorganisme dari tangan, mencegah penularan penyakit, dan mencegah
terjadinya infeksi melalui tangan. Banyak penyakit yang mudah masuk ke
dalam tubuh melalui tangan yang tercemar oleh kuman ataupun bakteri. Dari
tangan yang tercemar, kuman masuk ke mulut lewat makanan yang kita
pegang. Jadi tangan menjadi jembatan tersebarnya kuman ke mulut.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan upaya yang
direkomendasikan untuk mencegah penyakit, dengan pertimbangan bahwa
sabun mudah diperoleh dan terjangkau. CTPS yang benar adalah dengan

12
memakai sabun dan air mengalir. Alasan dibaliknya adalah bahwa sabun
terdiri dari rantai karbon hidrofobik yang melekat pada kuman di tangan yang
disabuni dan membentuk molekul yang sangat halus. Ketika tangan dibilas
air, sabun menghilangkan molekul tersebut bersama kuman dan air bilasan.
Dengan mekanisme inilah sabun mampu memutuskan rantai penyebaran
kuman penyebab penyakit menular.
Lima waktu terpenting untuk cuci tangan pakai sabun yaitu:
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Sesudah Buang Air Besar (BAB)
3. Sebelum menyusui bayi atau menyuapi anak
4. Sesudah menceboki bayi/anak
5. Sesudah memegang binatang atau ternak
Terdapat 7 langkah mencuci tangan pakai sabun dengan benar:
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap lalu gosok kedua telapak
tangan secara lembut.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian dan
perlahan.
3. Usap dan gosok jari serta sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkannya
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudia gosok secara perlahan
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan tangan menggunakan
handuk atau tissu.
Dan 7 langkah mencuci tangan di atas umumnya membutuhkan waktu ≥
15-20 menit.

13
BAB IV
Rencana Kegiatan
Waktu : Pukul 09:00
Tempat : Kantor camat pineleng
Tema : “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”
Kegiatan sosialisasi ini juga diselingi dengan demonstrasi CTPS (Cuci Tangan Pakai
Sabun) yang benar, serta diskusi antara penyaji dan masyarakat yang hadir.
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
kegiatan
2 Isi materi 30 menit a. Menjelaskan tentang
definisi PHBS
b. Menyebutkan poin-
poin dari PHBS
c. Menjelaskan manfaat
PHBS
d. Menjelaskan 10
indikator PHBS dalam
rumah tangga
e. Menjelaskan tentang
CTPS dan manfaatnya
f. Mendemonstrasikan
kepada seluruh
masyarakat cara
melakukan tindakan
mencuci tangan
dengan teknik 7
langkah cuci tangan
g. Memberi kesempatan
kepada masyarakat
untuk bertanya
h. Memberi simulasi
teknik mencuci tangan
3 Penutup 10 menit a. Menyimpulkan materi
bahasan yang telah
disampaikan.
b. Memberikan motivasi
kepada seluruh
masyarakat untuk
melaksanakan PHBS
dalam kehidupan
sehari-hari.
Tabel 1.1 Rencana Kegiatan

14
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses tanggal 06 Mei 2021
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Buku Saku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2012. Diakses tanggal 06 Mei 2021
Notoadmojo, S. 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pratiwi, Eka. 2015, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah
Tangga Masyarakat. Diakses di www.pdfdrive.com pada tanggal 06 Mei 2021
Tarigan, Sylva. 2019, Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SDN 3
Bulango Timur. Diakses di www.pdfdrive.com pada tanggal 06 Mei 2021

15

Anda mungkin juga menyukai