Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 7, No. 1, April 2012 doi: 10.9744/pemasaran.7.5.

42-52
ISSN 1907-235X

PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY, PERCEIVED VALUE,


SATISFACTION DAN IMAGE TERHADAP CUSTOMER LOYALTY
(STUDI KASUS GARUDA INDONESIA)

Hartono Subagio dan Robin Saputra


Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: hartono@petra.ac.id

Abstrak: PT. Garuda Indonesia merupakan sebuah perusahaan maskapai penerbangan yang menjadi salah satu pemain
utama dalam industri penerbangan kelas premium di Indonesia. Penelitian perilaku konsumen tentang pengaruh perceived
service quality dan perceived value terhadap loyalitas pelanggan dengan kepuasan dan image maskapai penerbangan Garuda
Indonesia dengan 200 pelanggan rute Surabaya-Jakarta, dan sebaliknya. Dengan analisis kausal metode SEM mengupas
pengaruh dari kualitas layanan, kenyamanan, dan catering akan membentuk corporate image (Airline Image) dan perceive
value, yang kemudian mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan Garuda Indonesia di masa mendatang. Tujuan
rekomendasi penulis adalah agar PT. Garuda Indonesia dapat mengevaluasi maskapai penerbangannya, serta menjaga
loyalitas pelanggannya dengan pelayanan yang berkualitas.

Kata kunci: PT. Garuda Indonesia, Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, faktor-faktor penyebab.

Abstract: PT. Garuda Indonesia constitutes an owned airline that was one of the major players in the premium class airline
industry in Indonesia. The subject that the writer observes is Consumer behavior, to the influence of perceived service quality
and perceived value on customer loyalty with customer satisfaction and airline image of Garuda Indonesia with 200
customer Surabaya-Jakarta route, and vice versa. Analysis SEM Certainly explain the influence of perceived service quality,
convenience, and catering will form the corporate image (Airline Image) and perceived value, which in turn affects customer
satisfaction and loyalty Garuda Indonesia in the future. The purpose of recommendation writer is for PT. Garuda Indonesia
flight airlines to evaluate and maintain the loyalty of its customers with quality service.

Keywords: PT. Garuda Indonesia, Effect of Perceived Service Quality, Perceived Value, the factors that cause.

PENDAHULUAN dibandingkan dengan para pesaing. Untuk itu ada


empat pilar konsep pemasaran yaitu (a) fokus pasar,
Industri jasa merupakan fenomena yang unik (b) orientasi kepada pelanggan, (c) pemasaran yang
dalam pembangunan nasional suatu bangsa. Semakin terkoordinasi, (d) kemampulabaan. (Kotler, 2000).
maju suatu bangsa, maka semakin besar konstribusi Dengan berpegang dengan orientasi kepada pelang-
komponen jasa pada struktur pendapatan nasionalnya. gan tujuan yang ingin dicapai adalah memuaskan
Industri jasa telah berkembang menjadi unsur yang pelanggan. Dilihat dari dimensi asal pelanggan yang
penting dalam pembangunan berbagai negara di menjadi sasaran, pelanggan dikelompokkan ke dalam
dunia. Indonesia adalah negara sedang berkembang dua kelompok, yaitu kelompok pembeli baru dan
yang mempunyai komponen industri jasa sebesar kelompok pembeli ulang. Dilihat dari dimensi biaya,
45% dari GNP nya negara yang lebih maju seperti akan lebih besar biaya untuk menarik pelanggan baru
Singapura mempunyai 80% dari total GNP nya dari jika dibandingkan biaya untuk mempertahankan
industri jasa. Sedangkan komposisi penting industri pelanggan lama atau menciptakan pembelian ulang.
jasa adalah transportasi dan telekomunikasi (Sukandi, Oleh karena itu mempertahankan pelanggan adalah
1996). Bisnis transportasi merupakan bidang yang lebih penting dari pada memikat pelanggan. Adapun
sangat prospektif untuk masa kini dan mendatang, mempertahankan pelanggan terletak pada kepuasan
bisnis transportasi udara menjadi bidang yang sangat pelanggan. Pada industri jasa (service), kepuasan
diperlukan untuk masyarakat modern dewasa ini. pelanggan selalu dipengaruhi oleh Kualitas interaksi
Salah satu keuntungannya jika dibandingkan dengan antara pelanggan dan karyawan yang melakukan
jasa transportasi yang lain adalah waktu yang singkat kontak layanan (Kotler, 2000). Dalam dekade terakhir
untuk mencapai tujuan. Konsep pemasaran, dike- ini, gerakan ke arah Kualitas di seluruh dunia telah
mukakan sebagai kunci untuk mencapai tujuan menjalar dari sektor manufaktur ke sektor jasa. Bukti
perusahaan adalah penentuan kebutuhan dan ke- dari kualitas jasa nampak pada performance yang
inginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan tanpa cacat atau sempurna (Berry dan Parasuraman,
yang diharapkan secara lebih efisien dan efektif 1990), suatu konsep yang sama dengan apa yang

42
Subagio: Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, Satisfaction Dan Image 43

dinyatakan sebagai Zero defect pada manufaktur. Loyalitas pelanggan yang lebih besar, pada
Berdasarkan pada sudut pandang pelanggan, kontak gilirannya, bisa ditentukan oleh kepercayaan terhadap
layanan (service encounter atau dikenal dengan istilah merek maskapai dan oleh perasaan atau pengaruh
(moment of truth) terjadi pada saat pelanggan ber- yang ditimbulkan oleh merek maskapai penerbangan.
interaksi dengan organisasi (perusahaan) untuk mem- Dengan tingkat penerimaan terhadap kualitas produk
peroleh jasa yang dibelinya. Pada dasarnya, ada dua (perceive quality) akan memberikan rasa puas oleh
hal pokok yang berkaitan dengan layanan, yaitu karena pengharapan konsumen akan kinerja per-
harapan pelanggan terhadap kualitas langganan usahaan bisa dicapai dengan baik. Kesan atau citra
(expected quality) dan persepsi pelanggan atas kuali- yang baik terhadap merek maskapai penerbangan,
tas layanan pada saat menerima layanan (experienced atas pengalaman yang didapat pelanggan akan
atau perceive quality). Pelanggan senantiasa menilai menjadi kunci bagi maskapai penerbangan terdapat
suatu layanan yang diterima dengan membanding- pelanggan yang loyal.
kannya dengan apa yang diharapkan atau yang Sebagai faktor yang mempengaruhi kesan yang
diinginkan. Kepuasan konsumen menjadi kunci dari baik dari maskapai penerbangan adalah pengalaman
ukuran performance yang dikatakan sempurna, dalam yang dirasakan karena kenyamanan, kualitas layanan
hal ini tidaklah berarti memenuhi standarisasi yang yang perusahaan maskapai penerbangan mampu
kaku, tetapi performance yang dapat memberi ke- lakukan, juga karena diberikan catering sebagai
puasan mendekati 100% dari sudut pandang konsu- pelengkap jasa layanan penerbangan yang dilakukan.
men. Pelanggan senantiasa menilai suatu layanan Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang melaku-
yang diterima dengan membandingkan dengan apa kan strategi harga premium dengan layanan yang
yang diharapkan atau di inginkan. prima membuat maskapai penerbangan ini mem-
Konsumen membeli dari perusahaan yang punyai corporate image yang baik. Garuda Indonesia
menawarkan nilai yang tertinggi perceived value, dikenal menggunakan strategi harga premium,
konsumen mengevaluasi manfaat yang diterimanya memakai travel agent sebagai mitra untuk men-
dengan pengorbanan mereka untuk mendapatkan distribusikan tiket dengan terlebih dulu memberikan
produk tersebut. deposit sebagai perwakilan. Garuda Indonesia juga
Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang melakukan strategi tiket murah dengan adanya City
memiliki ciri-ciri antara lain melakukan pembelian Link untuk menjangkau segmen yang sensitif
secara berulang terhadap badan usaha yang sama, terhadap harga tiket yang premium.
memberitahukan kepada orang lain tentang kepuasan- Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis berke-
kepuasan yang didapat dari perusahaan tersebut, dan inginan untuk meneliti dan mengidentifikasi adanya
menunjukkan kekebalan terhadap tawaran-tawaran pengaruh dari kualitas layanan, kenyamanan, dan
dari tawaran-tawaran perusahaan pesaing lain. catering dalam pembentukan corporate image
Pada industri penerbangan (airline) penumpang (Airline Image), dan perceive value yang akan mem-
komersial di Indonesia, perilaku konsumen dalam pengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan Garuda
memilih pesawat yang ada beberapa macam, meliputi Indonesia di masa mendatang.
pilihan penerbangan yang memberikan harga murah, Setelah mengetahui fakta yang spesifik dan
dan penerbangan yang baik dengan harga premium. mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul, maka
Pertimbangan Dependen maupun independen perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
dalam keputusan pada dasarnya berbeda dengan Permasalahannya.
industri lain. Rute terbang yang bisa menghubungkan 1. Apakah kualitas layanan yang diterima (perceived
dari satu kota A dengan kota lainnya B. Juga skedul service quality) mempengaruhi kepuasan pelang-
keberangkatan, berapa kali frekuensi penerbangan gan maskapai penerbangan Garuda Indonesia?
mempengaruhi nilai dari konsumen pribadi. Sering- 2. Apakah kualitas layanan yang diterima (perceived
kali keputusan konsumen juga tidak bisa sendiri service quality) mempengaruhi citra/ kesan baik
karena meliputi kelompok dari travel biro, juga (Airline Image) maskapai penerbangan Garuda
kesempatan penerbangan untuk keperluan bisnis atau Indonesia?
untuk wisata. Pada rute yang hanya dilayani satu 3. Apakah nilai yang dirasakan (perceived value)
perusahaan penerbangan, akan bersifat monopoli bagi mempengaruhi kepuasan kepada maskapai pener-
perusahaan tersebut, namun untuk rute perjalanan bangan Garuda Indonesia?
padat dengan banyak perusahaan memberikan skedul 4. Apakah citra/ kesan yang baik (Airline Image)
lebih padat dengan banyak pilihan perusahaan mempengaruhi kepuasan pelanggan maskapai
penerbangan. penerbangan Garuda Indonesia?
44 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 7, NO. 1, April 2012: 42-52

5. Apakah citra/kesan yang baik (Airline Image) kepuasan. Andreassen dan Lindestad (1998) menge-
mempengaruhi loyalitas kepada maskapai pener- mukakan bahwa dorongan intrinsik (intrinsic cues)
bangan Garuda Indonesia? seperti sikap terhadap produk sangat kuat dipengaruhi
produk atau jasa. sedangkan ekstrinsik cues seperti
Apakah kepuasan penumpang maskapai pener- corporate image adalah hanya merupakan bagian dan
bangan mempengaruhi loyalitas kepada maskapai produk atau jasa itu.
penerbangan Garuda Indonesia?
Loyalitas Pelanggan Mendatang
TINJAUAN PUSTAKA
Model ini adalah menjelaskan perilaku loyalitas
Pengalaman Kualitas Layanan (Perceived Service mendatang. Dalam bisnis travel dan tourism, loyalitas
Quality) tidak dapat selalu dibuat efektif dalam pembelian
tiket. Definisi loyalitas menurut Oliver (1999) adalah
Kualitas pelayanan yang baik timbul karena sebagai berikut: A deeply held commitment to rebuy
adanya strategi pelayanan yang berkaitan dengan or repatronize a preferred product/service consis-
kebijakan-kebijakan perusahaan. Strategi pelayanan tently in the future thereby causing repetitive same
harus dapat terus dikembangkan untuk dipelihara dan brand or same brand set purchasing, despite
ditingkatkan terutama untuk menciptakan customer situational influence and marketing efforts having the
loyalty. Strategi pelayanan harus dapat memberikan potential to cause switching behavior. (Chaudhuri &
nilai perceive value yang diterima oleh pelanggannya, Holbrook, 200l, p. 82).
seperti pelayanan yang harus memenuhi harapan Dapat dikatakan, loyalitas adalah sebuah komit-
pelanggannya, maka hal ini akan memotivasi men mendalam untuk membeli kembali atau menjadi
pelanggan untuk tetap setia pada perusahaan tersebut pelanggan tetap dan sebuah produk/jasa yang disukai
daripada harus pindah ke perusahaan pesaing. secara konsisten dimasa yang akan datang, dimana
(Parasuraman 1996) komitmen itu menyebabkan pembelian yang berulang
terhadap jasa penerbangan yang sama, bahkan
mempunyai kemauan untuk merekomendasikan
Nilai yang Dirasakan (Perceived Value)
penyedia jasa untuk orang lain yang merupakan aspek
konatif.
Nilai yang dirasakan adalah suatu bentuk yang
melandasi kualitas layanan yang dirasakan, sebagai
Hipotesis Penelitian
bahan nilai, kualitas layanan yang dirasakan bisa jadi
dikonsepkan sebagai hasil dan pertukaran atau pen-
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka,
jualan pelanggan antara persepsi kualitas dan pengor- maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
banan pelanggan dalam segi keuangan maupun non berikut:
keuangan. Pengorbanan non keuangan seperti waktu, 1. Kualitas layanan (perceived service quality) mem-
fisik atau usaha psikologis .Hasil yang diperoleh dan punyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan
selisih kualitas layanan dan pengorbanan yang maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
dilakukan pelanggan akan memberikan pengaruh 2. Kualitas layanan (perceived service quality) mem-
penilaian terhadap kepuasan pelanggan. (kotler 2006) punyai pengaruh terhadap kesan baik/citra (airline
image) maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) 3. Nilai yang dirasakan (perceived value) mem-
punyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang 4. Kesan baik/Citra (Airline Image) maskapai pener-
dirasakannya dengan harapannya. Jadi, tingkat ke- bangan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
puasan merupakan fungsi dari perbedaan antara pelanggan maskapai penerbangan Garuda Indo-
kinerja yang dirasakan dengan harapan. (Kotler 2008) nesia.
5. Kesan baik/Citra (Airline image) maskapai pener-
Citra PerusahaanCorporate Image bangan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas
pelanggan maskapai penerbangan Garuda Indo-
Loyalitas merupakan hasil dan hubungan ke- nesia.
puasan akan kualitas produk yang baik. Selnes (1993) 6. Kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh ter-
mengemukakan bahwa reputasi merek perusahaan hadap loyalitas pelanggan maskapai penerbangan
termasuk bisa dijelaskan dan loyalitas bersama Garuda Indonesia.
Subagio: Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, Satisfaction Dan Image 45

METODE PENELITIAN Analisis SEM

Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan menguji dan meng-


analisis hubungan kausal antara variabel independen
Jenis penelitian dari kausal konklusif, yaitu dan dependen, sekaligus memeriksa validitas dan
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh suatu reliabilitas instrumen penelitian secara keseluruhan.
kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dan Oleh karena itu digunakan tehnik analisis Structural
diolah menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan
antara variabel-variabel yang dibahas dalam pene- paket program AMOS (Analysis of Moment Struc-
litian ini. ture) versi 4.0. SEM merupakan sekumpulan tehnik-
tehnik yang memungkinkan pengujian beberapa
Gambaran Populasi dan Sampel variabel dependen dengan beberapa variabel inde-
penden secara simultan Ghozali (2003) mengungkap-
Yang menjadi target populasi dan penelitian ini kan bahwa SEM memungkinkan untuk dapat men-
adalah penumpang yang menggunakan layanan jasa jawab pertanyaan penelitian yang bersifat represif
penerbangan rute domestik Garuda Indonesia tiga maupun dimensional yaitu mengukur dimensi dari
bulan, jumlah populasi tidak diketahui infinitif sebuah konsep atau konstruk dan pada saaat yang
sehingga sampel yang diambil bersifat non proba- sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubung-
bilistik. Tehnik pengambilan sampel adalah Judment an antar faktor yang telah diidentifikasikan dimensi-
sampling dimensinya, maka SEM akan memungkinkan untuk
Sampel yang diambil 200 orang responden yang melaksanakannya. SEM juga merupakan pendekatan
terdiri atas penumpang maskapai Garuda Yang baru terintegrasi antara analisis faktor da, model struktural
turun dari pesawat. dan analisis jalur.
Penggunaan SEM memungkinkan untuk meng-
Prosedur Pengumpulan Data
uji hubungan antar variabel yang kompleks, untuk
memperolaeh gambaran menyeluruh mengenai kese-
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan
luruhan model. SEM juga dapat menguji secara
kuesioner, yaitu melalui daftar pertanyaan yang
bersama-sama (Ghozali 2003):
disusun secara sistimatis dengan beberapa pilihan
1. Model struktural hubungan antara konstruk inde-
jawaban yang mudah dipahami dengan menggunakan
penden dan dependen.
skala likert.
2. Model measurement hubungan (nilai Loading)
Klasifikasi Variabel antara indikator dengan konstruk

