ANGKA INDEKS
147.490.298
Indeks penduduk Indonesia 1980 97.085.348 100% 151,92%
97.085.348
Indeks penduduk Indonesia 1961 100% 65,82%
147.490.298
1. Membandingkan dua nilai, baik berupa dua nilai berpasangan, yaitu suatu nilai tunggal
dengan nilai tunggal lain dari variabel yang sama maupun berupa dua nilai yang tidak
berpasangan, yaitu suatu nilai dengan serangkaian nilai dari suatu variabel.
Contoh :
Jika harga 1 kg jagung pada tahun 1996 = Rp.1.169,00 dan pada tahun 1997 =
Rp.1.319,00 maka perbandingan dua harga pada tahun 1996 terhadap tahun 1997
menghasilkan angka indeks sebesar : 1.319
100% 112,83%
1.169
2. Melihat besarnya perubahan atau perkembangan perubahan dari waktu ke waktu. Jadi,
merupakan indikator untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam dua
waktu yang berlainan.
Contoh :
1) Indeks harga, untuk mengukur perubahan harga.
2) Indeks biaya hidup, untuk mengukur tingkat inflasi atau maju-mundurnya usaha yang
dilakukan.
3) Indeks produksi, untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi dalam kegiatan
produksi.
Yang artinya bahwa harga beras pada bulan Desember 2009 mengalami kenaikan sebesar
3,85% dibandingkan bulan November 2009.
Ditinjau dari jenis barang, angka indeks harga dapat dibagi dua macam yaitu Angka
Indeks Harga Sederhana dan Angka Indeks Harga Gabungan.
a. Angka Indeks Harga Sederhana.
Angka Indeks Harga Sederhana adalah indeks harga yang digunakan untuk satu jenis
barang atau jasa saja.
Contoh :
Harga rata-rata beras di Pusat Pasar Medan selama semester 1 tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
TABEL 1
Bulan Harga (Rp/kg) Perhitungan Indeks
Januari 6.000 (6.000/6.000) × 100 100,00
Pebruari 6.200 (6.200/6.000) × 100 103,33
Maret 6.250 (6.250/6.000) × 100 104,17
April 6.500 (6.500/6.000) × 100 108,33
Mei 6.700 (6.700/6.000) × 100 111,67
Juni 7.000 (7.000/6.000) × 100 116,67
Jadi harga beras di kota Medan mengalami kenaikan 16,67% (116,67 – 100) pada
bulan Juni dibandingkan bulan Januari 2009 atau rata-rata kenaikannya adalah
3,33% per bulan.
b. Angka Indeks Harga Gabungan.
Angka Indeks Harga Gabungan digunakan untuk menghitung indeks harga dari
beberapa jenis barang atau jasa. Indeks Harga Gabungan dapat dibagi dua, yaitu
Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot/Tidak Tertimbang dan Angka Indeks
Harga Gabungan Berbobot/Tertimbang.
1) Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot.
Untuk menghitung Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot bisa
dilakukan dengan dua metode yaitu Metode Agregatif Sederhana dan Metode
Relatif Harga.
Contoh : Harga beberapa kebutuhan pokok di Pusat Pasar Medan selama bulan
November sampai bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut :
TABEL 2
Harga
Harga Harga
Desember /
No. Jenis Barang (Rp) (Rp)
Harga
November Desember
November
1 Beras 6.500 7.000 107,69
menjadi pertanyaan adalah kuantitas pada periode yang mana yang dijadikan
sebagai bobot atau penimbang. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada 6
(enam) pendapat yang digunakan, yaitu Indeks Laspeyres, Indeks Paasche, Indeks
Drobish, Indeks Fisher, Indeks Marshal & EdgeWorth dan Indeks Watch.
Contoh :
Harga dan jumlah (ribu lembar) dari beberapa saham unggulan di Bursa Efek
Indonesia tanggal 27 dan 28 November 2009 adalah sebagai berikut :
TABEL 3
No. Nama Saham 27 November 2009 28 November 2009
Harga (P0) Jumlah (Q0) Harga (Pn) Jumlah (Qn)
1 Indosat 9.250 37 9.300 37,5
2 Gudang Garam 7.400 27,5 7.500 28,5
3 Astra Motor 8.575 45 8.550 45,6
4 Indofood 5.790 25 5.875 26
5 Unilever 9.200 45 9.359 47
∑ Pn Q 0 1.502.725
AIL = × 100 = × 100% = 100,83%
∑ P0 Q 0 1.490.375
∑ Pn Q n 1.544.580
AIP = × 100 = × 100% = 100,84%
∑ P0 Q n 1.531.735