Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Ekonomi berasal dari kata Yunani oikonomia yaitu pengelolaan rumah, yang berarti cara rumah tangga
memperoleh dan menghasilkan barang dan jasa untukmemenuhi kebutuhan hidup (fisik) anggota rumah
tangganya (Capra, 2002). Ilmuekonomi adalah ilmu yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi.Ilmu ekonomi berkembang berdasarkan asumsi dasar bahwa adanya kebutuhan(needs)
manusia yang tidak terbatas dihadapkan pada sumber daya yang terbatas(scarce resources), sehingga
timbul persoalan bagaimana mengeksploitasi sumberdaya yang terbatas secara efektif dan efisien guna
memenuhi kebutuhan manusia yangtak terbatas. Dengan demikian, ilmu ekonomi berkepentingan
dalam mengembangkankonsep, teori, hukum, sistem, dan kebijakan, ekonomi yang bertujuan
untukmeningkatkan kemakmuran masyarakat. Kemakmuran dicapai melalui peningkatan produksi dan
distribusi dari sudut produsen di satu sisi, serta peningkatan pendapatan,konsumsi, dan lapangan kerja
dari sudut konsumen di sisi lain.

Etika didefinisikan sebagai penyelidikan terhadap alam dan ranah moralitasdimana istilah moralitas
dimaksudkan untuk merujuk pada ‘penghakiman’ akanstandar dan aturan tata laku moral. Etika juga
bisa disebut sebagai studi filosofiperilaku manusia dengan penekanan pada penentuan apa yang
dianggap salah danbenar.Dari definisi itu kita bisa mengembangkan sebuah konsep etika bisnis.
Tentusebagian kita akan setuju bila standar etika yang tinggi membutuhkan individu yangpunya prinsip
moral yang kokoh dalam melaksanakannya. Namun, beberapa aspekkhusus harus dipertimbangkan saat
menerapkan prinsip etika ke dalam bisnis.Pertama, untuk bisa bertahan, sebuah bisnis harus
mendapatkan keuntungan. Jikakeuntungan dicapai melalui perbuatan yang kurang terpuji,
keberlangsunganperusahaan bisa terancam. Banyak perusahaan terkenal telah mencoreng
reputasimereka sendiri dengan skandal dan kebohongan.Kedua, sebuah bisnis harus dapatmenciptakan
keseimbangan antara ambisi untuk mendapatkan laba dan kebutuhanserta tuntutan masyarakat
sekitarnya. Memelihara keseimbangan seperti ini seringmembutuhkan kompromi atau bahkan
‘barter’.Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalammenjalankan
good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirtybusiness. Etika bisnis mengajak para
pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemenbisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh
semua orang yang mempercayaiadanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau
citra buruk duniabisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnismempunyai
implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etisbagi pelakunya.Berbisnis dengan
etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika padaperilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut
moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban,prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum
mengenai etikamengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, makasetiap
insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur,pemegang usaha maupun
pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dantidak bermoral. Intinya adalah bagaimana kita
mengontrol diri kita sendiri untuk dapatmenjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.
Dengan kata lain, etikabisnis ada untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak.
Isi

Hal 1 Hakikat ekonomi dan Bisnis

Etika Dan Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi adalah jaringan berbagai unsur yang terdiri atas pola pikir,konsep, teori, asumsi dasar,
kebijakan, infrastruktur, institusi, seperangkat
hukum, pemerintahan, negara, rakyat, dan unsur lainnya yang semuanya ditujukan untukmeningkatkna
produksi dan pendapatan masyarakat. Dua paham sistem ekonomiekstrem: ekonomi kapitalis (adanya
kebebasan individu untuk memiliki,mengumpulkan, dan mengusahakan kekayaan secara individu)Teori
kebebasan oleh John Locke (liberalisme): dalam hal kepemilikankekayaan, manusia memiliki kodrat
dasar yang harus dihormati (life,
freedoom, property). Pendapat lain oleh Adam Smith tentang pasar bebas dalam ekonomimendukung
tumbuhnya sistem ekonomi kapitalis. Ada dua ciri pokok: liberalismekepemilikan dan dukungan
ekonomi pasar bebas. Dengan demikian sistem
ekonomi pasar kapitalis sebenarnya dilandasi oleh teori etika egoisme dan etika hak, sertamendapat
pembenaran dari kedua teori tersebut.Sebaliknya paham ekonomi komunis yang memperoleh inspirasi
dari pemikiranKarl Marx justru sangat menentang sistem kapitalis ini. Sehingga muncul alternatifsistem
ekonomi komunis: kemakmuran masyarakat secara keseluruhan dan bukankemakmuran orang per
orang. Sehingga sistem ekonomi komunis mendapat pembenaran dari etika altruisme (utilitarianisme
dan deontologi).Tujuan sistem ekonomi komunis dan sistem ekonomi kapitalis: keduanya
hanyaditujukan untuk mengejar kemakmuran/ kenikmatan duniawi dengan hanyamengandalkan
kemampuan pikiran rasional dan melupakan tujuan tertinggi umatmanusia (kebahagiaan di akhirat).
Soekarno dan Hatta memperkenalkan koperasi sebagai salah satu wadah ekonomi rakyat yang paling
sesuai dengan falsafah pancasila.

Hal 2 Etika dan Sistem Komunis

Tujuan sistem ekonomi komunis adalah untuk memeratakan kemakmuranmasyarakat dan


menghilangkan eksploitasi oleh manusia (majikan, pemilik modal)terhadap mausia lainnya (kaum
buruh). Kelemahan sistem ekonomi komunis:

1. Sistem ekonomi komunis didasarkan atas hakikat manusia tidak utuh


2. Alat-alat produksi dan kekayaan individu tidak diakui 
3. Produktivitas tenaga kerja sangat rendah karena rakyat yang bekerja
untuknegara tidak termotivasi untuk bekerja lebih giat
4. Keadaan perekonomian negara-negara Blok Komunis semakin memburukkarena terjadi
pemborosan kekayaan negara, terutama untuk memproduksisenjata yang dipaksakan dalam
rangka perang dingin menghadapi negara-negara Blok Barat.  

Etika dan Sistem Ekonomi Kapitalis

Tujuan sistem ekonomi kapitalis: manusia direndahkan hanya untuk mengejarkemakmuran ekonomi
(fisik) semata dan mengabaikan kekuatan Tuhan. Sistemekonomi kapitalis di negara-negara Barat telah
melahirkan perusahaan-perusahaanmultinasional dengan ciri-ciri:

 a.Kekayaan mereka sudah demikian besar, bahkan sudah melewati pendapatannegara-negara yang
sedang berkembang. 

 b.Kekuasaan para pemiliknya telah melewati batas-batas wilayah suatu negara.Bahkan tidak jarang
mereka ini mampu mengendalikan keijakan aparat pemerintah dan legislatif di negara-
negara di mana perusahaan ini beradademi keuntungan perusahaan-perusahaa tersebut. Akibat dari
sistem ekonomi kapitalis dapat dirasakan saat ini, antara lain:

a.Terjadi pemanasan global dan kerusakan lingkungan di bumi akibat kerakusan para pemilik modal yang
didukung oleh aparat pemerintah.  

b.Terjadi ketidakadilan distribusi kekayaan yang mengakibatkan timbulnyakesenjangan kemakmuran


yang makin tajam.

c.Ancaman kekerasan, konflik antar negara, kemiskinan, dan pengangguranmakin meluas.

 d.Korupsi, kejahatan kerah putih, dan penyalahgunaan kekuasaan untukmengejar kekayaan pribadi
dengan mengorbankan kepentingan orang banyaktelah meluas. 

Etika dan Sistem Ekonomi Pancasila 

Ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila:

a.Keadilan dan kebersamaan  


b.Kebebasan individu

c.Kepercayaan kepada Tuhan YME dengan memberikan kebebasan rakyatnyamemeluk agama sesuai
dengan keyakinan masing-masing. Secara teoritis, sistem ekonomi Pancasila merupakan fondasi yang
paling baikdan paling sesuai untuk membangun hakikat manusia seutuhnya. Beberapa periodeIndonesia
telah berganti preseiden, akan tetapi dalam penerapan sistem ekonomiPancasila masih jauh dari
harapan, rakyat masih tetap miskin. Hal ini disebabkan

karena perekonomian bangasa Indonesia realitanya dibangun berlandasakan “Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme (KKN)”. Hal ini menyimpang jauh dari konsep EkonomiPancasila.

Etika dan Sistem Ekonomi


Etika mempelajari perilaku/tindakan seseorang dan kelompok/lembaga yangdianggap baik atau tidak
baik. Sistem ekonomi adalah seperangkat unsur (manusia,lembaga, wilayah, sumber daya) yang
terkoordinasi untuk mendukung peningkatan produksi (barang dan jasa) serta pendapatan untuk
menciptakan kemakmuranmasyarakat. Bila berpegang pada pemahaman ini, maka pada tataran konsep,
semuasistem ekonomi seharusnya bersifat etis karena semua sistem ekonomi bertujuan
untukmeningkatkan produksi dan pendapatan untuk kemakmuran masyarakat.Dalam
pengimplementasian ketiga sistem ekonomi, semua sistem inimemunculkan dampak negatif yang
serupa. Dampak yang mudah dilihat adalahkeruskan lingkungan hidup. Selain itu, kesenjangan dan
ketidakadilan dalamdistribusi kekayaan yang sangat besar makin sedikit, dan sisi lain jumlah orang
yangkekayaannya sedikit justru bertambah banyak. Ditambah lagi dengan munculnya berbagai
kecenderungan makin meningkat, seperti berbagai jenis korupsi, kolusi, danmanipulasi yang dilakukan
oleh oknum pejabat pemerintahan dan kalangan pemilik/manajemen perusahaan.Kesimpulan: bahwa
sistem ekonomi apa pun dapat saja memunculkan banyak persoalan yang berifat tidak etis. Etis tidaknya
suatu tindakan lebih disebabkan olehtingkat kesadaran individual para pelaku dalam aktivitas ekonomi
(oknum birokrasi, pejabat negara, pemimpin perusahaan), bukan pada sistem ekonomi yang dipilih
olehsuatau negara. Di sini yang berperan adalah tingkat kesadaran dalam memaknaidirinya-hakikat
manusia sebagai manusia utuh atau manusia tidak utuh.

Pengertian Dan Peranan Bisnis

Aktivitas bisnis bukan saja kegiatan dalam rangka menghasilkan barang dan jasatetapi juga termasuk
kegiatan mendistribusikan barang dan jasa tersebut ke pihak- pihak yang memerlukan.Terdapat dua
pandangan tentang bisnis yang diungkapkan oleh Sonny Keraf(1998) yaitu pandangan realistis dan
pandangan idealis. Pandangan realistis melihattujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan bagi
pelaku bisnis, sedangkan aktivitas produksi dan distribusi barang merupakan sarana/alat untuk
merealisasikankeuntungan tersebut. Pandangan idealis adalah suatu pandangan di mana tujuan
bisnisyang terutama adalah menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa untukmemenuhi
kebutuhan masyarakat, sedangkan keuntungan yang diperoleh merupakankonsekuensi logis dari
kegiatan bisnis.Penjelasan pro-kontra mengenai aktivitas bisnis dilihat dari sudut pandang
etikadijelaskan melalui pemikiran Lawrence, Weber, Post (2005) tentang budaya etis yaitu pemahaman
tak terucap dari semua karyawan pelaku bisnis tentang perilaku yangdapat dan tidak dapat diterima.
Yang menentukan derajat keetisan atau budaya etisdari suatu kegiatan bisnis adalah orang kunci
dibelakang kegiatan bisnis itu sendiri bukan bisnis itu sendiri.
Hal 3

LIMA DIMENSI BISNIS

A.

DIMENSI EKONOMIDari sudut pandang ini, bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan
memperolehkeuntungan. Bisnis merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi, tanpa bisnis tidak
adakegiatan ekonomi. Keuntungan diperoleh dari rumus yaitu penjualan dikurangi harga pokok
penjualan dan beban-beban. Menurut akuntan harga pokok penjualan dan beban-bebanmerupakaan
harta yang dikorbankan. Harta adalah sumber daya ekonomomis yangdimanfaatkan untuk penjualan
periode mendatang. Para ekomonom lebih senang menggunakanistilah

faktor-faktor produksi

daripada harta dalam dunia bisnin dan akuntansi. Faktor-faktor produksi dari sudut ekonomi terdiri atas
tanah, tenaga kerja, modal, dan wiraushawan. Pemiliktanah memperoleh sewa tanah; tenaga kerja
memperoleh upah dan gaji; pemilik modalmemperoleh pendapatan bunga; dan wirausahawan
memperoleh keuntungan. Beragam Teknikdalam memperoleh keuntungan optimal mengajarkan satu
cara, yaitu untuk meningkatkan penjualan sampai sampai tingkat maksimum di satu sisi, sedangkan pada
sisi lain lebih menekanharga pokok penjualan dan beban-beban pada tingkat minimum.B.

DIMENSI ETISPengertian bisnis dilihat dari dimensi ini masih menimbulkan berbagai macam pro dan
kontra.Hal ini dikarenakan semua pihak mempunyai pemahaman yang sama tentang pengertian
etikadan ukuran yang tepat untuk menilai etis-tidaknya suatu tindakan bisnis. Acuan pokok
dalammemperoleh pemahaman tentang definisi etika dan kriteria untuk menentukan suatu tindakanetis
yaitu :a.

Definisi etika adalah tinjauan kritis tentang baik-tidaknya suatu tindakan. b.

Ukuran penilaian menggunakan 3 kesadaran : kesadaran hewani, kesadaran manusiawi,kesadaran


spiritual.Menurut sudut pandang kesadaran hewani menilai bahwa tindakan dianggap etis jika
tindakanitu menguntukan bagi diri individu dan masyakrat, dan dianggap tidak etis bila
merugikanindividu. Sudut pandang kesadaran manusiawi menilai bahwa suatu tindakan dianggap etis
jika bermanfaat bagi masyakarat dan tidak etis bilang merugikan masyarakat. Sudut pandangkesadaran
spiritual suatu tindakan dinilai etis jika bermanfaat bagi individu, masyarakat, danalam sesuai dengan
ajaran agama. Tidak etis jika menyalahi ajaran agama. Membahas bisnisdari dimensi etis.Pertama,
kegiatan bisnsi adalah tindakan produktif, artinya kegiatan menghasilkan danmendistribusikan barang
dan jasa untuk kebutuhan seluruh umat manusia. Manusia di dunia inimembutuhkan sandang, pangan,
dan papan untuk bertahan hidup. Namum dalam era modernini manusia membutuhkan jenis barang
dan jasa lain untuk hidup sejahtera. Aktivitas bisnismendukung produksi untuk meningkatkan
kemakmuran manusia secara duniawi. Dari sudut pemahaman ini jelas bahwa tindakan bisnis itu sejalan
dan tidak bertentangan dengan ajaranagama baik ditinjau dari tingkat kesadaran.Kedua, bila dilihat dari
pihak yang memperoleh manfaat dari keuntungan suatu kegiatan dantindakan bisnis, isu etika muncul
untuk memberikan penilaian atas dampak negatif bagimasyrakat dan alam. Persoalan etika
berhubungan dengan isu keadilan dan dampaknya bagimasyarakat dan alam. Kegiatan bisnis bisa saja
menguntungkan dan bisa saja tidak bila keuntungan itu tidak adil serta merugikan pihak lain dan
menimbulkan kerusakan alam.Memang tidak mudah menilai suatu tindakan itu etis atau tidak karena
ada urukan objektif untukmenulai ketidakadilan. Serta tidak mudah menghitung nilai kerugian
masyarakat atau dampakkerusakan lingkungan.C.

DIMENSI HUKUMHukum dan etika mempunyai hubungan yang erat karena keduanya mengatur
perilakumanusia. De George membedakan dua macam pandangan tentang status perusahaan yaitu

legalcreator

dan

legal recognition.

Dari sudut pandang

legal creator

, perusahaan diciptakan secaralegal oleh negara sehingga perusahaan mempunyai hak dan kewajiban
hukum sebagaimanalayaknya hukum yang dimiliki manusia. Dan

legal recognition

dimana perusahaan bukandiciptakan atau didirikan oleh negara, melainkan oleh orang yang mempunyai
kepentinganuntuk memperoleh keuntungan. Peranan negara dalam hal in hanya
mendaftarkan,mengesahkan, dan memberi izin secara hukum atas keberadaan perusahaan
tersebut.Setiap peraturan hukum yang baik meamang harus dijiwai oleh moralitas. Namum tidaksemua
peraturan hukum berkaitan dengan moral. Ada anggapan bila ditinjau dari aspek moraldianggap kurang
etis misalnya Undang-Undang Lalu Lintas.D.
DIMENSI SOSIALPerusahaan saat ini sudah berkembang menjadi suatu sistem terbuka yang sangat
kompleks.Sebagai suatu sistem, berarti di dalam organisasi perusahaan terdapat berbagai elemen,
unsur,orang, dan jaringan yang saling terhubung, saling berinteraksi, saling bergantung, dan saling
berkepentingan. Berbagai siste terbuka terdapat faktor internal seperti faktor sumber dayamanusia dan
sumber daya non-manusia lalu ada faktor eksternal yang terdiri atas elemenmanusia dan non-manusia.
Faktor eksternal inilah yang pada hakikatnya diciptakan karenasebagai kunci keberhasilan kinerja
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan suatu perusahaan sebenarnya ditentukan oleh
manusia atau orang baik yang ada di dalam perusahaanmaupun di luar perusahaan yang semuanya
memiliki kepentingan dan kekuatan untukmendukung atau menghambat keberadaan dan pertumbuhan
perusahaan. Oleh karena itu, bila perusahaan dilihat dari dimensi social, tujuan pokok perusahaan
adalah untuk menciptakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, sedangkan keuntugan
akan dating dengansendirinya. Pandangan ini selanjutnya akan melahirkan paradigma dan konsep

stakeholder

dalam pengelolaan perusaahan.E.

DIMENSI SPIRITUALKeberadaan perusahaan diperlukan untuk melayani kebutuhan masyarakat.


Sepanjangmasyarkat membutuhkan produk perusahaan, maka perusahaan akan tetap exist. Kegiatan
bisnis dalam pandangan Barat tidak pernah dikaitkan dengan agama (kepercayaan), padahaldalam
ajaran agama yang dipercayai oleh manusia ada ketentuan yang sangat jelas tentangmelakukan kegiatan
bisnis. Dalam dimensi spiritual, para pengusaha yang ada di dalam perusahaan memaknai pengelolaan
perusahaan sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan,menjadikan perusahaan yang dikelola menjai
sejahtera, sekaligus menjaga dan memelihara usahaan memaknai pengelolaan perusahaan sebagai
bagian dari ibadah kepada Tuhan,menjadikan perusahaan yang dikelola menjai sejahtera, sekaligus
menjaga dan memelihara kelestarian alam. Namun dalam kenyataannya, masih terdapat banyak pelaku
bisnis dan oknum stakeholder yang belum sepenuhnya mengikuti ajaran agama dalam menjalankan
praktek bisnisnya.

Kegiatan bisnis yang spiritual tumbuh berdasarkan paradigma sebagai berikut :

Pengelola dan pemangku kepentingan ( stakeholders) menyadari bahwa kegiatan bisnis adalah bagian
dari ibadah (God devotion).Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku
kepentingan ataumasyarakat ( prosperous society)

Dalam menjalankan aktivitas bisnis bisnis, pengelola mampu menjamin kelestarian alam (planet
conservation)
Hal 4.Pendekatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Tanggung Jawab Manajemen dan Teori Pemangku Kepentingan

Dari sudut pandang pengelola perusahaan (manajemen), dijumpai beberapa paradigma berkaitan
dengan peran dan tanggung jawab manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Shroeder (1998),
paling tidak ada enam teori pemangkukepentingan yaitu : teori kepemilikan, teori entitas, teori dana,
teori komando, teori perusahaan, dan teori ekuitas sisa residu.Tujuan pengelolaan perusahaan jelas
adalah untuk meningkatkan laba dankekayaan pemilik. Makin banyaknya perusahaan yang dimiliki oleh
masyarakat umum(go public) maka mulai ada pemisahan antara pengelola
(manajemen,eksekutif)dengan pemilik perusahaan (pemegang saham). Walaupun sudah ada
pemisahanantara pengelola dengan pemilik perusahaan, namun orientasi dan paradigma pengeloaan
masih belum berubah, sehingga kepentingan para pemangku kepentinganselain pemegang saham
belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Pemangkukepentingan (stakeholders) merupakan semua
pihak (orang atau lembaga) yangmempengaruhi keberadaan perusahaan dan atau dipengaruhi oleh
tindakan perusahaan(Lawrence, Weber, dan Post, 2005). Menurut beberapa pakar, steakeholders dibagi
jadi dua golongan antara lain :

a. Menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005) yaitu golongan pemangkukepentingan pasar (market
stakeholders) dan pemangku kepentingan non-pasar(nonmarket stakeholders).

b. Menurut Baron (2006) yaitu golongan lingkungan pasar (market environment)dan lingkungan
nonpasar (nonmarket environment).Sekarang marak skandal bisnis dalam berbagai manipulasi laporan
keuangan yangmelibatkan para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan besar merugikan banyak pihak
yang berkepentingan, sehingga muncul peraturan baru dari pemerintah untukmempertegas
pengawasan, wewenang, dan tanggungjawab para eksekutif dalam perusahaan. Perilaku para eksekutif
inilah yang sebenarnya sangat menentukankeberlangsungan perusahaan sehingga mereka dituntut
untuk bersifat etis dan punyatingkat kesadaran transedental atau tingkat kesadaran spiritual. Dalam
tingkatkesadaran spiritual inilah para pengusaha yang ada di dalam perusahaan memaknai pengelolaan
perusahaan sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan, menjadikan perusahaan yang dikelola dengan
tulus menjadi sejahtera, sekaligus menjaga danmemelihara kelestarian alam. Perusahaan yang dikelola
akan menjadi perusahaanyang tercerahkan (enlightened company).

Analis Pemangku Kepentingan (Stakeholder Analis)

Perusahaan adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Hal penting yang perludipertimbangkan dalam
proses pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan pemangku kepentingan, antara lain:

a.Lakukan identifikasi semua pemangku kepentingan

b. Cari tahu kepentingan dan kekuasaan setiap golongan pemangku kepentingan


c.Cari tahu apakah ada koalisi kepentingan dan kekuasaanKeputusan diambil berdasarkan
pertimbangan:

a.Pemangku kepentingan adalah pihak yang menerima manfaat paling besar darikeputusan itu

b.Kalaupun ada pihak dirugikan, dampak kerugian hanya menimpa sedikitmungkin pemangku
kepentingan

c.Keputusan yang diambil tidak membentur kepentingan dan kekuasaankelompok pemangku


kepentingan yang dominan, Kepentingan di sini adalahsuatu yang menyebabkan kelompok pemangku
kepentingan ini tertarik atau peduli pada perusahaan, sedangkan kekuasaan di sini diartikan
sebagaiseberapa kuat pengaruh/kekuatan kelompok ini dalam menentuka arah dankeberadaan
perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility )

Munculnya isu pemanasan global, penipisan lapisan ozon, kerusakan hutan,kerusakan lokasi di sekiatar
areal pertambangan, pencemaran air akibat limbah beracun, pencemaran udara, pencemaan air laut
akibat tumpahan minyak dai kapaltangki pengangkut minyak yang bocor, dan lain sebagainya.
Meupakan dampaknegatife dari munculnya aktivitas bisnis yang hanya berorientasi pada
keuntungansemata tanpa mempedulikan dampak negatife yang merugikan masyarakat dan bumiini.
Munculnya konsep Corporate Social Responsibility (CSR), analisis stakeholdersdan sejenisnya merupakan
respons atas tindakan yang telah meugikan masyarakat dan bumi ini

