Reproduksi Lansia
Outline
Lansia Masyarakat biasanya ragu-ragu untuk memperkenalkan topik dengan masalah seksual dengan alasan
tertentu kepada tenaga kesehatan maupun orang lain. Mereka mungkin terlalu malu atau berpikir bahwa tidak
semestinya mempunyai permasalahan seksual. Oleh karena itu para penyedia pelayanan kesehatan profesional
terus menerus memperkenalkan masalah seksual kepada masyarakat supaya hal ini mudah diatasi
permasalahannya untuk mengatasi masalah seksualnya ( Darmojo, 2004 ). Masalah seksual bagi individu yang
secara seksual aktif dimana individu berkeinginan melakukan hubungan seks yang aman. Melakukan hubungan
seks yang aman telah mendapat pengakuan yang meningkat akibat ketakutan tentang AIDS. Resiko dan
konsekuensi dari PMS harus selalu menjadi pertimbangan (Perry & Potter, 2005).
Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan sosial, yang menganggap bahwa aktivitas seksual tidak layak
lagi dilakukan oleh para lansia. Masyarakat biasanya masih bisa menerima seorang duda lansia kaya yang menikah lagi
dengan wanita yang lebih muda atau mempunyai anak setelah usianya agak lanjut, tetapi hal sebaliknya seorang janda
kaya yang menikah dengan pria yang lebih muda sering kali mendapat cibiran masyarakat.
Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan ekternal. Seringkali
seorang lansia sudah merasa tidak bisa dan tidak pantas berpenampilan untuk bisa menarik lawan jenisnya. Pandangan
sosial dan keagamaan tentang seksualitas di usia lanjut(baik pada mereka yang masih mempunyai pasangan, tetapi
terlebih pada mereka yang sudah menjanda/menduda) menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian
sehingga memberikan dampak pada ketidakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia ( Darmojo, 2004)
Penurunan Kebutuhan Seksualitas
Dengan meningkanya usia, proses penuaan berlanjut terus sampai produksi hormon dan aspek kesehatan
lainnya juga akan menurun sehingga kebutuhan seksual akan mengalami penurunan. Kondisi ini jarang
didiagnosa atau diperiksakan kedokter. Sebagian akan menerimanya sebagai bagian dari proses penuaan dan
kebutuhan seksual pun akan berhenti seterusnya. Yang lebih sulit lagi harapan hidupnya akan menurun sehingga
kondisi itu dirasakan sebagai tanda berakhirnya kehidupan ( Suparto,1997).
Seiring dengan proses penuaan aktivitas seksual mungkin kebutuhan seksual akan menurun/terbatas
karena ketidakmampuan spesifik, tetapi dorongan seksual, ekspresi cinta, dan perhatian tidak mengalami
penurunan yang sama. Dari pada penurunan fungsi seksual diasumsikan dengan sakit, lebih baik perhatian
difokuskan pada sesuatu yang masih dapat dilakukan. Pengaruh psikososial dari ketidakmampuan pada
umumnya mempunyai pengaruh yang lebih negatif pada fungsi seksual dari pada gangguan fisik akibat
ketidakmampuan itu sendiri. Mengembangkan kepercayaan diri dan membentuk ekspresi seksual yang baru
dapat banyak membantu pada lansia yang mengalami ketidakmampuan seksual (Pudjiastuti, 2003).
Hubungan Karakteristik Lansia dengan pemenuhan Kebutuhan
Seksualitas Golongan Lansia
Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 90% gangguan seksual disebabkan oleh faktor psikologis
(Psikoseksual). Walaupun pengaruh psikologis cukup besar, ternyata pengaruh faktor fisik semakin tinggi pada
lansia. Semakin tua seseorang, penyebab fisik dapat lebih besar dari pada penyebab psikologis ( Pudjiastuti,
2003).
Kehilangan aktivitas seksual bukan merupakan aspek penuaan yang tidak dapat dihindari dan sebagian
besar orang yang sehat tetap aktif secara seksual secara teratur sampai usia lanjut. Namun, dalam karakteristik
usia lanjut memang membawa perubahan tertentu dalam respon seksual fisiologis pria dan wanita, dan disertai
sejumlah masalah medis yang menjadi lebih prevalen pada usia lanjut yang berperan penting terhadap terjadinya
gangguan seksual patogen terhadap lansia.
Lansia dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya sangat tergantung dengan keadaan personal yang
mengalami proses penuaan, hal ini disebabkan karena keadaan lansia yang sudah terbatas kemampuannya dalam
melakukan segala sesuatunya sendiri,agar dalam pemenuhan kebutuhan seksual mereka dapat tercapai sesuai
dengan keadaan kondisi mereka.
Terimakasih