Anda di halaman 1dari 10

Etika dan Model Promosi

Kesehatan
Deswita Safitri
Outline

Etika Promosi
01 Pengertian Etika 03 Kesehatan

02 Pengertian Model
Pengertian Etika
Menurut K. Berten, kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni ethos (bentuk kata tunggal) atau
ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum
etika dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia (W.J.S
Poerwandaminto, 2002) merupakan ilmu pengetahuan tentang asas - asas akhlak (moral). Pengertian lain lagi
mengenai etika dari Prof. DR. FRANZ Magniz Suseno. Ia memberi pengertian bahwa etika adalah ilmu yang
mecari orientasi (ilmu yang member arah dan pijakan pada tindakan manusia). Apabila manusia memiliki
orientasi yang jelas, ia tidak akan hidup dengan sembarang cara atau mengikuti berbagai pihak tetapi ia
sanggup menentukan nasibnya sendiri. Dengan demikian, etika dapat membantu manusia untuk bertanggung
jawab atas kehidupannya. (Purnama, 2017)
Etika merupakan pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan pandangan moral. Etika sering disebut
filsafat moral, karena berhubungan dengan adat istiadat, norma - norma, dan nilai - nilai yang menjadi
pegangan dalam suatu kelompok atau seseorang untuk mengatur tingkah laku. (Purnama, 2017)
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama
halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu
memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang
lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.
Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau normanorma yang dikaitkan dengan etika,
Terdapat dua jenis etika (Keraf: 1991: 23), sebagai
berikut
1. Etika Deskriptif 2. Etika Normatif
Etika yang menelaah secara kritis dan
rasional tentang sikap dan perilaku Etika yang menetapkan berbagai sikap
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
orang dalam hidupnya sebagai sesuatu dimiliki oleh manusia atau apa yang
yang bernilai. Artinya Etika deskriptif seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tersebut berbicara mengenai fakta secara tindakan apa yang bernilai dalam hidup
apa adanya, yakni mengenai nilai dan
ini. Jadi Etika Normatif merupakan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang norma-norma yang dapat menuntun
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa agar manusia bertindak secara baik dan
tentang kenyataan dalam penghayatan meng-hindarkan hal-hal yang buruk,
nilai atau tanpa nilai dalam suatu sesuai dengan kaidah atau norma yang
masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi disepakati dan berlaku di masyarakat.
tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.
Dalam kehidupan sehari-hari, etika sangat penting untuk di terapkan. Begitu pula dalam
dunia kesehatan masyarakat. Beberapa orang mengartikan bahwa etika kesehatan
hanyalah sebagai konsep untuk dipahami dan bukan menjadi bagian dari diri. Padahal etika
kesehatan sangatlah penting dimiliki dan diterapkan setiap berhadapan dengan pasien atau
klien. Etika kesehatan bertujuan mengatur bagaimana bertingkah laku dalam memberikan
jasa pelayanan kesehatan, menentukan aturanaturan yang mengatur bagaimana menangani
suatu masalah yang berkaitan dengan etik agar tidak menjadi suatu hal yang masuk ke
ranah hukum atau menimbulkan efek hukuman bagi diri sendiri maupun pasien atau klien.
Model Promosi Kesehatan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili
sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan
seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan
didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan
keyakinan tentang manusia.
Seperti kita ketahui bahwa model-model perubahan perilaku tersebut dilandaskan atas asas
hubungan sebab dan akibat. Ini seringkali dikenal dengan model Precede-Proceed. Model-model yang
lain yang juga sering dijadikan dasar untuk melakukan promosi kesehatan, antara lain seperti:
1. Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model);
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model) Model Keyakinan Kesehatan merupakan
salah satu pendekatan yang mempelajari perilaku individu yang didasarkan atas empat keyakinan
yang dirasakan (Day, Dort and Tay-Teo, 2010). Teori atau model ini ditemukan pada akhir tahun 1950.
Yaitu dimulai dari penemuan tentang skrining X-ray penyakit tuberculosis. Yang pada awal mulanya
model ini hanya digunakan untuk memahami tentang mengapa seseorang tidak berpartisipasi dalam
pelayanan pencegahan. Namun demikian, model keyakinan kesehatan untuk saat ini digunakan dalam
hal pendalaman tentang keputusan individu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2. Theory of Reasoned Action;
Model promosi kesehatan yang lain yaitu berdasarkan dari theory of reasoned action. Di
mana model ini menyatakan bahwa perilaku individu disebabkan oleh faktor sikap (attitude)
dan norma subjektif (Subjective norm) yang mendorong individu untuk berkehendak atau
bermaksud (Intention) (Ajen, 2005). Di mana, keinginan inilah yang kemudian mendorong
individu untuk
3. Theory of Planned Behaviour;
4. Transtheoretical model;
5. Teori sebab akibat; dan
6. Model Transaksional stres dan koping.
Etika Promosi Kesehatan
1. Pelaksana promosi kesehatan harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan teknologi termasuk metode pendidikan, pelatihan serta
penelitian.
2. Menguasai materi substansi ilmu pendidikan kesehatan, ilmu perilaku, dan promosi kesehatan serta
lebih diutamakan bila memahami teori belajar mengajar.
3. Memiliki kemampuan mempergunakan metode-metode pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
KIE, pemasaran sosial, mobilisasi sosial yang berkaitan dengan promosi kesehatan.
4. Bagi tenaga promosi kesehatan pernah mengikuti pendidikan dan promosi kesehatan, TOT, MOT, di
bidang promosi kesehatan.
5. Jujur, ramah, terbuka ttterhadap kritik, responsive terhadap perubahan-perubahan sosial budaya yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat.
6. Cakap didalam memberikan penjelasan secara verbal kepada masyarakat yang berkaitan dengan
promosi kesehatan.
7. Berpenampilan santun dan penuh tanggung jawab ditengah-tengah masyarakat.
8. Tidak membedakan atau bekerja tanpa membedakan suku, bangsa, agama, jenis kelamin, status sosial
ekonomi atau status sosial, politik didalam melaksanakan promosi kesehatan.
9. Bersikap dan berperilaku sebagai pelayan masyarakat selama dalam melaksanakan promosi kesehatan.
11. Menghargai hak asasi manusia atau hak pribadi, martabat, budaya, dan harga diri semua
orang.
12. Menjaga kemitraan klien (individum kelompok, institusi) yang dilayani selama
melaksanakan promosi kesehatan.
13. Didalam melaksanakan promosi kesehatan sama sekali tidak melaksanakan hal-hal yang
bersifat pemaksaan.
14. Pekerjaan yang dilakukan dalam melaksanakan promosi kesehatan dilakukan secara ikas
dengan prinsip bekerja merupakan ibadah didasari cinta pada kemajuan kesehatan.
15. Berkepribadian konsisten terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan contoh yang
bertentangan dengan peran promosi kesehatan seperti halnya tidak merokok, tidak
minum alcohol, dan hal-hal yang bertentangan dengan promosi kesehatan.
16. Ketika merencanakan dan mengevaluasi kegiatan promosoi kesehatan selalu
berkomunikasi dengan klien (individu, kelompok, institusi) Sebagai tenaga profesi
promosi kesehatan harus dapat merahasiakan hal-hal yang harus dirahasiakan sehingga
tidak menimbulkan akibat yang buruk ditengah masyarakat.
17. Tenaga promosi kesehatan tidak akan melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompeten. (Saw, 2018)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai