Oleh:
Teori Etika memiliki peranan penting dalam melegitimasi segala perbuatan dan
tindakan yang dilihat dari sudut pandang moralitas yang telah disepakati oleh
masyarakat. Dalam prakteknya, terkadang penerapan nilai etika hanya dilakukan
sebatas persetujuan atas standar moral yang telah disepakati untuk tidak dilanggar.
Norma moral yang menjadi standar masyarakat untuk menentukan baik buruknya
perilaku dan tindakan seseorang, terkadang hanya dianggap suatu aturan yang disetujui
bersama tanpa dipertimbangkan mengapa aturan-aturan moral tersebut harus kita
patuhi. Untuk itu, pemikiran-pemikiran yang lebih mendalam mengenai alasan-alasan
mengapa kita perlu berperilaku yang etis sesuai dengan norma-norma moral yang telah
disepakati, melahirkan suatu bentuk teori etika yang menyediakan kerangka untuk
memastikan benar tidaknya keputusan moral kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan teori deontologi, yaitu :
B. Teori Teleologi
Teleologi berasal dari bahas kata Yunani telos,yang berarti akhir, tujuan, maksud,
dan logos yang berarti perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala
sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu.
Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan yang dilakukan.
Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan
ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Walaupun sebuah
tindakan dinilai salah menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka
tindakan itu dinilai baik. Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti
dengan tindakan yang benar menurut hukum.
Menurut Kant, setiap norma dan dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu
saja dalam setiap situasi. Jadi, sejalan dengan pendapat Kant, etika teleologi lebih bersifat
situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi
khusus tertentu.
C. Etika Utilitarianisme
Etika Utilitarianisme berasal dari bahasa Latin, utilitas yang berarti kegunaan.
Etika ini menilai baik atau tidaknya sesuatu ditinjau dari segi kegunaan yang
didatangkannya.
Utilitarianisme merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan meminimalkan biaya
dan memaksimalkan keutungan. Dalan Etika ini juga mengorbakan prinsip keadilan dan
hak individu yang minoritas demi keuntungan sebagian orang.
Contoh kasus dari etika utilitarianisme :
“Sebuah kapal yang di dalamnya ada seorang bocah kabin dimakan karena
kebutuhan 3 awak kapal lainnya saat terdampar di pulau kering yang minim akan
kebutuhan pangan.”
Pandangan utilitarian adalah bahwa apa yang dilakukan oleh 3 pria itu dapat
dibenarkan secara moral karena lebih dari pasti mereka tidak akan bertahan cukup lama
untuk diselamatkan jika tidak melakukannya.
3 nyawa manusia terhindar dari harga satu. Ketiga pria tersebut diberi salah satu
kesenangan terbesar untuk hidup dengan mengorbankan seseorang yang mengalami
salah satu ketidaksenangan terbesar yaitu kematian. Dengan demikian sebagai hasil
keputusan mereka, kebahagiaan dimaksimalkan.
Kebanyakan orang akan setuju bahwa apa yang dilakukan 3 orang itu benar pada
akhir acara, dunia melihat 3 orang bahagia dan satu tidak bahagia daripada 4 orang mati.
Selain itu, ketiga pria tersebut dapat kembali bekerja dan berkontribusi kembali ke
masyarakat, yang juga memberi manfaat bagi dunia secara keseluruhan.
D. Hakikat Bisnis
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia ( produk atau
jasa ) yang bermanfaat bagi masyarakat. Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu
melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara
baik sehingga masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si
pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu “business” , dari kata dasar “busy” yang berarti
“sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Hakikat Bisnis adalah Kebutuhan Manusia yang berupa barang dan jasa yang
harus terpenuhi kebutuhannya dengan usaha mendapatkan alat pembayarannya yaitu
uang atau tukar-menukar barang (barter) yang saling menguntungkan antar kedua belah
pihak.
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi
ataupun masyarakat luas. Businessman (seorang pebisnis) akan selalu melihat adanya
kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik sehingga
masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si pebinisnis
akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya.
2. Kelompok sekunder.
Kelompok sekunder terdiri dari pemerintah setempat,pemerintah
asing,kelompok sosial,media massa,kelompok pendukung,masyarakat pada umumnya
dan masyarakat setempat.
Dalam situasi tertentu kelompok sekunder bisa sangat penting bahkan bisa
jauh lebih penting dari kelompok primer, karena itu sangat perlu diperhitungkan dan
dijaga kepentingan mereka.
Misalnya kelompok sosial semacam LSM, baik dibidang lingkungan hidup,
kehutanan, maupun hak masyarakat lokal. Demikian pula pemerintah nasional maupun
asing. Juga, media massa dan masyarakat setempat. Dalam kondisi sosial, ekonomi,
politik semacam Indonesia, masyarakat setempat bisa sangat mempengaruhi hidup
matinya suatu perusahaan.
Ketika suatu perusahaan beroperasi tanpa memberikan kesejahteraan, nilai
budaya, sarana dan prasarana lokal, lapangan kerja setempat dan seterusnya, akan
menimbulkan suasana sosial yang tidak kondusif dan tidak stabil bagi kelangsungan
bisnis perusahaan tersebut.
Jika ingin berhasil dan bertahan dalam bisnisnya, maka perusahaan harus
pandai menangani dan memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholders
tersebut secara berimbang. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya memperhatikan
kinerja dari aspek keuangan semata, melainkan juga dari aspek-aspek lain secara
berimbang.
BAB III
KESIMPULAN
http://ruehanafi.blogspot.com/2014/06/pengertian-dan-pentingnya-teori-etika.html
Sutrisna Dewi, 2011, Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi & Kasus, Cetakan Pertama,
Denpasar, Udayana University Press