Disusun oleh :
FAKULTAS BISNIS
YOGYAKARTA
2020
BAB 4
Hakikat Ekonomi
Ekonomi mengandung arti “pengelolaan rumah tangga” yang artinya adalah: cara
rumah tangga memperoleh dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
hidup (fisik) anggota rumah tangganya. Saat ini ilmu ekonomi berkembang berdasarkan asumsi
dasar yang masih dipegang hingga saat ini yaitu adanya kebutuhan(needs) manusia yang tidak
terbatas dihadapkan pada sumber daya yang terbatas (scarce resources) sehingga menimbulkan
persoalan bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang terbatas tersebut secara efektif dan
efisien guna memenuhi kebutuhan manusia.
Ilmu ekonomi modren dewasa ini telah menanamkan paradigma tentang hakikat
manusia sebagai berikut :
a. Tujuan hidup manusia hanya mengejar kekayaan materi dan melupakan tujuan spiritual
=> Sistem yaitu : jaringan berbagai unsur untuk mencapai tujuan tertentu.
=> Sistem Ekonomi adalah : jaringan berbagai unsur yang terdiri atas pola pikir, onsep, teori,
asumsi dasar, kebijakan, infrastruktur, institusi, seperangkat hukum, pemerintahan
Munculnya komperasi merupakan wadah ekonomi rakyrat yang paling sesuai dengan falsafah
Pancasila. Pokok -pokok pikiran dalam falsafah Pancasila antara lain:
Terjadi kesenjangan yang sangat mencolok antara oknum pejabat pemerintah (yang
merupakan pemimpin partai komunis) dengan rakyatnya. Mengapa sistem ekonomi komunis
mengalami kegagalan walaupun sebenarnya tujuannya sangat mulia? Jawaban atas hal ini dapat
diberikan sebagai berikut :
a) Sistem ekonomi komunis didasarkan atas hakihak manusia tidak utuh, yaitu tidak
mengakui adanya TYE sebagai sumber kekuatan hidup di dunia. Tujuan yang ditetapkan
semata-mata untuk mengejar kemakmuran ekonomi/ kenikmatan duniawi dan melupakan
tujuan tertinggi umat manusia (kebahagiaan rohani)
b) Dalam sistem ekonomi komunis, alat-alat produksi dan kekayaan individu tidak diakui.
Sebagai gantinya, aparat pemerintahan dan pemimpin partai atas nama negara diberi wewenang
penuh untuk mengatur penggunaan alat produksi dan kekayaan milik negara untuk kepentingan
bersama
c) Produktivitas tenaga kerja sangat rendah karna rakyat yang bekerja untuk negara tidak
termotivasi untuk bekerja lebih giat. Pendapatan semua rakyat relatif sama tanpa membedakana
tingkat produktivitasnya dan keterampilan mereka yang berebeda.
Perekonomian negara-negara Barat dan Jepang yang menganut sistem ekonomi kapitalis
tulmbuh jauh lebih cepat melampaui pertumbuhan ekonomi negara-negara komunis. Seperti
halnya paham/ sistem ekonomi komunis, paham ekonomi kapitalis juga berkembang
berdasarkan asumsi yang sama tentang hakikat manusia tidak utuh. Dalam sistem ekonomi
kapitalis, tujuan manusia direndahkan hanya untuk mengejar kemakmuran ekonomi (fisik)
semata dan mengabaikan kekuatan Tuhan. Sistem ekonomi ini juga melupakan tujuan tertinggi
hakikat sebagai manusia, yaitu kebahagian diakhirat. Maka tidak heran bila pertumbuhan
ekonomi dinegara-negara Barat tidak dilandasi oleh asas moralitas dan ketuhanan.
Adapun ciri-ciri perusahaan multinasional yang telah dilahirkan oleh negara Barat yakni :
• Kekayaan mereka sudah demikian besar, bahkan sudah melewati pendapatan negara-
negara yang sedang berkembang
• Kekuasaan para pemiliknya telah melewati batas-batas wilayah suatu negara, bahkan
tidak jarang mereka mampu mengendalikan kebijakan aparat pemerintahan dan
legislatif di negara-negara dimana perusahaan berada.
1. Terjadi pemanasan global dan kerusakan lingkungan di bumi akibat kerakusan para
pemilik modal yang diduking oleh aparat pemerintah
3. Ancaman kekerasan, konflik antar negara, kemiskinan, dan pengangguran makin meluas.
4. Korupsi, kejahatan kerah putih dan penyalagunaan kekuasaan untuk mengejar kekuasaan
pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang banyak yang telah meluas bukan saja di
negara negara miskin tetapi negara-negara maju.
5. Gaya hidup modren yang boros dan terlalu konsumtif, penumpukan harta kekayaan yang
jauh melampaui ukuran kebutuhan normal serta pamer kemewahan dan kekayaan telah
menjadi ciri yang sangat menonjol
Sistem ekonomipancasila mencoba memadukan hal-hal positif yang ada pada kedua
sistem ekonomi ekstrem-komunis dan kapitalis. Ciri keadilan dan kebebasan pada sistem
ekonomi Pancasila diambil dari sitem komunis; ciri hak dan kebebasan individu diambil dari
sistem kapitalis; ditambah dengan ciri ketiga yang tidak ada pada kedua sistem tersebut yaitu
kepercayaan kepada Tuhan YEME dengan memberikan kebebasan kepada rakyatnya memeluk
agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Etika dan Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah seperangkat usur (manusia, lembaga, wilayah, sumber daya)
yang terkoordinasi untuk mendukung peningkatan produksi (barang dan jasa) serta pendapatan
utnutk menciptakan kemakmuran masyarakat.
Fokus
Kriteria Etis
Individu Perusahaan Masyarakat
Dimensi Spiritual
Kegiatan bisnis dalam pandangan Barat tidak pernah dikaitkan dengan agama. Padahal
kalau ditelusuri dalam ajaran agama-agama besar, ada ketentuan yang sangat jelas tentang
kegiatan bisnis ini. Dalam agama Islam dijumpai suatu ajaran bahwa menjalankan kegiatan
bisnis ini merupakan bagian dari ibadah, asalkan kegiatan bisnis (ekonomi) diatur berdasarkan
wahyu yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Dawan Rahardjo, 1990).
Selanjutnya Dawan Rahardjo mengatakan bahwa ada tiga doktrin dalam Islam, yaitu: ibadah,
akhirat, dan amal saleh.
Kegiatan bisnis yang spiritual tumbuh berdasarkan paradigma sebagai berikut:
• Pengelola dan pemangku kepentingan (stakeholders) menyadari bahwa kegiatan bisnis
adalah bagian dari ibadah (God devotion).
• Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku kepentingan
atau masyarakat (prosperous society).
• Dalam menjalankan aktivitas bisnis, pengelola mampu menjamin kelestarian alam
(planet conservation).
Para eksekutif puncak dituntut untuk tidak hanya bersifat etis, tetapi diharapkan
mempunyai tingkat kesadaran transedental atau tingkat kesadaran spiritual. Para eksekutif yang
telah mencapai tingkat kesadaran spiritual ini akan memaknai kegiatan pengelolaan perusahaan
sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menjadikan perusahaan yang
dikelola sebagai sarana untuk melakukan pelayanan secara tulus untuk memajukan
kesejahteraan semua pemangku kepentingan, sekaligus menjaga dan memelihara kelestarian
alam. Perusahaan yang dikelolanya akan menjadi perusahaan yang tercerahkan (enlightened
company).
Pada Tabel 2 berikut ini disajikan ringkasan hubungan antara tingkat kesadaran, teori etika dan
paradigma pengelolaan perusahaan.
Berdasarkan pendekatan sistem, perusahaan adalah bagian atau unsur dari system yang
lebih besar (suprasystem). Pengertian dari kepentingan adalah sesuatu yang menyebabkan
kelompok pemangku kepentingan tertarik atau peduli dengan perusahaan, sedangkan
kekuasaan diartikan sebagai seberapa kuat pengaruh/kekuatan kelompok dalam menentukan
arah dan keberadaan perusahaan.
Table 3
3. Pemodal
• Pemegang
Saham Memperoleh dividen dan capital gain Tidak mau membeli saham
dari saham yang dimiliki perusahaan;
• Kreditur
Memperoleh penerimaan bunga dan
pengembalian pokok pinjaman sesuai Tidak memberikan kredit;
jadwal yang telah ditetapkan
Membatalkan/menarik kembali
pinjaman yang telah diberikan
4. Karyawan Memperoleh gaji/upah yang wajar dan Melakukan aksi unjuk
ada kepastian kelangsuangan pekerjaan rasa/mogok kerja;
Memaksimalkan kehendak
melalui organisasi buruh yang
ada
Table 4
2. Masyarakat Mengharapkan peran serta perusahaan Menekan pemerintah melalui unjuk rasa
dalam program kesejahteraan massal;
masyarakat;
Melakukan aksi kekerasan
Menjaga kesehatan lisngkuangan
Pengertian CSR
The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai
komitmen bisnis untuk secara terus menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
masyarakat local, serta masyarakat luas pada umumnya.
Tabel 5
Keserakahan dan ketakutan (greed and fear) merupakan sifat dasar manusia yang
mendorong orang untuk berperilaku tidka etis. Perilaku ini tercermin dalam tindakan moral
hazard yang mereka lakukan. Kecurangan (fraud) adalah akhir dari perilaku etis yang
dihasilkan oleh suatu pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan yang
didasarkan atas perilaku tidak etis dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran etika atau
pelanggaran hukum yang berakibat diberikannya sanksi sosial.
PENGENDALIAN DIRI
Keserakahan dan ketakutan dapat diatasi dengan pengendalian diri. Bentuknya berupa
sikap ikhlas dan selalu bersyukur dalam setiap keadaan yang dihadapi. Wartakanlah rasa
syukur itu dengan berbagi. Sumber pengendalian diri dapat berupa pendidikan dari keluarga,
agama, budaya atau sosial
REGULASI
Pencegahan bagi seseorang (pihak tertentu) untuk tidak melakukan tindakan tertentu juga
dapat dilakukan melalui regulasi, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan
pemerintah. Sebagian dari hukum negara, barangkali berasal dari norma-norma sosial, yang
telah diterima sebagai kebutuhan negara. Karna sifat dapat dipaksakan, regulasi tentu lebih
kuat dibandingkan dengan etika. Pelanggaran etika hanya dapat diadili oelh pengadilan etika
yang biasanya dialkukan oleh masyarakat yang menerapkan etika tersebut dimana pelangga
etika merupakan bagian dari masyarakat tersebut. Pelanggaran hukum dapat berupa
pelanggaran hukum pidana atau hukum perdata yang dapat dikenakan sanksi penjara atau
sanksi uang dalam bentuk denda atau uang pengganti.
KESERAKAHAN DALAM BISNIS
Upaya perluasan, penguasaan pasar, dan insentif yang diperoleh, yaitu laba abnormal,
membuat mereka yang bergerak dalam bidang bisnis berlomba-lomba untuk meraihnya. Ini
adalah asal mula dari sifat serakah, seperti yang telah disebutkan. Keserakahan merupakan
penyebab dari hilangnya pengendalian diri yang kemudian mengarah pada perilaku tidak etis.
Ketakutan karena gagal dalam berusaha merupakan sisi lain dari penyebab terjadinya
pelanggaran terhadap etika. Risiko yang terkandung dalam setiap kegiatan usaha membuat
kegagalan merupakan suatu halyang niscaya. Akibat dari suatu kegagalan usaha terhadap
kehidupan seseorang tergantung pada kondisi orang tersebut, baik dari segi ekonomi maupun
mental. Ketakutan akan gagal membuat orang, dengan segala cara, berusaha untuk
menghindarinya. Rasa takut juga dapat berkaitan dengan upaya kepastian tentang
keberlanjutan usaha.
LABA ABNORMAL
MORAL HAZARD
Moral hazard terjadi apabila dalam suatu transaksi, salah satu pihak melakukan
tindakan yang memengaruhi penilaian pihak lain atas transaksi tersebut dan pihak lain tidak
dapat memonitor/memaksa secara sempurna (Kreps, 1990:577). Moral hazard biasanya terjadi
dalam suatu kontrak atau regulasi. Walaupun moral hazard mungkin tidak didorong oleh
keserakahan atau ketakutan, tetapi tindakan yang mementingka diri sendiri tersebut dapat
digolongkan sebagai tindakan yang tidak elok.
KECURANGAN (FRAUD)
Praktik curang, tanpa memedulikan kepentingan (hak) orang lain, adalah ciri dari
keserakahan. Dasarnya adalah egoisme (selfish). Motifnya adalah penipuan. Artinya, praktik
kecurangan memang dengan sengaja dilakukan untuk merugikan orang lain demi keuntungan
diri sendiri.
Agoes, S., & Ardana, C. (2014). ETIKA BISNIS DAN PROFESI: Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Rahardjo, S. S. (2018). Etika dalam Bisnis & Profesi Akuntan dan Tata Kelola Perusahaan. Jakarta:
Salemba Empat.