Anda di halaman 1dari 9

TEORI ETIKA

Desya Permatasari 125180421


Jenny Lintang 1251804
Jennie Nathania 1251804
ETIKA ABSOLUT VS ETIKA RELATIF
◦ Penganut paham etika absolut meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat
mutlak, berlaku universal kapan pun dan di mana pun.
◦ Penganut etika relatif mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang
berlaku umum.Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda
untuk masyarakat yang berbeda danuntuk situasi yang berbeda pula.
PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL
◦ Perilaku moral adalah perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat
tertentu (adatkebiasaan atau tradisi).
◦ Perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi harapankelompok sosial
tersebut.
◦ Perilaku di luar kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari harapan
kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan
dalammemahami harapan kelompok sosial. Kebanyakan perilaku anak balita dapat
digolongkan ke
dalam perilaku di luar kesadaran moral (unmoral behavior). Perkembangan moral (mor
al development) bergantung pada perkembangan intelektual seseorang.
5 BASIS TEORI ETIKA
1. Etika Teleologi
Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud,
dan logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan
segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan
sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan.
Etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu
tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau akibat yang
ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Di dalam etika teleologi terdapa dua aliran etika
teleologi yang harus dipahami yaitu :
◦ Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan
tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan
semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Contoh : (mungkin masih ada) para petinggi politik yang saling berebut kursi
“kekuasaan” dengan melakukan berbagai cara yang bertujuan bahwa dia harus
mendapatkannya.
◦ Utilitarianisme
Kata utilitarianisme berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti
“bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat,
tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan
baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest
number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Contoh : melakukan kerja bakti yang di adakan di lingkungan sekitar, sebagai upaya
untuk kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut juga jadi nyaman dan
sehat untuk masyarakatnya.
2. Teori Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban.
Deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai
moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Teori yang menilai
suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut
disebut teori teleologi.
Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi
menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena
perbuatan kedua dilarang yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Contoh : kewajiban seseorang yang memiliki dan mempecayai agamanya, maka orang
tersebut harus beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
3. Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila
perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Dalam
pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku.Namun sebagaimana dikatakan oleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu
aspek dari teori deontologi (teori kewajiban)karena hak tidak dapat dipisahkan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Hak asasi manusia
didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu: hak hukum (legal right), hak moral
atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual (contractual right).
Contoh : asisten rumah tangga yang mempunyai hak untuk mendapatkan gaji
bulanannya setelah ia melakukan kewajibannya mengurus rumah dan sebagainya.
4. Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menyatakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang
tidak etis.
Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi pertanyaan mengenai sifat-
sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia
utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. Sebenarnya,
teori keutamaan bukan merupakan teori yang berdiri sendiri dan terpisah dari teori etika
tindakan (deontologi, teleologi) karena sifat keutamaan bersumber dari tindakan
yang berulang-ulang.
◦ Contoh keutamaan :
◦ Kebijaksanaan : seorang pemimpin yang memiliki sifat bijaksana dalam segala urusan.
◦ Keadilan : mampu bersifat adil dalam menentukan pilihan.
◦ Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya
dapat menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
◦ Hidup yang baik : tidak pernah melakukan hal – hal yang dapat merugikan
sekitarnya,dapat menikmati hidup dengan tenang, nyaman dan tentram.
5. Teori Etika Teonom
Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir sama. Salah satunya
adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan
bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan
dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti
aturan-aturan/perintah Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci.

Anda mungkin juga menyukai