ANGKA INDEKS
Oleh:
KELOMPOK 13
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis manpu menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Statistik Bisnis tentang Distribusi Frekuensi ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Bisnis di program
studi Diploma III Akuntansi pada Universitas Udayana. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimah kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak I Gusti A. Ketut Gede
Suasana,S.E.,M.M . selaku dosen pembimbing mata kuliah Statistik Bisnis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------ii
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------1
C. Tujuan Penulisan---------------------------------------------------------------------------1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Angka Indeks-----------------------------------------------------------------2
B. Angka Indeks Tidak Tertimbang--------------------------------------------------------2
C. Angka Indeks Tertimbang--------------------------------------------------------------11
D. Peggeseran Tahun Dasar----------------------------------------------------------------20
E. Merangkai Angka Indeks---------------------------------------------------------------22
F. Angka Indeks Untuk Proses Deflasi---------------------------------------------------24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyajikan atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu
secara teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat
memberikan gambaran yang cepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung didalam
data angka tersebut.
Dengan diketahuinya ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan data angka
itu berarti kumpulan data angka setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data
statistik, maka pada umumnya kegiatan tersebut akan menghasilkan kumpulan data
angka yang keadaannya tidak teratur, berserak dan masih merupakan bahan keterangan
yang sifatnya kasar dan mentah. Dikatakan kasar dan mentah, sebab kumpulan data
dalam kondisi seperti yang diebutkan diatas belum dapat memberikan informasi secara
ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh sekumpulan angka
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung pengertian angka indeks?
2. Bagaimana menghitung angka indeks tidak tertimbang?
3. Bagaimana menghitung angka indeks tertimbang?
4. Bagaimana peggeseran tahun dasar?
5. Bagaimana merangkai angka indeks?
6. Bagimana angka indeks untuk proses deflasi?
C. Tujuan Penulis
1
6. Untuk mengetahui angka indeks untuk proses deflasi
A. Pengertian Angka Indeks
Angka Indeks adalah ukuran statistik yang biasanya digunakan untuk menyatakan
perubahan-perubahan relatif (perbandingan) nilai suatu variabel tunggal atau nilai
sekelompok variabel. Perubahan relatif ini dinyatakan dalam persentase. Namun
persentase dari angka indeks umumnya tidak dinyatakan atau ditulis, akan tetapi setiap
angka indeks selalu dibaca dalam persen.
2
Indeks harga agregat / gabungan (P) beberapa barang menurut metode ini,
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Σ Ρn
Ρ ( n , 0) = x 100 (11.1)
Σ Ρ0
Contoh Soal:
Harga eceran per satuan lima jenis barang per bulan di Kota Denpasar
tahun 2009 dan tahun 2010, disajikan sebagai berikut:
Harga Per Satuan (Rp)
Jenis Barang Satuan
2009 2010
1 Minyak Goreng Liter 12.518 12.529
2 Gula Pasir Kg 8.355 10.628
3 Beras Kg 5.505 6.541
4 Garam Kg 3.241 3.333
5 Daging Ayam Ras Kg 23.825 25.406
Sumber: BPS Provinsi Bali,2011
3
Selanjutnya per rumus (11.1) didapat,
Σ Ρn
Ρ ( n , 0) = x 100
Σ Ρ0
Σ Ρ91
Ρ(10,09 )= x 100
Σ Ρ90
58.473
¿ x 100
53.444
= 109,41
Jadi, indeks harga agregat (gabungan) tidak tertimbang kelima barang
tersebut pada tahun 2010 dengan waktu dasar 2009 adalah 109,41.
P(10,09) = 109,41 memiliki arti bahwa harga gabungan kelompok
barang tersebut mengalami kenaikan sebesar (109,41 – 100) = 9,41%
pada tahun 2010 dari harga gabungannya pada tahun 2009.
