Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROMOSI GIZI DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

REZI ADELA 1713211028


EZI PUTRI MONIKA 19132110
FERONIKA 19132110
RAHAYU ETIKA SURI 1913211040
RAHMAWATI 1913211041
SUCI RAMADANI PUTRI 1913211046
WELLIRA SAHPUTRI 1913211049

DOSEN PEMBIMBING:

Rahmita

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di
tangan seluruh rakyat masyarakat Indonesia, pemerintag dan swasta bersama – sama. Salah satu
usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya
bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak
hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim
medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam
konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa itu promosi kesehatan?
2.      Apa itu etika dalam promosi kesehatan?
3.      Bagaimana Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku dalam promosi kesehatan?
4.      Bagaimana Menetapkan Sasaran dalam promosi kesehatan?
5.      Bagaimana Menetapkan Tujuan  dalam promosi kesehatan?
6.      Bagaimana Menetapkan Pesan Pokok dalam promosi kesehatan?
7.      Bagaimana Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi dalam promosi kesehatan?
8.      Menetapkan Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan?
9.      Bagaimana Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan?
10.  Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan?
11.  Bagaimana hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan?

1.3    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui promosi kesehatan.
2.      Untuk mengetahui etika dalam promosi kesehatan.
3.      Untuk mengetahui Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku dalam promosi kesehatan.
4.      Untuk mengetahui Menetapkan Sasaran dalam promosi kesehatan.
5.      Untuk mengetahui Tujuan  dalam promosi kesehatan.
6.      Untuk mengetahui Pesan Pokok dalam promosi kesehatan.
7.      Untuk mengetahui Metode dan Saluran Komunikasi dalam promosi kesehatan.
8.      Untuk mengetahui Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan.
9.      Untuk mengetahui Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan.
10.  Untuk mengetahui Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan.
11.  Untuk mengetahui hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika
berasal dari bahasa Yunani yaitu”Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika biasanyaberkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa latin, yaitu”Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan
atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral kurang lebih sama pengertiaannya, tetapi dalam
kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan. Moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan  etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Dengan
kata lain, pengertian etika sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan
nilai yang terbaik .
Terdapat dua macam etika (Keraf,1991) yaitu:
A.    Etika deskriptif yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa
dinilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia
dapat bertindak secara etis.
B.     Etika normativ, etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normativ merupakan norma-norma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
2.2 Etika dalam promosi kesehatan
Pada tahun 2002, American Public Health Association secara resmi mengadopsi dua
belas prinsip praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip yang diuraikan:
1.     Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan persyaratan untuk
kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang merugikan.
2.     Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang menghormati
hak-hak individu dalam masyarakat.
3.     Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan dievaluasi
melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota masyarakat.
4.     Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk pemberdayaan dari pemuda
anggota masyarakat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi
diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua.
5.     Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan
yang efektif dan program yang melindungi dan mempromosikan kesehatan.
6.     Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi yang mereka miliki
yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-program dan harus
mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.
7.     Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada informasi yang mereka
miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat.
8.     Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan yang
mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan budaya dalam
masyarakat.
9.     Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10.  Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat membawa
kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat publik. Pengecualian harus dibenarkan
11.  Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu atau orang lain.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai
model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong
masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventive.
Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih,
sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat Indonesia serta 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

2.3 Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku


Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Suatu masalah adalah
suatu masalah atau kendala yang membuatnya sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
objektif atau tujuan. Ini mengacu pada situasi, kondisi, atau masalah yang belum terselesaikan.
Dalam arti luas, sebuah masalah ada ketika seorang individu menjadi sadar akan perbedaan yang
signifikan antara apa yang sebenarnya dan apa yang diinginkan. Dalam melakukan upaya
promkes masalah yang ada perlu dianalisis secara cermat agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Analisis masalah kesehatan merupakan upaya sistematis untuk mengidentifikasi
masalah yang hendak ditanggulangi, dengan mengumpulkan data dasar, membuat rumusan
masalah, mencari “akar” masalah dan prioritas masalah sehingga hasil analisis harus dapat
dirumuskan secara jelas. Perilaku, promosi kesehatan sebagai proses perubahan perilaku. Tujuan
promosi kesehatan adalah mengubah perilaku individu, kelompok, dan masyarakat menuju hal-
hal positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan perilaku mencakup tiga ranah
perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Melalui promosi kesehatan (perilaku sehat)
akan terjadi emosi yang positif, pengetahuan yang baik, pikiran sehat, keinginan yang realistis,
dan lain sebagainya yang selanjutnya perilaku tersebut di aplikasikan secara nyata oleh tiap-tiap
individu dalam lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.4 Menetapkan Sasaran
Sasaran perlu ditetapkan agar promosi kesehatan dapat tercapai sesuai dengan yang
diinginkan. Missal sasaran pada ibu hamil, balita, lansia, penyakit khusus dengan resiko tinggi.
Juga menyangkut strategi individu, kelompok, dan masyarakat. Kelompok sasaran:
jelas,realistis,dan bisa diukur. Telah di sebutkan di atas bahwa tujuan akhir atau visi promosi
kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri. Dari visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat, khususnya lagi perilaku masyarakat. Namun demikian, karena terbatasnya sumber
daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan, baik yang di
selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta itu, langsung di alamatkan kepada masyarakat.
Oleh sebab itu perlu di lakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan Berdasarkan pentahapan
upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran di bagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu sasaran
primer, sekunder dan tersier.

2.5 Menetapkan Tujuan
Begitu juga tujuan yang diharapkan harus dirumuskan pula secara jelas. Apa akan dicapai
dalam jangka pendek,menengah atau jangka panjang. Tujuan utama promosi kesehatan adalah
menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri,memahami apa yang dapat mereka lakukan
terhadap masalahnya dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan
dari luar, serta memutuskan kegiatan yang paling tepat guna meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahtaraan masyarakat. Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat ,bangsa,dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan
sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,adil,dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan
biasanya merupakan hal yang paling penting dalam proses dan produk. “Proses” promosi
kesehatan mencakup cara individu mendapatkan informasi dan wawasannya, serta bagaimana
kemampuan pengambilan keputusan mengalami kemajuan sejak menggunakan atau membuang
informasi yang ia anggap tepat. “Produk” promosi kesehatan atau hasil akhir, seringkali tidak
dapat dihitung sehingga sulit untuk di ukur, tanpa memerhatikan secara signifikan jumlah
sampel, dan jutaan faktor lain yang dapat menyebabkan efek yang tidak diperhitungkan (Crafter,
1997).
2.6 Menetapkan Pesan Pokok
Pesan adalah informasi yang dikirimkan. Dapat berupa kata-kata, gerakan tubuh atau
ekspresi wajah. Pesan yang akan disampaikan dalam promosi kesehatan adalah pesan yang terus
diingat, dapat juga digunakan sewaktu-waktu oleh sasaran, cara penyampaian menarik,
menggunakan kata-kata yang baik serta ekspresi wajah dan intonasi yang membuat klien
nyaman. Penyebab alasan sasaran lupa pesan yang disampaikan meliputi alasan psikologis,
merasa kurang tertarik dengan pesan yang disampaikan, ingatan (fading), pesan tidak
dipergunakan dalam waktu yang lama, blocking, serta banyak pesan-pesan baru, sedangkan
pesan lama belu melekat secara mantap. Pesan dalam program pembangunan dikelompokkan
dalam pokok-pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan
pembangunan sector lain yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Ada tujuh
program pembangunan kesehatan yaitu (Depkes, 1999):
1.      Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat;
2.      Program lingkungan sehat;                                                                                                           
3.      Program upaya kesehatan;
4.      Program pembangunan sumber daya kesehatan;
5.      Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya;
6.      Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan;
7.      Program pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai
penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional ditetapkan sepuluh
program unggulan kesehatan (Depkes,1999):
1.      Program kebijakan kesehatan,pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan;
2.      Program perbaikan gizi;
3.      Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi;
4.      Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental;
5.      Program lingkungan pemukiman, air da sehat;
6.      Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi, dan keluarga berencana;
7.      Program kesehatan dan kesehatan kerja;
8.      Program anti tembakau, alcohol dan madat;
9.      Program pengawasan obat,bahan berbahaya, makanan dan minuman;
10.  Program pencegahan kecelakaan dan keselamatan lalu lintas.

2.7 Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi


Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara – cara atai
metode alat – alat bantu atau media yang di gunakan dalam setiap pelaksanaan promosi
kesehatan. Dengan perkataan lain, metode dan teknik promosi kesehatan, adalah dengan cara dan
alat apa yang di gunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan – pesan
kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat.
Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan di bagi menjadi 3 yaitu :
a.      Metode promosi kesehatan individual
Metode ini di gunakan apabila promoter kesehatan dan sasaran atau kliennya dapat
berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face to face) maupun melalui sasaran komunikasi
lainnya, misalnya telepon. Cara ini paling efektif, karena antara petugas kesehatan dengan klien
dapat saling dialog, saling merespons dalam waktu yang bersamaan. Dalam menjelaskan
masalah kesehatan bagi kliennya petugas kesehatan dapat menggunakan alat bantu peraga yang
relevan dengan masalahnya. Metode dan teknik promosi kesehatan, antara lain:
1.      Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Councelling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
2.      Wawancara (interview)
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia
tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

b.      Metode promosi kesehatan kelompok


Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini di gunakan untuk sasara kelompok.
Sasaran kelompok di bedakan menjadi dua, yakni kelompok kecil dan kelompok besar. Disebut
kelompok kecil kalau kelompok sasaram terdiri antara 6 – 15 orang, sedang kelompok besar bila
sasaran di atas 15 sampai dengan 50 orang. Oleh sebab itu, metode promosi kesehatan kelompok
juga di bedakan menjadi 2 yaitu :
1)      Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya : diskusi kelompok,
metode curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role play),
kelompok kecil (buzz group) metode permainan simulasi (simulation game), dan sebagainya.
Untuk mengefektifkan metode ini perlu di bantu dengan alat bantu atau media, misalnya : lembar
balik (flip chart), alat peraga, slide, dan sebagainya.
2)      Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok besar, misalnya : metode ceramah yang
di ikuti atau tanpa di ikuti dengan Tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk
memperkuat metode ini perlu di bantu pula dengan alat bantu misalnya, overhead projector,
slide projector, film, sound system, dan sebagainya.

c.       Metode promosi kesehatan massa


Apabila sasaran promosi kesehatan adalah massal atau public, maka metode – metode
dan teknik promosi kesehatan tersebut tidak akan efektif, karena itu harus di gunakan metode
promosi kesehatan massa. Merancang metode promosi kesehatan massal memang paling sulit,
sebab sasaran publik sangat hiterogen, baik di lihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, sosio – budaya dan sebagainya. Kita memahami masing – masing
kelompok sasaran sangat variatif tersebut berpengaruh terhadap cara merespons, cara
mempersepsikan dan pemahaman terhadap pesan – pesan kesehatan. Padahal kita harus
merancang dan meluncurkan pesan – pesan kesehatan tersebut kepada massa tersebut dengan
metode, teknik, dan isi yang sama. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk massa yang
sering di gunakan adalah :
1)      Ceramah umum (public speaking), misalnya di lapangan terbuka dan tempat – tempat umum
(public place).
2)      Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televise. Penyampaian pesan melalui
radio dan TV ini dapat di rancang dengan berbagai bentuk, misalnya : sandiwara (drama), talk
show, dialog interaktif, simulasi, spot dan sebagainya.
3)      Penggunaan media cetak, seperti Koran, majalah, buku, leaflet, selebaran, poster, dan
sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak ini juga bermacam – macam, antara lain : artikel,
Tanya jawab, komik, dan sebagainya.
4)      Penggunaan media di luar ruangan, misalnya : billboard, spanduk, umbul – umbul dan
sebagainya.
            Selanjutnya Saluran Komunikasi atau Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau
upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik
itu melalui media cetak, elektronik, dan media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatan.
1.      Tujuan media promosi kesehatan
Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain:
a.       Media dapat mempermudah penyampaian informasi
b.      Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c.       Dapat memperjelas informasi
d.      Media dapat mempermudah pengertian
e.       Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f.       Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
g.      Memperlancar komunikasi, dll

2.      Penggolongan media promosi kesehatan berdasarkan cara produksinya, yaitu:


a.       Media cetak, yaitu media yang mengutamakan pesan-pesan visual umumnya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Macam-macam dari media cetak
antara lain: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
b.      Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektonika. Adapun macamnya antara lain televise,
radio, video, slide, flim, cassette, CD dan VCD.
c.       Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum,
misalnya papan reklame, spanduk, banner dan TV layar lebar.
2.8 Menetapkan Kegiatan Operasional
Penetapan kegiatan operasional menyangkut waktu,tempat,dan jadwal pelaksanaan.
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua,yang terpenting adalah menetapkan kegiatan
operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:
1.      Pendidikan tentang masalah kesehatan umum,cara pencegahan,dan pemberantasannya;
2.      Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi;
3.      Penyediaan air minum dan sanitasi dasar;
4.      Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana;
5.      Imunisasi;
6.      Pengobatan dan pengadaan obat.
2.9 Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi
Dalam promosi kesehatan evaluasi diselenggarakan dalam praktik dan ditujukan untuk
merefleksikan atau membentuk praktik promosi kesehatan secara eksplisit. Tones dan Tilford
(1994, hlm. 49) menyatakan bahwa:
Evaluasi berfokus pada pengkajian suatu aktivitas terhadap nilai dan  tujuan dalam
beberapa cara yang hasilnya dapat berkontribusi dalam pembuatan keputusan dan/ suatu
kebijakan di masa datang....
Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan mencakup hal-hal berikut:
1.      Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku program promosi kesehatan
melelui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS merupakan pendekatan terencana untuk
mencegah penyakit menular melalui perubahan perilaku masyarakat secara luas. Program ini
dimulai dari apa yang diketahui,diinginkan dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu
program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan di
atasa atau bekerja sama dengan pihak yang terlibat, untuk diperlukan pesan-pesan
sederhana,positif,dan menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana local seperti
poster, leaflet.
2.      Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat. Identifikasi perilaku beresiko dilakukan
pada tahap ini melalui pengamatan terstruktur. Dengan demikian, cara pendekatan baru terhadap
perbaikan hygiene dapat ditemukan.
3.      Memotivasi perubahan perilaku masyarakat. Langkah-langkah memotivasi orang untuk
menerapkan perilaku hygiene, termasuk memilih beberapa perubahan perilaku yang diharapkan.
4.      Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui
diskusi terfokus,wawancara dan uji coba perilaku
5.      Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6.      Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok
sasaran.
2.10 Pertimbangan-pertimbangan Etis
Etika pada umunya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai otonomi moral.
Manusia mempunyai hak kewajiban untuk menentukan sendiri tindakan-tindakannya,
serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Keberadaan etika dalam strata kehidupan
sosial tidak terlepas dari system kemasyarakatan. Manusia terdiri atas aspek jasmaniah dan aspek
rohaniah. Etika bertujuan sebagai alat bantu utnuk mengukur perilaku dan moral, menciptakan
dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat dan profesi bidan. Menurut Americans
Ethic Commission Bureau on Teaching, tujuan etika profesi adalah:
1.      Mampu mengenal dan mengidentifikasi unsure moral dalam praktek kebidanan;
2.      Manganalisis masalah moral dalam praktik kebidanan;
3.      Dapat dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan Tuhan
Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yaitu petugas
kesehatan tidak boleh secara sengaja menunda pelayanan atau informasi peningkatan status
pengetahuan klien dapat bermanfaat terhadap pengembangan promosi kesehatan kepada klien
tersebut;petugas kesehatan menghargai kerahasiaan informasi klien kecuali atas permintaan
hukum atau demi kepentingan klien;dan petugas kesehatan yang tidak kompeten tidak boleh
mengerjakan kegiatan promosi kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk
(Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.
DAFTAR PUSTAKA

Bowden, Jan. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Kebidanan:Prinsip & Praktik.Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta :Salemba Medika

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Teori & Aplikasi. Jakarta :Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai