0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan9 halaman
Kasus ini membahas perusahaan kopi Starbucks yang mengalami pertumbuhan pesat dari 11 toko pada tahun 1987 menjadi 2.600 toko pada tahun 2000. Pertumbuhan ini mengancam budaya asli perusahaan yang menghargai setiap pelanggan. Pada tahun 2006, CEO Howard Schultz mengambil langkah untuk mengembalikan budaya dengan menutup semua toko selama satu hari untuk pelatihan kembali barista dan fokus pada kualitas bukan ke
Kasus ini membahas perusahaan kopi Starbucks yang mengalami pertumbuhan pesat dari 11 toko pada tahun 1987 menjadi 2.600 toko pada tahun 2000. Pertumbuhan ini mengancam budaya asli perusahaan yang menghargai setiap pelanggan. Pada tahun 2006, CEO Howard Schultz mengambil langkah untuk mengembalikan budaya dengan menutup semua toko selama satu hari untuk pelatihan kembali barista dan fokus pada kualitas bukan ke
Kasus ini membahas perusahaan kopi Starbucks yang mengalami pertumbuhan pesat dari 11 toko pada tahun 1987 menjadi 2.600 toko pada tahun 2000. Pertumbuhan ini mengancam budaya asli perusahaan yang menghargai setiap pelanggan. Pada tahun 2006, CEO Howard Schultz mengambil langkah untuk mengembalikan budaya dengan menutup semua toko selama satu hari untuk pelatihan kembali barista dan fokus pada kualitas bukan ke
STARBUCKS RETURNS TO ITS ROOTS DOSEN PEMBIMBING : ARUM DARMAWATI, M.M. KELOMPOK 12
Sofiyani Puspa W Nur Fatihah Rahmasari
(21808141051) (21808141063)
Azizah Putri Salwa Ahmad Sarif
21808141072) (21808144077) RINGKASAN KASUS Kasus ini tentang Perusahaan Starbucks yaitu sebuah perusahaan kopi yang dimulai dengan 11 toko pada tahun 1987 dan berkembang menjadi 2.600 toko pada tahun 2000. Pertumbuhan tersebut karena budaya Starbucks dimana setiap pelanggan diperlakukan sebagai tamu yang dihargai yang harus merasa nyaman dan santai di toko dan juga harus nikmati suasana toko yang berbeda. Budaya unik ini benar-benar diuji di hadapan ekspansi besar-besaran. Namun pada tahun 2006 pimpinan Starbucks dan mantan CEO Howard Schultz mengetahui ada yang tidak beres ketika dia mengunjungi ratusan tokonya di seluruh dunia. Pedagang wiraswasta dalam dirinya menemukan bahwa ada sesuatu yang hilang dalam merek Starbucks. Toko- toko kekurangan jiwa tertentu dan kinerjanya menjadi tidak bersemangat. Langkah pertama yang dia ambil adalah dia kembali sebagai CEO dan terlibat dalam upaya seluruh perusahaan untuk mengubah budaya perusahaan untuk mengembalikan budaya lama. RINGKASAN KASUS Semua toko ditutup untuk satu sore sebagai bagian dari pelatihan 135.000 barista. Misinya adalah kontrol kualitas untuk membuat kopi untuk menekankan kualitas daripada kecepatan berlawanan dengan produksi massal, tetapi pemikiran utama perusahaan harus mempertahankan budayanya. Mereka membawa mesin profil rendah baru sehingga pelanggan dapat melihat bagaimana mereka membuat kopi. Ada produksi perakitan di mana satu kopi akan dibuat satu per satu untuk setiap pelanggan dan juga memperlakukan sebagai teman lamanya dengan "romance of coffee". Jadi upaya meyakinkan budayanya dan Starbucks hari ini menghasilkan lebih dari 10 miliar pendapatan tahunan dan melayani lebih dari 50 juta pelanggan seminggu di seluruh dunia. Starbucks sekarang menjadi perusahaan kedai kopi terbesar di dunia dengan 20.891 toko di 64 negara. PERTANYAAN 1 Faktor apa yang cenderung berubah ketika sebuah perusahaan tumbuh sangat pesat, seperti yang dilakukan starbucks? Bagaimana perubahan ini dapat mengancam budaya organisasi? Jawab: Ketika sebuah perusahaan tumbuh sangat pesat, memungkinkan manajemen tidak dapat menanamkan nilai yang telah dianut oleh organisasi dengan sempurna. Dengan pertumbuhannya pesat dan cepat, maka organisasi harus merekut tenaga kerja secara besar besaran dimana organisasi berada. Jika rekrutan tidak sesuai dengan nilai dasar organisasi maka dapat menyebabkan perusahaan kehilangan nilai dan mengancam budaya. Seperti pada kasus starbucks yang mengalami pertumbuhan dengan pesat. Terdapat faktor intrinsik yang hilang meliput aura, semangat dan jiwa. Perubahan tersebut akan mengancam budaya organisasi karena cara kerjanya menjadi berfokus pada kecepatan daripada kualitas, lupa untuk memperlakukan setiap pelanggan sebagai tamu yang berharga, dan kinerjanya menjadi lesu. Sehingga menyebabkan organisasi kehilangan nilai dan budaya (kualitas, keunikan, dan kekuatan) yang telah tertanam pada organisasi untuk menarik pelanggan. Jadi, pertumbuhan yang cepat pada organisasi dapat mengancam budaya organisasi. PERTANYAAN 2 Mengapa proses perubahan radikal semacam ini bisa terjadi lebih mudah bagi Starbucks untuk menerapkannya daripada bagi perusahaan lain? Jawab : Dengan menggunakan perubahan radikal membuat perusahaan starbucks lebih mudah untuk menghidupkan kembali budaya yang telah diterapkan. Perusahaan dapat melakukannya karena saat starbucks berkembang, tampilan toko di AS hanya disalin dan digunakan untuk toko yang berada dilokasi lain, sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman yang sama di starbucks manapun.. Dalam kasus diatas, perubahan radikal telah diterapkan di 7000 toko diseluruh dunia, starbucks menutup toko untuk satu sore sebagai bagian dari upaya untuk melatih 135.000 barista yang kegiatan ini hanya bisa dilakukan di sektor jasa karena akan menimbulkan kerugian yang minimal jika dibandingkan dengan sektor produksi. Perubahan ini memiliki manfat umpan balik dengan cepat yang didapatkan dari klien yang mungkin sulit di perusahaan lain. PERTANYAAN 3 Banyak kembali ke budaya asli telah dikreditkan ke Howard Schultz, yang bertindak sebagai juara ide. Jelaskan bagaimana upaya Schultz untuk mengubah budaya Starbucks cocok dengan diskusi kita tentang perubahan budaya di awal bab ini. Jawab : Schultz adalah agen perubahan yang bertindak sebagai juara ide. Juara ide didefinisikan sebagai manusia yang aktif dan antusias membuat perubahan dan membangun dukungan. Howard Schultz telah menerapkan perubahan yang terencana. Misi utamanya yaitu control kualitas, melatih barista untuk memberikan kualitas yang baik kepada pelanggan. Howard Schultz bersedia mengambil risiko dengan menutup 7.000 toko selama satu sore untuk menerapkan perubahan di setiap toko. Dia percaya perubahan ini dapat membawa kembali budaya perusahaan sebelum ekspansi. Schultz yakin upaya untuk mengembalikan budaya ke akarnya sebagai kedai kopi lingkungan dan memperlakukan pelanggan sebagai teman lama telah menyelamatkan perusahaan. PERTANYAAN 4 Inisiatif perubahan Schultz mungkin berhasil di perusahaan lain yang menghargai kustomisasi dan layanan pelanggan tingkat tinggi, tetapi bagaimana perbedaannya di perusahaan yang menekankan kecepatan dan efisiensi layanan? Jawab : Proses perubahan yang dilakukan di Starbucks tidak akan berhasil pada perusahaan yang mengutamakan kecepatan dan efisiensi pelayanan karena menghilangkan lini produksi perakitan yang berarti produksi produk akan memakan waktu lebih lama. Dengan demikian model yang dipilih oleh Schultz ini tidak dapat digunakan di tempat lain yang menekankan pada kecepatan dan efisiensi. Starbucks menghargai kualitas dari pada kecepatan dan menghindari rasa produksi massal karena kualitas adalah misi utama dari sebuah perusahaan. Tetapi karyawan di perusahaan (restoran, kedai kopi, toko roti) perlu dilatih untuk menangani setiap pelanggan dengan cepat tanpa terlihat tergesa-gesa dan membuat kesalahan karena mempercepat hal-hal tertentu. THANK YOU ANY QUESTION???