Contoh Soal:
Rata – rata Produksi Sayur Mayur Menurut Jenis - Jenis di Sebuah
Kabupaten Tahun 2010 dan 2011
Banyaknya Produksi (Ton)
Jenis Barang
2010 2011
1 Bawang Merah 14.684 20.875
2 Bawang Putih 4.979 15.931
3 Bawang Daun 652 1.294
4 Kentang 2.261 5.107
5 Kubis 14.787 54.415
6 Sawi 5.743 13.882
7 Kacang Merah 159 17.051
8 Kacang Panjang 120 100
4
9 Terong 80 120
Sumber: Data Hipotetis
Hitunglah indeks rata – rata produksi (kuantitas) gabungan saur mayur
tersebut pada tahun 2011 dengan waktu dasar tahun 2010
Penyelesaian
Perhitungan Indeks Rata – Rata Produksi Gabungan Sayur Mayur
Menurut Jenisnya Tahun 2011 dengan Tahun Dasar 2010
Banyaknya Produksi (Ton)
Jenis Barang
Q0 Qn
1 Bawang Merah 14.684 20.875
2 Bawang Putih 4.979 15.931
3 Bawang Daun 652 1.294
4 Kentang 2.261 5.107
5 Kubis 14.787 54.415
6 Sawi 5.743 13.882
7 Kacang Merah 159 17.051
8 Kacang Panjang 120 100
9 Terong 80 120
Total 43.465 128.775
Sumber: Data Hipotetis
Dapat diketahui bahwa
ΣQ n=Σ Q 11 =Rp 128.775 dan Σ Q 0=Σ Q 10=Rp 43.465
Selanjutnya per rumus (11.2) didapat,
Σ Qn
Q (n , 0) = x 100
Σ Q0
128.775
Ρ(11,10 )= x 100
43.465
= 296,27
Q(11,10) = 296,27, ini berati produksi sayur mayur di kabupaten tersebut
pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 196,27% dari tahun 2010
5
Vn = Nilai uang pada tahun n
V0 = Nilai uang pada tahun dasar 0
Contoh Soal:
Harga dan Kuantitas Empat Jenis Barang yang Dikonsumsi di Daerah “A”
Pada Tahun 2010 dan Tahun 2011
2010 2011
Jenis
Harga/Unit Kuantitas Harga/Unit Kuantitas
Barang
(Rp) (Unit) (Rp) (Unit)
A 8.000 4 10.000 6
B 5.000 2 8.000 3
C 2.000 1 3.000 2
D 4.500 6 5.000 6
Sumber: Data Hipotetis
Penyelesaian
Perhitungan Angka Indeks Nilai Gabungan Tiga Jenis Barang – Barang
Tahun 2011 dengan Tahun Dasar 2010.
Jenis 2010 2011
V0 = P0.Q0 Vn = Pn.Qn
Barang P0 Q0 Pn Qn
A 8.000 4 10.000 6 32.000 60.000
B 5.000 2 8.000 3 10.000 24.000
C 2.000 1 3.000 2 2.000 6.000
D 4.500 6 5.000 6 27.000 30.000
Total 71.000 120.000
ΣVn
V ( n, 0)= x 100
ΣV0
120.000
Ρ(11,0 ) = x 100
71.000
= 169,01
6
V(11,10) = 169,01 memiliki arti bahwa nilai (dalam uang) ketiga jenis barang
tersebut pada tahun 2011 naik sebesar (169,01 – 100) = 69,01% dari tahun
2010.
P(n,0) = Angka indeks harga barang pada waktu n dengan waktu dasar 0
Pn = Harga barang pada waktu atau periode n
P0 = Harga barang pada waktu atau periode dasar 0
Contoh Soal:
Harga Eceran Rata – Rata per Bulan Lima Bahan Pokok di Kota Denpasar
Tahun 2009 dan 2010 (Dalam Rupiah)
Harga Rata – Rata / per Satuan
Jenis Bahan Pokok
2009 2010
1 Beras IR 64 (Kg) 5.505 6.541
2 Ikan Asin (Kg) 17.514 18.219
3 Minyak Goreng (Lt) 12.518 12.529
4 Gula Pasir (Kg) 8.355 10.625
5 Garam (Kg) 3.241 3.333
6 Sabun Cuci (Detergen) 3.313 3.500
7 Tekstil (m) 13.153 15.000
8 Daging Ayam Ras (Kg) 23.825 25.406
9 Minyak Tanah (Lt) 6.275 8.274
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2011
Hitunglah;
(a) Indeks harga eceran rata – rata beras pada tahun 2010 dengan waktu
dasar tahun 2009
7
(b) Indeks harga rata – rata gula pasir pada tahun 2010 dengan waktu
dasar tahun 2009
Penyelesaian
Per rumus (11.4) dapat dihitung angka indeks harga relatif untuk beras
dan gula pasir sebagai berikut.
8
Qn = Kuantitas barang pada tahun n
Q0 = Kuantitas barang pada tahun dasar 0
Contoh Soal:
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 11.6, hitunglah indeks
produksi kentang di kabupaten tersebut pada tahun 2011 dengan tahun
dasar 2010.
Penyelesaian
Dari Tabel 11.6 dapat diketahui Qn = Q11 =5.107, dan Q0 = Q10 = 2.261
Per rumus (11.5) didapat,
Qn
Q ( n , 0) = x 100
Q0
Q11
Q(11,10 )= x 100
Q10
5.107
¿ x 100
2.261
= 225,87
Jadi, indeks produksi kentang kabupaten tersebut pada tahun 2011 dengan
tahun dasar 2010 sebesar 225,87%. Artinya, bahwa produksi kentang
Kabupaten tersebut mengalami kenaikan sebesar 125,87% dari produksi
kentang pada tahun 2009.
9
Contoh Soal:
Harga Eceran Rata – Rata per Bulan 4 Bahan Pokok di Kota Denpasar Tahun
2009 dan 2010 (Dalam Rupiah)
Harga Rata – Rata / per Satuan
Jenis Bahan Pokok
2009 2010
2 Beras IR 64 (Kg) 5.505 6.541
2 Ikan Asin (Kg) 17.514 18.219
3 Minyak Goreng (Lt) 12.518 12.529
4 Gula Pasir (Kg) 8.355 10.625
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2011
Hitunglah indeks rata – rata relatif harga eceran rata – rata empat bahan pokok
tersebut pada tahun 2010 dengan waktu dasr tahun 2009.
Penyelesaian
Perhitungan Indeks Rata – Rata Relatif Harga Eceran Empat Bahan Pokok
Harga / Unit
Jenis Bahan Pokok Pn / P0
(P0) (Pn)
1 Beras IR 64 (Kg) 5.505 6.541 1,188
2 Ikan Asin (Kg) 17.514 18.219 1,040
3 Minyak Goreng (Lt) 12.518 12.529 1,001
4 Gula Pasir (Kg) 8.355 10.625 1,272
Total 4,501
Pn
Dari Tabel 11.9a, dapat diketahui bahwa ∑ =4,501
P0
Per rumus (11.6) didapat,
Ρ 1 P
( n , 0) =¿
k
∑ P n x 100¿
0
Ρ Pn
( 10,09 )= ¿ 1
k (∑ )P0
x 100 ¿
Ρ 1
( 10,09 )= ¿ ( 4,501 ) x100 ¿
4
1
= 4 (450,1)
= 112,525 ≈ 112,53
Jadi, indeks rata – rata relatif harga eceran rata – rata per bulan 4
bahan pokok tersebut pada tahun 2010 dengan waktu dasar 2009
sebesar 112,53%. Ini berarti harga rata – rata per bulan keempat (4)
10
bahan pokok tersebut mengalami kenaikan sebesar 12,53% dari
harga eceran rata – ratanya pada tahun 2009.
W = Penimbang
Pn = Harga barang pada tahun n
P0 = Harga barang pada tahun dasar 0
11
Indeks ini, merupakan angka indeks tertimbang. Sebagai penimbangnya
adalah kuantitas pada tahun dasar (Qo). Sehingga angka indeks menurut
lL = Indeks Laspeyres
Q0 = Kuantitas barang pada tahun dasar 0
Pn = Harga barang pada tahun n
P0 = Harga barang pada tahun dasar 0
Angka Indeks Harga Paasche
Indeks ini, merupakan angka indeks tertimbang. Sebagai penimbangnya
adalah kuantitas pada tahun n (Current Periode). Sehingga angka indeks
menurut metode ini dapat dihitung dengan rumus;
Σ (P n Q n )
lP = Σ (P 0 Q n )
x 100 (11.11)
12
Angka Indeks Harga Marshall - Edgeworth
Metode ini memakai (Q 0 +Qn ¿sebagai faktor penimbang, dan menurut
metode ini dapat dihitung dengan rumus;
lM = Σ Pn¿ ¿ ¿ x 100 (11.14)
Contoh Soal:
Data mengenai harga dan kuantitas produksi empat jenis barang di Provinsi
“X” disajikan dalam Tabel 11.10 (data hipotetis):
Tabel 11.10 Harga dan Kuantitas Produksi Empat Jenis Barang di Provinsi
“X” Tahun 2010 – 2011
Harga / Unit Kuantitas Produksi
Jenis Barang (Rp) (Unit)
2010 2011 2010 2011
A 500 525 2 4
B 800 900 5 6
C 600 700 3 4
D 300 400 10 15
Penyelesaian
(a) Dengan Metode Laspeyres
Tabel 11.10a Perhitungan Angka Indeks Harga Laspeyres Atas 4
Macam Barang Tahun 2011 dengan Tahun Dasar 2010
Jenis Harga / Unit Kuantitas Produksi
Barang (Rp) (Unit)
2010 2011 2010 2011
13
(P0) (Pn) (Q0) (Qn)Pn.Q0 P0.Q0
A 500 525 2 4 1050 1000
B 800 900 5 6 4500 4000
C 600 700 3 4 2100 1800
D 300 400 10 15 4000 3000
Total 11.650 9.800
Dari Tabel 11.10a, dapat diketahui Σ P n . Qn=11.650 ,dan Σ P0 . Q 0=9.800
Per rumus (11.10) didapat,
Σ (P n . Q 0 )
lL = x 100
Σ( P 0. Q )
0
11.650
= x 100
9.800
= 118,88
(b) Dengan Metode Paasche
Tabel 11.10b Perhitungan Angka Indeks Harga Paasche Atas 4
Macam Barang Tahun 2011 dengan Tahun Dasar 2010
Harga / Unit Kuantitas Produksi
Jenis (Rp) (Unit)
Barang 2010 2011 2010 2011
(P0) (Pn) (Q0) (Qn) Pn.Q0 P0.Q0
A 500 525 2 4 2.100 2.000
B 800 900 5 6 5.400 4.800
C 600 700 3 4 2.800 2.400
D 300 400 10 15 6.000 4.500
Total 16.300 13.700
Dari Tabel 11.10b, dapat diketahui
Σ P n . Qn=16.300 , dan Σ P0 . Q0=13.700
Selanjutnya, Per rumus (11.11) didapat,
Σ (P n Q n )
lP = x 100
Σ (P 0 Q n )
16.300
= x 100
13.700
= 118,97
14
(d) Dengan Metode Drobisch
Per rumus (11.13) didapat
l L +l P
lD =
2
118,88+118,97
=
2
= 118.925
15
Drobish dan Bowley mengambil jalan tengah, yaitu dengan jalan
mengambil nilai rata-rata dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Irving Fisher mengambil rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan
Paasche, sedangkan Drobish dan Bowley mengambil rata-rata hitung dari
indeks Laspeyres dan Paasche.
Indeks menurut Fisher ini secara teoritis merupakan indeks yang
paling baik, maka dari itu indeks Fisher sering disebut sebagai Fisher
Ideal indeks Numbers. Walaupun demikian, dalam praktek indeks
menurut Laspeyres lah yang sering digunakan, mengingat untuk
menghitungnya hanya cukup dengan mencari Pn saja, sedangkan Po dan
Qo angkanya konstan. Tidak demi- kian halnya dengan indeks lainnya
seperti Paasche dan Fisher.
P=
Σ ( )P0
W
x 100
(11.15)
∑W
W = Menunjukkan nilai timbangan
Pn = Harga barang pada tahun n
P0 = Harga barang pada tahun dasar 0
(a) Jika dipakai faktor penimbang nilai pada tahun dasar, maka rumus
tersebut menjadi;
Pn
P(n , 0)=
Σ
( )
P0
(P0 Q0)
x 100
(11.16)
Σ P0 Q 0
(b) Jika dipakai faktor penimbang nilai pada tahun n, maka rumus tersebut
menjadi;
Pn
P(n , 0)=
Σ
( )
P0
.(Pn Qn )
x 100
(11.17)
Σ Pn Q n
16
Contoh Soal:
Tabel 11.11 Perhitungan Angka Indeks Harga Tertimbang Rata – Rata Relatif
Atas Empat Jenis Barang..
Pn Pn
Kuantitas Pn
Harga/Unit Pn.Q P0 P0
Produksi P0.Q0
(Rp) P0 n x x
Jenis (Unit)
Barang P0.Q0 Pn.Qn
201 201
2011 2011
0 0
P0 Pn Q0 Qn
A 500 525 2 4 1,050 1000 2.100 1050 2.205
B 800 900 5 6 1.125 4000 5.400 4500 6.075
C 600 700 3 4 1.167 1800 2.800 2100 2.268
D 300 400 10 15 1,333 3000 6.000 4000 7.998
11.65 19.546
Total 9.800 16.300
0
Sumber: Data Hipotetis
1) Bila dipakai timbangan nilai pada tahun dasar 2010 maka angka
indeksnya:
Pn
P(n , 0)=
Σ
( )
P0
( P0 Q 0)
x 100
Σ P0 Q 0
1.650
P(11,10)= Χ 100
9.800
= 118,87
2) Bila dipakai timbangan nilai pada tahun n (2011) maka angka indeksnya:
Pn
P(n , 0)=
Σ
( )
P0
( Pn Q n)
x 100
Σ Pn Q n
19.546
P(11,10)= x 100
16.300
= 119,91
17
tahun 2009 dihitung dengan memakai tahun dasar 2008, angka indeks tahun 2010
dihitung dengan memakai tahun dasar 2009, demikian seterusnya. Berikut ini akan
dipelajari dua macam indeks berantai yaitu:
(1) Indeks harga relatif berantai,
(2) Angka indeks tertimbang berantai.
Contoh Soal:
Tabel 11.12 Angka Indeks Harga Relatif Biasa dan Angka Indeks Relatif
Berantai Harga Rata-rata Beras per Bulan di Kota Denpasar
Periode Tahun 2007- 2010.
18
Angka indeks berantai pada kolom 3 (tiga) didapat sebagai berikut:
5.154
P(08,07) = x 100
4.900
= 105,18
5.505
P(09,07) = x 100
5.154
= 106,81
6.541
P(09,07) = x 100
5.505
= 118,82
Pada indeks berantai, angka indeks yang dicari selalu dibandingkan de- ngan
satu periode waktu dari waktu yang akan dihitung
angka indeksnya,
sehingga kenaikan harga setiap tahun dapat diketahui.
Tahun 2008 harga per kg beras naik 5,83% dari harga pada tahun 2007.
Tahun 2009 harga per kg beras naik 6,81% dari harga pada tahun 2008.
Tahun 2010 harga per kg beras naik 18,82% dari harga pada tahun 2009.
19
(3) Sedangkan untuk data pada Tabel 10.15 dapat dinyatakan sebagai berikut:
P(87,84) = P(08,07) x P(09,08) x P(10,09)
P 08 P09 P 10
= x x
P 07 P 08 P 09
Contoh Soal:
Tabel 11.13 Harga Eceran Rata-rata per Bulan Tiga Jenis Bahan Kebutuhan
Pokok di Kota Denpasar Tahun 2008 – 2010
Harga / Kg Timbangan
Jenis Barang
2008 2009 2010 W
1 Beras 5.154 5.505 6.541 10
2 Gula Pasir 6.284 8.355 10.628 6
3 Garam 2.816 3.241 3.333 4
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2011
Per rumus (11.19) didapat,
Σ P09 W
P(09,08) = x 100
Σ P08 W
( 6.541 x 10 )+ ( 10.628 x 6 ) +(3.333 x 4)
= x 100
( 5.154 x 10 )+ ( 6.284 x 6 )+(2.816 x 4)
= 117,54
Σ P10 W
P(10,09) = x 100
Σ P09 W
( 6.541 x 10 )+ ( 10.628 x 6 ) +(3.333 x 4)
= x 100
( 5.505 x 10 ) + ( 8.355 x 6 ) +(3.241 x 4)
= 120,31
Penentuan timbangan (weight) dalam perhitungan bersifat subyektif, jika
penentuan timbangan dilakukan secara obyektif, maka besar timbangan
(weight) disesuaikan dengan kuantitas barangnya.
20
Perubahan tahun dasar (base shifting) dalam banyak hal kadang-kadang diperlukan
yaitu:
1) Apabila tahun dasar yang telah ada dipandang tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan (ketinggalan zaman).
2) Apabila akan membandingkan dua angka indeks atau lebih yang mem- punyai
tahun dasar berbeda. Misalnya angka indeks biaya hidup di Jakar- ta dengan
tahun dasar 2007 dibandingkan dengan indeks biaya hidup dengan tahun dasar
2000. Untuk dapat membandingkannya, maka salah satu tahun dasarnya harus
dirubah (tahun dasarnya disamakan).
Cara untuk melakukan penggeseran tahun dasar adalah sebagai berikut;
Tahun baru yang dipilih sebagai tahun dasar diberi indeks 100. Indeks tahun- tahun
lainnya dapat dicari dengan rumus;
lD
lB = x 100 (11.20)
lT
lB = Indeks baru untuk tahun lainnya
lD = Indeks lama dari tahun yang lainnya
lT = Indeks lama dari tahun dasar baru
Contoh Soal:
Serangkaian angka indeks dengan tahun dasar 2005, disajikan dalam Tabel 11.14
Tabel 11.14 Angka Indeks Atas Dasar Tahun 2005
Indeks 2005
Tahun
(100)
2005 100
2006 120
2007 130
2008 142
2009 150
2010 200
21
2011 250
2012 300
Atas dasar data dalam Tabel 11.14, susunlah rangkain angka indeks dengan tahun
dasar 2010.
Penyelesaian
Tabel 11.14a Perubahan Tahun Dasar dari Tahun 2005 Menjadi Tahun 2010
Indeks 2005 Indeks 2010
Tahun
(100) (100)
100
2005 100 . 100=50
200
120
120
2006 . 100=60
200
130
2007 130 lD . 100=65 lB
200
142
2008 142 . 100=71
200
150
2009 150 . 100=75
200
................... 100
2010 200 (lT)..............
250
250
2011 . 100=125
200
300
2012 300 lD . 100=150 lB
200
22
Cara merangkai angka indeks adalah sebagai berikut:
(1) Menghitung angka kuosien (k) dengan rumus sebagai berikut:
lB
k= (11.21)
lA
(2) Menyesuaikan angka indeks pada rangkaian dasar awal (lama) ke rangkaian
angka indeks dengan tahun dasar baru, dengan rumus
lb = la x k (11.22)
Keterangan:
IB = Angka indeks dengan tahun dasar baru pada tahun tumpang tindih
IA = Angka indeks dengan tahun dasar lama (awal) pada tahun tumpang tindih
Ib = angka indeks baru (angka indeks dengan tahun dasar baru)
Ia = Angka indeks lama (awal) yaitu angka indeks yang tahun dasarnya
disesuaikan.
Umumnya penyesuaian tahun dasar ke tahun dasar yang lebih baru.
Contoh Soal:
Diketahui dua rangkaian angka indeks dengan tahun dasar yang berbeda yaitu
rangkaian yang pertama tahun dasarnya 2004 dan yang kedua tahun dasarnya
adalah 2007, seperti Tabel 11.15.
Tabel 11.15Dua Rangkaian Angka Indeks dengan Tahun Dasar 2004 dan 2007
Indeks 2004 Indeks 2007
Tahun
(100) (100)
2004 100
2005 130
2006 140
2007 150 100
2008 120
2009 130
2010 135
2011 140
Coba saudara gabung (rangkai kembali) ke dua rangkaian angka indeks tersebut
menjadi sebuah rangkaian dengan:
(a) Tahun dasar 2007.
(b) Tahun dasar 2004.
Penyelesaian
Tahun yang angka indeksnya tumpang tindih adalah tahun 2007.
(a) Bila tahun dasarnya diubah dari 2004 menjadi tahun 2007, maka
23
(i) Per rumus (11.21), nilai k = IB/IA = 100/150,
(ii)Masing-masing angka indeks baru dengan tahun dasar 2007, dihitung
per rumus (11.22), Ib = Ia x k
Angka indeks pada tahun 2003 = 120 x (100/150) = 80.
Angka indeks pada tahun 2004 = 100 x (100/150) = 66,67.
Angka indeks pada tahun 2005 = 130 x (100/150) = 86,67.
Angka indeks pada tahun 2006 = 140 x (100/150) = 93,33.
(b) Bila tahun dasarnya dirubah dari 2007 menjadi tahun 2004, maka,
1) Per rumus (11.21), nilai k = IB/IA = 150/100,
2) Masing - masing angka indeks baru dengan tahun dasar 2004, dihitung
per rumus (11.22), Ib = Ia x k
24
6. Angka Indeks Untuk Proses Deflasi
Upah nominal yang tinggi tidak selalu mencerminkan tingkat hidup yang
lebih baik dari keadaan sebelumnya apabila perkembangan tingkat harga ba- rang-
barang kebutuhan pokok sehari-hari (biaya hidup) tinggi pula. Dengan kata lain,
seorang buruh atau pegawai akan lebih senang menerima upah nyata (daya beli)
dari uang tersebut dari pada upah uang (nilai nominal) dari uang yang diterima.
Besar kecilnya upah nyata ini, tergantung dari indeks biaya hidup (cost of living
index) atau indeks harga konsumen (consumer's price index).
Bila indeks biaya hidup tidak tersedia, maka indeks harga konsumen sering
digunakan sebagai pengganti indeks biaya hidup. IHK dihitung dengan rumus
Laspeyres.
Dengan demikian untuk menghitung upah nyata (upah riil) dengan proses
deflasi, sebagai deflator dapat digunakan IBH atau IHK dengan rumus masing-
masing berikut ini:
Upah Nominal
Upah Rill = x 100 (11.23)
Indeks Biaya Hidup
Atau
Upah Nominal
Upah Rill = x 100
Indeks Harga Konsumen
(11.24)
Per rumus (11.24), upah nyata (riil) dari tahun 2007 sampai dengan 2011 masing -
masing dapat dihitung sebagai berikut:
500.000
Upah nyata tahun 2008 = x 100=625.000
80
600.000
Upah nyata tahun 2009 = x 100=480.000
125
750.000
Upah nyata tahun 2010 = x 100=375.000
200
800.000
Upah nyata tahun 2011 = x 100=250.000
320
Upah nyata/riil dari tahun 2007 hingga tahun 2011 dimuat pada kolom terakhir
Tabel 11.16. Dari Tabel 11.16 dapat diketahui bahwa upah riil dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 nilainya berfluktuasi. Pada tahun 2008 mengalami
kenaikan, selanjutnya dari tahun 2009 hingga tahun 2011 mengalami penurun- an
dari upah riil tahun 2007.
Contoh Soal 11 – 20:
IHK pada tahun 2000 = 150. IHK pada tahun 2007 = 750. Berapa daya beli rupiah
tahun 2007?
Penyelesaian
IHK 2000
Daya beli rupiah tahun 2007 =
IHK 2007
150
=
750
1
=
5
Daya beli rupiah = 1/5, artinya bahwa uang sebesar satu rupiah yang dibelanjakan
pada tahun 2007, hanya mendapatkan 1/5 dari yang diperoleh atas pembelanjaan
satu rupiah (untuk barang yang sama) pada tahun 2000.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
1. Angka indeks digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan variabel yang
berkaitan dengan banyak aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, angka indeks
digunakan hampir di seluruh cabang ilmu pengetahuan. Kedokteran, ekonomi,
fisika, geografi, dan psikologi adalah contoh cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan jasa angka indeks.
2. Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah
distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup
dan Distribusi normal merupakan suatu alat statistik yang sangat penting untuk
menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas.
3. Standar deviasi masih berkaitan erat dengan statistik deskriptif yang mana berguna
saat ingin mengobservasi karakterisik dari data yang mana sedang anda teliti.
Sehingga fungsi standar deviasi tidak hanya beridiri sendiri melainkan menjadi
bagian dari statistic deskriptif.
27