Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS

BAB 4
Kelompok 4
“Teori-Teori Etika dan Relevansinya”

Disusun Oleh :
1. Yohannes Debrito ( 28835 ) / 22
2. Falih Muhammad Abi P. ( 28791 ) / 23
3. Bagaskara S.N. ( 27092 ) / 24
4. Wahyu Prasetyo ( 27426 ) / 25
5. Jesie Oktaviana T. ( 30989 ) / 26
ILUSTRASI
Majalah Forbes melaporkan, per Agusus 2016, tiga konglomerat super kaya di Indonesia
memiliki bisnis rokok dengan kekayaan mencapai US$20,9 miliar (setara dengan Rp273,79
triliun). Peringkat pertama dan kedua diduduki oleh Robert Budi dan Michael Bambang Hartono
dengan kekayaan US$15,4 triliun. Kekayaan kedua orang ini meningkat Rp5,2 triliun sejak
November 2013. Selain berbisnis rokok, keluarga Hartono juga memiliki saham PT Bank Central
Asia Tbk (BCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Peringkat ketiga diduduki oleh Susilo Wonowidjojo, pemilik Gudang Garam Tbk
(GGRM) dengan kekayaan US$55, miliar. Kekayaan Susilo meningkat Rp2,6 triliun sejak
Novemer 2013. Meskipun penjualan rokok GG turun 1,8% pada paruh pertama 2016, dari 38,4
miliar batang menjadi 37,7 miliar batang, tetapi secara keseluruhan penjualan rokok GG lebih
tinggi 0,5 % dibandingkan rerata industri sebesar 142 milar batang pada semester 1 2016.
Volume penjualan rokok GG disumbangkan oleh sigaret kretek mesin (SKM) full flavor (77 %
dari total penjualan perseroan), SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN), dan sigaret kretek
tangan (SKT). Besarnya volume penjualan rokok di dalam negeri telah menjadikan Indonesia
sebagai negara ketiga terbesar yang mengonsumsi tembakau setelah China dan India. Dengan
jumlah penduduk 241.973.879 jiwa, pasar rokok masih terbuka lebar dan menyebabkan angka
prevalensi merokok di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, 46,8% laki- laki dan
3,1% perempuan berusia di atas 10 tahun adalah perokok (WHO, 2011).

Kementerian Kesehatan RI menyatakan, sekitar 65,9 % laki-laki dan 4,2% perempuan


yang berumur di atas 15 tahun adalah perokok. Rokok telah membunuh hampir 6 juta jiwa per
tahunnya, di antaranya lebih dari 5 juta jiwa adalah perokok dan mantan perokok, serta lebih dari
600.000 jiwa yang tidak merokok, tetapi terkena asap rokok. Bahkan WHO (2012), memprediksi
angka kematian akibat rokok per tahunnya dapat meningkat lebih dari 8 juta jiwa di tahun 2030.
Jika rokok tidak dibatasi, potensi jumlah kematian akan meningkat dua kalinya mendekati 10
juta orang pada tahun 2020. Korban rokok terbesar berasal dari kelompok konsumen
berpendapatan rendah karena harga rokok yang murah menyebabkan mereka terus mengonsumsi
rokok dan pada akhirnya akan memperberat beban kehidupan, meningkatkan kematian,
menaikkan biaya perawatan kesehatan yang harus ditanggung, dan gaji yang terbuang sia-sia
karena dipakai untuk membeli rokok

Sumber: www.kompasiana.com/oppajappy/m-kompasiana-com

Pembahasan ilustrasi

Teori Teleologi

Teori ini menyatakan bahwa suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai atau berdasarkan akibat yang muncul dari tindakan tersebut.
Berdasarkan pendekatan utilitarianisme bisnis rokok di Indonesia dinilai tidak etis, karena
merokok merupakan perilaku buruk dan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Hal ini diperkuat
oleh data dari Kementrian Kesehatan RI, yaitu rokok telah membunuh hampir 6 juta jiwa per
tahunnya, di antaranya lebih dari 5 juta jiwa adalah perokok dan mantan perokok, serta lebih dari
600.000 jiwa yang tidak merokok, tetapi terkena asap rokok.

Teori Teonomi

Berdasarkan pendekatan Kristiani ini tidak etis, karena di dalam agama kristiani
perbuatan merokok ini diartikan sebagai suatu perbuatan yang salah dan bisa berujung pada dosa
dengan mencemari tubuh yang di berikan Allah Tuhan semesta alam dengan memasukan racun
berupa rokok.

1 Korintus 6:19

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam didalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri.

Arti bacaan tersebut adalah kudus dan bersih sehingga manusia harus hidup dengan kudus
seturut dengan kehendak Allah bukan dengan mencemari tubuh yang diberikan Allah kepada
kita.
INSTRUMEN-INSTRUMEN ETIKA BISNIS

Beberapa instrumen etika bisnis antara lain :

1. Nilai-Nilai

2. Hak dan kewajiban.

3. Aturan Moral.

4. Hubungan Antarmanusia.

5. Moralitas Umum

Prinsip Moralitas Umum

Prinsip moralitas umum antara Lain :

1. Memegang Janji.

2. Tidak ada Kemarahan.

3. Saling Membantu.

4. Menghargai Orang.

5. Menghargai Hak Milik.

Teori Teleologi

Berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti tujuan, teori teleologi menyatakan bahwa
suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, atau
berdasarkan.akibat yang.muncul dari tindakan tersebut. Suatu tindakan akan dinilai baik apabila
bertujuan untuk mencapai sESuatu yang baik atau kalau akibat yang ditimbulkannya adalah baik
dan bermanfaat.

Misalnya, penggelapan uang perusahaan yang dilakukan oleh seorang karyawan, belum
tentu dianggap buruk menurut teori ini walaupun sesungguhnya perbuatan tersebut sangat buruk,
tetapi harus terlebih dahulu melihat tujuan dari tindakan pelaku. Apabila hasil uang hasil
penggelapan digunakan oleh pelaku untuk membayar biaya rumah sakit tempat ibunya dirawat,
tindakan ini akan dinilai secara moral sebagai tindakan yang baik, terlepas dari kenyataan bahwa
secara legal pelaku tersebut dapat dihukum. Dengan demikian, etika teleologi bersifat situasional
karena tujuan dan akibat dari suatu tindakan sangat dipengaruhi oleh situasi tertentu. Penilaian
baik atau buruk bersifat relatif, tergantung dari tujuan maupun akibat yang muncul dari suatu
tindakan.
Pendekatan Utilitarianisme :

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata inggris utility yang
berarti manfaat. Menurut teori utilitarianisme, suatu tindakan dapat dikatakan baik apabila
membawa manfaat bagi sebanyak-banyaknya anggota masyarakat ( the greatest happines of the
greatest numbers) . Ukuran baik buruknya suatu tindakan akan dilihat dari akibat, konsekuensi,
atau tujuan dari tindakan tersebut.

Contohnya, kasus pembebasan untuk pembangunan jalan tol yang demi alasan untuk
kepentingan sebagian besar masyarakat, pemerintah atau pengelola jalan tol cenderung
memberikan ganti rugi paksa (penetapan harga di bawah harga pasar) kepada para pemilik tanah
yang terkena jalur jalan tol tersebut. Dalam hal ini untuk kepentingan yang lebih besar atau
nasional, pemerintah dibenarkan untuk melanggar rasa keadilan atau mengorbankan hak individu
pemilik tanah yang tanahnya digusur untuk pembangunan jalan tol tersebut.

Pendekatan Egoisme :

Egoisme etis adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan mengear kepentingan
pribadi dan memajukan diri sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Agus dan Ardana (2009),
egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi kepentingan diri sendiri (self interest).

Egoisme etis baru menjadi persoalan serius apabila keika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar (Keraf, 1998).

Perbedaan paham egoisme etis dibandingkan dengan utilitarianisme terletak pada pihak yang
memperoleh manfaat dimana egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu,
sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan
bersama atau kepentingan masyarakat).

Teori Deontologi

Teori Deontologi menyatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya
sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Contohnya, tokoh
Robinhood yang merampok kekayaan orang-orangkaya, kemudian hasilnya dibagikan kepada
rakyat miskin. Tujuan dari tindakan Robinhood sangat mulia, tetapi alasan membantu orang
miskin ini tidak serta-merta membenarkan tindakan merampok tersebut.

Teori Deontologi dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) yang membaginya ke


dalam dua konsep penting, yaitu imperative hypothesis dan imperative categories.

Imperative hypothesis adalah perintah-perintah yang sifatnya khusus yang harus diikuti
jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan. Adapun imperative categories adalah
kewajiban moral yang mewajibkan seseorang melakukan atau menghindari suatu tindakan tanpa
syarat apapun (unconditional acts).

Teori Hak Asasi Manusia

Menurut teori HAM, manusia mempunyai martabat dan seluruh manusia mempunyai
martabat yang sama. Menurut Weiss(2006) yang dikutip dalam Agoes dan Ardana (2009), pada
prinsipnya HAM dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, antara lain :

• Hak hukum yaitu hak yang didasarkan atas sistem/yuridiksi hukum suatu negara di mana
sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang
bersangkutan.

• Hak moral atau kemanusiaan yaitu hak manusia secara inividu atau dalam beberapa kasus
dihubungkan dengan kelompok, bukan dengan masyarakat.

• Hak kontraktual yaitu hak yang mengikat individu-individu saat membuat kesepakatan
atau kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban setiap pihak.

Teori Keutamaan

Teori keutamaan tidak menanyakan kategori tindakan yang etis atau tidak etis, tetapi
menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat disebut
sebagai manusia utama, serta sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.

Contoh dari sifat atu karakter utama, antara lain kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan
hati. Untuk pelaku bisnis sifat utama yang perlu dimiliki, antara lain adalah kejujuran,
kewajaran, kepercayaan, dan keuletan.

Teori Teonomi

Teori Teonomi menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh
kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila
tidak mengikuti aturan-aturan atau perintah Tuhan sepertiyang tertuang di dalam kitab suci. Ada
empat persamaan fundamental filsafat semua agama, yaitu :

• Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain hidup di
dunia.
• Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui kekuatan tak terbatas
yang mengatur alam raya ini.

• Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di duia, tetapi juga
sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir umat manusia.

• Semua agama mempunyai ajaran moral yang bersumber dari kitab suci masing-masing.

Relativisme Etika

Baik buruknya, benar salahnya suatu tindakan sangat dipengaruhi oleh keyakinan rasional
pribadi dan sistem budaya tempat pribadi tersebut berada.

Relativisme Naif :

Relativisme naif, yaitu bahwa setiap orang mempunyai standar sendiri bagi setiap tindakan
yang diputuskan. Penganut relativisme ini naif ini yakin bahwa karena keputusan etika adalah
bersifat pribadi, penting, dan kompleks maka yang relevan hanyalah opini yang berasal dari
orang yang membuat keputusan.

Relativisme Budaya :

Menganggap bahwa moralitas relatif bagi budaya tertentu, masyarakat tertentu, atau
komunitas tertentu.

Ruang Lingkup Etika Bisnis

Menurut Keraf (1988) ruang lingkup etika bisnis mencakup tiga tingkatan utama :

• Pada tingkatan pertama, etika bisnis sebagai etika profesi baru berperan membahas
berbagai prinsip, kondisi, dan masalah terkait dengan praktik bisnis yang baik dan etis.
Etika bisnis hanya berperan untuk mengingatkan para pelaku usaha agar menjalankan
bisnisnya dengan baik dan etis karena bisnis yang baik dan etis, dalam banyak literatur
penelitian terbukti berperan penting bagi keberhasilan bisnis di masa mendatang.

• Pada tingkatan kedua, etika bisnis berperan untuk menyadarkan masyarakat luas
(khususnya konsumen dan karyawan) untuk tidak segan-segan menuntut para pelaku
bisnis agar bisnis dijalankan dengan baik dan etis demi terjaminnya atau terpenuhinya
hak dan kepentingan masyarakat luas.

• Pada tingkatan ketiga, etika bisnis berbicara tentang sistem ekonomi yang etis dan
mencakup pembatasan monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktik-praktik bisnis yang tidak
terpuji. Ruang lingkup pembahasan etika bisnis pada tingkatan ketiga ini lebih bersifat
makroekonomi sehingga sering disebut sebagai etika ekonomi.
Refleksi
Refleksi 4.1

Pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah telah menimbulkan
dilema etis. Pada satu sisi, pembangunan tersebut akan menyerap tenaga kerja, tetapi pada sisi
lain pembangunan pabrik dikawatirkan merusak ekosistem bukit kapur dan cadangan air bersih
di bawah tanah. Apabila saudara menjabat sebagai menteri perindustrian RI, tindakan apa yang
akan saudara tempuh berkaitan dengan pabrik semen tersebut ? Mengapa pilihan tindakan ini
yang saudara ambil ? Jelaskan !

Apabila kami menjadi menteri perindustrian, kami akan tetap mengijinkan dengan syarat :

1. Lulus proses pengujian AMDAL secara ketat pada pihak-pihak terkait.

2. Harus mencari sumber cadangan air baru bagi masyarakat sebelum melakukan
pembangunan pabrik.

Refleksi 4.2

“saya ada karena saya berbelanja.” ungkapan ini dapat kita lihat pada diri penggemar belanja
yang sering tampak berbelanja tanpa henti meskipun tidak selalu membutuhkan barang-barang
yang telah dibelinya.

Menurut saudara, apakah tindakan penggemar belanja ini wajar dan etis? Jika saudara termasuk
bagian dari penggemar belanja, perasaan apa yang akan saudara rasakan ketika mengetahui
bahwa 40% masyarakat kita berada di bawah garis kemiskinan ?

Menurut kami tidak etis, lebih baik jika memiliki uang berlebih sebaiknya disumbangkan
terlebih dahulu kepada orang yang membutuhkan dan hanya membeli barang yang dibutuhkan
saja, untuk menghindari kecemburuan sosial dilingkungan sosial masyarakat di wilayah tempat
tinggal atau aktivitas kami.
ARTIKEL PENDUKUNG

Jakarta - Kasus suap yang menyeret pegawai pajak pernah terjadi pada kasus Gayus
Tambunan, dan yang terkini kasus menimpa Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan
Hukum Ditjen Pajak Handang Soekarno. Aktivis ICW, Emerson Yuntho mengatakan kasus suap
di kalangan pegawai pajak tidak jera karena fungsi pemiskinan koruptor yang jarang diterapkan.

"Mereka tidak kapok karena hukuman buat pelaku juga ringan, baik sanksi administratif
maupun vonis hakimnya. Selain itu fungsi pemiskinan koruptor mulai jarang diterapkan, jadi ada
baiknya selain dihukum penjara koruptor juga dimiskinkan," ujar Emerson dalam pesan singkat
yang diterima detikcom, Rabu (23/11/2016).

ICW, kata Emerson, memantau rata-rata hukuman bagi para koruptor hanya 2 tahun 2
bulan penjara. Emerson mengatakan hal tersebut tidak akan memberikan efek jera bagi koruptor,
selain itu ICW juga memiliki usul agar pegawai pajak kapok untuk melakukan korupsi.

"ICW usul Sri Mulyani dan Dirjen Pajak sebaiknya cantumkan nama-nama dan foto
koruptor pajak di semua kantor pajak, di bagian pelayanan dan ruang rapat. Agar jadi pelajaran
bagi pegawai dan pejabat pajak," lanjut Emerson.

Selain itu, Emerson mengusulkan agar pengawasan semakin diperkuat dan berjenjang. Jika hal
itu diterapkan, para atasan juga mendapatkan sanksi apabila pegawai nya tersangkut suap.

"Fungsi pengawasan perlu juga diperkuat dan berjenjang. Jadi kalau ada pegawai-pejabat yang
tersangkut suap maka atasanya juga harus diberikan sanksi," imbuhnya.

Sebelumnya, KPK menetapkan Handang Soekarno (HS) yang merupakan Pejabat Eselon III
Ditjen Pajak sebagai tersangka kasus suap karena diduga menerima suap Rp 1,9 miliar. Kasus ini
juga menyeret Direktur PT EK Prima ekspor Indonesia Rajesh Rajamohanan Nair sebagai
tersangka.

"KPK melakukan gelar perkara, jadi tadi sudah dilakukan gelar perkara pimpinan dengan seluruh
penyidik, dan memutuskan untuk meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan sejalan
dengan penetapan 2 orang sebagai tersangka," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di KPK, Jalan
HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (22/11).

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-3352093/pegawai-pajak-kembali-terseret-kasus-suap-icw-
usul-pemiskinan-koruptor
Pembahasan artikel
Korupsi dari Pandangan Etika

Untuk menilai etis atau tidaknya suatu aktivitas, diperlukan peninjauan terhadap tiga konsep
dasar etika, yaitu :

Teori Deontologi

a.Teori Hak

Perilaku korupsi uang negara menunjukkan bahwa hak masyarakat yang seharusnya
mendapatkan kesempatan menikmati kesejahteraan dari uang negara baik secara langsung
maupun tidak langsung, telah diambil oleh para pelaku korupsi.

b. Teori Keadilan

Perilaku korupsi uang negara menunjukkan bahwa ada ketidak-adilan diantara para
pejabat publik. Mereka sama-sama bekerja mengabdi pada negara, namun mendapatkan
"pendapatan" yang berbeda, dan bahkan bisa mendapat "privilege" yang berbeda jika koruptor
ini tetap "dirawat" oleh negara.

Teori Teleologi

Teleologi mengerti mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang
terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Betapa pun salahnya sebuah tindakan
menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik.

Teori Keutamaan

Teori keutamaan tidak menanyakan kategori tindakan yang etis atau tidak etis, tetapi
menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat disebut
sebagai manusia utama, serta sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. Sikap utama
yang harus dimiliki oleh seorang pelaku bisnis adalah kejujuran, kewajaran, kepercayaan, dan
keuletan. Namun dalam artikel diatas sikap seperti ini tidak dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai