DISUSUN OLEH :
1. MUHAMAD MUSLIKHUDIN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
ANGKA INDEKS disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah
Statistika.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Statistika. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini berguna bagi semua pihak dalam
memberi tambahan informasi tentang angka index..., Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tujuan yang akan dicapai adalah sebagai
berikut.
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih dalam mengenai angka
index.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dan tujuan dari angka index.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Tahun dasar hendaknya dipilih pada saat kondisi perekonomian relatif
stabil
2. Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu jauh
3. Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-kejadian
penting. Misalnya kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan
lain-lain.
Angka Indeks Aggregate Sederhana, yaitu membandingkan jumlah
dari harga-harga barang persatuan untuk tiap-tiap tahun. Rumus yang
digunakan adalah : I = (ΣPn/ΣPo) x 100%. Keterangan : I = Angka Indeks;
Pn = Jumlah harga tahun yang dicari indeksnya; dan Po = Jumlah harga
tahun dasar Angka Indeks Rata-Rata Relatif, yaitu dimulai dengan mencari
angka relatif dari masing-masing barang dan kemudian dicari rata-rata dari
angka relatif tersebut. Rumus yang digunakan adalah : I = [(Σ(Pn/Po) x
100%) / (k)]. Keterangan : I = Angka Indeks; Pn = Jumlah harga tahun yang
dicari indeksnya; Po = Jumlah harga tahun dasar; dan k = Jumlah barang.
Contoh :
Angka Indeks Relatif : Perkembangan Harga Beras
Tahun Harga per kg Penghitungan Indeks
1998 Rp. 2.500 sebagai tahun dasar 100 %
1999 Rp. 2.750 (2.750 / 2.500) x 100 % 110 %
2000 Rp. 2.900 (2.900 / 2.500) x 100 % 116 %
2001 Rp. 3.000 (3.000 / 2.500) x 100 % 120 %
2002 Rp. 3.100 (3.100 / 2.500) x 100 % 124 %
Index relatif tahun 2001 adalah sebesar 120%, artinya dibandingkan tahun
1998 harga beras per- kg pada tahun 2001 mengalami kenaikan sebesar
20%.
Angka Index Aggragate Sederhana : Perkembangan Harga Komoditi
Komoditi Harga 2001 Harga 2002 Indeks 2002
A 2.000 2.100 I = (7.650/7.300) x 100%
B 1.500 1.750 = 104,79%
C 2.000 1.900
D 1.800 1.900
JUMLAH 7.300 7.650
4
Index aggragate sederhana pada tahun 2002 sebesar 104,79% atau
mengalami kenaikan sebesar 4,79% dibandingkan dengan harga tahun 2001.
Angka Index Rata-rata Relatif : Perkembangan Harga Komoditi
Komoditi Harga 2001 Harga 2002 Indek per komoditi
A 2.000 2.100 (2.100 / 2.000) x 100% = 105 %
B 1.500 1.750 (1.750 / 1.500) x 100% = 116,67 %
C 2.000 1.900 (1.900 / 2.000) x 100% = 95 %
D 1.800 1.900 (1.900 / 1.800) x 100% = 105,56 %
JUMLAH 422,23 %
5
Contoh :
a. Indeks produksi beras
b. Indeks konsumsi kedelai
c. Indeks penjualan jagung
3. Indeks Nilai ( value indeks )
Indeks nilai adalah angka indeks yang dipakai untuk melihat
perubahan nilai dari suatu barang atau sekumpulan barang, baik
yang dihasilkan, diimpor, maupun diekspor.
Contoh :
a. Indeks nilai ekspor kopra
b. Indeks nilai impor beras
2.2.2. Jenis-jenis Angka Indeks Berdasarkan Cara Penentuannya
Berdasarkan cara penentuannya, di kenal tiga macam angka
indeks, yaitu indeks tidak tertimbang, indeks tertimbang, dan indeks
rantai.
1. Indeks tidak tertimbang
Indeks tidak tertimbang adalah angka indeks yang dalam
pembuatannya tidak memasukan factor-faktor yang
mempengaruhi naik-turunnya angka indeks.
2. Indeks tertimbang
Indeks tertimbang adalah angka indeks yang dalam
pembuatannya memasukan faktor-faktor yang mempengaruhi
(penimbang) naik-turunnya angka indeks.
3. Indeks rantai
Indeks rantai adalah angka indeks yang disusun berdasarkan
interval-interval waktu yang berurutan atau angka indeks yang
dipakai untuk membandingkan suatu waktu tertentu dengan
waktu kapan saja sebagai waktu dasar.
6
2.3. Cara Penentuan Angka Indeks Harga
2.3.1. Indeks Tertimbang Dan Indeks Berantai
Pengertian : Menurut Sansubar Saleh, Indeks tertimbang
merupakan angka indeks yang mencerminkan pentingnya suatu
angka penimbang (bobot atau weight) terhadap angka-angka lainnya,
sedangkan pemberian bobot angka penimbang tersebut ditentukan
berdasarkan pentingnya barang/ komoditi tersebut secara subyektif.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks tertimbang :
I = [(ΣPn x W) / (ΣPo x W)] x 100%.
Terkait dengan indeks tertimbang, disamping menggunakan
angka penimbang secara subyektif dapat juga memperhatikan
kuantitas atau jumlah barang sebagai pengganti angka penimbang
tersebut, sehingga sering disebut dengan Indeks Kuantitas. Dalam
menghitung indeks kuantitas tersebut variabel yang sangat penting
untuk menjadi pertimbangan adalah kuantitas dari masing - masing
komoditi. Secara umum indeks kuantitas dapat dihitung dengan lima
model, yaitu Indeks Laspeyres, Indeks Paasche, Indeks Drobisch,
Indeks Fisher dan Indeks Edgeworth.
Indeks Laspeyres, yaitu model penghitungan indeks dengan
menggunakan kuantitas pada tahun dasar (Qo) sebagai faktor
penimbang. Dirumuskan :
IL = [(ΣPn x Qo) / (ΣPo x Qo)] x 100%
Indeks Paasche, yaitu model penghitungan indeks dengan
menggunakan kuantitas pada tahun ke-n (Qn) sebagai faktor
penimbang. Dirumuskan :
IP = [(ΣPn x Qn) / (ΣPo x Qn)] x 100%
Indeks Drobisch, merupakan kombinasi dari Indeks
Laaspeyres dengan Indeks Paasche atau rata-rata dari kedua indeks
tersebut. Indeks Drobisch ini untuk memperkecil perbedaan dari
Indeks Laaspeyres dan Indeks Paasche. Dirumuskan :
ID = (IL + IP)/2
7
Indeks Fisher, merupakan rata-rata dari Indeks Laaspeyres
dan Indeks Paasche, tetapi dengan jalan mengakarkan hasil perkalian
kedua indeks tersebut. Dirumuskan :
IF = √(IL x IP)
Indeks Edgeworth, yaitu model penghitungan indeks
dengan menjumlahkan kuantitas dari tahun ke-n dengan kuantitas
tahun dasar atau (Qo + Qn) dan digunakan sebagai faktor
penimbang. Dirumuskan :
IL = [(ΣPn x (Qn + Qo)) / (ΣPo x (Qn + Qo))] x 100%
Contoh:
Tabel. Perkembangan Komoditi tahun 2001 – 2002
Komoditi P.01 P.02 Q.01 Q.02 PoQo PnQo PoQn PnQn
A 10 12 100 120 1.000 1.200 1.200 1.440
B 42 43 80 85 3.360 3.440 3.570 3.655
C 12 14 50 60 600 700 720 840
D 14 16 70 75 980 1.120 1.050 1.200
E 25 27 60 80 1.500 1.620 2.000 2.160
F 17 20 40 50 680 800 850 1.000
JUMLAH 8.120 8.880 9.390 10.295
8
Perkembangan Komoditi tahun 2001 – 2002
Komoditi P.01 P.02 Q.01 Q.02 Q.01+Q.02 P.01(Q.01+Q.02) P.02(Q.01+Q.02)
A 10 12 100 120 220 2.200 2.640
B 42 43 80 85 165 6.930 7.095
C 12 14 50 60 110 1.320 1.540
D 14 16 70 75 145 2.030 2.320
E 25 27 60 80 140 3.500 3.780
F 17 20 40 50 90 1.530 1.800
JUMLAH 17.510 19.175
IE = (19.175 / 17.510) x 100% = 109,50
9
produksi produk tersebut dan mengatasi pertumbuhan penduduk
yang terlau cepat.
Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu
disebut sebagai tahun dasar (base periods atau base year), yaitu
waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk menentukan
perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau tahun
pembanding. Penentuan tahun dasar untuk menghitung angka indeks
perlu memperhatikan tiga faktor, yaitu:
1. Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu kondisi
perekonomian yang relatif stabil;
2. Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu
jauh; dan
3. Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-
kejadian penting, misalnya tahun pada saat terjadinya kenaikan
harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan lain-lain.
Metode angka indeks tidak tertimbang digunakan untuk
mengetahui perkembangan suatu harga, yaitu terfokus hanya pada
harga dan tidak mempertimbangkan kuantitasnya. Metode angka
indeks tertimbang dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Angka Indeks Relatif, yaitu untuk mengukur perbedaan “satu”
macam nilai/harga/ kualitasnya saja dalam waktu yang berbeda.
2. Angka Indeks Aggregate Sederhana, yaitu membandingkan
jumlah dari harga-harga barang persatuan untuk tiap-tiap tahun.
Rumus yang digunakan adalah :
I = (ΣPn/ΣPo) x 100%
Keterangan : I = Angka Indeks; Pn = Jumlah harga tahun yang
dicari indeksnya; dan Po = Jumlah harga tahun dasar
3. Angka Indeks Rata-Rata Relatif, yaitu dimulai dengan mencari
angka relatif dari masing-masing barang dan kemudian dicari
rata-rata dari angka relatif tersebut. Rumus yang digunakan
adalah :
I = [(Σ(Pn/Po) x 100%) / (k)]
10
Keterangan : I = Angka Indeks; Pn = Jumlah harga tahun yang
dicari indeksnya; Po = Jumlah harga tahun dasar; dan k = Jumlah
barang.
Contoh :
Angka Indeks Relatif : Perkembangan Harga Beras
Tahun Harga per kg Penghitungan Indeks
1998 Rp. 2.500 sebagai tahun dasar 100 %
1999 Rp. 2.750 (2.750 / 2.500) x 100 % 110 %
2000 Rp. 2.900 (2.900 / 2.500) x 100 % 116 %
2001 Rp. 3.000 (3.000 / 2.500) x 100 % 120 %
2002 Rp. 3.100 (3.100 / 2.500) x 100 % 124 %
11
Indeks rata-rata relatif tahun 2002 sebesar 422,23% / 4 =
105,56%. Dengan menggunakan angka indeks rata-rata relatif,
pada tahun 2002 terjadi kenaikan harga komoditi A, B, C dan D
sebesar 5,56% dibandingkan tahun tahun 2001.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sebelumnya elah diuraikan mengenai Angka
Indeks pada Indeks Harga dan Indeks Kuantitas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan antara lain :
1. Angka Indeks merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat di pergunakan untuk melakukan perbandingan antara
kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan) pada dua waktu
yang berbeda . Kehadiran Angka Indeks sebagai sarana penyelesaian
perhitungan dalam indeks harga sangat penting , mengingat Indeks
harga dari perbandingan sebelumnya dengan sekarang dan juga menjadi
salah satu alternatif perhitungan Indeks ahrga dalam perekonomian.
2. Metode pada Angka Indeks adalah menggunakan perbandingan dari
tahun sebelumnya dengan tahun yang akan di cari dalam
perhitungannya. Dalam metode ini informasi yang terkandung dalam
suatu perhitungan akan mempengaruhi .
3. Permasalahan yang sering terjadi adalah terjadinya kenaikan harga
barang dari tahun sebelumnya tidak mengalami kenaikan. Contohnya
adalah kenaikan harga beras dalam perekonomian
3.2. Saran
Penulis memberikan saran yang dapat dijadikan bahan masukan bagi
pembaca yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain :
1. Mahasiswa dapat menggunakan metode matematis dalam “Angka
Indeks” untuk mengetahui informasi bagaimana analisis pengaruh
perkembangan harga beras dari tahun ke tahun yang berubah-ubah atau
tidak stabil.
2. Mahasiswa dapat menghitung indeks setiap tahunnya dengan metode
matematis dalam “Angka Indeks”.
13
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. M.m. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika
dan Probabilitas, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/angka-indeks-materi-vi-pengertian-dan.html
http://susi-apriani.blogspot.co.id/p/statistik.html
14