Pengertian CSR

a.The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikanCSR sebagai komitmen bisnis
untuk secara terus-menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta
meningkatkan kualitas hidupkaryawan dan keluarganya, masyarakat lokal, serta masyarakat luas
padaumumnya.

b.EU Green Paper on CSR memberikan definisi sebagai suatu konsep di mana perusahaan
mengintegrasikan perhatian pada masyarakat dan lingkungan dalamoperasi bisnisnya serta dalam
interaksinya dengan para pemangku kepentingansecara sukarela.

c. Magnan dan Ferrel mendefinisikan CSR sebagai suatu bisnis telahmelaksanakan tanggung jawab
sosialnya jika keputusan yang diambil telahmempertimbangkan keseimbangan antar berbagai
pemangku kepentingan yang berbeda-beda.

Tingkat Lingkup keterlibatan dalam CSR

Keberhasilan CSR dan cakupan program CSR yang dijalankan akan ditentukanoleh tingkat kesadaran
pelaku bisnis dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Adatiga tingkat kesadaran yang dimiliki oleh
seseorang, yaitu: tingkat kesadaran hewani,tingkat kesadaran manusiawi, dan tingkat kesadaran
transedental. Program CSR akan berjalan efektif jika pihak terkait dalam bisnis (Pengelola, Pemerintah,
danMasyarakat) sudah mempunyai kesadaran manusiawi dan transedental, sertamenganut teori etika
dalam koridor utilitarianisme, deontology, keutamaan, danteonom.

Lawrence, Weber, dan Post(2005) melukiskan tingkat kesadaran ini dalam bentuk tingkat keterlibatan
bisnis dengan pemangku kepentingan dalam beberapatingkatan hubungan, yaitu: inactive, reactive, dan
interactive.Bersarkan tingkat/lingkup keterlibatan ini, Lawrence, Weber, dan Post (2005)membedakan
dua prinsip CSR, yaitu: prinsip amal dan prinsip pelayanan. Perbedaankedua prinsip ini terletak pada
perbedaan kesadaran dan lingkup keterlibatan.

Ciri-ciri Prinsip Amal Prinsip Pelayanan

Definisi Bisnis seharusnya memberikan bantuan suka Sebagai agen publik,


rela kepada kelompok atau orang yang tindakan bisnis seharusnya
membutuhkan mempertimbangkan semua kelompok
pemangku Kepentingan yang dipengaruhi
oleh keputusan dan kebijakan perusahaan

Tipe Aktivitas Filantropi korporasi; tindakan Mengakui adanya saling ketergantungan


sekarela untuk menunjang citra perusahaan perusahaan dengan masyarakat
menyeimbangkan kepentingan dan
kebutuhan semua ragam kelompok di
masyarakat

Contoh Mendirikan yayasan amal, berinisiatif Pribadi yang tercerahkan,memenuhi


untuk menanggulangi masalah sosial, ketentuan hukum,menggunakan pendekatan
bekerja samadengan kelompok masyarakat stakeholder dalam perencanaan strategis
yang memerlukan perusahaan

a. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari keuntungan, bukan


merupakan lembaga social
b.  Perhatian manajemen akan terpecah dan akan membingungkan mereka bila perusahaan
dibebani banyak tujuan
c. Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang akan ditambahkan pada
harga produk sehingga pada gilirannya akan merugikan masyarakat/konsumen itu sendiri
d. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan kegiatan
social Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung CSR adalah :
a. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat semakin kritis terhadap dampak negatif
dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikanmasyarakat sekitar 
b. Sumber daya alam yang makin terbatas
c. Perimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam
memikul beban sosial dan lingkungan
d. Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna
e. Menciptakan keuntungan jangka panjang
SUMBER

https://www.coursehero.com/file/36425987/Hakikat-Ekonomi-dan-Bisnis-FIXdocx/

https://www.academia.edu/37591860/Hakikat_ekonomi_dan_Bisnis

https://www.coursehero.com/file/24534035/FIXdocx/

https://id.scribd.com/document/427056737/Lima-Dimensi-Bisnis

Anda mungkin juga menyukai