Anda di halaman 1dari 1

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Studi Kasus
Jumlah penduduk lansia di Indonesia telah meningkat dan kesehatan lansia masih
rendah, pemerintah mengadakan program khusus yaitu Posyandu Lansia di daerah
tertentu yang telah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat di mana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, frekuensi kunjungan lansia ke Posyandu
di beberapa posyandu masih rendah dengan rata-rata kunjungan yaitu, 41,76% hal ini
masih jauh dari target yang telah di tetapkan oleh dinas kesehatan yaitu 80%.
2. Analisa Kasus
Dari kasus diatas maka dapat diketahui bahwa masih rendahnya kesadaran atas lansia
dalam menjaga dan mengontrol kesehatannya. Mayoritas lansia di Indonesia lebih
memilih dengan pengobatan tradisional jika mereka mengalami sakit, kepercayaan
budaya dahulu yang masih melekat dalam diri mereka sehingga mereka tidak
berupaya untuk memeriksaan diri ke pelayanan kesehatan. Salah satu factor yang
memicu kesembuhan dalam seseorang adalah dengan kepercayaan diri akan
kesembuhan orang tersebut, sehingga para lansia hanya dengan menggunakan terapi
tradisional tersebut akan mudah sembuh ketika sakit. Selain dari kepercayaan budaya
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kesadaran lansia akan pentingnya
berkunjung ke posyandu lansia adalah tidak adanya dukungan keluarga. Dukungan
keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga dapat menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Fitri Hayani Hasugian, 2013). Efek
dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan
terbukti dapat menurunkan mortalitas, mempercepat penyembuhan dari sakit,
meningkatkan kesehatan kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari
dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan
sehari-hari yang penuh dengan stress (Handayani. 2012). Pengetahuan lansia yang
kurang tentang posyandu lansia mengakibatkan kurangnya pemahaman lansia dalam
pemanfaatan posyandu lansia. Keterbatasan pengetahuan ini akan mengakibatkan
dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Lansia Indonesia saat
ini masih dominan dengan lansia yang “jadul” yang hidup sekitar tahun 1945,
sedangkan pada saat itu adalah masa penjajahan di Indonesia sehingga masih
rendahnya lansia yang bersekolah hingga jenjang tinggi sehingga para lansia
mengalami kekurangan dalam pengetahuan. Peran serta kader dalam pelayanan
kesehatan di posyandu lansia juga mempengaruhi tingkat kesadaran dan minat lansia
dalam mengikuti kegiatan. Motivasi tinggi yang dimiliki seorang kader maka semakin
aktif pula dalam pelaksanaan kegiatan posyandu (Almira, 2005).

Anda mungkin juga menyukai