Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan
moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi tindakan
manusia dengan penilaian baik atau buruk dan bener atau salah. Etika melibatkan analisis
kritis mengenai tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi
kebenaran dan keadilan. Jadi ukuran yang dipergunakan adalah norma, agama, nilai positif
dan unversalitas. Oleh karena itu, istilah etika sering dikonotasikan dengan istilahistilah: tata krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang berpijak
pada norma-norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen didalam masyarakat dan
lingkungannya.
TEORI ETIKA
Teori Egoisme
Egoisme bermaksud bahwa sesuatu tindakan adalah betul dengan melihat kepada
kesan tindakan kepada individu. lndividu yang berpegang kepada falsafah ini percaya bahawa
mereka harus mengambil keputusan yang dapat memaksimumkan faedah kepada diri sendiri.
Kata egoisme berasal dari perkataan ego, perkataan Latin untuk aku dalam Bahasa
Malaysia. Egoisme perlu dibedakan dengan egotisme yang bermaksud penilaian berlebihan
psikologi terhadap kepentingan sendiri atau aktivitas sendiri. Teori ini adalah bersifat
individualistik.
Terdapat dua kategori utama Egoisme yaitu Psychological Egoism dan Ethical
Egoism.
(a) Egoisme Secara Psikologi
Psychological Egoism berpandangan bahawa setiap ormg sentiasa didorong oleh
tindakan untuk kepentingan diri. lanya juga mendakwa bahawa manusia sentiasa
melakukan perkara-perkara yang dapat memuaskan hati mereka ataupun yang
mempunyai kepentingan peribadi. Teori ini menerangkan bahawa tidak kira apa
alasan yang diberikan oleh seseorang, individu sebenarnya bertindak sedemikian
sematamata untuk memenuhi hasrat peribadi. Sekiranya pandangan ini benar maka
keseluruhan prinsip etika adalah tidak berguna lagi.
Penyokong teori ini berpendapat bahawa setiap orang yang menghulurkan bantuan
kepada orang lain seperti menjalankan aktiviti persaingan secara adil, menjaga
kebajikan masyarakat ataupun yang mengambil risiko untuk menyelamatkan orang
lain sebenarnya mempunyai tujuan untuk mempromosikan dirinya sendiri. Teori ini
menafikan wujudnya nilai moral altruistic iaitu sikap suka menolong dan
mengutamakan kepentingan diri insan lain lebih dari kepentingan diri sendiri.Dalam
konteks perniagaan masa kini terdapat banyak firma-firma perniagaan yang
melaksanakan tanggungjawab sosial kepada masyarakat dengan tujuan untuk
kesakitan (pain). Tindakan yang beretika adalah tindakan yang menghasilkan kesenangan
atau rasa senang yang paling banyak atau rasa sakit yang paling sedikit. Teori ini berdasarkan
asumsi bahwa tujuan hidup adalah untuk bahagia dan segala sesuaru yang mendorong
kebahagiaan secara etika baik.
Mill beragumentasi bahwa kesenangan dan kesakitan memiliki aspek kualitatif dan
kuantitatif. Bentham bahkan mengembangkan model kalkulus kesenangan dan kesakitan
berdasarkan beberapa aspek seperti intensitas, durasi, kepastian dan lain-lain. Menurut Mill,
kesenangan dan kesakitan memiliki kualitas yang berbeda-beda. Bisa terjadi untuk mencapai
suatu kesenangan yang lebih besar di masa depan seseorang bersedia untuk mengalami
kesakitan pada saat ini. Utilitarianisme berbeda dengan hedonisme. Hedonisme pada individu
yang mengejar kesenangan individual. Sedangkan utilitarianisme melihat kesenangan pada
tingkat masyarakat. Kesenangan dari pengambil keputusan dan pihak lain yang dipengaruhi
oleh keputusan tersebut harus diperhatikan, namun bobot terbesar bukan kesenangan untuk
pengambil keputusan.
Terdapat dua aliran dari utilitarianisme, yaitu :
Utilitarianisme tindakan
Lebih dikenal sebagai consequentialisme, tindakan yang secara etika baik atau benar
jika tindakan tersebut akan menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan.
Prasyarat untuk dapat melakukan tindakan yang secara etika baik atau benar adalah
bahwa selisih antara kesenangan dan kesakitan dapat dihitung. Dan setiap pengambil
keputusan harus melakukan kalkulasi sebagaimana proses pengambilan keputusan
rasional.
Utilitarianisme aturan
Utilitarianisme aturan menyarankan agar manusia mengikuti aturan yang akan
menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan, dan menghindari aturan
yang menghasilkan kebalikannya. Utilitarianisme aturan relatif lebih sederhana.
Aliran ini memahami bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan, manusia
sering menggunakan aturan atau prinsip-prinsip. Jadi prinsip umum untuk
utilitarianisme aturan adalah ikuti aturan yang cenderung dapat memberikan selisih
terbesar antara kesenangan dan kesakitan kepada jumlah orang yang terbanyak yang
mungkin terpengaruh oleh keputusan ini.
mencapai tujuan kita, namun kita memiliki tugas atau kewajiban untuk menolong
orang lain mencapai tujuannya.
Kelemahan teroi deontologi, yaitu : categorical imperative, tidak memberikan pedoman yang
jelas untuk memutuskan apa yang benar dan salah ketika kedua hukum moral bertentangan
dan hanya satu yang dapat diikuti. Hal yang terpenting bagi teori deontologi adalah niat dari
pengambil keputusan dan ketaatan pengambil keputusan terhadap categorical imperative.
Teori Keadilan
Filsuf Inggris David Hume (1711-1776) meyakini bahwa kebutuhan keadilan muncul
karena dua alasan, yaitu :
Hume percaya bahwa masyarakat dibentuk dari sikap yang mementingkan diri sendiri.
Namun manusia tidak dapat menghidupi diri sendiri sehingga harus bekerjasama dengan
orang lain untuk dapat bertahan dan meningkatkan kesejahteraan. Hume beragumentasi
justice sebagai mekanisme. Justice adalah proses pemberian atau alokasi sumber daya dan
beban berdasarkan alasan rasional. Ada 2 aspek dari justice, yaitu :
1) Procedural justice, berkepentingan dengan bagaimana justice diadministrasikan.
Aspek utama dari suatu sistem hukum yang adil adalah prosedur yang adil dan
transparan. Artinya setiap orang diperlakukan sama dan aturan diterapkan tanpa
membedakan. Penerapan hukum harus konsisten di dalam wilayah hukum kapanpun
terjadi.
Keadilan juga dapat dinilai berdasarkan fakta. Artinya informasi yang digunakan
untuk menilai sebuah tuntutan harus relevan, dapat dipercaya dan mudah diperoleh.
Selain itu ada kesempatan untuk mengajukan banding. Pihak yang kalah dapat
meminta otoritas yang lebih tinggi untuk melakukan review sehingga kemungkinan
kesalahan dapat dikoreksi. Baik penilaian terhadap informasi yang digunakan maupun
kemampuan untuk banding tergantung tingkat transparasi dari proses.
2) Distributive jutice, kesamaan harus diperlakukan secara sama sedangkan
ketidaksamaan harus diperlakukan secara tidak sama sesuai dengan proporsi
perbedaan yang terjadi (Aristoteles, 384-322 SM). Terdapat 2 hal yang terkait dengan
perbedaan masing-masing orang, yaitu :
Pembuktian bahwa ada ketidaksamaan antara masing-masing orang
Bagaimana melakukan suatu distibutive justice, melakukan alokasi yang adil
berdasarkan ketidaksamaan.
Ada 3 kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan alokasi, yaitu :
Kebutuhan
Aritmatika kesamaan
Merit
Virtue Ethics
Virtue ethics berasal dari pemikiran Aristoteles yang mencoba membuat konsep
mengenai kehidupan yang baik. Menurutnya tujuan kehidupan adalah kebahagiaan, yaitu
kebahagiaan jiwa, bukan kegiatan fisik sebagaimana konsep kebahagiaan hedonisme. Virtue
adalah karakter yang terwujud dala tindakan-tindakan sukarela (yaitu tindakan yang dipilih
secara sadar dan sengaja).
Virtue ethics berfokus pada karakter moral ari pengambil keputusan, bukan
konsekuensi dari keputusan (utilitarianisme) atau motivasi dari pengambil keputusan
(deontologi). Teori ini mengambil pendekatan yng lebih holistik untuk memahami perilaku
beretika dari manusia. Teroi ini menerima bahwa banyak aspek dari kepribadian kita. Setiap
dari kita memiliki keragaman karakter yang berkembang sejalan dengan kematangan
emosional dan etika. Setelah terbentuk, ciri-ciri karakter akan stabil.
Dengan berfokus pada manusia secara utuh, teori ini terhindar dari dikotomi yang
salah antara utilitarianisme dan deontologi. Keunggulan dari virtue ethics adalah teori ini
mengambil pandangan yang lebih luas alam memahami pengambil keputusan yang memiliki
beragam ciri karakter.
Dua permasalahan utama dari virtue ethics, menurut Brooks dan Dunn (2012) adalah
menentukan virtues apa yang harus dimiliki seseorang sesuai dengan jabatan dan tugasnya,
dan bagaimana virtues ditunjukkan di tempat kerja.
Sebuah virtue yang menjadi kunci dalam bisnis adalah integritas, yang meliputi
kejujuran dan ketulusan. Untuk sebuah perusahaan artinya konsisten dengan prinsip-prinsip
perusahaan. Permasalahan dari virtue ethics adalah sulit untuk mebuat daftar yang lengkap
mengenai virtue dan ada kemungkinan virtue tergantung kepada situasi tertentu.
Intuition ethics
Categorical imperative
Professional ethics
Prinsip utilitarian
Prinsip virtue