Anda di halaman 1dari 8

Konsep Budaya

&
Pembangunan
Kesehatan
Deswita Safitri
021120003
Outline

01 03
Pengertian Konsep Unsur-Unsur
Budaya Kebudayaan

02 04
Definisi Budaya Faktor Budaya pada
Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan
Pengertian Konsep Budaya
Pada pertengahan kedua abad ke-19 Sir Edward Burnett Tylor (London, 2 Oktober 1832 – Wellington, 2 Januari
1917), Bapak Antropologi Budaya, Profesor Antropologi pada Universitas Oxford, Inggris, melakukan serangkaian studi
tentang masyarakat-masyarakat “primitif”, yang meliputi perkembangan kebudayaan masyarakat manusia melampaui fase-
fase transisi “from savage through barbaric to civilized life,” dari masyarakat liar, melewati kehidupan barbarik sampai
pada kehidupan beradab. Studi tentang kebudayaan masyarakat manusia ini disampaikannya dalam 2 (dua) jilid buku
berjudul Primitive Culture setebal hampir 1000 halaman (Tylor, 1871), meliputi berbagai aspek kehidupan dan ketahanan
hidup, kehidupan spiritual, kekuatan magik, sihir, astrologi, permainan anak-anak, peribahasa, sajak anak-anak, ketahanan
adat, ritus pengorbanan, bahasa emosional dan imitatif, seni menghitung, berbagai macam dan ragam mitologi, hingga
berbagai macam dan ragam animisme, ritus dan upacara. (Kistanto, 2017)
Konsep awal kebudayaan yang bersumber dari studi tentang masyarakat-masyarakat primitif tersebut mengandung
sisi praktis, sebagai sumber kekuatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi rangkaian gagasan-gagasan dan tindakan-
tindakan moderen. Menyusun suatu hubungan antara apa yang manusia-manusia purbakala tak-berbudaya pikirkan dan
lakukan, dan apa yang manusia-manusia moderen berbudaya pikirkan dan lakukan, bukanlah masalah ilmu pengetahuan
teoretik yang tak-dapat-diterapkan, karena persoalan ini mengangkat masalah, seberapa jauh pandangan dan tingkah-laku
moderen berdasarkan atas landasan kuat ilmu pengetahuan moderen yang paling masuk akal (Tylor, 1871: 443-44).
(Kistanto, 2017)
Definisi Budaya
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi,
artinya budi atau akal. Hal ini dapat diartikan kebudayaan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, asalnya dari bahasa Latin yakni colere, artinya mengolah atau
mengerjakan. Kata ini bisa diartikan pula sebagai mengolah tanah atau bertani. Berdasarkan arti tersebut, culture dapat
diartikan sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam. Namun, umumnya
para ahli sepakat bahwa kebudayaan merupakan perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang
dipelajarinya. Berikut ini beberapa pendapat para ahli terkait definisi kebudayaan :
1. Edward Burnett Tylor: Kebudayaan adalah suatu kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan lain.
2. Kluckhohn dan Kelly : Kebudayaan adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik tersurat
maupun tersirat, rasional maupun irasional.
3. Ki Hajar Dewantara : Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan
juga berarti kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap dua kekuatan
yang kuat dan abadi, berupa alam dan zaman.
4. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat berupa teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau material, dibutuhkan manusia untuk menguasai alam sekitarnya guna memenuhi keperluan
mereka.
Unsur-Unsur Budaya
Unsur-unsur kebudayaan tersebut bersifat universal, yakni terdapat dalam semua masyarakat di mana pun di dunia,
baik masyarakat “primitif” (underdeveloped society) dan terpencil (isolated), masyarakat sederhana (less developed
society) atau prapertanian (preagricultural society), maupun masyarakat berkembang (developing society) atau
mengindustri (industrializing society) dan masyarakat maju (developed society) atau masyarakat industri (industrial
society) dan pascaindustri (postindustrial society) yang sangat rumit dan canggih (highly complicated society). Unsur-
unsur tersebut juga menunjukkan jenisjenis atau kategori-kategori kegiatan manusia untuk “mengisi” atau “mengerjakan,”
atau “menciptakan” kebudayaan sebagai tugas manusia diturunkan ke dunia sebagai “utusan” atau khalifah untuk
mengelola dunia dan seisinya, memayu hayuning bawana – tidak hanya melestarikan isi alam semesta melainkan juga
merawat, melestarikan dan membuatnya indah. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat dirinci dan dipelajari dengan
kategori-kategori subunsur dan sub-sub-unsur, yang saling berkaitan dalam suatu sistem budaya dan sistem social, yang
meliputi:
1. 1. Sistem dan organisasi kemasyarakatan;
2. 2. Sistem religi dan upacara keagamaan;
3. 3. Sistem mata pencaharian;
4. 4. Sistem (ilmu) pengetahuan;
5. 5. Sistem teknologi dan peralatan;
6. 6. Bahasa; dan
7. 7. Kesenian (Koentjaraningrat, 1974) (Kistanto, 2017)
Faktor Budaya pada
Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan

Mengenai status kesehatan, menurut Hendrik L. Bloom menyebutkan empat faktor yang bisa mempengaruhinya, yaitu
herediter (keturunan), layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Pelopor reformasi perawatan kesehatan ini menganggap
pengaruh terbesar dalam derajat kesehatan dari keempat faktor tersebut adalah faktor lingkungan sebesar 45%. Faktor dengan
pengaruh terbesar selanjutnya ialah faktor perilaku dengan persentase 30%. Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat.
Lingkungan bisa sehat jika perilaku masyarakatnya sehat. Di sisi lain, kerusakan lingkungan dapat terjadi sebagai akibat dari
faktor perilaku manusia. Berbagai penyakit sedang marak menimpa bangsa Indonesia, seperti demam berdarah, polio, dan flu
burung. Penyakit tersebut muncul sebagai akibat dari faktor lingkungan dan perilaku manusia. Berikut penjelasan lebih lengkap
tentang empat faktor pada status kesehatan manusia.
● Keturunan
Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi ke dalam beberapa penyebab. Salah satunya adalah penyakit yang
disebabkan oleh faktor gen. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit herediter atau keturunan. Contohnya antara lain diabetes
melitus, albino
● Layanan kesehatan
Beberapa aspek layanan kesehatan yang dapat memengaruhi status kesehatan individu pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya adalah:
○ Tempat layanan kesehatan
○ Petugas kesehatan
○ Biaya kesehatan
○ Sistem layanan kesehatan
● Lingkungan
Lingkungan, termasuk sosial budaya memberi pengaruh besar terhadap status kesehatan individu. Lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam serta flora dan fauna yang hidup di atas tanah
maupun di dalam lautan. Contohnya, ketersediaan air bersih, lingkungan hijau yang cukup, udara yang sehat, dan bebas polusi.
● Perilaku
Perilaku dapat mempengaruhi status kesehatan. Artinya, kondisi sehat atau sakit pada individu, keluarga, atau
masyarakat dipengaruhi oleh perilaku yang bersangkutan. Jika perilaku individu, keluarga, dan masyarakat sehat, dapat
dipastikan akan sehat pula hasilnya, begitu juga sebaliknya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai