Anda di halaman 1dari 14

Bab I

Pendahuluan

Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seseorang


pengusaha dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang
wirausaha mengabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan suatu bisnis, karena
mereka berfikir dengan kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar
suatu usaha dengan mudahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimilki
seorang wirausaha suatu usaha tersebut akan tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika
adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan
seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai prilaku standar. Etika
wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi
uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan
sebagainya. Orang-orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai
aktivitasnya dalam masyarakat. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk
melindungi reputasi perushaaan.masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer
dalam keseharian kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab
reputasi sebagai perusaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan
terbentuk dalam jangka panajang. Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai
goodwill bagi sebuah perusaan. Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong
orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang
merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota satu kelompok. Dunia wirausaha
yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan atau rambu-rambu) yang
menjamin kegiatan kewiarausahaan yang seimbang, selaras, dan serasi.
Bab II

Etika Wirausaha

1. Pengertian Etika

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang
memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan
dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-
norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan
dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika
tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.

Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan


antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati. Kemudian,
ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pada akhirnya menumbuhkan rasa
saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang
diinginkan.

Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara
pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan
beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata
cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan yang
harmonis, saling menghargai satu sama lainnya.

Dititik dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis (etiquette), yang
berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis sering mengundang para tamu
dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau
ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.

Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau
perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan norma-
norma atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika
bertujuan agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan merasa
dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika suasana akrab akan
terjalin. (Kasmir,2006,20-26)

Oleh karena itu, dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya.
Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai
berikut:

a. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam
suatu negara atau masyarakat.

b. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama
dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.

c. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu
yang berlaku.

d. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan sopan, penuh tata krama,
tidak menyinggung atau mencela orang lain.

e. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan


gerak-gerik yang dapat mencurigakan.

Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap
pengusaha adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak.
Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa
kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.

b. Bertanggung jawab

Pengusaha harus bertanjung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang
usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab
tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya,
masyarakat, dan pemerintah.

c. Menepati janji

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran,
pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang
telah dibuat dan disepakati sebelumnya.

d. Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.

e. Taat hukum

Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan
dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang
telah dibuatkan berakibat fatal di kemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban
moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.

f. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan
bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai
cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.

g. Komitmen dan menghormati

Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen
dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa yang telah
diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.

h. Mengejar prestasi(Alma Buchari,2013,241-242)

Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin.
Tunjuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang
berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Di samping itu, pengusaha juga harus tahan
mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang
dihadapinya.

Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan


perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh
orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika
yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between people and
organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business successfully
especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)

Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota


masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya
suatu bisnis dalam jangka panjang.

Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan


perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan
pertengkaran, apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi
sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.
C. Faktor yang Mempengaruhi Etika

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku etika, namun pada dasarnya
ada tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004)

1) Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan


sendiri-sendiri, lain negara lain pila kebiasaannya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop,
upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada
yang membolehkan ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat
kesepakatan, bahwa dunia industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai
alat meneroboskan produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini
tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.

2) Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil


keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah
etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar
etika, maka jangan mau melakukannya, karena hai ini melanggar kata hati anda dan anda
akan berhadapan dengan hukum.

3) Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang
berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan
memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar
banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai
etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai
rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik
ini, harus dibangun semacam komunitas yang baik dan terus menerus dengan karyawan
agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.

Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:

1. Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik.

2. Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.


3. Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan.

4. Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.

5. Pahami teknologi dan aplikasinya .

6. Senang menerima kritik dan saran-saran.

7. Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama, cacat,dsb.

8. Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis bisnis.

D. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha

Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki


tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di
samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin
dicapai oleh perusahaan:

1) Untuk persahabatan dan pergaulan

Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi pesahabatan dan menambah
luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala
urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

2) Menyenangkan orang lain

Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati,
kita harus menghormati orang lain . menyenangkan orang lain berarti membuat orang
menjadi suka dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.
3) Membujuk pelanggan

Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang calon


pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan
perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika
yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.

4) Mempertahankan pelanggan

Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan.
Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah
karena mereka sudah merasakanproduk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka
sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan
lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang diberikan.

5) Membina dan menjaga hubungan

Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika
hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat terwujud.(kasmir,2013,26-28)

E. Keuntungan Menjaga Etika

Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about business


is the contradiction between ethics and profits.’’

Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa


keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke dalam bisnis.
Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama, business is business, Tuhan
tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-pernyataan sesat dan menyesatkan.
Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan mendistribusikan
barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, ini adalah
termasuk kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis tidak terlepas dari ajaran
agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa Allah akan ikut dalam dua
orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang bersepakat menjalankan bisnis,
maka yang ketiga adalah Allah. Apabila salah seorang meliciki atau mulai menipu yang
lain, maka Allah akan menarik diri, keluar dari persekutuan tersebut, sehingga
persekutuan itu akan pecah, berantakan, bubar. Ada tiga tingkatan standar Etika:

1) The law

2) The policies and procedures of an organization

3) The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23)

Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada hukumnya. Sedangkan
the policies and procedures adalah aturan yang berlaku di dalah sebuah lembaga,
menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan sebagainya. The moral stance
merupakan sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu dalam pergaulan
yang tidak ada aturan formalnya. Nilai-nilai moral ini diperolrh oleh seorang sejak dini
dari keluarga, belajar agama, belajar budi pekerti, sopan santun. Perilaku semacam ini
dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles : ‘‘ you get
a good adult by techinga good child to do the right thing.’’ (Zimmerer, 1996:23)

Apabila dilihat perilaku fundamental yang berhubungan dengan etika


dimasyarakat, dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah:

1) Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri.

2) Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.

3) Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri.

4) Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan informasi
yang tidak perlu dirahasiakan.

5) Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan tetap
bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap orang, toleran.
6) Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang
memerlukan.

7) Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan
pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.

8) Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku,


jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.

9) Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam pertemuan,


tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang, jangan mau
menang sendiri.

10) Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam


mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).

Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan
menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the
values underlying the entire company and its ethical inssues. Kemudian
dikembangkan kode etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi
cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun,
keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam
perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong karyawan agar taat
pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan jika ada kejanggalan atau
pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata diikuti atau dibiasakan berlaku
terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)

F. Sikap dan Perilaku Wirausaha

Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian


penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku
yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di
costomer service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap
dan tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan
perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang
bulu.

Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan adalah sebagai berikut:

1) Jujur dalam bertindak dan bersikap

Sikap jujur merupakan modal utama seseorang karyawan dalam melayani pelanggan.
Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak. Kejujuran inilah yang
akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan.

2) Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

Seorang karyawan dituntut rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam melayani
pelanggan. Di samping itu, karyawan juga di tuntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang
menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang paling penting adalah
hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.

3) Selalu murah senyum

Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah senyum.
Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita mampu
meruntukan hati pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang ditunjukkan
oleh karyawan.

4) Lemah lembut dan ramah-tamah

Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya
dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat
menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.
5) Sopan santun dan hormat

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap sopan dan
hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang diberikan
karyawan tersebut.

6) Selalu ceria dan pandai bergaul

Sikap selalu ceria yang ditunjukkan karyawan dapat memecahkan kekakuan yang ada.
Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa cepat
akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar.

7) Fleksibel dan suka menolong pelanggan

Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian dan mau
mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan
keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada maslah yang tidak dapat diselesaikan
asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawan juga diharapkan suka menolong
pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui jalan keluarnya.

8) Serius dan memiliki rasa tanggung jawab

Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dang sungguh-sungguh. Karyawan


harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang suka
ngeyel. Selain serius, karyawan juga harus mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

9) Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani pelanggan.
Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap
perusahaan. (Kasmir,2013,h.28-30)
Bab III

Kesimpulan

A. Kesimpulan

Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan


usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha
harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: sikap dan perilaku,
penampilan, cara berpakaian, cara berbicara dan gerak-gerik.

Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan
pergaulan, Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan
pelanggan, membina dan menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak
pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan
hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan memiliki perusahaan yang tinggi.

Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baikn dengan berbagai pihak.

B. Saran

Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan,


namun tidak tahu dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang
sukses, alangkah baiknya dipahami dan di aplikasikan etika dalam berwirausaha, agar
mudah dalam pencapaian tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. Ke8, 2013

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. Ke-19, 2013

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. ke-9, 2010

Anda mungkin juga menyukai