Adapun yang menjadi variabel bebas adalah PEMBAHASAN


kualitas layanan diterima (perceived service quality)
sedangkan variabel antara adalah nilai yang dirasakan Uji validitas dan Reliabilitas (Convergent Validity
(perceived value), Citra maskapai penerbangan dan Reliability Construct )
(Airline Image) dan kepuasan pelanggan (customer
satisfaction) dan variabel tak bebas adalah loyalitas Berikut adalah hasil pengujian validitas konver-
pelanggan. gen dan reliability construct untuk masing-masing
indikator pada tiap variabel penelitian.
Teknik Analisis Data
Tabel 1. Hasil Uji Convergent Validity dan Reliability
Untuk menjawab rumusan masalah dan melaku- Construct Variabel Perceived service quality
kan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, maka Uji Validitas Contruct
Dimensi
data yang diperoleh selanjutnya akan diolah sesuai Estimate Keterangan GFI Reliability
dengan kebutuhan analisis. Untuk kepentingan pem- T 0.838 Valid 0.990 0.889
bahasan, data diolah dan dipaparkan berdasarkan R 0.710 Valid Valid Reliabel
prinsip-prinsip statistik deskriptif, Sedangkan untuk RS 0.778 Valid Unidimen-
kepentingan analisis dan pengujian hipotesis diguna- A 0.839 Valid sionalitas
kan metode Structural Equation Modeling (SEM). E 0.751 Valid
46 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 7, NO. 1, April 2012: 42-52

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa semua Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa semua
item pertanyaan pada variabel perceived service item pertanyaan pada variabel customer satisfaction
quality mempunyai nilai standardized regression mempunyai nilai standardized regression weight
weight lebih besar dari 0.5, nilai GFI mendekati 1 lebih besar dari 0.5, nilai GFI sebesar 1 serta nilai
serta nilai construct reliability sebesar 0.889. Dengan construct reliability sebesar 0.721. Dengan demikian
demikian item-item pertanyaan yang membentuk item-item pertanyaan yang membentuk variabel
variabel perceived service quality adalah valid dan customer satisfaction adalah valid dan reliabell
reliabel.
Tabel 5. Hasil Uji Convergent Validity dan Reliability
Tabel 2. Hasil Uji Convergent Validity dan Reliability Construct Variabel Customer Loyalty
Construct Variabel Perceived Value
Uji Validitas Contruct
Dimensi
Uji Validitas Contruct Estimate Keterangan GFI Reliability
Dimensi
Estimate Keterangan GFI Reliability L1 0.758 Valid 1.000 0.728
PV1 0.574 Valid 1.000 0.613 L2 Valid Valid Reliabel
PV2 0.527 Valid Valid Unidi- Reliabel 0.755 Unidimen-
PV3 0.660 Valid mensionalitas sionalitas

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa semua Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa semua
item pertanyaan pada variabel perceived value item pertanyaan pada variabel customer loyalty mem-
mempunyai nilai standardized regression weight punyai nilai standardized regression weight lebih
lebih besar dari 0.5, nilai GFI sebesar 1 serta nilai besar dari 0.5, nilai GFI sebesar 1 serta nilai construct
construct reliability sebesar 0.613. Dengan demikian reliability sebesar 0.728. Dengan demikian item-item
item-item pertanyaan yang membentuk variabel pertanyaan yang membentuk variabel customer
perceived value adalah valid dan reliabel. loyalty adalah valid dan reliabel.

Tabel.3. Hasil Uji Convergent Validity dan Reliability Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
Construct Variabel Image
Uji Validitas Contruct Setelah dilakukan percobaan modifikasi model
Dimensi berdasarkan indeks modifikasi, model menghasilkan
Estimate Keterangan GFI Reliability
I1 0.690 Valid 1.000 0.669 evaluasi yang relatif lebih baik dari sebelumnya.
I2 Valid Valid Reliabel
0.727 Unidimen- Tabel 6. Pengujian Goodness of Fit Model Struktural
sionalitas Modifikasi
Good of fit index Cut-off Hasil Keterangan
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa semua value model
item pertanyaan pada variabel image mempunyai Chi-Square (df=50) < 67.505 65.884 Baik
nilai standardized regression weight lebih besar dari Probability Chi-Square > 0.05 0.066 Baik
0.5, nilai GFI sebesar 1 serta nilai construct reliability Cmin/DF  2.00 1.317 Baik
sebesar 0.669. Dengan demikian item-item RMSEA  0.08 0.040 Baik
pertanyaan yang membentuk variabel image adalah GFI  0.90 0.960 Baik
valid dan reliabel. AGFI  0.90 0.904 Baik

Tabel 4. Hasil Uji Convergent Validity dan Reliability Berdasarkan tabel 6, terlihat bahwa hasil
Construct Variabel Customer Satisfaction evaluasi model yang lebih baik dari hasil goodness of
Uji Validitas Contruct fit pada tahap awal. Dengan demikian untuk
Dimensi melakukan pengujian hipotesis penelitian, digunakan
Estimate Keterangan GFI Reliability
C1 0.768 Valid 1.000 0.721 model setelah dilakukan modifikasi.
C2 0.551 Valid Valid Reliabel Berikut adalah Regression Weight dan Stan-
C3
0.714
Valid Unidimen- dardized Regression Weight model persamaan struk-
sionalitas tural yang telah dimodifikasi seperti pada tabel 7.
Subagio: Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, Satisfaction Dan Image 47

Tabel 7. Regression Weight dan Standardized Regression Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai regresi
Weight Structural Model Struktural Modifikasi image terhadap customer satisfaction adalah 0,490.
Standardized Estimate SE C.R. P Dengan demikian hipotesis yang menduga bahwa
Image  Service_ 0.693 0.101 11.490 0.000 image berpengaruh signifikan terhadap customer
Quality satisfaction terbukti kebenarannya. Hasil ini menun-
Customer_  Service_ 0.512 0.229 2.852 0.004 jukkan bahwa citra/ kesan yang baik (Airline Image)
Satisfaction Quality
mempengaruhi kepuasan pelanggan maskapai pener-
Customer_  Perceived_ 1.189 0.335 4.826 0.000
Satisfaction Value bangan Garuda Indonesia.
Customer_  Image 0.490 0.177 2.113 0.035 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koe-
Satisfaction fisien regresi image terhadap customer loyalty adalah
Loyalty  Image 0.211 0.088 2.118 0.034 0,211. Dengan demikian hipotesis yang menduga
Loyalty  Customer_ 0.859 0.112 8.868 0.000 bahwa image berpengaruh terhadap customer loyalty
Satisfaction
terbukti kebenarannya. Hasil ini menunjukkan bahwa
citra/ kesan yang baik (Airline Image) mempengaruhi
Perceived Service
0,69
Image
loyalitas kepada maskapai penerbangan Garuda
3
Quality 0,211 Indonesia.
0,512 0,490
Loyalitas Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai regresi
customer satisfaction terhadap customer loyalty ada-
Satisfactio
0,857 lah 0,857. Dengan demikian hipotesis yang menduga
Perceived
Value 1,189
n bahwa customer satisfaction berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty terbukti kebenarannya.
Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan penumpang
Gambar 1 Model Hubungan struktural
maskapai penerbangan mempengaruhi loyalitas ke-
pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Persamaan matematis yang menyatakan
hubungan sebab akibat tersebut dapat dilihat loyalitas
dipengaruhi kepuasan dan citra. Hasil Temuan
Image = +0,69 Perceived service quality (1)
Kepuasan = +0,490 image+0,512 perceive service Perceived Service Quality Terhadap Customer Satis-
quality+ 1.189 Perceived value (2). faction; Airline Image
Loyalitas = +0,211 image+ 0,857 satistafation (3)
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa
Untuk menemukan persamaan model struktural apabila kualitas layanan yang diterima tinggi maka
penelitian ini, digunakan paket program statistik hal itu akan menghasilkan kepuasan dan citra yang
Amos. Hasil olahan menampilkan bentuk diagram tinggi di mata pelanggan. Perusahaan Garuda Indo-
yang menunjukkan koefisien dugaan parameter nesia melalui kinerja seluruh karyawan membentuk
regresi yang menunjukkan pengaruh secara statistik. citra maskapai penerbangan sehingga pelanggan
Berdasarkan hasil Regresi dengan analisis jalur dapat menilai melalui kualitas layanan. Semakin baik
diperoleh nilai koefisien regreasi perceived service kualitas layanan, maka semakin besar kemungkinan
quality terhadap image adalah 0,69. Dengan demikian pelanggan untuk puas dan semakin besar pula
hipotesis yang menduga bahwa perceived service kemungkinan citra perusahaan baik di mata kon-
quality berpengaruh signifikan terhadap image sumen.
terbukti kebenarannya. Hasil ini menunjukkan bahwa
Kepuasan pelanggan dan citra perusahan ber-
kualitas layanan yang diterima (perceive quality)
awal dari komitmen perusahaan memperlakukan
mempengaruhi citra/kesan baik (Airline Image)
maskapai penerbangan Garuda Indonesia. konsumennya secara baik. Dan perlu diingat bahwa
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koe- Image atau citra dibentuk dalam benak konsumen
fisien regreasi perceived service quality terhadap melalui konsumen (iklan, public relations, citra fisik,
customer satisfaction adalah 0,512. Dengan demikian word of mouth communication) yang dikombinasikan
hipotesis yang menduga bahwa perceived service dengan pengalaman sendiri konsumen itu sendiri.
quality berpengaruh signifikan terhadap customer Apabila hal ini diteruskan, tentunya akan berdampak
satisfaction terbukti kebenarannya. Hasil ini menun- kepada loyalitas pelanggan. Ini membuktikan bahwa
jukkan bahwa kualitas layanan yang diterima kualitas layanan dan citra perusahaan merupakan
(perceive quality) mempengaruhi kepuasan pelanggan faktor pembentuk kepuasan yang penting bagi
maskapai penerbangan Garuda Indonesia. industri jasa penerbangan.
48 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 7, NO. 1, April 2012: 42-52

Perceived Value Terhadap Customer Satisfaction Customer Satisfaction Terhadap Loyalty

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
value berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada (satisfaction) berpengaruh terhadap loyalitas kon-
maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Hasil ini sumen pada Garuda Indonesia. Hasil ini menunjuk-
menunjukkan bahwa responden menilai sejauh mana kan bahwa kepuasan yang dirasakan pelanggan sudah
perceived value ikut menentukan sejauh mana tingkat tentu loyal terhadap maskapai penerbangan Garuda
kepuasan konsumen. Semakin baik perceived value, Indonesia karena persaingan yang semakin ketat
maka semakin besar kemungkinan pelanggan untuk diantara penyedia jasa penerbangan menyebabkan
puas. Kepuasan merupakan ukuran sebenarnya ten- konsumen mempunyai banyak pilihan dalam memilih
tang bagaimana penerimaan dan kesesuain konsumen penyedia jasa tersebut, dimana konsumen lebih
terhadap suatu merek, dan kepuasan adalah ukuran memperhatikan kepuasan.
sebenarnya untuk bisnis jasa. Kepuasan pelanggan Kepuasan (Satisfaction) menggambarkan tang-
berawal dari komitmen perusahaan memperlakukan gapan sesudah pembelian dari seorang konsumen
konsumennya secara baik. Ini membuktikan bahwa terhadap sebuah produk/jasa yang diyakini tepat atau
perceived value merupakan elemen yang penting ada kecocokan antara apa yang diharapkan oleh
dalam pembentukan kepuasan khususnya dalam pelanggan dengan kinerja jasa yang telah diterimanya.
usaha jasa. Kepuasan konsumen terhadap produk/jasa tidak
Perceived value yang meningkat akan meng- hanya ditentukan dari kecocokan antara harapan
hasilkan konsumen yang puas. Hubungan konsumen dengan kinerja produk/jasa tersebut, tetapi juga
dengan perusahaan diperkuat ketika konsumen men- ditentukan oleh kualitas pelayanan dari penyedia jasa.
dapatkan hasil yang memadai tentang perceived value
perusahaan dan menjadi lemah ketika konsumen KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan hasil negatif tentang perceived value
perusahaan. Kesimpulan

Image Terhadap Customer Satisfaction; Loyalty Pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan
dengan mempergunakan analisis diperoleh sebagai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra berikut:
(airline image) berpengaruh terhadap satisfaction / 1. Hasil analisis regresi menunjukan perceived
kepuasan dan loyality/loyalitas konsumen pada service quality berpengaruh terhadap terhadap
Garuda Indonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa citra image. Dengan demikian hipotesis yang menduga
perusahaan yang timbul di benak konsumen ikut bahwa service quality berpengaruh signifikan
menentukan sejauh mana kepuasan dan loyalitas terhadap image terbukti.
konsumen. Airline image menimbulkan ekspektasi 2. Berdasarkan hasil analisis regresi perceived
dan harapan tersendiri dari konsumen terhadap service quality berpengaruh terhadap customer
maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Ekspektasi satisfaction. Dengan demikian hipotesis yang
dan harapan yang keluar dari benak konsumen ini menduga bahwa service quality berpengaruh
tentunya diupayakan dapat terjawab oleh perusahaan signifikan terhadap customer satisfaction terbukti
penyedia jasa dengan baik, karena hal ini yang kebenarannya. Maka, kualitas layanan secara
menciptakan citra baik perusahaan dan berujung positif mempengaruhi kepuasan pelanggan PT.
kepada kepuasan dan loyalitas konsumen. Apabila Garuda Indonesia. Dengan demikian H2 diterima.
citra perusahaan sudah baik di mata konsumen, maka 3. Berdasarkan hasil analisis regresi perceived value
tingkat kepercayaan konsumen semakin tinggi kepada berpengaruh terhadap customer satisfaction.
perusahaan penyedia jasa, dan berani mengambil Dengan demikian hipotesis yang menduga bahwa
keputusan pembelian dan juga mereferensikan ke perceived value berpengaruh signifikan terhadap
orang lain. Citra perusahaan yang baik, juga customer satisfaction terbukti kebenarannya.
terakumulasi dari perasaan emosional konsumen atas Maka, nilai yang dirasakan secara positif mem-
dasar pertimbangan pengalaman positif mereka, yang pengaruhi kepuasan pelanggan. Dengan demikian
dihasilkan oleh proses komunikasi langsung, maupun H3 diterima.
tidak langsung. Jadi perlu diperhatikan bahwa reputasi 4. Berdasarkan hasi analisis regresi image berpe-
/ image / citra perusahaan akan membentuk kepuasan ngaruh terhadap customer satisfaction. Dengan
atas jasa yang dikonsumsi dan menghasilkan loyalitas demikian hipotesis yang menduga bahwa image
konsumen. berpengaruh signifikan terhadap customer satis-
Subagio: Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, Satisfaction Dan Image 49

faction terbukti kebenarannya. Maka, image bagasi baik luggage checking, maintaining dan
secara positif mempengaruhi kepuasan pelanggan pengembalian bagasi dalam kondisi utuh.
PT. Garuda Indonesia. Dengan demikian H4 3. Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, per-
diterima. usahaan sebaiknya lebih memperhatikan inflight
5. Berdasarkan hasil analisis regresi image ber- service/pelayanan di udara, dimulai dari kinerja
pengaruh terhadap customer loyalty. Dengan seluruh awak kabinnya, dengan cara selalu
demikian hipotesis yang menduga bahwa image mengontrol awak kabin dalam bekerja sehingga
berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty dalam melayani konsumen dapat lebih mengarah-
terbukti kebenarannya. Maka, image secara positif kan, bersikap ramah dan sopan selalu dan tentunya
mempengaruhi customer loyalty. Dengan demiki- dapat mengoperasikan fasilitas yang ada di kabin
an H5 diterima. pesawat, seperti inflight entertainment, tempat
6. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh cus- duduk, dll.
tomer satisfaction berpengaruh terhadap customer 4. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, per-
loyalty. Dengan demikian hipotesis yang menduga usahaan dapat terus berinovasi dalam pelayanan,
bahwa customer satisfaction berpengaruh signi- dan memberikan garansi atau jaminan pelayanan
fikan terhadap customer loyalty terbukti kebe- perusahaan yang lebih baik lagi. Perusahaan juga
narannya. Maka, customer satisfaction secara sebaiknya memperhatikan kesetiaan pelanggan
positif mempengaruhi customer loyalty. Dengan agar tetap terjaga dan juga tanpa mengesam-
demikian H6 diterima. pingkan faktor-faktor lain, seperti masalah Kenya-
manan, reservasi dan ticketing, ketersediaan
Saran penerbangan, layanan chek in.
5. Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, per-
Dari hasil penelitian ada beberapa yang di- usahaan dapat memperkuat strategi CRM
sampaikan sebagai saran sebagai berikut: (Customer Relationship Management) seperti
1. Ketidakpuasan konsumen dalam masalah harga GFF (Garuda Frequent Flyer), dan memberikan
sebaiknya perlu diperhatikan perusahaan. Dengan fasilitas yang lebih dan berbeda daripada sebelum-
persaingan bisnis sekarang, banyak maskapai nya. Jika sebelumnya diberikan fasilitas free ticket
penerbangan yang menawarkan rute penerbangan (sesuai dengan millage yang diakumulasikan),
domestik, internasional yang hampir sama dengan extra baggage allowance (20kg menjadi 25kg),
Garuda Indonesia, tetapi dengan harga yang lebih line antri khusus, dll. Maka loyalitas pelanggan
murah. Sebaiknya Garuda Indonesia bukan dapat ditingkatkan dengan dengan cara membuka
menurukan harganya, tapi mengkomunikasikan jalur point redemption yang baru, jadi tidak hanya
kepada konsumen bahwa layanan yang diberikan terpatok pada poin pembelian tiket penerbangan
sesuai dengan harga yang ditawarkan. Yaitu saja, tapi juga bisa diperluas dengan menggunakan
dengan memperkuat Image perusahaan bahwa partner-partner lain seperti hotel chain tertentu,
Garuda Indonesia memberikan layanan premium dan restaurant chain tertentu.
dan lengkap kepada konsumen, dengan tidak
memangkas biaya-biaya operational seperti DAFTAR PUSTAKA
makanan, snack, dll. Dan pihak Garuda Indonesia Aaker, David A. (1991). Managing Brand Equity:
juga dapat mengarahkan konsumen yang sensitif Capitalizing on the Value of Brand Name,
harga ini kepada anak perusahaannya, yaitu Prentice Hall, New York.
Citylink, dimana harga yang ditetapkan lebih Assael, H. (1998). Consumer Behavior and Market-
murah ketimbang harga jasa penerbangan Garuda ing Action (2nd ed) USA: PWS KENT.
Indonesia. Andreasen, JW, and Lindestad. (1998). Customer
2. Untuk meningkatkan kualitas layanan perusahaan Loyalty and Complex Services: International.
sebaiknya memperhatikan ketepatan waktu Journal of Service Industry Management vol. 9.
(punctuality), dengan melakukan evaluasi, dan Bhagyalakshmi Vankatesh’ ET Nargundkar. (2006).
perbaikan kinerja dalam jadwal keberangkatan Service Quality Perceptions of Domestic Airline
penerbangan agar mengurangi terjadinya delay Consumers in India; An Empirical Study.
keberangkatan pesawat, karena maskapai pener- Journal of Management Pesit, 100 ft Ring Road,
bangan Garuda Indonesia melayani para pebisnis Bangalore.
yang memperhatikan OTP (On Time Perfor- Berry L.L., VA Zeithaml, & A Parasuraman. (1990).
mance) dan tidak mau dirugikan karena jadwal Five Imperatives for Improving Service Quality,
yang berubah-ubah. Serta dalam penanganan Sloan Management Review, Summer 29-38.
50 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 7, NO. 1, April 2012: 42-52

Brown SP, RA Peterson. (1993). Antecedents and Halstead D., D Hartmant, SL Schmidt. (1994).
Consequences of Salesperson Job Satisfaction: Multisources Effects on Satisfaction Formation
Meta Analysis and Assessment of Causal Process. Journal of the Academy of Marketing
Effects. Journal of Marketing Research, 30: 63- Science, 22: 114-129.
77. Hartono, Subagio (2003) naskah ujian kualifikasi
Brown TJ, GA Churchill, Jr, & JP Peter. (1993). pengaruh perceive sevice quality, perceive value,
Improving the Measurement of Service Quality. image dan satisfaction terhadap loyalitas
Journal of Retailing, 69: 127-139. konsumen Garuda.
Cardozo R. (1964). Customer Satisfaction: Labora- Jin Wo Park, Rodger Robertson, & Cheng Lung Wu.
tory Study and Marketing Action. Journal of (2003). The Effects of Individual Dimension of
Marketing Research, 2: 244-249. Service Quality, Findings From Australian
Chaudhuri; Morris B Holbrook The Chain of Effects Domestic Air Passengers. Journal of Service
from Brand Trust and Brand Affect to Brand Marketing vol. 15.
Performance, Journal of Marketing; Apr 2001; Kartajaya H. (1994). The Strategic Marketing Plus
65, 2; 2000; Conceptual Framework for Competitive
Churshill GA, C Suprenant. 1982. An Investigation
Audit, Strategy Formulation and Capability
into the determinants of Customer Satisfaction,
Enhancement Swasembada, Agustus 1994.
Journal of Marketing Research, 19: 491-504.
Cooper, D.R & Emory, W. (1996). Business Rese- Kotabe, Masaaki & Hetzen, Kristian. (2010). Global
arch Method. University of California. Marketing Management, 5th edition John Willey
Day RL, HK Hut. (1979). New Dimension of Con- & Sons inc. New York.
sumer Satisfaction and Complaining Behavior. Kotler P (2000) Marketing Management: Analysis,
Bloomington, IN: Indiana University Press. Planning, Implementation and Control. Mile-
Dick, AS and Basu K. (1994). Customer Loyalty to nium edition Englewoods Cliffs, NJ: Prentice-
ward and integrated Conceptual Frame Work: Hall International.
Journal of the Academy of Marketing Science Kotler P. & Garry Amstrong. (2008). Principles of
vol. 22. Marketing 12th edition Prentice Hall Inter-
Engel JF, RD Blackwell & Miniard, PW. (1995). national by Pearson Education.
Consumer Behavior. 7th ed. Orlando The LaTour SA, NC Peat. (1979). Conceptual and
Dryden Press. Methodological Issues in Consumer Satisfaction
Fisk RP, CE Young. Disconfirmation of Equity Research. In Advances in Consumer Research.
Expectations: Effects on Consumer Satisfaction Ann Arbor, MI; Association for Consumer
with Services, In Advances in Consumer Rese- Research, 431-437.
arch. Provo, UT; Association for Consumer LaTour SA. (1980). The Role of Situationally- Pro-
Research. duced Expectations, others Experiences, and
Fornell LA. (1992). A National Customer Satisfaction Prior Experience in Determining Consumer
Barometer the Swedish Experience. Journal Satisfaction, in Advance in Consumer Research.
Marketing, Vol. 56. Ann Arbor, MI; Association for Consumer
Research; 588-592.
Ghozali, Imam.2005 Aplikasi Analysis Multivariate Lovelock, Christopher H. (2010). Services Marketing
Dengan Program SPSS, Semarang: Badan 6th edition Prentice-Hall International.
penerbit Universitas Diponegoro.. Miller JA. (1997). Studying Satisfaction, Modifying
--------, Imam (2006), Structural Equation Modeling Models, Eliciting Expectations, Posing Pro-
Metode Alternatif dengan Partial Least Square, blems and Making Meaningful Measurements in
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Sema- Conceptualization and Measurement of Con-
rang. sumer Satisfaction and Disatisfaction. H. Keith
-------, (2008), Model Persamaan Struktural Konsep Hunt, ed. Cambridge, MA: Marketing Science
dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0, Institute; 17-91.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Sema-
Morris EW. (1977). A Normative Defisit Approach to
rang.
Consumer Satisfaction, in Conceptualization
Gronroos C. (1990). Service Management and
and Measurement of Consumer Satisfaction and
Marketing. Lexington, MA; Lexington Books.
Groonroos C. (1993). Strategic Management and Dissatisfaction, HK Hunt, ed Cambridge, MA;
Marketing In the Service Sector, Marketing Marketing Science Institute, 240-274.
Science Institute Working Paper Series, report Mowen JC & Michael Minor (2001). Consumer
No. 83-104 Cambridge, MA Marketing Science Behavior: a framework, International edition
Institute. New Jersey Prentice-Hall International Inc.
Subagio: Pengaruh Perceived Service Quality, Perceived Value, Satisfaction Dan Image 51

Moorman, C. Deshpande & Zaltman G. (1993). Schumacker, R.E & Lomax, R.G. (2004). A
Factor’s Affecting Trust in Market Relationship beginner's guide to structural equation modeling.
Journal Marketing vol. 59. The inquiry and pedagogy across diverse context
Nasution DS. (1995). Pengukuran Tingkat Kepuasan series.
Pelanggan, Studi Kasus di PT Merpati Nusan- Shaw S. (2007). Airline Marketing & Management 6th
tara. Tugas Sarjana, Institut Teknologi Bandung, edition. Malabar, FL; Krieger Publishing Com-
Bandung. pany.
Olhavsky R, JA Miller. (1972). Consumer Expec- Selnes F (1993)An examination of the effect of
tations, Product Performance and Perceived Pro- product performance on brand reputation,
duct Quality. Journal of Marketing Research, satisfaction and loyalty. European Journal of
17: 46-49. Marketing, 27 februari 1993
Oliver RL. (1980). A Cognitive Model of the Ante- Solimun (2002). Multivariate Analysis Structural
cedents and Consequences of Satisfaction Equation Modeling (SEM). Penerbit Universitas
Decision. Journal of Marketing Research, 17, Negeri Malang: Malang.
46-49. Solomon, MR., Marshall GW., & Stuart, EW. (2003).
Ostrowski. Peter L, Terence V O’Brien, and Geoffrey Marketing Real People Real Choices 7th edition
L. Gordon. (1993). Service Quality and New Jersey Prentice Hall International Inc.
Customer Loyalty in the Commercial Airline Tor Wallin Andreassen, Bodil Lindestad. (1998). The
Industry, Journal of Travel Research, 16. Effect of Corporate Image in the Formation of
Oliver RL (1993). Cognitive, Affective, and Attribute Customer Loyalty, Journal of Service Research
Bases of the Satisfaction Response. Journal of 1: 82-92.
Consumer Research, 20: 418-430. Wikipedia ensiklopedia bebas. (2011). Daftar mas-
Parasuraman A, VA Zeithaml, & LL Berry. (1996). A kapai penerbangan Indonesia. Retrieved March
Conceptual Model of Service Quality and Its 09, 2011, from http://id.wikipedia.org/wiki/
Implications for Future Research. Journal of Daftar_maskapai_penerbangan_Indonesia
Marketing, 49; 41-50. Zeithaml VA, Bitner MJ. (2003). Services Marketing
Parasuraman A, (1988). SERVQUAL; A Multi Item 3rd edition New York The McGraw Hill
Scale for Measuring Consumer Perception of Company, Inc.
Service Quality. Journal of Retailing, 64; 12-40. Zeithaml VA, Bitner MJ & Gremler, Dwaine D.
Pepers. Don & Rogers, Martha. (2006). Managing (2006). Services Marketing (Integrating Custo-
Customer Relationships, Strategic Frame Work. mer Focus Across the Firm) 4th edition McGraw
John Willy & Sons Inc., Hobokan New Jersey. Hill Irwin, New York.
Pritchard, MP and Howard DR. (1999). The Loyal Zins. Anderas H. (2001). Relative Attitudes and
Traveler Examininga Tipology of Service Patro- Commitment in Customer Loyalty Models.
nage Journal of Travel Research, vol. 35, 2-10. Some experiences in the commercial airline
Schiffman LG, LL Kanuk. (1997). Consumer Beha- industry, International Journal of Service
vior 6th editions. Upper Saddle River, New Industry Management vol. 12; 3.
Jersey, Prentice-Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai