Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN HUKUM

KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
ISNA KHOIRUNISA (1B)
P1337425119079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN GIGI
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1) Etika Profesi
Manusia tumbuh sejak lahir sampai dengan bertambahnya
usia selalu melakukan interaksi atau bergaul dengan manusia lainya
dan semakin luas daya cakup hubungannya dengan manusia lain
didalam masyarakat tersebut. Dengan perjalanan hidupnya manusia
akan mengetahui dia mempunyai persamaan dan juga perbedaan
dengan manusia lainnya. Dalam pergaulan manusia mempunyai
kebebasan akan tetapi hal tersebut bukan berarti manusia
mempunyai sifat semaunya sendiri.
Sebuah pendidikan etika dimulai dari keluarganya
pendidikan dari ayah, ibunya kakak dan saudara lainnya atau dari
lingkungan sekitarnya, pendidikan ini yang dapat memunculkan
perilaku seseorang. Pendidikan tersebutlah yang menjadi pedoman
hubungan manusia dengan manusia lainnya dan juga hubungan
manusia dengan masyarakat lainnya. Etika sosial merupakan
pengamalan pola tingkah laku manusia dengan sesama manusia
dalam kehidupan sosial dimasyarakat. Adanya etika terhadap
sesama manusia dan etika profesi atau etika sosial saling melengkapi
sehingga kebahagiaan akan terwujud.

2) Hukum Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu modal utama dalam rangka
pertumbuhan dan pengembangan kehidupan bangsa serta
mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan masyarakat
adil, makmur, dan sejahtera. Bahkan kesehatan sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945. Derajat kesehatan sangat berarti bagi
pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia serta sebagai
salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada
hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Hukum kesehatan merupakan semua ketentuan hukum yang
berhubungan dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan
penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun
segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggaran pelayanan
kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman standar
pelayanan ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-
sumber hukum lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Etika Profesi?
2. Apa pengertian dari Hukum Kesehatan?
3. Apa itu etika dalam lingkungan keluarga?
4. Apa itu etika dalam lingkungan kampus?
5. Apa itu etika dalam lingkungan masyarakat?

C. TUJUAN
Tujuan makalah ini agar mahasiswa mampu memahami, menjelaskan
dan menguraikan tentang pengertian ruang lingkup Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan sebagai mata kuliah yang mendukung pekerjaan sebagai
ahli/tenaga medis yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
medis/klinik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Etika Profesi


Di tinjau dari asal kata Etika berasal dari kata ethic. Eethic (dalam
bahasa Inggris) mempunyai arti yang berkenan tentang kesusilaan. Selain
itu ethic (dalam bahasa Inggris) juga berarti akhlak. Kata (etis) berasal dari
kata ‘ethos’ yang membicarakan mengenai :
a. Karakter
b. Watak kesusilaan / kesopanan
c. Berkaitan dengan adat atau budi pekerti yang berkaitan dengan tingkah
laku.
Sementara itu menurut Martin (1993), etika di definisikan sebagai “the
discipline which can act the performance index or reference for our control
sistem” dengan demikian etika memberikan semacam batasan maupun
standard yang akan mengatur pergaulan manusia etika kemudian di rupakan
dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja di buat
berdasarkan prinsip moral yang ada; dan pada saat dibutuhkan akan bisa di
gunakan sebagai alat untuk menghakimi segala macam perbuatan secara
logika/rasional umum menyimpang dari aturan. Sasaran etika adalah
tindakan yang dilakukan yang dilakukan dengan sadar, tahu, dan mau, serta
bebas memilih.
Dengan demikian Etika, merupakan suatu pertimbangan yang
sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan dan kejahatan yang
berhubungan dengan perilaku. Secara teoretis, etika mempelajari tentang:
a. Perbuatan manusia
b. Berkaitan dengan tata adab
c. Berkaitan dengan nilai
d. Dapat di nilai dengan baik (patut) atau buruk.
Suatu perbuatan di katakan berkaitan dengan etika, apabila memenuhi
beberapa syarat berikut:
a. Dilakukan dengan pilihan bebas
b. Dilakukan dengan sadar
c. Tahu baik buruk apa yang dilakukan
d. Mau atau mau melakukan perbuatan tertentu
e. Dilakukan manusia dengan makhluk pikiran dan kebebasan.
Oleh karena itu sering kali orang bertingkah laku tidak sopan atau tidak
baik di katakan tidak etis. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa ilmu etika
berbicara masalah nilai atau penilaian. Di dalam membicarakan etika perlu
diingat pula tentang moral. Moral bahasa dari Yunani ‘mos moris’ yang
mempunyai arti yang sama dengan etika, namun lebih ke arah tanggung
jawab akan perbuatan yang dilakukan. Perbuatan adalah tingkah laku yang
terjadi karena disengaja atau tidak di sengaja; disadari atau tidak disadari;
dan ada faktor pencetusnya (asal terjadi perbuatan). Kesimpulannya “etika”
sama dengan nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kita mengatakan perbuatan
seseorang tidak bermoral, jika perbuatan itu melanggar nilai dan norma etis
yang berlaku dalam masyarakat.
Profesi adalah suatu jabatan, Professional adalah orang yang
melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan keahlian yang tinggi dalam memegang suatu jabatan
tertentu sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan
professional. Sebuah organisasi profesi menekankan anggotanya untuk
dapat bertindak professional. Dengan adanya prinsip tersebut maka profesi
membentuk kode etik yang guna mengatur para anggota-anggotanya.
Terdapat kaidah-kaidah pokok dalam etika profesi, melaksanakan
pelayanan atas kepentingan umum, mendahulukan kepentingan klien dan
ketiga pengembangan profesi berdasarkan orientasi masyarakat.

2. Pengertian Hukum kesehatan


Hukum kesehatan merupakan semua ketentuan hukum yang
berhubungan dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak
dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat,
baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak
penyelenggaran pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta
sumber-sumber hukum lain.
Hukum kesehatan secara umum diatur dalam suatu regulasi yang dibuat
berdasarkan kepentingan publik. Pengaturan tentang kesehatan saat ini
diatur secara umum dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus dilaksanakan dengan
memperhatikan peranan kesehatan melalui upaya yang lebih memadai dan
pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu. Perubahan konsep pemikiran penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tidak dapat dielakkan. Paradigma pembangunan kesehatan pada
awalnya bertumpu pada upaya pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan, selanjutnya bergeser pada penyelenggaraan upaya kesehatan
yang menyeluruh dengan penekanan pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Paradigma ini dikenal pada kalangan kesehatan
sebagai paradigma sehat.
Melalui paradigma sehat tersebut maka segala kegiatan apapun harus
berorientasi pada wawasan kesehatan, tetap dilakukannya pemeliharaan dan
peningkatan kualitas individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan
dan secara terus menerus memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta mendorong
kemandirian masyarakat untuk selalu hidup sehat.
Sebagai bagian integral dari kesejahteraan, upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi setiap orang memerlukan dukungan hukum
bagi terselenggaranya berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Dukungan
hukum tersebut merupakan suatu perangkat hukum kesehatan yang
memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar
adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi
penyelenggara upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan
kesehatan.
Kewenangan untuk melaksanakan upaya kesehatan itulah yang
memerlukan peraturan hukum sebagai dasar pembenaran hukum di bidang
kesehatan tersebut. Peraturan hukum tentang upaya kesehatan saja belum
cukup karena upaya kesehatan penyelenggaraannya disertai pendukung
berupa sumber daya kesehatan baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Bidang sumber daya kesehatan inilah yang dapat
memasuki kegiatan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai peningkatan
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat indonesia yang
jumlah penduduknya amat besar bukan pekerjaan mudah, oleh sebab itu
diperlukan juga peraturan perlindungan hukum untuk melindungi pemberi
dan penerima jasa pelayanan kesehatan. Perlindungan hukum tersebut
diperlukan perangkat hukum kesehatan yang berpandangan maju untuk
menjangkau perkembangan kesehatan yang semakin kompleks, sehingga
pelaksanaan “hukum kesehatan” diberlakukan secara proporsional dan
bertahap sebagai bidang hukum khusus.

3. Etika dalam lingkungan keluarga


Etika dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat mendasari
kehidupan individu dalam bermasyarakat, karena semua baik-buruk
perilaku manusia pada dasarnya tercipta pada lingkungan keluarga karena
seorang individu lahir dan menjalani kehidupan pertama dalam lingkungan
keluarga tersebut.
Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri
dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Setiap anggota keluarga harus saling
mengetahui peranan dan hak serta kewajibannya masing-masing, dengan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga,
pertikaian dan ketidakharmonisan akan hilang dengan sendirinya. Dengan
etika yang baik Antara orang tua dan anak maka akan terjalin keluarga yang
harmonis dengan menerapkan prinsip etika komunikasi, misalnya berbicara
dengan perkataan yang baik dari orang tua ke anak, anak ke orang tua, kakak
ke adik dan adik ke kakak. Dengan membiasakan diri dalam keluarga
dengan Bahasa yang baik makan itu akan memberi dampak yang baik juga
untuk diri anak ke lingkungan luar keluarga. Perkataan yang efektif dan
keterbukaan antara anggota keluarga dapat menjalin ikatan yang baik
diantara anggota keluarga, ini juga dapat meningkatkan kepercayaan lebih
didalam keluarga serta kenyamanan sehingga dapat mengurangi dampak
ketidakharmonisan antara anggota keluarga. Selain itu juga etika
komunikasi yang lain ada seperti setiap anggota keluarga menggunakan
perkataan yang lemah lembut dalam menyampaikan maksud dari setiap
anggota keluarga serta menggunakan perkataan yang pantas diucapan.
Pada saat makan pun kita harus memiliki etika yang baik, dan etika
yang baik yang dimiliki seseorang juga tercermin dari kebiasaan yang
dibiasakan dalam keluarga. Seperti makan tidak menganggkat kaki, pada
saat makan tidak mengeluarkan bunyi, tidak bersendawa lepas pada saat
sedang makan, dan bersikap yang pantas pada saat makan. Baik atau
tidaknya sikap seseorang dalam beretika dilingkungan luar tercipta dan
bermula dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga karena baik atau
tidaknya seseorang berawal dari kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan
dalam keluarga.
Contoh etiket dalam keluarga misalnya ayah, ibu, dan anak, kakak
dan adik terjadi hubungan yang harmonis dan menjalankan peran hak serta
kewajibannya dengan baik sesuai dengan perannya masing-masing, jika
tidak terjadi demikian keluarga tersebut terjadi suatu disfungsional keluarga
yang menyebabkan anggota keluarga tidak harmonis dan etika harus ditata
dalam keluarga agar tiap-tiap individu mengerti berperilaku yang baik
sesuai dengan perannya sebagai ayah, ibu, anak, adik dan kakak sehingga
trcipta keluarga yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Etika dalam Keluarga :
 Pamitan dan mencium tangan orang tua sebelum pergi ke luar
rumah.
 Meminta maaf pada orang tua bila melakukan kesalahan.
 Membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah.
 Bertutur kata dengan lembut dan sopan pada orang tua.
 Tidak membantah perintah orang tua.
 Tidak menyebutkan nama pada saat memanggil ayah, ibu dan kakak.
 Tidak pulang larut malam dan tepat waktu.
 Saling menghormati dan menghargai.
 Tidak berbohong pada orang tua.
 Mendengarkan nasehat orang tua.
 Tidak berbicara pada saat makan bersama.
 Tidak membuang angin pada saat makan bersama.
4. Etika dalam lingkungan kampus
Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan
bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap
negara, dengan itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar
kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab
akdemisnya dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan
lingkungan.
Hubungan etika dengan mahasiswa sangat erat kaitanya, karena dengan
etika mampu mengontrol mahasiswa-mahasiswa sehingga tidak melakukan
hal-hal yang mampu merugikan banyak pihak. Contohnya, etika mampu
menjadi kontrol ketika mahasiswa berdemostrasi sehingga tidak melakukan
anarkis.
Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan
besar, yang akibatkan oleh beberapa hal (secara umum) yaitu perkembangan
IPTEK, urbanisasi, dan tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut
mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan norma, gaya hidup yang semakin
hedonistis/hedoniawan, budaya glamour. Sehingga seorang mahasiswa
yang beretika mampu berperan dalam dalam pembangunan masyarakat,
menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, menjadi alat kontrol
dalam melakukan aktivitasnya dan berusaha memperbaiki dan menjaga
moral agar kelestarian moral tetap terjaga.
Setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di
lingkungan kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika
dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat
berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan
memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa
berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang
dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan etika
mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan
apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus
memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang
apabila sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan
yang tidak bertangung jawab.
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini
sedang marak tema tentang “character building” dalam dunia pendidikan,
yakni suatu pembentukan karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih
baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku
dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut etika baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam
lingkungan kampus :
 Berpakaian rapi dan sopan
 Melakukan peraturan yang berlaku
 Member contoh yang baik dalam berperilaku
 Saling menghormati
 Berperilaku dan bertutur kata yang sopan

5. Etika dalam lingkungan masyarakat


Etika dalam kehidupan bermasyarakat merupakan aturan perilaku dan
sikap terhadap hal-hal yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.
Tentunya perilaku dan sikap di atas berdasarkan adat istiadat, terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Sehubungan dengan perkembangan zaman, mungkin ada salah satu adat
istiadat yang sudah tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, dengan adanya etika
kita dapat memposisikan diri kita di lingkungan tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran etika sangatlah penting. Yang
harus diperhatikan agar peranan tersebut berjalan dengan baik adalah
bagaimana kita memahami teori etika dan mempraktekkannnya dengan baik
di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan hal itu maka akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Dengan etika kita juga dapat menentukan
kebenaran tentang masalah moral dan bagaimana pandangan atau tanggapan
terhadap norma-norma moral yang telah menjadi aturan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Etika membentuk pribadi seseorang untuk bersikap rasional terhadap
norma-norma moral yang sudah tidak sesuai lagi antara adat istiadat
setempat dan perkembangan zaman. Selain itu, etika juga memberikan
kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap dan ikut menentukan arah
perkembangan masyarakat.
Contoh penerapan etika dalam kehidupan bermasyarakat antara lain :
 Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan tetangga
 Peduli terhadap lingkungan misalnya membersihkan halaman,
selokan, dan sampah.
 Apabila ingin menyelenggarakan acara, sebaiknya tetangga diberi
tahu agar tidak terganggu
 Memberikan bantuan dan pertolongan kepada sesama
 Bertutur kata dengan baik dan sopan
 Membiasakan mengucapkan salam jika bertemu dengan masyarakat
 Bersikap toleransi terhadap sesama
Ciri Seorang Individu Yang Memiliki Etika yang Baik Dalam Masyarakat
:
 Memiliki rasa percaya diri ketika menghadapi masyarakat dari
tingkat manapun.
 Tingkah laku dan ucapannya selalu mempertimbangkan serta
mencerminkan perhatian kepada orang lain.
 Bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukkan sikap yang
menyenangkan dan bersahabat dengan orang lain.
 Bisa menguasai diri sendiri dan selalu berusaha tidak
menyinggung, mengganggu, menyakiti perasaan dan pikiran orang
lain.
 Selalu berusaha tidak mengecewakan, membuat gusar apalagi
membuat marah orang lain, walaupun diri sendiri dalam keadaan
sedih, kesal, lelah ataupun jenuh.
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dan dirangkum dari :


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/EtikaProfesi-dan-Hukes-SC.pdf
Tanggal : 10 Mei 2018 jam 8.00 AM
http://muhammadfachri.blogs.uny.ac.id/2015/09/18/etika-dalam-lingkungan-
mahasiswa/
http://kelompok14eptik.blogspot.com/2014/06/etika-dalam-keluarga.html
http://enjangheri.blogspot.com/2014/04/etika-dalam-keluarga.html

Anda mungkin juga menyukai