Anda di halaman 1dari 8

STATISTIK BISNIS -1-

ANGKA INDEKS

TUJUAN : 1. Peserta didik memahami dan mampu mengaplikasikan


perhitungan indeks harga dan indeks jumlah.
2. Peserta didik mampu menghitung dan mengaplikasikan Indeks
Harga Konsumen.

A. PENGERTIAN ANGKA INDEKS


Angka indeks atau indeks adalah angka yang dipakai sebagai alat perbandingan dua atau
lebih kegiatan yang sama untuk kurun waktu yang berbeda.
Angka indeks memiliki satuan persen (%), namun dalam prakteknya jarang atau hampir
tidak pernah disertakan.
Karena angka indeks berhubungan dengan periode atau waktu, maka dalam angka indeks
dikenal dua jenis periode, yaitu sebagai berikut :
1. Periode atau waktu dasar
Periode atau waktu dasar adalah periode yang dipakai sebagai dasar dalam
membandingkan kegiatan tersebut. Periode dasar biasanya dinyatakan dalam angka
indeks, sebesar 100.
2. Periode atau waktu berjalan
Periode atau waktu berjalan adalah periode yang dipakai yang sedang berjalan atau
periode yang diperbandingkan dalam kegiatan tersebut. Periode berjalan disebut juga
periode bersangkutan.
Contoh :
Jika penduduk Indonesia pada tahun 1961 = 97.085.348 jiwa dan pada tahun 1980 =
147.490.298 jiwa, maka :
1) Untuk periode dasar 1961, diperoleh :
97.085.348
Indeks penduduk Indonesia 1961  100%  100%
97.085.348

147.490.298
Indeks penduduk Indonesia 1980  97.085.348 100%  151,92%

(ada kenaikan sebesar 151,92% - 100% = 51,92%)

2) Untuk periode dasar 1980, diperoleh :


147.490.298
Indeks penduduk Indonesia 1980  100%  100%
147.490.298

97.085.348
Indeks penduduk Indonesia 1961  100%  65,82%
147.490.298

(ada penurunan sebesar 100% - 65,82% = 34,18%)

Angka indeks dalam prakteknya banyak digunakan untuk hal-hal berikut :

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -2-

1. Membandingkan dua nilai, baik berupa dua nilai berpasangan, yaitu suatu nilai tunggal
dengan nilai tunggal lain dari variabel yang sama maupun berupa dua nilai yang tidak
berpasangan, yaitu suatu nilai dengan serangkaian nilai dari suatu variabel.
Contoh :
Jika harga 1 kg jagung pada tahun 1996 = Rp.1.169,00 dan pada tahun 1997 =
Rp.1.319,00 maka perbandingan dua harga pada tahun 1996 terhadap tahun 1997
menghasilkan angka indeks sebesar : 1.319
100%  112,83%
1.169
2. Melihat besarnya perubahan atau perkembangan perubahan dari waktu ke waktu. Jadi,
merupakan indikator untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam dua
waktu yang berlainan.
Contoh :
1) Indeks harga, untuk mengukur perubahan harga.
2) Indeks biaya hidup, untuk mengukur tingkat inflasi atau maju-mundurnya usaha yang
dilakukan.
3) Indeks produksi, untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi dalam kegiatan
produksi.

B. JENIS-JENIS ANGKA INDEKS


Berdasarkan penggunaannya dalam bidang ekonomi, dikenal tiga macam angka indeks,
yaitu indeks harga, indeks kuantitas dan indeks nilai.
Jenis-jenis angka indeks dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaan dan cara
penentuannya.
1. Angka Indeks Harga (Price Index).
Angka Indeks harga adalah angka indeks yang dipakai untuk mengukur atau
menunjukkan perubahan harga barang/jasa, baik satu barang/jasa maupun sekumpulan
barang/jasa. Dalam hal ini, indeks harga menyangkut persentase kenaikan atau
penurunan harga barang tersebut dan dihitung dengan rumus :
Pn
PI = × 100
P0
dimana : PI = Indeks Harga (Price Index)
Pn = Harga pada periode n
P0 = Harga pada periode dasar.
Contoh :
Harga rata-rata beras di Pusat Pasar Medan selama bulan November 2009 adalah
Rp.6.500/kg. Sedangkan pada bulan Desember 2009 adalah Rp.6.750/kg. Hitung indeks
harga untuk bulan Desember 2009!
Penyelesaian :
6.750
PIDesember 2009 = × 100 = 103,85.
6.500

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -3-

Yang artinya bahwa harga beras pada bulan Desember 2009 mengalami kenaikan sebesar
3,85% dibandingkan bulan November 2009.
Ditinjau dari jenis barang, angka indeks harga dapat dibagi dua macam yaitu Angka
Indeks Harga Sederhana dan Angka Indeks Harga Gabungan.
a. Angka Indeks Harga Sederhana.
Angka Indeks Harga Sederhana adalah indeks harga yang digunakan untuk satu jenis
barang atau jasa saja.
Contoh :
Harga rata-rata beras di Pusat Pasar Medan selama semester 1 tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
TABEL 1
Bulan Harga (Rp/kg) Perhitungan Indeks
Januari 6.000 (6.000/6.000) × 100 100,00
Pebruari 6.200 (6.200/6.000) × 100 103,33
Maret 6.250 (6.250/6.000) × 100 104,17
April 6.500 (6.500/6.000) × 100 108,33
Mei 6.700 (6.700/6.000) × 100 111,67
Juni 7.000 (7.000/6.000) × 100 116,67
Jadi harga beras di kota Medan mengalami kenaikan 16,67% (116,67 – 100) pada
bulan Juni dibandingkan bulan Januari 2009 atau rata-rata kenaikannya adalah
3,33% per bulan.
b. Angka Indeks Harga Gabungan.
Angka Indeks Harga Gabungan digunakan untuk menghitung indeks harga dari
beberapa jenis barang atau jasa. Indeks Harga Gabungan dapat dibagi dua, yaitu
Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot/Tidak Tertimbang dan Angka Indeks
Harga Gabungan Berbobot/Tertimbang.
1) Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot.
Untuk menghitung Angka Indeks Harga Gabungan Tidak Berbobot bisa
dilakukan dengan dua metode yaitu Metode Agregatif Sederhana dan Metode
Relatif Harga.
Contoh : Harga beberapa kebutuhan pokok di Pusat Pasar Medan selama bulan
November sampai bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut :
TABEL 2
Harga
Harga Harga
Desember /
No. Jenis Barang (Rp) (Rp)
Harga
November Desember
November
1 Beras 6.500 7.000 107,69

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -4-

2 Gula 9.000 9.500 105,55


3 Minyak Makan 12.000 12.500 104,17
4 Minyak Tanah 6.000 6.000 100,00
5 Garam 1.000 1.000 100,00
6 Tepung Terigu 5.000 5.600 112,00
7 Telur 950 1.000 105,26
8 Sabun Cuci 1.500 1.500 100,00
9 Susu 15.000 15.700 104,67
Total 56.950 59.800 939,34

a) Metode Agregatif Sederhana.


Angka Indeks Harga Gabungan Metode Agregatif Sederhana adalah angka
indeks yang menunjukkan perbandingan jumlah harga dari barang pada
periode tertentu dengan periode dasarnya dan dirumuskan sebagai berikut :
∑ Pn
PI = ∑ P0
× 100

dimana : PI = Indeks Harga (Price Index)


ΣPn = Jumlah harga pada periode n
ΣP0 = Jumlah harga pada periode dasar.
Sehingga Indeks Harga bulan Desember adalah :
∑ Pn 59.800
PI = × 100 = × 100 = 105
∑ P0 56.950

b) Metode Relatif Harga.


Angka Indeks Harga Gabungan Metode Relatif Harga adalah rata-rata harga
dari barang atau jasa dan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pn

P0 × 100
PI =
n
dimana : PI = Indeks Harga (Price Index)
Pn = Harga pada periode n
P0 = Harga pada periode dasar.
Sehingga Indeks Harga bulan Desember adalah :
Pn

P0 × 100 939,34
PI = = = 104,37
n 9

2) Angka Indeks Harga Gabungan Berbobot.


Untuk menghitung Angka Indeks Harga Gabungan Berbobot/Tertimbang, maka
yang digunakan sebagai bobot ialah jumlah/kuantitas dari barang tersebut. Yang

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -5-

menjadi pertanyaan adalah kuantitas pada periode yang mana yang dijadikan
sebagai bobot atau penimbang. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada 6
(enam) pendapat yang digunakan, yaitu Indeks Laspeyres, Indeks Paasche, Indeks
Drobish, Indeks Fisher, Indeks Marshal & EdgeWorth dan Indeks Watch.
Contoh :
Harga dan jumlah (ribu lembar) dari beberapa saham unggulan di Bursa Efek
Indonesia tanggal 27 dan 28 November 2009 adalah sebagai berikut :
TABEL 3
No. Nama Saham 27 November 2009 28 November 2009
Harga (P0) Jumlah (Q0) Harga (Pn) Jumlah (Qn)
1 Indosat 9.250 37 9.300 37,5
2 Gudang Garam 7.400 27,5 7.500 28,5
3 Astra Motor 8.575 45 8.550 45,6
4 Indofood 5.790 25 5.875 26
5 Unilever 9.200 45 9.359 47

a) Angka Indeks Laspeyres (AIL).


Laspeyres berpendapat bahwa yang sebaiknya digunakan sebagai bobot
untuk menghitung indeks harga adalah kuantitas atau jumlah dari barang
tersebut pada periode dasar sehingga rumusnya adalah :
∑ Pn Q 0
AIL = × 100
∑ P0 Q 0
dimana : Pn = harga pada periode n,
P0 = harga pada periode dasar,
Q0 = jumlah pada periode dasar.
Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas dapat disusun tabel untuk menghitung
Angka Indeks Laspeyres sebagai berikut :
TABEL 4
No. P0 Q0 Pn Q0
1 342.250 344.100
2 203.500 206.250
3 385.875 384.750
4 144.750 146.875
5 414.000 420.750
Σ 1.490.375 1.502.725

∑ Pn Q 0 1.502.725
AIL = × 100 = × 100% = 100,83%
∑ P0 Q 0 1.490.375

Artinya terjadi kenaikan harga saham pada tanggal 28 November 2009


sebesar 0,83% dibandingkan dengan tanggal 27 November 2009.

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -6-

b) Angka Indeks Paasche (AIP).


Paasche berpendapat bahwa jumlah pada periode tertentu yang digunakan
sebagai bobot untuk menghitung indeks harga dan rumusnya dalah :
∑ Pn Q n
AIP = × 100
∑ P0 Q n
dimana : Pn = harga pada periode n,
P0 = harga pada periode dasar,
Qn = jumlah pada periode n.
Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas dapat disusun tabel untuk menghitung
Angka Indeks Paasche sebagai berikut :
TABEL 5
No. Pn Qn P0 Qn
1 348.750 346.875
2 213.750 210.900
3 389.880 391.020
4 152.750 150.540
5 439.450 432.400
Σ 1.544.580 1.531.735

∑ Pn Q n 1.544.580
AIP = × 100 = × 100% = 100,84%
∑ P0 Q n 1.531.735

Artinya terjadi kenaikan harga saham pada tanggal 28 November 2009


sebesar 0,84% dibandingkan dengan tanggal 27 November 2009.

c) Angka Indeks Drobish (AID).


Angka Indeks Drobish (AID) adalah angka rata-rata hitung dari Angka
Indeks Laspeyres (AIL) dan Angka Indeks Paasche (AIP) sehingga rumusnya
adalah :
AIL + AIP
AID =
2
sehingga berdasarkan hasil perhitungan Angka Indeks Laspeyres (AIL) dan
Angka Indeks Paasche (AIP) diperoleh :
AIL+AIP 100,83+100,84
AID = = = 100,835 ≈ 100,84
2 2

d) Angka Indeks Fisher (AIF).


Angka Indeks Fisher (AIF) adalah rata-rata ukur dari Angka Indeks
Laspeyres (AIL) dan Angka Indeks Paasche (AIP) sehingga rumusnya
adalah :
AIF = √AIL × AIP

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -7-

sehingga berdasarkan hasil perhitungan Angka Indeks Laspeyres (AIL) dan


Angka Indeks Paasche (AIP) diperoleh :
AIF = √AIL × AIP = √100,83 × 100,84 = 100,83

e) Angka Indeks Marshal & Edgeworth.


Marshal & Edgeworth menggunakan jumlah dari kuantitas periode dasar dan
periode tertentu sebagai bobot untuk menghitung indeks harga sehingga
rumusnya adalah :
∑ Pn (Q 0 + Q n )
AIME = × 100%
∑ P0 (Q 0 + Q n )

Berdasarkan data pada Tabel 3 sebelumnya dapat disusun tabel untuk


menghitung Angka Indeks Marshal & Edgeworth sebagai berikut :
TABEL 6
No. Pn(Q0 + Qn) P0(Q0 + Qn)
1 629.850 689.125
2 420.000 414.400
3 774.630 776.895
4 299.625 295.290
5 860.200 846.400
Σ 3.047.305 3.022.110

Sehingga Angka Indeks Marshal & Edgeworth adalah :


∑ Pn (Q 0 + Q n ) 3.047.305
AIME = × 100% = × 100% = 100,83%
∑ P0 (Q 0 + Q n ) 3.022.110

f) Angka Indeks Watch.


Watch menggunakan rata-rata ukur dari kuantitas periode dasar dan tertentu
sebagai bobot untuk menghitung indeks harga sehingga rumusnya adalah :
∑ Pn √Q 0 × Q n
AIW = × 100%
∑ P0 √Q 0 × Q n
Berdasarkan data pada tabel saham di atas dapat disusun tabel untuk
menghitung Angka Indeks Watch sebagai berikut :
TABEL 7
No. Pn √Q 0 × Q n P0 √Q 0 × Q n
1 346.425 344.563
2 210.000 207.200
3 387.315 388.448
4 149.813 147.645
5 420.007 423.108
Σ 1.523.560 1.510.964

Darwin SH. Damanik


STATISTIK BISNIS -8-

Sehingga Angka Indeks adalah :


∑ Pn √Q 0 × Q n 1.523.560
AIW = × 100% = × 100% = 100,83%
∑ P0 √Q 0 × Q n 1.510.964

Darwin SH. Damanik

Anda mungkin juga menyukai