DAN KEBERAGAMANNYA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Dan Manajemen
Dosen Pengampu : Juniarfi Motik,S.Psi,M.PSi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Alvian Ananta Pramadya (18013010182)
2. Maghreza Perdana (18013010186)
3. Cintia Sinaring Sinanding (18013010191)
4. M. Hasyim Abdul Malik (18013010195)
5. Laela Rizqia (18013010201)
6. Ika Faradilla p. (18013010220)
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengassih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Mengelola Sumber Daya Manusia dan
Keragamannya” untuk menyelesaikan tugas kelompok Lingkungan bisnis dan
manajemen.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi bahasa, tata letak, dan isi dari makalah yang kami
susun. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kami hanya tempat salah dan lupa. Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang “Mengelola Sumber Daya Manusia
dan Keragamannya” dapat memberikan manfaat.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
Tujuan ....................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan .....................................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Keberagaman memunculkan isu etik dan tanggung jawab social. Jika isu
keberagaman ini tidak dikelola dengan baik bisa mengalami keruntuhan,
khususnya di lingkungan global. Keberagaman menjadi isu penting bagi para
manajer dan perusahaan karena adanya kewajiban etis yang kuat dalam
masyarakat untuk memperlakukan orang secara pantas dan adil.
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI 1 : MENGELOLA SUMBERDAYA MANUSIA
6
keseluruhan organisasi ,seperti gobalisasi ,perubahan teknologi ,kebutuhan
yang semakin besar akan inovasi ,pertukaran yang cepat dalam pasar-pasar
dan lingkungan eksternal,tren-tren sosial ,peraturan pemerintah ,dan
perubahan dalam budaya ,struktur, strategi dn tujuan perusahaan.
Tiga aktivitas besar manajemen SDM adalah mencari orang-orang yang
tepat,mengelola sehingga orang-orang dapat meraih potensi mereka ,dan
menjaga tenaga kerja dalam jangka yang panjang.Pencapaian tujuan ini
mengharuskan adanya keterampilan dalam perencanaan ,perekrutan,pelatihan
,pemberian penghargaan ,pengaturan upah dan gaji ,program-program
keuntungan,bahkan pemecatan.
b. Membangun Modal Manusia Untuk Menggerakan Kinerja
Modal manusia adalah modal ekonomis dari perpaduan antara pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, dan kemampuanpara pegawai. Untuk membangun
modal manusia, maajemen SDM mengembangkan strategi untuk mencari
orang terbaik, meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan mereka dengan
memberikan program pelatihan dan peluang bagi pengembangan diri dan
profesional, dan memberikan kompensasi serta keuntungan yang mendukung
penyebaran pengetahuan serta memberikan penghargaan yang sesuai dengan
kontribusi mereka terhadap organisasi.
c. Globalisasi
Manajemen sumber daya manusia internasional(international human resource
manajement-IHRM) secara spesifik berkenaan dengan kompleksitas yang
bertambah dan dihasilkan dari pengorganisasian dan pengelolaan orang-orang
yang berbeda dalam segala global.Penelitian dalam IHRM manajer-manajer
membutuhkan tingkat sensitivitas budaya yang tinggi serta kemampuan untuk
membuat dan menyampaikan kebijakan dan praktik untuk budaya-budaya
yang berbeda.
7
2.2 DAMPAK UNDANG-UNDANG FEDERAL TERHADAP
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
8
Gugatan atas praktik diskriminasi dapat meliputi meliputi cakupan luas dari
keluhan – keluhan pegawai. Undang – undang federal yang berhubungan
dengan persoalan kompensasi, keuntungan, kesehatan, dan keselamatan.
Cakupan undang – undang sumber daya manusia makin meluas di tingkat
kota, negara bagian, dan federal.
Dalam kontrak sosial yang lama antara organisasi dan pegawai, pegawai
dapat mengontribusikan kemampuan pendidikan, kesetiaan, an komitmen
serta mengharapkan balasan yang akan diberikan perusahaan berupa upah dan
keuntungan. Penyusutan karyawan, pengalihdayaan karyawan, rightsizing,
dan restrukturisasi telah mengarah pada penghapusan banyak jabatan dalam
sebuah organisasi. Para pegawai yang masih tersisa mungkin akan merasakan
ketidakstabilan. Para individu bertanggung jawab untuk mengembangkan
keterampilan dan kemapuan mereka sendiri, memahami kebutuhan bisnis
majikan mereka dan menunjukkan nilai – nilai mereka pada organisasi
majikan , sebaliknya berinvestasi dalam peluang pelatihan dan pengembangan
kreatif sehingga orang – orang dapat lebih mampu untuk dipekerjakan ketika
perusahaan tidak lagi membutuhkan jasa mereka. Tantangan penting
manajemen SDM adalam merevisi, evaluasi kinerja, kompensasi, dan praktik
penghargaan yang sesuai dengan kontrak sosial.
9
Merupakan perusahaan yang benar-benar tertarik pada pegawai yang
berpotensi karena praktik sumberdaya manusia berfokus tidak hanya pada
keuntungan nyata tetapi hal yang tidakbisa diraba dan menganut pandangan
jangka panjang untuk memecahkan masalah yang ada.
Menggunakan Pegawai sementara Dan Paruh Waktu
Pekerja serabutan adalah orang – orang yang bekerja bagi sebuah organisasi
tetapi tidak pada dasar permanen atau penuh waktu. Pekerja serabutan terdiri
atas penempatan temporer, orang profesional yang dikontrak, pegawai lepas
atau pekerja paruh waktu. Orang – orang yang bekerja dengan kontrak
sementara biasanya melakukan pekerjaan apapun, mulai dari memasukkan
data hingga mengelola proyek bahkan hingga menjadi CEO.Banyak
perusahaan bergantung pada pegawai paruh waktu atau pegawai sementara
untuk menjaga fleksibilitas.
Memajukan Keseimbanan Kerja/Hidup
Tindakan inisiatif yang memungkinkan pegawai untuk menjalani kehidupan
kerja yang seimbang adalah strategi yang penting untuk mempertahankan
organisasi.Selain itu, inisiatif keseimbangan kerja hidup, sebagian untuk
menjawab perubahan dalam pengharapan di antara pegawai muda.
Rightsizing organisasi
Penyusutan tenaga kerja perusahaan secara sengaja hingga mencapai jumlah
pegawai yang dianggap pas bagi situasi perusahaan saat itu. Tujuanya yaitu
membuat perusahaan lebih kuat dan lebih berdaya saing dengan cara
mensejajarkan jumlah tenaga kerja dengan kebutuhan perusahaan saat itu.
10
diyakini adalah kontributor terbaik. Hal yang melandasi upaya perusahaan
untuk menarik pegawai disebut model penyesuaian. Model penyesuaian
adalah pendekatan dalam menyeleksi pegawai dimana organisasi dan pelamar
kerja berusaha untuk saling menyesuaikan kebutuhan, kepentingan, dan nilai
satu sama lain.
a. Perencanaan sumber daya mausia
Human Resourch Planning adalah perkiraan kebutuhan akan SDM dan
penyesuaian individu dengan lowongan kerja yang diharapkan. Dengan
mengantisipasi kebutuhan SDM dimasa yang akan datang organisasi tersebut
dapat mempersiapkan dirinya untuk memenuhi tantangan persaingan.
memenuhi tantangan persaingan secara lebih efektif daripada organisasi –
organisasi yang bereaksi terhadap permasalahan.
Perkiraan sumberdaya manusia dan penyesuaian individu dengan lowongan
kerja yang diharapkan.
b. Perekrutan
Aktivitas atau praktik yang menentukan karakteristik peamar kerja yang
dikehendaki untuk pekerjaan tertentu.Banyak organisasi menggunakan
perekrutan internal, atau promosi dari dalam untuk mengisi jabatan tingkat
tingginya dan perekrutan eksternal. Kelebihan perekrutan internal yaitu
minimnya biaya dan mengasilkan komitmen, penghargaan dan kepuasan
pegawai yang lebih besar.
Menilai Kebutuhan Organisasi
Analisis pekerja adalah proses sistematis dalam mengumpulkan dan
menerjemahkan informasi tentang kewajiban, tugas, dan tanggung jawab
penting yang ada pada sebuah pekerjaan, serta informasi tentang konteks
dimana pekerjaan tersebut dilakukan.Deskripsi pekerjaan, ringkasan padat
dari tugas dan kewajiban sebuah tugas tertentu.Spesifikasi pekerjaan, uraian
pengetahuan, keterampilan, pendidikan dan keahlian fisik yang dibutuhkan
untuk mengerjakan sebuah pekerjaan secara memadai.
Tinjauan Pekerjaan Yang Realistis
Pendekatan dalam perekrutan yang memberikan informasi pada pelamar kerja
yang realistis dan berhubungan dengan pekerjaan dan organisasi.
11
Pertimbangan Hukum
Organisasi harus menjamin bahwa praktik perekrutan yang dilakukan tidak
melanggar hukum yang berlaku.
Perekrutan Melalui Internet
Perekrutan pelamar secara online, secara dramatis memperluas pencapaian
perekritan yang dilakukan organisasi, penghematan waktu hingga
uang.Layanan online membantu manajer mencari kandidat pasif, yaitu orang
yang tidakmencari pekerjaan namun paling cocok mengisi suatu pekerjaan.
Inovasi Dalam Perekrutan
Metode yang sangat efektif yaitu mendapatkan referensi dari pegawai yang
saat itu sedang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c. Seleksi
Proses penentuan keterampilan keahlian dan atributlain yang dibutuhkan
seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Formulir Lamaran
Alat mengumpulkan informasi tentang pendidikan pengalaman kerja dan
karakteristik latar belakang lain yang dimiiki seorang pelamar kerja.
Wawancara
Sebagai jalur komunikasi dua arah yang memungkinkan organisasi maupun
pelamar kerja untuk mengumpulkan informasi yang mungkin akan sangat suit
didapat tanpa wawancara.
Tes Pemekerja
Tes tertulis atau tes berbasis komputer yang dirancang untuk mengukur sifat
tertentu seperi kecerdasan atau bakat.
Pusat Penilaian
Teknik untuk menyeleksi individu yang memiliki potensi manajerial tinggi
berdasarkan kinerja mereka dalam serangkaian simulasi tugas manajer.
Pengecekan Online
Cara terbaru untuk menaksir tepat atau tidaknya seorang kandidat bagi
perusahaan adalah dengan melihat apa yang orang trsebut katakan tentang
dirinya dalam situasi jejaring sosial.
12
2.5 MENGELOLA TALENTA
a. Pelatihan dan Pengembangan
Mewakili upaya terencana yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi
pembelajaran bagi pegawai tentang keterampilan dan perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Pelatihan Saat Bekerja
Jenis pelatihan dimana seseorang pegawai yang telah berpengalaman
mengadopsi pegawai baru untuk dilatih bagaimana melaksanakan kewajiban
pekerjaanya.
Universitas Badan Hukum
Fasilitas pelatihan dan pendidikan didalam yang memberikan pe;uang belajar
yang luas bagi para pegawai
Kenaikan Jabatan Dari Dalam
Kenaikan jabatan memberikan tugas yang lebih menantang, menentukan
tanggung jawab baru dan membantu pegawai untuk berkembang dengan
memperluas dan mengembangkan kemampuan mereka.
Monitoring Dan Bimbingan
Monitoring ketika seorang pegawai sudah berpengalaman membimbing dan
mendukung pegarai yang kurang berpengalaman. Bimbingan yaitu metode
pengarahan , penginstruksian, dan pelatihan seorang pegawai dengan tujuan
untuk mengembangkan keahlian manajemen khusus.
b. Penilaian Kinerja
Proses pengamatan dan pengevaluasian kinerja seseorang pegawai,
pencatatan penilaian, dan pemberian umpan balik pada pegawai. Terdapat dua
hal penilaian kinerja menjadi kekuatan positif dalam organisasi yaitu
1. Menilai kinerja secara akurat melalui pengembangan dan penerapan sistem
penilaian seperti skala penilaian.
2. Pelatihan manajer yang efektif dengan wawancara penilaian kerja,
sehingga manajer dapat memberikan umpan balik yang akan memperkuat
kinerja dan motivasi pegawai untuk berkembang.
Menilai Kinerja Secara Akurat
13
Dengan menggunakan umpan balik 360 derajat yaiu sebuah proses yang
menggunakan lebih dari satu penilaian.selain itu menggunakan sistem
peringkat tinjauan kinerja.
Kesalahan Evaluasi Kinerja
Stereotip yaitu menempatkan pegawai dalam satu kelas atau kategori
berdasarkan satu atau beberapa sifat atau karakteristik.
Efek halo yaitujenis kesalahan peilaian yang terjadi ketika seorang pegawai
menerima penilaian yang sama disemua dimensi tanpa mempertimbangkan
kinerjanya dalam tiap dimensi.
14
kompensasi pekerja .Jenis keuntungan lainnya seperti asuransi kesehatan
,liburan dan lainnya.
f. Pemberhentian Sesekali
Meskipun upaya terbaik telah dilakukan manajer lini dan para ahli
manajemen SDM ,perusahaan akan kehilangan beberapa
pegawainya.Sebagaian pegawai akan pensisun sedangakan lainnya akan
mengundurkan diri.
PERKEMBANGAN IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini sangat luar biasa,
antara lain di bidang pertanian, industri, kesehatan, kemiliteran, dan
informasi. Jenis teknologi yang terakhir yang disebut dengan Tripple-T
Revolution yang terdiri dari revolusi transportasi, telekomunikasi, dan
turisme. Bentuk revolusi inilah yang merupakan pendukung utama terjadinya
globalisasi ekonomi. Baik dalam skala besar maupun kecil revolusi tersebut
akan mempengaruhi perkembangan ekonomi besar maupun ekonomi rakyat,
seperti koperasi dan usaha kecil menengah yang bergerak di sektor agribisnis.
Bentuk pengaruh dari Tripple-T Revolution antara lain:
1. Melalui revolusi telekomunikasi yang inklusif terjadi revolusi informasi,
maka informasi tentang pasar dan teknologi baru akan mudah di terima
dengan cepat oleh semua pelaku ekonomi.
2. Transfer teknologi dan antisipasi jenis komoditi apa saja yang layak
dikembangkan juga bisa mendorong berkembangnya usaha ekonomi.
3. Revolusi tersebut diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan wilayah
pedesaan dan perkotaan dalam pemasaran berbagai produk (barang dan jasa)
yang dibutuhkan oleh masyarakat kedua wilayah tersebut secara lebih efisien.
Namun yang perlu diperhatikan oleh sektor agribisnis, terutama yang berskala
kecil dan menengah dengan aset sumber daya yang sedemikian rupa, adalah
jenis teknologi yang akan digunakan. Pemilihan teknologi memerlukan
pertimbangan kemampuan dan kegunaannya. Jangan sampai teknologi maju
yang digunakan justru akan dapat menimbulkan distorsi ekonomi dan sosial,
15
bahkan merusak lingkungan. Faktor utama yang perlu di pertimbangkan
adalah kemampuan tenaga kerja (sumber daya manusia) yang pada umumnya
di sektor agribisnis berskala kecil relatif masih rendah, di samping itu harga
teknologi yang tidak terjangkau.
Misalnya, tanpa mengabaikan perkembangan iptek yang begitu cepat, dengan
mempertimbangkan sumber daya manusia dan anggaran yang ada, maka
teknologi yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat di operasionalkan dengan mudah, sekalipun oleh pengguna yang
masih rendah taraf keterampilannya.
b. Sarana dan prasarana pendukung teknologi dapat disediakan dengan
mudah dengan harga yang terjangkau.
c. Teknologi tertentu dapat dibuat dan diperbaiki di lokasi sendiri.
d. Mampu menciptakan efek ganda pada beragam sektor usaha baru.
Sementara itu, kompetensi sumber daya manusia perlu di daya gunakan agar
merekan mampu menciptakan bisnis nasional bahkan internasional yang
mampu bersaing. Hal itu perlu diwujudkan secara gradual melalui pelatihan,
pemagangan bisnis, dan aktif dalam lokakarya serta pertemuan-pertemuan
bisnis dan iptek.
Pembahasan Dan Solusi Kasus
Masalah yang dihadapi:
1. SDM masyarakat yang kurang terampil.
2. Kendala financial yang dihadapi masyarakat.
Penyebab permasalahan:
Rendahnya tingkat SDM yang dimiliki oleh masyakat dan kurangnya
pelatihan tenaga kerja dari pemerintah.
Penyelesaian:
1. pemerintah harus lebih fokus meningkatkan ketrampilan kerja masyarakat.
2. memperkenalkan tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat mampu
bersaing dalam skala nasional dan internasional.
3. Memberikan subsidi pada tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat bisa
meningkatkan produktifitasnya.
16
MATERI 2 : MENGELOLA KEBERAGAMAN
17
Organisasi-organisasi baru telah mengaku bahwa setiap orang tidaklah
sama dan bahwa perbedaan yang dibawa orang-orang tersebut ketempat kerja
adalah hal yang berharga. Bukannya mengharapkan semua pegawai untuk
mengadaptasi sikap dan nilai yang serupa, manajer-manajer belajar bahwa
perbedaan-perbedaan ini memungkinkan perusahaan untuk bersaing di tingkat
global dan untuk membuka jalan pada sumber-sumber yang kaya akan talenta
baru.
Keberagaman di perusahaan Amerika telah menjadi topik inti, sebagian
karena adanya perubahan-perubanhan besar yang terjadi di tempat kerja dan
basis konsumen dimasa kini. Rata-rata pekerja saat ini adalah orang yang
cukup berumur, dan lebih banyak lagi wanita, orang kulit berwarna dan
imigran mencari pekerjaan dan peluang untuk maju. Beberapa perubahan
yang mengubah bentuk tempat kerja:
Tenaga kerja yang sudah berumur
Pertumbuhan pekerja Latin dan Asia
Daya beli kaum minoritas
Pertumbuhan populasi orang asing
Sejauh ini, kemampuan organisasi-organisasi untuk mengelola
keberagaman tidak dapat menyejajari tren demografi ini, yang menjadikan
adanya sejumlah tantangan besar bagi kaum minoritas dan kaum
wanita.Kemajuan bagi wanita dan kaum minoritas dalam hal gaji serta peran
pemimpin telah tertahan dan bahkan menurun dibanyak perusahaan Amerika
Serikat.
18
perusahaan untuk belajar memahami budaya lokal dan menghadapi budaya
tersebut dengan baik.Banyak perusahaan telah serius menghadapi tantangan
ini dan perusahaan-perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan di pasar
global.Berbisnis secara global berarti bahwa pelanggan kitapun
beragam.Pemegang saham kitapun beragam.Populasi yang tersedia bagi kita,
produtifitas, kreatifitas, inovasi kita, dan orang-orang yang menjadi pemasok
bagi perusahaan kita juga beragam.Tidak mungkin kita menjalankan bisnis
dengan baik tanpa adanya pemahaman mendalam dan menerima semua unsur
ini.
19
mungkin akan bertambah. Untuk memeluk perbedaan ini dan
menggunakannya dalam memperbaiki kinerja perusaan mungkin akan sangat
penuh dengan tantangan. Mengelola keberagaman (managing diversity), yang
merupakan keterampilan inti dalam manajemen di lingkunagan ekonomi
global saat ini, adalah menciptakan iklim-iklim dimana keunggulan-
keunggulan yang mungkin ada dalam keberagaman di maksimalkan dan
kelemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam keberagaman di minimalkan
demi memperbaiki kinerja tim atau kinerja perusahaan.
20
keras untuk menjaga keamanan masyarakat dalam dunia hari ini yang
kompleks dan multicultural.
21
menghargai perbedaan, yang berarti bahwa mereka mengakui perbedaan
budaya dan melihat perbegaan tersebut dengan sikap yang dapat
diterima.Beberapa pola pikir yang berbeda yang akan dijelaskan di bawah ini:
Steroetip seringkali didasarkan pada cerita rakyat, pelukisan
media, dan sumber informasi lain yang tidak dapat diandalkan. Sebaliknya
perbedaan budaya yang sah adalah hasil dari penelitian sistematis.
Stereotip mengandung makna negatif. Sebaliknya, manajer yang
menghargai keberagaman akan memandang perbedaan sebagai sesuatu yang
cenderung positif atau netral.
Stereotif menganggap bahwa semua orang yang ada dalam satu
kelompok mamiliki karakteristik yang sama. Manajer yang menghargai
keberagaman akan mengetahui bahwa orang-orang yang berada dalam sebuah
kelompok mungkin atau mungkin tidak memiliki karakteristik yang sama
antara satu dan lainnya.
Ancaman stereotip (stereotype threat) adalah pengalaman psikologis
yang dialami seseorang yang biasanya sedang mengerjakan suatu tugas,
menyadari adanya stereotip tentang dirinya dan kelompoknya yang
mengatakan bahwadirinya tidak akan dapat mengerjakan tugas yang
diembannya dengan baik.
22
karakteristik yang sama memiliki kharakteristik sama.
Contoh: Suzuko Akoi adalah orang Contoh: Sebagai suatu kelompok,
asli Asia, karena wanita ini tidak orang-orang Asia cenderung lebih
bersifat agresif seperti orang berkulit tidak agresif jika dibandingkan
putih. dengan warga kulit putih.
2) Etnosentrisme
Etnosentrisme(ethnosentrism), adalah keyakinan bahwa satu kelompok atau
sub kultur tertentu bersifat superior dibandingkan dengan kelompok atau
budaya lain. Etnosentrisme membuat orang sulit menghargai
perbedaan.Untuk memandang budaya sendiri sebagai budaya terbaik adalah
kecenderungan alami diantara banyak orang.Selain itu dunia bisnis masin
cenderung menunjukkan nilai, perilaku, dan asumsi berdasarkan pengalaman
dari tenaga kerja pria kelas menengah berkulit putih dan agak homogen.
Sudut pandang etnosentris dan satu standar praktik budaya akan
menghasilkan monokultur(monoculture), yaitu budaya yang hanya
meneriman satu cara dalam melakukan segala hal dan satu set nilai dan
keyakinan yang dapat menimbulkan permasalahan bagi pegawai-pegawai
minoritas. Orang-orang dari kulit berwarna, wanita, homoseksual, orang
cacat, orang tua, dan pegawai berbeda lainnya mungkin merasakan tekanan
yang tidak semestinya untuk menyesuaikan diri, mungkin menjadi korban
prilaku pemberian stereotip dan mungkin dianggap sebagai orang-orang yang
tidak baik karena mereka berbeda.
Tujuan organisasi dalam mencari keberagaman budaya adalah plularisme
dan bukan monokultur serta etnorelatifisme dan bukan
etnosentrisme. Etnorelatifisme adalah pahan bahwa semua kelompok atau
sub kultur pada dasarnya adlah setara. Pluralisme (pluralism) adalah bahwa
suatu organisasi menampung beberapa sub kultur. Pergerakan kearak
pluralism mencoba untuk benar-benar memadukan pegawai-pegawai yang
meras terisolasi dan tidak di pedulikan.
23
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KARIER
WANITA
Meskipun tenaga kerja wanita telah bertahun-tahun memperlihatkan banyak
orgasnisasi yang melihat bahwa tujuan karier wanita tersebut masih tidak
dapat dicapai atau terlalu sulit dicapai.Selain itu, pria masih memiliki
keuntungan untuk mendapatkan upah lebih tinggi dan kesempatan naik
jabatan lebih cepat.Namun wanita terkadang wanita bisa terpilih menjadi
pemimpin karena menunjukkan prilaku dan sikap yang membantunya sukses
ditempat kerja yaitu sebuah factor yang disebut keuntungan wanita.
1) Atap Kaca
Atap kaca (glass ceiling), adalah halangan yang tidak terlihat dimana
memisahkan wanita dari jabatan manajer puncak.Wanita dapat mendongak
dan melihat jabatan manajer puncak melalui atap tersebut, tetapi mereka
trhalang rntangan tidak terlihat, seperti sikap stereotip atu mayoritas, yang
menghambat mereka untuk maju.Rintangan ini juga menghambat kemajuan
karier kaum minoritas.
Selain itu wanita dan kaum minoritas sering tidak diikutsertakan dari
jaringan manajer informal dan sering kali tidak mendapat akses untuk
mendapatkan pengalaman manajemen lini dan manajemen umum yang
dibutuhkan jika mereka ingin naik jabatan.Penelitian menunjukkan
adanyadinding kaca yang menjadi rintangan yang tidak kasat mata dalam
melakukan pergerakan penting di organisasi.Dinding kaca, seperti tidak
diikutsertakan dalam jaringan manajer, menghalangi didapatkannya
pengalaman di area-area supervisor lini yang akan memungkinkan wanita dan
kaum minoritas untuk naik jabatan.
Persoalan sensitive lain yang berkaitan dengan atap kaca adalah
homoseksual di tempat kerja. Banyak oaring homoseksual dan lesbian
menyakini bahwa mereka tidak akan diterima apa adanya dan beresiko akan
kehilangan pekerjaannya atau kesempatan untuk naik jabatan.
2) Tren Opt-Out
24
Ada banyak wanita yang tidak pernah menabrak atap kaca karena mereka
memilih untuk tidak melakukannya.Perdebatan pun muncul mengenai alasan
sejumlah besar wanita yang keluar dari karier.Para penganjur opt-out
mengatakan bahwa wanita memutuskan kesuksesan perusahaan tidaklah
sebegitu pentingnya hingga harus mengurangi perhatian pada keluarga atau
pada diri sendiri, menghadapi stress yang lebih besar, dan menerima dampak
buruk terhadap kesehatan.
Salah satu pemikiran mengatakan bahwa wanita tidak ingin menjadi
pemimpin perusahaan dan memiliki status sebagaimana pria,dan wanita
sudah tidak tertarik lagi untuk mengejar jabatan tinggi . namun kritik
mengatakan bahwa pandangan ini hanyalah cara lain untuk menyalahkan diri
wanita sendiri karena kekurangan manajer wanita di level-level teratas.
3) Keuntungan Wanita
Sebagian orang berfikir bahwa wanita mungkin sebenarnya adalah manajer
yang lebih baik, sebagian karena mereka menggunakan pendekatan yang
lebih kolaboratif, tidak begitu hierarkis, dan berorientasi pada hubungan,
yang sesuai dengan lingkungan global dan multikultur hari ini.Seiring
berubahnya sikap dan nilai dari generasi ke generasi, kualitas yang secara
alami dimiliki oleh seorang wanita mungkin dapat mengarah pada
pembalikan peran secar bertahap dalam organisasi.
Menurut James Gabarino, seorang penulis dan professor
pengembangan manusia di Cornell University, wanita dapat melakukan lebih
baik dari apa yang dibutuhkan masyarakat modern-memperhatikan, mematuhi
peraturan, pandai berbicara, dan baik dalam berhubungan dengan rekan kerja
di kantor. Pengamatan ini didukung oleh fakta bahwa manajer wanita
biasanya mendapatkan nilai lebih tinggi dari para bawahannya, berkenaan
dengan keterampilan interpersonal serta faktor-faktor lain sepertri cara
menyelesaikan tugas, berkomunikasi, kemampuan untuk memotivasi orang
lain, dan pemenuhan tujuan.
25
2.5 KOMPETISI BUDAYA
Kompetisi budaya (cultural competence) adalah kemampuan untuk
berinteraksi secara efektif dengan orang-orang dari budaya yang berbeda.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menciptakan kompetensi budaya
antara pegawai dengan cara membantu mereka untuk memahami,
berkomunikasi, dan berinteraksi secara lebih baik dengan rekan-rekan
kerjanya yang beragam.
Langkah 1: Mencari tahu masalah yang berhubungan dengan
keberagaman di dalam organisasi.
Langkah 2: Memperkuat komitmen manajer puncak.
Langkah 3: memilih solusi yang sesuai dengan strategi yang seimbang.
Langkah 4: Menuntut hasil dan meninjau kembali tujuan-tujuan.
Langkah 5: menjaga momentum untuk mengubah budaya.
26
Seorang mentor adalah seorang anggota organisasi yang tingkatannya lebih
tinggi, yang berkomitmen untuk memberikan mobilitas dan dukungan untuk
menaiki titian karier professional. Program mentoring memberikan pelatihan
langsung dan informasi dalam pada kaum minoritas dan perempuan tentang
norma dan pengharapan organisasi. Seorang mentor juga bertindak sebagai
teman dan penasihat, yang membuat pegawai merasa lebih percaya diri dan
merasa mampu.
4) Mengakomodasi Kebutuhan Khusus
Banyak orang yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang mungkin
tidak disadari oleh manajer-manjer puncak. Misalnnya, jika sejumlah orang
yang menempati jabatan bawah di organisasi adalah orang tua tunggal,
perusahaan dapat menyusun kembali jadwal kerja dan memberikan
kesempatan bagi mereka dengan cara membuat penitipan anak. Jika para
pekerja kasar adalah orang-orang tidak bias berbahasa inggris, materi
pelatihan dan paket Informasi dapat disediakan dalam bahasa lain, atau
organisasi dapat menyediakan kelas pelajaran bahasa inggris.
5) memberikan pelatihan keterampilan keberagaman
Pelatiha keberagaman (diversity training), adalah pelatihan khusus yang
dirancang untuk memberikan pendidikan pada pegawai tentang pentingnya
keberagaman, membuat pegawai mengetahui keberpihakannya, serta
mengajari pegawai keterampilan untuk berkomunikasi dan bekerja dalam
tempat yang beragam.
6) meningkatkan kesadaran atas pelecehan seksual
Pelecehan seksual menyebabkan lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak
produktif. Untuk menghapuskan pelecehan seksual, perusahaan dapat
menawarkan program kesadaran terhadap pelecehan seksual yang akan
menciptakan kesadaran tentang apakah itu pelecehan seksual dan
percabangan pelanggaran hukum. Berikut bentuk-bentuk pelecehan seksual,
Secara umun. Terjadi dalam bentuk perkataan dan tindakan.
Tidak pantas/tidak sopan.
Permintaan dengan diiming-imingi hadiah.
Paksaan dengan ancaman hukum.
27
Kejahatan seksual dan pelanggaran hukum.
2.7 INISIATIF KEBERAGAMAN YANG BARU
1) Tim Multikultur
Multikultur (multicultur teams), adalah tim yang terdiri dari anggota-
anggota dari latar belakang bangsa, ras, etnis, dan budaya yang berbeda,
bahkan dapat memberikan potensi yang lebih besar untuk meningkatkan
kreatifitas, inovasi, dan nilai di pasar global hari ini.
Meskipun banyak kelebihannya, tim multicultural akan lebih sulit
dikelola karena tingginya potensi untuk terjadi kesalahkomunikasian dan
kesalahpahaman. Tim-tim multikultur biasanya mengalami lebih banyak
kesulitan dalam belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan mulus, tetapi
dengan pelatihan lintas—budaya yang efektif dan pengelolaan yang baik, tim-
tim dapat belajar untuk bekerja sama dengan baik.
2) Kelompok Jaringan Pegawai
Kelompok Jaringan Pegawai (employee network groups), adalah kelompok
yang didasarkan pada identitas social, seperti gender atau ras, dan diatur oleh
pegawai-pegawai untuk difokuskan pada perhatian pegawai di kelompok
tersebut.
Kelompok jaringan mengejar berbagai aktifitas, seperti rapat untuk
memberikan pendidikan pada para manajer puncak, program mentoring, acara
penjaringan, sesi pelatihan dan seminar keterampilan, program magang bagi
kaum minoritas, dan aktifitas komunitas sukarela.
Sebuah karakteristik penting dari kelompok jaringan adalah bahwa
kelompok tersebut diciptakan secra tidak resmi oleh pegawai, bukan oleh
organisasi, dan keanggotaannya bersifat sukarela.
2.8 STUDI KASUS
Kasus Keberagaman Karyawan di PT. Bima Indonesia
1. Kasus
PT. Bima Indonesia merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit
yang ada dikabupaten Solok Selatan , Sumatra Barat. Perusahaan ini berdiri
pada tahun 1994 dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar yang pada waktu itu tidak mempunyai lapangan pekerjaan. Pada tahun
28
1997 perusahaan perkebunan kelapa sawit ini memiliki jumlah karyawan
sekitar 200 orang, baik yang bekerja diperkebunan maupun yang bekerja
didalam perusahaan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan
tersebut berhasil menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar dipulau
Sumatra dengan jumlah pekerja sekitar 500 orang yang berasal dari latar
belakang yang berbeda-beda. Sebagai sebuah perusahaan perkebunan yang
berada di tengah-tengah mayoritas suku Solok, PT. Bima Indonesia,
perusahaan memberikan perlakuan yang sama/adil terhadap karyawan yang
berasal dari suku Solok dengan karyawan yang berasal dari luar suku Solok
khususnya dalam kedudukan dalam perusahaan. Pada tahun 2012, manajemen
PT. Bima Indonesia membuat sebuah peraturan yang menyatakan setiap
orang/ karyawan yang berhak menempati posisi tertinggi dalam perusahaan
hanya berasal dari suku Solok saja dengan pertimbangan bahwa suku tersebut
lebih mengenal nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat Solok.
Peraturan manajemen tersebut ditolak oleh karyawan yang bersal dari suku
lain/diluar suku Solok, karyawan dari suku lain menganggap bahwa perusahaan
telah melakukan diskriminasi terhadap mereka yang berasal dari suku lain.
Menurut mereka, pihak manejemen tidak adil dalam menerapkan peraturan
tersebut. Jika dibandingkan dengan karyawan dari suku Solok, pendidikan
yang dimiliki oleh karyawan yang berasal dari luar suku Solok jauh lebih
tinggi, sehingga kesempatan untuk menempati posisi yang lebih tinggi dalam
perusahaan semakin mudah dan keberlangsungan perusahaan akan lebih baik.
Sehingga sebagai minoritas para pekerja merasa mendapat perlakuan
diskriminasi.
Masalah lain yang terjadi didalam PT. Bima Indonesia, yaitu diskriminasi
terhadap karyawan wanita yang bekerja diperkebunan kelapa sawit.
Diskriminasi yang terjadi yaitu karyawan wanita sering bekerja sendirian
diperkebunan tanpa adanya bantuan dari pekerja laki-laki, sehingga dalam
mengambil dan mengangkut biji-biji sawit juga dikerjakan oleh perempuan.
Hal lain yang juga tidak jarang terjadi pada saat pekerja wanita berada
diperkebunan yaitu pelecehan seksual, dan tidak diizinkan untuk membawa
anak-anak mereka untuk datang ke perkebunan. Dalam pemberian gaji pun
29
pihak perusahaan tidak memberikan gaji yang sepantasnya kepada para wanita
yang bekerja diperkebunan, dan tidak memberikan upah tambahan buat
mereka.
2. Landasan Teori
Munculnya diversity sebagai tantangan penting dalam perubahan demografi,
dimana karyawan yang lebih tua, perempuan, minoritas, dan yang lebih
berpendidikan sekarang menjadi banyak jumlahnya dalam sebuah organisasi,
sehingga tantangan untuk manajemen akan berhubungan dengan perubahan
kesukuan seperti perubahan berkaitan dengan gender, minoritas, usia, sehingga
berpengaruh dalam konteks kebijakan dan praktik upah serta promosi (Luthans,
2005:75-78). Sebuah metafora “glass ceiling”menggambarkan bahwa adanya
sebuah penghalang yang tak terlihat bagi ras, warna kulit tertentu, kaum
minoritas, serta wanita untuk dapat menduduki suatu jabatan penting dalam
perusahaan.
Menurut (Betters-Reed & Moore, 1995) menyatakan bahwa tingginya
mobilitas sosial, menyebabkan sebuah organisasi memiliki pegawai yang
berasal dari berbagai suku, agama, dan ras dengan karakteristik yang berbeda.
Sehingga kondisi ini mengubah situasi pegawai yang semula bersifat homegen
menjadi heterogen, dimana manejemen sumber daya manusia secara
konvensional tidak cukup memiliki kemampuan untuk menangani masalah
keanekaragaman pegawai dan situasi seperti ini manajemen sumber daya
manusia mengalami konvergensi paradigma atau shifting the management
development paradigm. Menurut (Gallos, 1995) memberi konsep bahwa
lingkungan kerja yang sifatnya maskulin menciptakan situasi dimana kantor
adalah more comfortable second home bagi laki-laki namun sebaliknya bagi
perempuan kantor adalah rumah kedua yang mengandung situasi berbahaya
karena gangguan utama bagi kaum perempuan dalam bentuk pelecehan seksual
yang menyangkut persoalan martabat atau harga diri perempuan sebagai
manusia.
Salomon dan Schork (1998) menyatakan tiga kunci keberhasilan perusahaan-
perusahaan dalam mengelola keragaman budaya yaitu: (1) meningkatkan asset
yang lebih luas kepada kelompok-kelompok pekerja yang berbakat, (2)
30
meningkatkan inovasi, (3) hubungan yang kuat dengan pelanggan. Sehingga
menurut (Parvis, 2003) manfaat yang diperoleh dari keragaman tenaga kerja
antara lain muncul ide, gaya, bentuk ketaatan, visi, kreatifitas, inovasi, sejarah,
dan gaya hidup.
3. Penutup
Adanya keberagaman tenaga kerja seringkali dipandang hanya akan
menimbulkan masalah bagi perusahaan, namun pengelolaan keberagaman yang
baik justru dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Agar
dapat memperoleh keunggulan kompetitif tersebut, maka organisasi harus
mengarah pada terbentuknya organisasi multibudaya yaitu organisasi yang
menghargai, mempromosikan, dan secara proaktif mengelola perbedaan-
perbedaan budaya yang ada diantara sumberdaya manusia yang dimilikinya.
Pengelolaan organisasi ini dilakukan untuk meminimumkan konflik dan
memaksimalkan keunggulan-keunggulan yang dapat diperoleh dari adanya
keberagaman budaya sumber daya manusia.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari tulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia memiliki peran dan tugasnya masing-
masing,dimana semuanya telah tersusun dan direncanakan demi
kelangsungan siklus baik perusahaan.
b. Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, mempunyai posisi yang
sangat dibutuhkan dalam upaya menjembatani perkembangan dunia yang
semakin transparan dan global. Untuk itu perlu ada strategi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, yang mengarah pada
pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya baik pembangunan
dalam bidang jasmani maupun rohani.
c. Hal itu dilakukan melalui proses pendidikan,pelatihan dan pembinaan
serta menciptakan kondisi yang dibangun oleh setiap manajer dalam suatu
organisasi baik bisnis maupun organisasi publik secara terstruktur dan
profesional.
d. Pendekatan mutu modal manusia (human capital quality ) menekankan
fngsi manusia (karyawan) sebagai faktor produksi yang amat penting selain
modal finansial, teknologi , material. Lemahnya kemampuan mutu SDM akan
membawa implikasi pada proses produksi , daya kreasi dan keberlangsungan
suatu organisasi dalam menghadapi era kompeteisi dan tantangan masa
global.
e. Dapat dirumuskan bahwa keragaman (diversity) tenaga kerja memiliki dua
konsekuensi berlawanan. Di sisi lain dapat memperluas akses organisasi
terhadap keahlian, kemampuan dan ide-ide. Namun di sisi lain juga dapat
muncul miskomunikasi, kesalahpahaman, dan perselisihan. Keberagaman
dalam dunia kerja tidak menghalangi seseorang untuk berkarya di dunia kerja.
Justru keberagaman itu memberi warna baru dalam dunia kerja.
32
DAFTAR PUSTAKA
33