Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Menurut pasal 1 Undang undang Pasar modal nomor 8 tahun 1995 bursa efek didefinisikan sebagai
berikut: “bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka.”

Pihak yang dimaksud disini adalah orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi. Dengan demikian pengertian mengenai pasar kedua, pasar ketiga, dan
pasar keempat termasuk dalam kategori bursa efek, karena ketiga jenis pasar tersebut merupakan pihak
yang memperdagangkan efek, sedangkan pasar pertama tidak termasuk dalam pengertian bursa efek
karena tidak memperdagangkan efek, tetapi melakukan penawaran umum efek.

Beberapa istilah yang digunakan untuk mengekspresikan pasar pertama (the first market), yaitu: pasar
perdana (primary market) dan initial public offering (IPO). Pasar kedua (secondary market) biasa disebut
dengan bursa efek. Pasar ketiga (third market) biasa disebut sebagai over the counter (OTC) atau bursa
parallel.

Organisasi bursa efek

Secara umum organisasi bursa efek memiliki beberapa fungsi yang dijabat oleh manajer atau direktur,
yaitu: fungsi keanggotaan; fungsi pencatatan; fungsi perdagangan; fungsi pengawasan perdagangan
(surveilance); fungsi ketaatan aturan (compliance); fungsi pemeriksaan internal; fungsi teknologi
informasi; fungsi riset dan pegembangan; fungsi administrasi dan keuangan; serta fungsi hubungan
masyarakat.

FUNGSI KEANGGOTAAN bertugas untuk menetapkan peraturan mengenai persyaratan menjadi anggota
bursa, mengingatkan anggota bursa yang tidak memenuhi persyaratan selama tahun berjalan, dan
mengeluarkan pencabutan keanggotaan bursa.

FUNGSI PENCATATAN bertugas untuk menetapkan peraturan perdagangan, mekanisme perdagangan,


dan sosialisasinya kepada Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)

FUNGSI PENGAWASAN PERDAGANGAN (SURVEILLANCE) bertugas untuk melakukan pengawasan


perdagangan selama jam perdagangan berlangsung untuk mencegah terjadinya kegiatan penipuan
harga, permainan harga, manipulasi harga, cornering, dan short selling.

FUNGSI KETAATAN ATURAN (COMPLIANCE) bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap anggota
bursa dan emiten mengenai ketaatan terhadap peraturan bursa

FUNGSI PEMERIKSAAN INTERNAL bertugas melakukan pemeriksaan terhadap semua unit kerja yang ada
dalam organisasi perusahaan termasuk unit direksi dan terhadap anggota bursa.

FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI bertugas melakukan inovasi teknologi perdagangan dan teknologi
informasi terkait dengan perkembangan komputerisasi
FUNGSI RISET DAN PENGEMBANGAN bertugas melakukan kajian kajian untuk menemukan produk
produk baru yang akan diperdagangkan.

FUNGSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN bertugas untuk menunjang kegiatan kegiatan operasional
tentang adminstrasi dan keuangannya, menyusun laporan keuangan periodic, mengkoordinasikan
pembuatan anggaran tahunan, dan menyiapkan bahan untuk auditor

FUNGSI HUBUNGAN MASYARAKAT bertugas menjalin hubungan dengan perusahaan public, pemerintah
daerah, dan instansi lain yang ada kaitannya dengan kegiatan umum di bursa

Pemilik Bursa Efek

Pada dasarnya bursa efek dapat dimiliki oleh Negara, pemerintah provinsi, pemerintah daerah,
pemerintah kota, pihak swasta. Pada umumnya bursa efek merupakan organisasi yang tidak berorientasi
laba (non-profit oriented organization). non-profit oriented organization tidak berarti dilarang
memperoleh laba. Hal yang dilarang adalah membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen
tunai. Memperoleh laba merupakan suatu keharusan agar organisasi dapat berkembang, karena tanpa
laba berarti tidak ada dana untuk mengembangkan diri. Hal ini berarti yang dapat menjadi pemilik bursa
efek tidak semua pihak, kecuali pihak yang mempunyai kepentingan dengan kegiatan operasional bursa
efek.

Pemilik bursa efek di Indonesia adalah perusahaan efek yang bertindak sebagai peratara dan pedagang
sekaligus sebagai pemegang seat. Pemisahan antara pemilik bursa dan pemegang seat sangat penting
dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan. Bursa efek Indonesia saat ini masih
mencampurkan fungsi pemilik bursa dan pemegang seat, dan hal ini sebenarnya tidak menjunjung asas
good corporate governance. Konflik kepentingan akan muncul dalam praktik penegakan aturan bursa.
Manajemen bursa akan sulit menegakkan aturan bursa yang dilanggar oleh anggota bursa yang
notabene juga merupakan pemilik bursa. Manajemen bursa enggan bertindak tegas karena mereka
diangkat oleh pemilik bursa dalam rapat umum pemegang saham.

Selain itu anggota bursa yang memiliki fungsi ganda sebagai broker (perantara) sekaligus trader
(pedagang) juga berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, karena memungkinkan anggota bursa
untuk memanipulasi kepentingan nasabahnya. Kita akan membahas konflik kepentingandari kedua
fungsi ini secara lebih dalam nanti. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan terhadap pasal 8, 16, dan
30 UUPM nomor 8 tahun 1995, yaitu pasal tentang pemisahan antara pemegang saham dan pemegang
seat serta pemisahan antara fungsi broker dan fungsi trader.

Anda mungkin juga menyukai