Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Hakikat Ekonomi
Ekonomi berasal dari kata Yunani oikonomia yang berarti pengelolaan rumah
(Capra, 2002). Yang dimaksud pengelolaan rumah adalah cara rumah tangga
memperoleh dan menghasilkan barang da jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup (fisik)
anggota keluarganya. Dari sini berkembang disiplin ilmu ekonomi yang dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Ilmu ekonomi berkembang berdasarkan asumsi dasar yang masih dipegang hingga saat
ini, yaitu adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan pada sumber daya
yang terbatas, sehingga menimbulkan persoalan bagaimana mengekploitasi sumber
daya yang terbatas tersebut secara efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan
manusia yang tak terbatas.
Ilmu ekonomi modern dewasa itu telah menanamkan paradigma tentang hakikat
manusia sebagai berikut :
a. Manusia adalah makhluk ekonomi.
b. Manusia mempunyai kebutuhan tak terbatas.
c. Dalam upaya merealisasikan kebutuhannya manusia bertindak rasional.

2.2 Etika dan Sistem Ekonomi

Etika pada intinya mempelajari perilaku seseorang atau kelompok yang dianggap baik
atau tidak baik. Sistem ekonomi adalah seperangkat unsur yang terkoordinasi untuk
mendukung peningkatan produksi, serta pendapatan untuk menciptakan kemakmuran
masyarakat.

2.2.1 Etika dan Sistem Ekonomi Komunis.

Tujuan sistem ekonomi komunis yaitu untuk memeratakan kemakmuran masyarakat


dan menghilangkan eksploitasi oleh manusia (majikan, prmilik modal) terhadap manusia
lainnya (kaum buruh).

2.2.2 Etika dan Sistem Ekonomi Kapitalis.

Perekonomian Negara-negara barat dan jepang yang menganut sistem ekonomi


kapitalis tumbuh jauh lebih cepat melampaui pertumbuhan negara-negara komunis, akibat
dari sistem ekonomi kapitalis dapat dirasakan saat ini,antara lain :

a. Terjadi pemanasan global dan kerusakan lingkungan di bumi akibat kerusakan


para pemilik modal yang didukung oleh aparat pemerintah.
b. Terjadi ketidakadilan distribusi kekayaan yang mengakibatkan timbulnya
kesenjangan kemakmuran yang makin tajam antara negara-negara kaya dengan
mayoritas negara-negara miskin antara golongan masyarakat kaya dengan
mayoritas penduduk miskin di dunia.
c. Ancaman kekerasan,konflik antar negara, kemiskinan, dan pengangguran makin
meluas.
d. Korupsi, kejahatan kerah putih, dan penyalahgunaan kekuasaan untuk mengejar
kekayaan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang banyak telah
meluas bukan saja di negara-negara miskin, tetapi juga di negara-negara maju.
e. Penyalahgunaan obat-obat terlarang, perjudian, kebebasan seks, pembunuhan,
perampokan, pencurian, dan tindakan-tindakan amoral lainnya makin meluas
baik di negara-negara maju maupun di negara-negara miskin.
f. Gaya hidup modern yang boros dan terlalu kosumtif, penumpukan harta
kekayaan yang jauh melampaui ukuran kebutuhan yang normal, serta pamer
kemewahan dan kekayaan telah menjadi ciri yang sangat menonjol.
g. Munculnya tanda-tanda tekanan mental dan psikologis, seperti stress, kasus
bunuh diri, tindakan anarkis massal, pembunuhan karena masalah sepele,
percekcokan dan perceraian rumah tangga, dan kasus sejenisnya sudah makin
meluas.
h. Penyakit akibat gaya hidup modern, seperti penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, HIV/AIDS, dan penyakit sejenisnya makin mengancam umat manusia.
2.2.3 Etika dan Sistem Ekonomi Pancasila.

Sistem ekonomi pancasila mencoba memadukan hal positif yang ada pada kedua
sistem ekonomi ekstrem-komunis dan kapitalis. Ciri keadilan dan kebersamaan pada sistem
ekonomi Pancasila di ambil dari sistem komunis, ciri hak dan kebebasan individu di ambil
dari sistem kapitalis, ditambah dengan ciri ketiga yang tidak ada pada kedua sistem
tersebut, yaitu kepercayaan kepada Tuhan YME dengan memberikan kebebasan rakyatnya
memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.

2.2.4 Etika dan Sistem Ekonomi

Etika pada intinya mempelajari perilaku /tindakan seseorang dan kelompok atau
lembaga yang dianggap baik atau tidak baik. Ukuran untuk menilai baik dan tidaknya suatu
tindakan bila dilihat dari hakikat manusia utuh adalah dilihat dari manfaat atau kerugiannya
bagi orang lain, kemampuan tindakan tersebut dalam menciptakan kebahagiaan individu,
dan kemampuan tindakan tersebut dalam meningkatkan keimanan/kesadaran spiritual
seseorang.
2.3 Pengertian dan Peranan Bisnis
Pada zaman dahulu, kegiatan bisnis umat manusia adalah berburu dan
mengumpulkan barang-barang yang sudah di sediakan oleh alam, seperti : buah-
buahan, sayur mayur, kayu bakar, kayu untuk perumahan, batu untuk dijadikan
peralatan, dan sebagainya. Seiring dengan pertumbuhan peradaban dan perkembangan
zaman , pada fase berikutnya mulai timbul pertukaran barang antar kelompok yang
sering disebut sebagai barter. Pertukaran/ Barter muncul jika satu kelompok mempunyai
barang yang tidak dimiliki kelompok lainnya dan kedua kelompok ini menginginkan
barang-barang yang tidak mampu dihasilkan oleh kelompoknya.
Dengan diperkenalkannya uang sebagai alat tukar dan ditunjang oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini tidak ada satu negara pun yang mampu
memenuhi seluruh kebutuhan barang dan jasanya sendiri, dan memang tidak
seharusnya suatu negara menghasilkan sendiri seluruh barang dan jasa yang menjadi
kebutuhannya. Aktivitas bisnis bukan saja kegiatan dalam rangka menghasilkan barang
dan jasa, tetapi juga termasuk kegiatan mendistribusikan barang dan jasa tersebut ke
pihak-pihak yang memerlukan serta aktivitas lain yang mendukung kegiatan produksi
dan distribusi tersebut. Kegiatan bisnis menjadi sumber penerimaan pokok dalam
Anggara Pokok dan Belanja Negara (APBN) melalaui perpajakan, bea masuk, dan
cukai. Kegiatan bisnis juga menjadi sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan setiap
orang. Kegiatan bisnis sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan bisa
dikatakan bahwa aktivitas bisnis berisfat etis.
Namun dalam realitanya masih banyak dijumpai pandangan pro dan kontra
mengenai etis tidaknya suatu aktivitas bisnis. Terdapat dua pandangan tentangbisnis
sebagaimana diungkapkan oleh Sony Keraf (1998), yaitu:
1. Pandangan praktis-realis, melihat tujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan
(profit) bagi pelaku bisnis, sedangkan aktivitas memproduksi dan mendistribusikan
barang adalah sarana/alat untuk merealisasikan keuntungan tersbut.
2. Pandangan idealis, adalah suatu pandangan dimana tujuan bisnis yang terutama
adalah menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, sedangkan keuntungan yang diperoleh merupakan
konsekuensi logis dari kegiatan bisnis tersebut.

Cara lain untuk menjelaskan isu pro dan kontra dalam aktivitas bisnis jika dilihat dari
sudut pandang etika, dapat dijelaskan melalui pemikiran Lawrence, Weber, dan Post
(2005) tentang budaya etis (ethical climates). Budaya etis adalah pemahaman tak
terucap dari semua karyawan tentang perilaku yang dapat dan tidak dapat diterima.
Yang menentukan derajat keetisan atau budaya etis dari suatu kegiatan/tindakan bisnis
adalah orang kunci dibelakang kegiatan bisnis itu sendiri, atau yang populer dngan
istilah the man behind the gun, bukan bisnis itu sendiri.

Komponen-Komponen Budaya Etis

Kriteria etiis Fokus


Individu Perusahaan Masyarakat
Egoisme Kepentingan diri Kepentingan Efisiensi ekonomi
(pendekatan (self-interest) perusahaan
berpusat pada (company interest)
kepentingan diri)
Benevolence Kepentingan Kepentingan tim Tanggung jawab
(pendekatan bersama (team interest) sosial (social
berpusat pada (friendship) responsibility)
kepentingan orang
lain)
Principles Moralitas pribadi Prosedur dan Kode etik dan
(pendekatan (personal morality) peraturan hukum
berpusat pada perusahaan
prinsip integritas)

Anda mungkin juga menyukai