Oleh:
1.15.2.10225
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas
ini. Karena hanya dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi mata kuliah Good Corporate Governance.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
2.2 Hub Etika Bisnis Dan Pedoman Perilaku Terhadap GCG ...............................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai etika bisnis
dan pedoman perilaku dalam Good Corporate Governance.
2. Dapat menjadi referensi untuk pembuatan makalah berikutnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Moral (Moralitas) adalah khas manusia dan karenanya moralitas merupakan
dimensi nyata dalam hidup manusia, baik perorangan maupun sosial
(masyarakat).Tanpa moralitas dalam menjalan usaha bisnis maka kehidupan bisnis
menjadi chaos, tiada keteraturan dan ketenteraman dan pada gilirannya dunia bisnis
menjadi sadis dan saling mematikan.
Mengacu kepada batasan etika dari berbagai pandangan ahli yang telah
dikemukakan, maka peran etika adalah membahas dan menunjuk alternatif pemecahan
masalah bisnis yang berlandaskan nilai-nilai moralitas dalam suatu kegiatan bisnis.
Landasan yang digunakan dalam hal ini adalah prinsip-prinsip, nilai dan norma-moral
yang terwujud dalam sikap dan perangai (akhlak) para pelaku bisnis dalam
penyelenggaraan usaha bisnisnya dengan menjunjung tinggi partisipan bisnisnya.
Pada dasarnya etika bisnis menyoroti moral perilaku manusia yang mempunyai
profesi di bidang bisnis dan dimiliki secara global oleh perusahaan secara umum,
sedangkan perwujudan dari etika bisnis yang ada pada masing-masing perusahaan akan
terbentuk dan terwujud sesuai dengan kebudayaan perusahaan yang bersangkutan. Etika
bisnis ini akan muncul ketika masing-masing perusahaan berhubungan dan
berinteraksi satu sama lain sebagai sebuah satuan stakeholder. Tujuan etika bisnis disini
adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis dengan
"baik dan bersih".
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain adalah:
1. Pengembangan tanggung jawab sosial
2. Menciptakan persaingan yang sehat
3. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
4. Mampu menyatakan yang benar itu benar
5. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
6. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
7. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
4
Tiga jenis masalah dalam etika bisnis, yaitu :
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang
muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana
bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang
dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan
tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang
moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
5
Beberapa Contoh Pedoman Perilaku / Pelaksanaan Kode Etik :
1. Kerahasiaan Informasi
Adanya kode etik melindungi informasi rahasia perusahaan tersebut diharapkan dapat
terjaga hubungan yang baik dengan pemegang saham (share holder), atas dasar
integritas (kejujuran) dan transparansi (keterbukaan), dan menjauhkan diri dari
memaparkan informasi rahasia.
2. Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan dapat timbul bila karyawan & pimpinan perusahaan memiliki,
secara langsung maupun tidak langsung kepentingan pribadi didalam mengambil suatu
keputusan, dimana keputusan tersebut seharusnya diambil secara obyektif, bebas dari
keragu-raguan dan demi kepentingan terbaik dari perusahaan.
6
transparansi(keterbukaan), dan menjauhkan diri dari memaparkan informasi rahasia.Selain itu
dapat terjaga keseimbangan dari kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnyadengan
kepentingan yang layak dari karyawan, pelanggan, pemasok maupun pemerintah danmasyarakat
pada umumnya.
b. Benturan Kepentingan (Conflict of interest)
Seluruh karyawan & pimpinan perusahaan harus dapat menjaga kondisi yang bebas
darisuatu benturan kepentingan (conflict of interest) dengan perusahaan. Suatu
benturankepentingan dapat timbul bila karyawan & pimpinan perusahaan memiliki, secara
langsungmaupun tidak langsung kepentingan pribadi didalam mengambil suatu keputusan,
dimanakeputusan tersebut seharusnya diambil secara obyektif, bebas dari keragu-raguan dan
demikepentingan terbaik dari perusahaan.
Beberapa kode etik yang perlu dipatuhi oleh seluruh karyawan & pimpinan
perusahaan,antara lain menghindarkan diri dari situasi (kondisi) yang dapat mengakibatkan suatu
benturankepentingan. Selain itu setiap karyawan & pimpinan perusahaan yang merasa bahwa
dirinyamungkin terlibat dalam benturan kepentingan harus segera melaporkan semua hal
yang bersangkutan secara detail kepada pimpinannya (atasannya) yang lebih tinggi. Setiap
karyawan & pimpinan perusahaan yang melanggar ketentuan dalam Kode Etik tersebut perlu
dikenakan sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan,
misalnya tindakan disipliner termasuk sanksi pemecatan (Pemutusan Hubungan Kerja)
Untuk melakukan pengujian atas Kepatuhan terhadap Kode Etik tersebut perlu dilakukan
semacam audit kepatuhan (compliance audit) oleh pihak yang independent, misalnya Internal
Auditor, sehingga dapat diketahui adanya pelanggaran berikut sanksi yang akan dikenakan
terhadap karyawan & pimpinan perusahaan yang melanggar kode etik. Akhirnya diharapkan para
karyawan maupun pimpinan perusahaan mematuhi Code of Corporate & Business Conduct yang
telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai penerapan GCG.
Sementara itu, good corporate governance akan terlaksana jika setiap perusahaan
memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan usahanya. Dengan integritas yang
tinggi, perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari para stakeholder sehingga dapat
terus menjalankan usahanya untuk jangka panjang. Misalnya dengan memberikan
pengembalian yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kreditur atau pemegang
saham, perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dalam mengelola dana sehingga
mendapatkan pinjaman atau modal secara berkelanjutan. Maka perusahaan harus juga
menyediakan informasi yang akurat dan relevan. Artinya perusahaan dituntut untuk
memiliki akuntabilitas dan transparansi yang tinggi.
Untuk dapat mewujudkan integritas yang tinggi tersebut, perusahaan harus menerapkan
asas-asas etika. Apabila perusahaan menerapkan perilaku-perilaku etis dalam setiap
keputusan yang dibuatnya, integritas tinggi tersebut akan muncul secara
otomatis. Ulitarianismdan deontology dapat digunakan untuk melahirkan perilaku etis
dalam pengambilan keputusan yang tidak hanya memperhatikan kepentingan pribadi atau
kepentingan kelompok, melainkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan mencakup
kepentingan perusahaan dan stakeholder.
2.5 Hubungan Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku terhadap Good Corporate
Governance
Disadari atau tidak, penerapan Good Corporate Governance dalam implementasi
etika bisnis dan pedoman perilaku memiliki peran yang sangat besar. Pada intinya etika
bisnis dan pedoman perilaku bukan lagi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
oleh pelaku bisnis tetapi menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Salah satu
contohnya pada prinsip-prinsip GCG mencerminkan etika bisnis dan pedoman perilaku
yang dapat memenuhi keinginan seluruh stakeholdernya. Etika bisnis dan pedoman
8
perilaku yang baik menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk membuatnya tetap berdiri
kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan ketidakstabilan ekonomi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan Good Corporate Governance dalam implementasi etika dalam bisnis
memiliki peran yang sangat besar. Pada intinya etika bisnis dan pedoman perilaku bukan
lagi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis tetapi menjadi
suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Salah satu contohnya pada prinsip-prinsip GCG
mencerminkan etika bisnis dan pedoman perilaku yang dapat memenuhi keinginan seluruh
stakeholdernya. Etika bisnis dan pedoman perilaku yang baik menjadi kunci bagi suatu
perusahaan untuk membuatnya tetap berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam
ketidakstabilan ekonomi.
10
Daftar Pustaka
https://isansiabil.wordpress.com/2012/12/06/3-jenis-masalah-yang-dihadapi-dalam-etika-
yaitu/
ANGGOTA KELOMPOK