Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 HAL 3 – 12

KONSEP ETIKA

Asshiddiqie (2014: 42) menyatakan bahwa secara umum, etika atau ethics yang
memperbincangkan tentang perilaku benar (right) dan baik (good). Etika tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar atau salah seperti yang dianut oleh filsafat hukum. Lebih daripada itu, etika
juga berkaitan dengan baik atau buruk. Tujuannya adalah kehidupan yang lebih baik, tidak hanya
sekedar kehidupan yang selalu benar. Persoalan etika bersangkutan dengan keyakinan tentang “baik
buruk”.

Etika berhubungan dengan “doing the right things” tidak sekedar “doing things right”.
Konsep doing the right things memperhatikan adanya tanggung jawab sosial dalam setiap
tindakannya. Artinya, ada hak dan kepentingan pihak lain yang harus diperhitungkan saat
memutuskan untuk melakukan suatu tindakan, pihak lain yang dimaksud adalah individu lain,
masyarakat (baik dalam skala kecil maupun luas), atau lingkungan.

Etika berhubungan dengan perilaku (behaviuor) dan perbuatan yang seharusnya diterapkan
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Perilaku adalah budi, sementara perbuatan adalah
pekerti. Jadi etika pada dasarnya berkaitan dengan budi pekerti. Berbagai kegiatan mewarnai
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya adalah kegiatan sosisal, ekonomi, usaha
(bisnis), keagamaan, mencari nafkah dengan bekerja, dan lain sebagainya. Kegiatan bermasyarakat
inilah yang mendorong munculnya konsep tanggung jawab sosial dalam berperilaku dan berbuat.

Pengetahuan dan emosi seseorang tentang perilaku “benar-salah” dan “baik-buruk”


diperoleh melalui pengalaman, pembelajaran, dan pendidikan. Perilaku etis tidak muncul karena
keturunan atau terjadi sejak dilahirkan. Etika dijabarkan dalam norma (norm), prinsip moral (moral
principles), atau nilai (value) yang diyakini sebagai kebenaran dan dijadikan pedoman oleh seseorang
dalam berperilaku dan melakukan perbuatan. Norma, prinsip mmoral, atau nilai dapat dinyatakan
secara tertulis atau lisan. Tindakan untuk melakukan perbuatan etis berasal dari diri sendiri
seseorang dan didorong suara hati nuraninya (deep soul)

Etika berkaitan dnegan hubungan pihak luar untuk mengejawantahkan adanya tanggung
jawab sosial. Etika tidak mencakup ranah pribadi seseorang. Dalam hal ini, kebebasan berada mutlak
ditangan pribadi tersebut.

NORMA, PRINSIP MORAL, DAN NILAI

Ada yang membedakan antara etika dan norma, prinsi moral atau nilai. Norma, prinsip moral, dan
nilai adalah sesuaru yang diyakini sebagai suatu kebenaran, kebaikan, dan kemuliaan dalam berperi
kehidupan. Kaidah – kaidah dalam agama umumnya memuat tentang norma – norma tersebut. Etika
berkaitan dengan pedoman perilaku dalam publik. Etika bersumber pada norma, prinsip moral, dan
nilai. Pada akhirnya, norma, prinsip moral dan nilai tersebut dijabarkan dalam bentuk kode etik.

Asshiddiqie (2014: 43) mengklasifikasi filsafat etika ke dalam 4 (empat) cabang etika berikut.

1. Etika deskriptif ( Descriptive ethics)

2. Etika normatif ( Normative ethics )


3. Etika terapan ( Applied ethics )

4. Etika meta ( Meta ethics )

Etika deskriptif berkenaan dengan perilaku benar dan baij sederhana yang dipikirkan orang.
Etika ini mencakup berbagai kajian filsafat dan teori, misalnya ekonomi, politik, dan hukum.

Etika normatif atau etika preskripsi (prescriptive ethics) merupakan perilaku yang dinilai
sudah sederhana demikian. Etika normatif berhubungan dnegan keperfcayaan atau keyakinan.
Ajaran agam adalah salah satu contohnya. Etika terapan berkenaan dengan pengetahuan tentang
moral dan bagaimana perwujudannta dalam praktik. Etika dalam bisnis dan profesi adalah salah satu
dari perwujudn dari etika terapan. Etika meta atau epistomologi moral berkaitan dengan hakikat
pernyataan – pernyataan moral, terutama mengenai konsep – konsep dan teori – teori etika yang
terkait.

SUMBER ETIKA

Sumber etika yang dapat dibahas, yaitu pihak - pihak dengan siapa seseorang dapat belajar etika dan
ajaran - ajaran yang dapat digunakan sebagai rujukan etika.

Individu adalah pelaku akhir dari norma, prinsip moral, atau nilai yang secara keseluruhan disebut
dengan etika. Tindakan etis juga dipengaruhi oleh pengertian dan emosi para pelakunya. Karena
adanya proses pembelajaran, tindakan etis juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam pembelajaran etika. Perilaku seseorang
dalam penerapan etika tergantung pada pengalaman dan pembelajaran yang diberikan oleh
keluarganya sejak seseorang dilahirkan. Masyarakat merupakan pihak kedua sebagai sumber
pengetahuan etika. Masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok kecil dimana seseorang dan
keluarganya menjadi anggota dan masyarakat secara luas. Kelompok - kelompok masyarakat
tersebut berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seseorang. Organisasi tempat seseorang
berkecimpung dan mengembangkan karier merupakan sumber kegiatannya untuk mengenal dan
menerapkan etika.

Bisnis dan Profesi sebagai Sumber Etika

Salah satu konsep utama Adam Smith dalam sistem ekonomi pasar adalah adanya pembagian kerja (
division of labor ). Konsep ini meluas dan semakin banyak variasinya. Pembagian kerja menghasilkan
keahlian sehingga punya tujuan yang sama akan membentuk sebuah kelompok. Kelompok ini dapat
berbentuk organisasi, profesi, atau perusahaan.

Pada dasarnya perusahaan adalah organisasi bisnis yang melihat yang mengikat orang - orang yang
mempunyai tujuan sama, yaitu menghasilkan dsn memasarkan suatu barang atau jasa tertentu.
Profesi adalah suatu organisasi keahlian dengan minat yang sama. Organisasi atau profesi itu
dijabarkan dalam tindakan. Perusahaan atau profesi didirikan dengan satu tujuan. Untuk mencapai
tujuan itu, mereka harus melakukan tindakan dengan memastikan anggota - anggotanya mempunyai
perilaku yang sama.

Lingkungan sebagai Sumber Etika


Pada dasarnya, lingkungan mengatur dirinya sendiri melalui perputaran antar - makhluk agar
keseimbangan hidup dapat terjaga sepanjang waktu. Keseimbangan itu ternoda oleh intervensi
manusia. Upaya yang saat ini digencarkan adsla menjaga keseimbangan lingkungan sehingga
menjamin kelanjutan kehidupan.

Upaya untuk menjaga keseimbangan dapat dilakukan dengan motivasi, teknologi, dan aturan
(regulasi). Teknologi yang dikembangkan melalui kemajuan ilmu pengetahuan berpengaruh
terhadap cara berproduksi dan memasarkan suatu produk. Tujuan dari regulasi tersebut adalah
untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Negara sebagai Sumber Etika

Setiap negara didirikan atas dasar konstitusi sebagai sumber hukum. Etika diinspirasi dari konstitusi,
hukum, dan agama. Jika dicermati, konstitusi Indonesia sebetulnya juga sekaligus sebagai sumber
perilaku yang tertuang pada Piagam Jakarta. Kemerdekaan atau kebebasan adalah hak dasar dari
manusia. Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup (way of life) berbangsa dan bernegara
saat dengan nilai - nilai keutamaan. Manusia Indonesia harus patuh terhadap Pancasila nya.

Agama sebagai Sumber Etika

Norma (Norm) atau kaidah merupakan perkembangan dari nilai yang diidealkan sebagai kebaikan,
keluhuran, dan kemuliaan (Assidiqie, 2014: 49)

Assidiqie membagi norma atau kaidah menjadi 5 yaitu

1. Wajib (keharusan)

2. Haram (larangan)

3. Sunah (anjuran untuk melakukan atau anjuran positif)

4. Makruh ( anjuran untuk tidak melakukan atau anjuran negatif)

5. Mubah ( kebolehan)

SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi dipandang sebagai sumber pengetahuan tentang perilaku. Sistem ekonomi adalah
konsep pemikiran dasar yang dianut oleh suatu negara mengenai bagaimana ekonomi suatu negara
akan diatur. Pengaturan ekonomi suatu negara berkaitan dengsn apa yang diatir, siapa yang
mengatur, dan bagaimana pengaturan tersebut dilakukan. Memiliki suatu tujuan yang sama, yaitu
kemakmuran (kesejahteraan) keadilan, dan peningkatan martabat kemanusiaan bagi warganya.

KESERAKAHAN DAN KETAKUTAN

Kendala yang dihadapi oleh seseorang dalam menerapkan etika adalah adanya sifat serakah yang
merupakan sifat dasar manusia. Keserakahan mendorong individu untuk melanggar prinsip-prinsip
moral yang seharusnya dianut.

Anda mungkin juga menyukai